oleh :
SITI AISYAH
NIM.21103080100
Tahun 2023
ANALISIS KUALITAS KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM
PERSPKTIF HUKUM KONTRAK INDONESIA
Siti aisyah
Email: 21103080100@student.uin-suka.ac.id
Abstraksi
Kontrak pekerjaan konstruksi memiliki peran penting dalam menjaga kualitas pelaksanaan
proyek dan hasil kerja. Namun, masih banyak terjadi sengketa antara pemilik proyek dan
kontraktor yang disebabkan oleh kurangnya kualitas kontrak pekerjaan konstruksi. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis kualitas kontrak pekerjaan konstruksi di Indonesia dengan
menggunakan metode penelitian normatif. Data diperoleh melalui studi kepustakaan terhadap
berbagai peraturan dan hukum yang terkait dengan kontrak pekerjaan konstruksi di Indonesia.
Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan deskriptif.
Abstraction
Construction work contracts have an important role in maintaining the quality of project
implementation and work results. However, there are still many disputes between project
owners and contractors due to a lack of quality in construction work contracts. This study
aims to analyze the quality of construction work contracts in Indonesia using normative
research methods. The data was obtained through a literature study on various laws and
regulations related to construction work contracts in Indonesia. The analysis was carried out
using a qualitative and descriptive approach.
The results of the study show that the quality of construction work contracts in Indonesia is
still low, especially in terms of compliance with applicable laws and regulations. There are
several factors that affect the quality of construction work contracts, such as unclear terms in
the contract, discrepancies between contracts and applicable laws and regulations, and
unfairness in risk sharing between project owners and contractors.
In order to improve the quality of construction work contracts in Indonesia, efforts are needed
to increase understanding and awareness of the importance of conformity between contracts
and applicable laws and regulations, as well as improve the quality of contract drafting and
review. In addition, there is a need for improvement in the distribution of risks between
project owners and contractors, so that both parties can work together more effectively and
avoid costly disputes.
PENDAHULUAN
METODE
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang
didasarkan pada studi kepustakaan dan analisis dokumen. Data-data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumen kontrak pekerjaan konstruksi, peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan kontrak pekerjaan konstruksi, dan literatur terkait. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan pendekatan hukum kontrak Indonesia yang meliputi
unsur-unsur penting dalam kontrak, asas-asas kontrak, serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dengan menggunakan pendekatan ini, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kontrak pekerjaan konstruksi dan
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas kontrak tersebut."
PEMBAHASAN
Kontrak pekerjaan konstruksi adalah perjanjian antara pemilik proyek (owner) dan kontraