Abstract
Construction activity requires a written form of engagement between service users and service providers
in the form of a contract or the so-called construction work contract. Construction Work Contract is an
important document which contains provisions governing the rights and obligations of both users and
providers of construction services to be prepared with care and attention to many aspects, especially its
legal aspects. Research using a type of normative research by reviewing the formal law in engagement
construction contracts, where research is descriptive analytic by using the data collection tool document
study to obtain secondary data sourced from primary legal materials in the form of regulations in
construction services, legal materials secondary and tertiary legal materials and the results were analyzed
qualitatively.
Abstrak
Kegiatan jasa konstruksi memerlukan suatu bentuk perikatan tertulis antara pengguna jasa dan
penyedia jasa yang berbentuk kontrak atau yang disebut dengan kontrak kerja konstruksi.
Kontrak Kerja Konstruksi merupakan dokumen penting yang berisi ketentuan yang mengatur
hak dan kewajiban pengguna maupun penyedia jasa konstruksi yang harus disusun dengan
cermat dan memperhatikan banyak aspek terutama aspek hukum. Penelitian menggunakan
tipe penelitian normatif dengan mengkaji hukum formil dalam perikatan kontrak konstruksi,
dimana penelitian bersifat deskriptif analistis dengan menggunakan alat pengumpul data studi
dokumen untuk memperoleh data sekunder yang bersumber dari bahan hukum primer berupa
peraturan perundangan bidang jasa konstruksi, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tersier dan hasil penelitian dianalisa secara kualitatif.
jasa hampir selalu harus memenuhi draft Merujuk pada permasalahan tersebut,
kontrak yang dibuat oleh pengguna jasa karena maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pengguna jasa selalu menempatkan dirinya mengetahui, menganalisis, dan menggam-
lebih tinggi daripada penyedia jasa(Nazarkhan barkan mengenai hal-hal apakah yang harus
Yasin, 2014) diperhatikan dalam kesempurnaaan suatu
Dengan demikian, kontrak konstruksi kontrak jasa konstruksi untuk meminimalisir
merupakan dokumen yang penting dalam timbulnya sengketa dan untuk mengetahui,
proyek, dimana segala hal terkait hak dan menganalisis, dan menggambarkan mengenai
kewajiban serta alokasi risiko diatur dalam penyusunan suatu kontrak kerja konstruksi.
kontrak. Sehingga kontrak dalam suatu Metode penelitian yang digunakan
kegiatan jasa konstruksi menjadi dasar dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian
dilaksanakannya kegiatan konstruksi mulai ini menggunakan tipe penelitian normatif
dari perencanaan, pelaksanaan dan juga terhadap hukum kontrak jasa konstruksi
pengawasan konstruksi. Demikian penting-nya dengan mengkaji hukum formil dalam
kontrak, maka kerugian proyek terbesar adalah perikatan kontrak konstruksi, dimana peneli-
disebabkan oleh kegagalan dalam mengelola tian ini bersifat deskriptif analistis yang
kontrak konstruksi. Oleh karenanya mengkaji penyusunan kontrak konstruksi yang
pemahaman kontrak mutlak diperlukan oleh digambarkan dan diuraikan secara analistis
Tim proyek dalam menjalankan proyek agar sejelas mungkin. Penelitian menggunakan alat
semua masalah dan risiko yang terkandung di pengumpul data studi dokumen untuk
dalamnya dapat diatasi dan sesuai dengan memperoleh data sekunder yang bersumber
kemampuan masing-masing pihak dalam dari
mengatasinya a. Bahan hukum Primer berupa peraturan
Jasa konstruksi merupakan salah satu perundang-undangan yang meliputi : 1)
problematika dalam perkembangan hukum di Undang undang No. 18 Tahun 1999
Indonesia yang menuntut keteraturan hukum tentang Jasa Konstruksi; 2) Peraturan
dikarenakan kompleksitas persoalan-nya, Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2000 jo PP
dimana peraturan perundangan yang baku No. 4 Tahun 2010 tentang Usaha dan Peran
yang mengatur hak dan kewajiban para pelaku Masyarakat Jasa Konstruksi; 3) Peraturan
industri konstruksi hanya diatur dalam Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 2000 jo PP
Undang undang No. 18 Tahun 1999 tentang No. 59 Tahun 2010 tentang
Jasa Konstruksi yang mulai berlaku tahun 2000 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 4)
dan peraturan pelaksananya, disamping Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2000
ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata sebagai tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
ketentuan syarat-syarat kontrak sebagai Konstruksi; 5) KUHPerdata.
sebagai ketentuan yang mengaturnya. Sehingga b. Bahan hukum sekunder adalah meliputi
diperlukan suatu pengkajian lebih lanjut buku-buku dan literatur-literatur
terhadap apa muatan yang harus harus sebagaimana tercantum dalam daftar
tercantum dalam kontrak jasa konstruksi yang pustaka.
dapat memberikan batasan hukum hak dan c. Bahan hukum terrier meliputi kamus, dll
kewajiban para pihak baik pengguna maupun Sedangkan hasil penelitian dianalisa secara
penyedia jasa konstruksi dan hal-hal apa saja kualitatif, dimana hasil penelitian disajikan
yang harus diperhatikan yang dapat dalam bentuk rangkaian kalimat
meminimalisir terjadinya sengketa yang timbul
dari kontrak konstruksi. Pembahasan dan Analisis
Dengan uraian tersebut, maka perlu Kontrak Kerja Konstruksi
dikaji lebih lanjut mengenai hal-hal apakah Pengertian, Azas, dan Keabsahan Kontrak
yang harus diperhatikan dalam kesempur- Kerja Konstruksi
naaan suatu kontrak jasa konstruksi untuk Kontrak Konstruksi yang dalam Pasal
meminimalisir timbulnya sengketa dan 1 ayat (5) UU No. 18 Tahun 1999 disebut
bagaimana penyusunan suatu kontrak kerja sebagai´kontrak kerja konstruksiµ adalah
konstruksi. keseluruhan dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara pengguna jasa dan 2) Seimbang, yaitu pembagian risiko antara
penyedia jasa dalam penyelenggaraan pengguna jasa dan penyedia jasa harus
pekerjaan konstruksi.Kontrak kerja konstruksi seimbang.
merupakan suatu perjanjian untuk membangun 3) Setara, yaitu hak dan kewajiban penguna
suatu bangunan dengan persyaratan- dan penyedia jasa harus setara. (Harry
persaratan tertentu, yang dibuat oleh pihak Bagus, http://www.academia.edu.com).
pertama sebagai pemilik bangunan, dengan Dalam kontrak kerja konstruksi berlaku
pihak kedua sebagai pelaksana bangunan. prinsip hukum kontrak sebagaimana kontrak
Menurut Prof. Hikmahanto Juwana, pada umumnya. Prinsip-prinsip tersebut,
kontrak kerja konstruksi adalah juga kontrak antara lain :
bisnis yang merupakan suatu perjanjian dalam a. Prinsip kebebasan berkontrak. Para pihak
bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui mempunyai kebebasan dalam menentukan
oleh para pihak yang terikat di dalamnya bentuk dan isi kontrak (klausula kontrak).
terdapat tindakan-tindakan yang bermuatan Prinsip ini mengandung limitasi, tidak boleh
bisnis. Sedangkan yang dimaksud bisnis adalah melanggar undang-undang. Meliputi 5
tindakan yang mempunyai aspek komersial. macam kebebasan, yaitu :
Dengan demikian kontrak kerja konstruksi 1) Kebebasan para pihak menutup atau
yang juga merupakan kontrak bisnis adalah tidak menutup kontrak;
perjanjian tertulis antara dua atau lebih pihak 2) Kebebasan menentukan dengan siapa
yang mempunyai nilai komersial (Hikmahanto para pihak akan menutup kontrak;
Juwana, 2001) (Budiasanda, 3) Kebebasan para pihak menentukan
http://manajemenproyek- bentuk kontrak;
indonesia.com).Kontrak kerja konstruksi pada 4) Kebebasan para pihak menentukan isi
umumnya merupakan kontrak bersyarat yang kontrak;
meliputi: 5) Kebebasan para pihak menentukan
a. Syarat validitas, yaitu merupakan syarat cara penutupan kontrak.
berlakunya suatu perikatan b. Prinsip konsensual (kesepakatan). Kontrak
b. Syarat waktu, yaitu merupakan syarat yang Kerja Konstruksi lahir karena adanya
membatasi berlakuanya kontrak tersebut. kesepakatan antara pengguna jasa dengan
Hal ini berkaitan dengan sifat proyek yang penyedia jasa (perencana konstruksi,
mempunyai batasan waktu dalam pelaksana konstruksi dan pengawas
pengerjaannya. konstruksi). Kesepakatan tersebut terbentuk
c. Syarat kelengkapan, yaitu merupakan syarat dalam proses pelelangan (tender).
yang harus dilengkapi oleh satu atau kedua c. Prinsip itikad baik. Para pihak wajib untuk
belah pihak sebagai persyaratan bertindak secara jujur baik dalam tahap
berlakuanya perikatan bersyarat tersebut, pembentukan kontrak (tender) maupun
yang antara lain meliputi kelengkapan dalam tahap pelaksanaan kontrak.
desain, kelengkapan gambar dan d. Pacta Sun Servanda. Kontrak Kerja
kelengkapan jaminan (Harry Bagus, Konstruksi yang dibuat secara sah berlaku
http://www. academia.edu.com) sebagai undang-undang bagi pengguna dan
penyedia jasa. Artinya para pihak wajib
Menurut Pasal 2 UU No. 18 Tahun 1999, untuk mentaati dan memenuhi kewajiban
azas kontrak yang berlaku dalam kontrak kerja kontraktual masing-masing. Pelanggaran
konstruksi yang digunakan sebagai landasan terhadap Kontrak kerja konstruksi
dalam penyelenggaraan jasa konstruksi adalah membawa akibat hukum wanprestasi. Pihak
meliputi asas: yang merasa dirugikan dapat
1) Adil, yaitu melindungi kepentingan masing- mempertahankan haknya melalui gugatan
masing pihak secara wajar dan tidak perdata (wanprestasi).
melindungi salah satu pihak secara wajar e. Privity of Contract.Kontrak hanya mengikat
dan tidak melindungi salah satu pihak bagi para pihak yang membuatnya (Pasal
secara berlebihan sehingga merugikan pihak 1340 KUHPerdata). Prinsip ini juga berlaku
lain dalam hal terjadi subkontrak. (Yogar
Simamora, 2015 : 3-4)
Seperti halnya kontrak pada umumnya, atau bagi yang sudah lebih maju mengutip
dimana syarat sahnya kontrak adalah (sebagian) sistem kontrak luar negeri, seperti
sebagaimana ketentuan Pasal 1320 FIDC (Federation Internationale des Ingenieurs
KUHPerdata, maka keabsahan Kontrak Kerja Counsels) atau AIA (American Institute of
Konstruksi adalah dengan memenuhi Architects). Namun karena diadopsi setengah
ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu setengah-setengah, kontrak menjadi rawan
kesepakatan, kecakapan objek tertentu dan sengketa.
sebab yang halal.Syarat kesepakatan dalam c. Versi/Standar Swasta/Asing. Umumnya
Kontrak Kerja Konstruksi terbentuk dalam para pengguna jasa/pemilik proyek
pelelangan sebagaimana ketentuan Pasal 17 UU mengadopsi standar kontrak FIDIC atau SIA
No. 18 Tahun 1999 ayat (1) yang menyatakan, (Nazarkhan Yasin, 2014 : 17).
´Pengikatan dalam hubungan kerja
jasa konstruksi dilakukan Berdasarkan ketentuan UU No. 18
berdasarkan prinsip persaingan yang sehat Tahun 1999 jo PP No. 29 Tahun 2000 jo PP No.
melalui pemilihan penyedia jasa dengan cara 59 Tahun 2010, bentuk kontrak kerja konstruksi
pelelangan umum atau terbatas.µ Lelang dapat dibedakan berdasarkan :
adalah penjualan barang yang terbuka untuk 1) Bentuk imbalan yang terdiri dari :
umum dengan penawaran harga secara tertulis a) Lump Sum. Merupakan kontrak jasa
dan/atau lisan yang semakin meningkat atau atau penyelesaian seluruh pekerjaan
menurun untuk mencapai harga tertinggi yang dalam jangka waktu tertentu dengan
didahului dengan pengumuman lelang. jumlah harga yang pasti dan tetap dan
Dengan prosedur lelang tersebut, maka tahap semua risiko yang mungkin terjadi
tender merupakan tahap yang cukup penting dalam proses penyelesaian pekerjaan
dalam rangka terciptanya atau terbentuknya yang sepenuhnya ditanggung oleh
Kontrak Kerja Konstruksi. Tahap tender penyedia jasa sepanjang gambar dan
menentukan sah atau tidaknya Kontrak Kerja spesifikasinya tidak berubah (Pasal 21
Konstruksi terbentuk. Jika dalam proses tender ayat (1) PP No. 29 Tahun 2000).
terjadi kesalahan, maka kesepakatan yang Mengenai Lump Sum ini ketetuan
terbentuk cacat hukum Penjelasan Pasal 21 ayat (1) lebih lanjut
mengatakan, pada pekerjaan dengan
Bentuk Kontrak Konstruksi bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi
Sebelum terbitnya UU No. 18 Tahun pembetulan perhitungan perincian
1999, kontrak konstruksi masih sangat harga penawaran, dikarenakan
sederhana dan belum terlalu rumit dan para adanya kesalahan aritmatik, maka
penyedia jasa/kontraktor pelaksana umumnya harga penawaran total tidak boleh
adalah berasal dari Perusahaan Negara, yang diubah. Perubahan hanya boleh
meliputi : PT. Hutama Karya, PT. Adhi Karya, dilakukan pada salah satu atau
PT. Nindya Karya dan Waskita Karya. Kontrak- volumeatau harga satuan, dan semua
kontrak konstruksi hanya berlandaskan pada risiko akibat perubahan karena adanya
asas syarat-syarat sah atau tidaknya sebuah koreksi aritmatik menjadi tanggung
kontrak yang diatur di dalam Kitab Undang jawab sepenuhnya penyedia jasa,
Undang Hukum Perdata pasal 1320 dan 1338 selanjutnya hargapenawaran menja-di
KUHPerdata (Nazarkhan Yasin: 2003). harga kontrak/harga pekerjaan.
Sehingga model kontrak konstruksi yang ada b) Harga satuan.Merupakan kontrak jasa
adalah kontrak konstruksi: atas penyelesaian seluruh pekerjaan
a. Versi Pemerintah. Biasanya masing-masing dalam jangka waktu tertentu
kementrian memiliki standar sendiri dan berdasarkan harga satuan yang pasti
standar yan biasa dipakai adalah standar dan tetap untuk setiap satuan/unsur
Kementrian Perkerjaan Umum. pekerjaan dengan spesifikasi teknis
b. Versi Swasta Nasional. Versi ini beraneka tertentu, yang volume pekerjaannya
ragam sesuai selera pengguna jasa. didasarkan pada hasil pengukuran
terkadang mengutip standar Kementrian bersama atas volume pekerjaan yang
benar-benar telah dilaksanakan oleh
penyedia jasa (Pasal 21 ayat (2) PP No. pelelangan dengan bentuk imbalan
29 Tahun 2000). Pada pekerjaan dalam harga satuan.
bentuk imbalan harga satuan, dalam e) Aliansi.Merupakankontrak pengadaan
hal terjadi pembetulan perhitungan jasa dimana suatu harga kontrak
perincian harga penawaran dikare- referensi ditetapkan lingkup dan
nakan adanya kesalahan aritmatik, volume pekerjaan yang belum
harga penawaran total dapat berubah, diketahui ataupun diperinci secara
akan tetapi harga satuan tidak boleh pasti sedangkan pembayarannya
diubah. Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan secara biaya tambah imbal
dilakukan pada perkalian antara jasa dengan suatu pembagian tertentu
volume dengan harga satuan atau yang disepakati bersama atas
penjumlahan hasil perkalian volume penghematan ataupun biaya lebih
dengan harga satuan. Semua risiko yang timbul dari perbedaan biaya
akibat perubahan karena adanya sebenarnya dan harga kontrak
koreksi aritmatik menjadi tanggung referensi. Pada pekerjaan dalam
jawab sepenuhnya penyedia jasa. bentuk Aliansi, pembetulan harga
Penetapan pemenang lelang berdasar- penawaran akibat koreksi aritmatik
kan harga penawaran terkoreksi. mengikuti pelelangan dengan bentuk
Selanjutnya harga penawaran terkoreksi imbalan Lump Sum atau pelelangan
menjadi harga kontrak (nilai pekerjaan). dengan bentuk imbalan harga satuan.
Harga satuan juga menganut prinsip
Lump Sum. 2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
c) Biaya tambahan imbalan jasa. konstruksi yang terdiri dari :
Merupakan kontrak jasa atas a) Tahun tunggal, adalah pekerjaan yang
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam pendanaan dan pelaksanaannya
jangka waktu tertentu, dimana jenis- direncanakan selesai dalam 1 (satu)
jenis pekerjaan dan volumenya belum tahun.
diketahui dengan pasti, sedangkan b) Tahun jamak, adalah pekerjaan yang
pembayarannya dilakukan berdasar- pendanaan dan pelaksanaannya
kan pengeluaran biaya yang meliputi direncanakan selesai lebih dari 1 (satu)
pembelian bahan, sewa peralatan, upah tahun.
pekerja dan lain-lain, ditambah imbalan
jasa yang telah disepakati oleh kedua 3) Cara pembayaran hasil pekerjaan
belah pihak (Pasal 21 ayat (3) PP No. 29 a) Sesuai kemajuan pekerjaan. Peng-ukuran
Tahun 2000). Pada pekerjaan dalam hasil pekerjaan berdasarkan kemajuan
bentuk tambahan imbalan jasa, pekerjaan selain dilakukan dalam
pembetulan harga penawaran akibat beberapa tahapan pekerjaan, bisa juga
koreksi aritmatik mengikuti pelelangan dilakukan sekaligus pada saat
dengan bentuk imbalan Lump Sum atau pekerjaan fisik selesai 100 % (turn key).
pelelangan dengan bentuk imbalan b) Secara berkala. Pengukuran hasil
harga satuan. pekerjaan secara berkala umumnya
d) Gabungan Lump Sum dan harga dilakukan secara bulanan pada tiap
satuan.Merupakan gabungan Lump akhir tahun.
Sum dan/atau harga satuan dan/atau
tambah imbalan jasa dalam 1 (satu) Penyusunan Kontrak Kerja Konstruksi
pekerjaan yang diperjanjikan sejauh Para Pihak dalam Kontrak Kerja
yang disepakati para pihak dalam Konstruksi
kontrak kerja konstruksi. Pada Berdasarkan UU No. 18 Tahun 1999,
pekerjaan dalam bentuk bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan
gabunganLump Sum dan harga satuan, kemampuan jasa konstruksi nasional adalah
pembetulan harga penawaran akibat pemenuhan Kontrak Kerja Konstruksi yang
koreksi aritmatik mengikuti pelela-ngan dilandasi prinsip kesetaraan di antara para
dengan bentuk imbalan Lump Sum atau
pihak dalam kontrak yang diharapkan dapat KUHPerdata.Dalam hal ini Kontrak Kerja
terwujudnya daya saing yang andal dan Konstruksi mengatur hubungan kerja
kemampuan untuk menyelenggarakan peker- konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia
jaan secara lebih efisien dan efektif. Walaupun jasa yang dituangkan dalam suatu kontrak.
demikiaan ternyata belum ada kesetaraan hak Kontrak konstruksi menurut ketentuan
dan kewajiban antara para pihak dalam suatu Pasal 22 ayat (6) UU No. 18 Tahun 1999, dibuat
Kontrak Kerja Jasa Konstruksi.Pada umumnya dalam bahasa Indonesia, kecuali kontrak
selama ini posisi penyedia jasa hampir selalu konstruksi dengan pihak asing, maka dibuat
lebih lemah daripada pengguna jasa atau dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
posisi pengguna jasa selalu lebih dominan, Pada Kontrak Kerja Konstruksi dengan
dimana penyedia jasa hampir selalu harus mempergunakan 2 (dua) bahasa harus
memenuhi draft kontrak yang telah dibuat dinyatakan secara tegas hanya 1 (satu) bahasa
oleh pengguna jasa. Hal ini diwarisi oleh yang mengikat secara hukum(Pasal 23 ayat (5)
pengertian Bouwheer (Majikan Bangunan), PP No. 29 Tahun 2000).Kontrak Kerja Konstruksi
sehingga sebagaimana sifat majikan yang tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia.
selalu lebih berkuasa (Nazarkhan Yasin : 15).
Dengan kedudukan yang dominan, maka Muatan/Isi Kontrak Kerja Konstruksi
pengguna jasa lebih leluasa untuk menyusun Secara substansial, kontrak konstruksi
kontrak yang dapat merugikan penyedia jasa. memiliki bentuk yang berbeda dari bentuk
Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU No 18 kontrak komersial lainnya, yang disebabkan
tahun 1999, terdapat 2 (dua) pihak didalam karena komoditas yang dihasilkan bukan
suatu kontrak kerja konstruksi, yaitu : merupakan produk standar namun berupa
pengguna jasa dan penyedia jasa: struktur yang memiliki sifat yang unik dengan
1) Pengguna jasa adalah perseorangan atau batasan mutu, waktu, dan biaya. Secara umum
badan sebagai pemberi tugas atau pemilik Kontrak Kerja Konstruksi terdiri dari :
pekerjaan/proyek yang memerlukan 1) Agreement (Surat Perjanjian). Menguraikan
layanan jasa konstruksi (Pasal 1 ayat (3) UU pekerjaan yang akan dikerjakan, waktu
No. 18 tahun 1999), yang dalam hal ini penyelesaian yang diperlukan, nilai kontrak,
adalah : 1) orang perorangan baik warga ketentuan mengenai pembayaran, dan daftar
negara Indonesia maupun asing; 2) badan dokumen lain yang menyusun kelengkapan
usaha, baik badan hukum maupun yang kontrak.
tidak berbadan hukum; 3) badan yang 2) Condition of the contract (Syarat-syarat
bukan badan usaha tapi berbadan hukum, kontrak). Terdiri dari general conditions
yaitu pemerintah dan atau lembaga negara (syarat-syarat umum kontrak) yang berisi
dimana pemerintah atau lembaga negara ketentuan yang diberikan oleh pemilik
dengan menggunakan anggaran yang telah kepada kontraktor sebelum tender dimulai
ditentukan baik dalam APBN atau APBD dan special conditioni (syarat-syarat khusus
(Yana Rizky, 2010 : 2). kontrak) yang berisi ketentuan tambahan
2) Penyediajasa adalah orang perseorangan dalam kontrak yang sesui dengan proyek.
atau badan yang kegiatan usahanya 3) Contract Plan (Perencanaan kontrak). Berupa
menyediakan layanan jasa konstruksi (Pasal gambar yang memperlihatkan lokasi,
1 ayat (4) UU No. 18 Tahun 1999). dimensi dan detil pekerjaan yang harus
dilaksanakan.
Bahasa Kontrak Kerja Kontruksi 4) Specification (spesifikasi). Keterangan tertulis
Kontrak Kerja Konstruksi harus dibuat yang memberikan informasi detil mengenai
secara tertulis, karena selain ditujukan untuk material, peralatan dan cara pengerjaan
pembuktian, Kontrak Jasa Konstruksi juga yang tidak tercantum dalam gambar.
mengandung risiko yang menyangkut
keselamatan umum dan tertib Format standar kontrak jasa Konstruksi
bangunan.Kontrak Jasa Kontruksi termasuk Indonesia yang dipakai sebagai kontrak baku
perjanjian untuk melakukan pekerjaan Kontrak Kerja Konstruksi, sedikitnya memuat
sebagaimana ketentuan Pasal 1601 tiga bagian utama, yaitu :
jasa konstruksi. Akan tetapi ternyata penuh dari pihak penyedia jasa
bahwa lebih dari 60% penyedia jasa (FRQWUDFWRU·V IXOO SUHILQDQFH)
konstruksi tidak mencermati penuh isi dianggap sebagai Kontrak Ran-
kontrak kerja sampai tuntas. Rata-rata cang Bangun (Design Build/Turn
penyedia jasa hanya membaca judul Key).
kegiatan, nilai kontrak serta jangka waktu 2. Penyelesaian sengketa: Peng-
pelaksanaan. Hal ini karena sudah percaya adilan atau arbitrase (dalam
dan yakin bahwa isi kontrak baik-baik saja kontrak keduanya disebutkan
dan dinilai tidak ada substansi yang dengan jelas).
berpotensi menimbulkan kerugian. Baru
kemudian menjadi masalah ketika ternyata b) Kesalahpahaman. Kesalahpahaman
pekerjaan dinilai cidera janji dan harus yang sering terjadi dalam sebuah
menanggung risiko kerugian (Agus T. kontrak kerja konstruksi adalah
Cahyono, 2011 : 1). kontrak Fixed Lump Sum Price.
Oleh karenanya isi dokumen Karena terdapat kata-kata fixed,
kontrak harus dilihat dan dibaca dengan sering diartikan bahwa nilai kontrak
teliti atau diriview secara keseluruhan tersebut tidak boleh di berubah. Hal
terutama menyangkut dokumen syarat- ini salah karena bila nilai kontrak
syarat perjanjian yang berisi ketentuan- tetap, bagaimana dengan perubahan
ketentuan yang menyebutkan persya-ratan, pekerjaan.
larangan, tanggung jawab, hak dan
kewajiban masing-masing pihak yang c) Kesetaraan kontrak. Kontrak kerja
terikat dan pihak-pihak lain yang terkait konstruksi di Indonesia belum
dengan perjanjian yang telah disepakati mencapai predikat adil dan setara
tersebut, agar hal tersebut dapat dipahami sebagaimana kontrak yang
dan diketahui. diamanatkan oleh UU No. 18 Tahun
Dokumen kontrak merupakan 1999 dan PP No. 29 tahun 2000
kumpulan dokumen yang berkaitan tentang Penyelenggaraan Jasa
dengan pelaksanaan kontrak yang Konstruksi, dalam hal :
sekurangnya berisi ketentuan sebagai- 1. Apabila pihak penyedia jasa
manayang tercantum dalam Pasal 22 UU melakukan kelalaian, pihaknya
No. 18 Tahun 1999 yang meliputi : a) Surat akan terkena sanksi berat, namun
Perjanjian; b) Dokumen tender; c) sebaliknya bila pihak pengguna
Penawaran; d) Berita Acara; e) Surat jasa yang lalai, sanksi yang
Pernyataan Pengguna Jasa; f) Surat dikenakan padanya ringan atau
Pernyataan Penyedia Jasa bahkan tidak ada sama sekali.
Oleh karenanya dalam mencermati 2. Keterlambatan penyelesaian pe-
kontrak jasa konstruksi perlu diper-hatikan kerjaan akan dikenakan sanksi
mengenai: (denda), tapi keterlambatan
1) Mencermati adanya kerancuan, pembayaran tidak mendapat ganti
kesalahan dan ketidakjelasan definisi rugi (dalam bentuk bunga bank
Seringkali dalam Kontrak Kerja atau kompensasi lainnya).
Konstruksi mengandung kerancuan,
kesalahan dan benturan pengertian d) Ketidakjelasan pengertian yang
yang menyebabkan kontrak rawan dipakai dalam kontrak kerja
akan sengketa dan kesalahpahaman konstruksi, bahkan tidak diberi
antara penyedia jasa dan pengguna difinisinya, seperti hal-hal sebagai
jasa (Nazarkhan Yasin: 17-18). Oleh berikut,
karenanya harus diperhatikan ke- a. Jumlah hari pelaksanaan kontrak.
mungkinan terjadinya/terdapat: .DWD ´KDULµKDUXV GLMHODVNDQ
a) Kerancuan, dalam hal-hal : apakah hari kerja atau hari
1. Kontrak dengan sistem kalender. Kalau hari kerja maka
pembayaran pra pendanaan harus ditentukan berapa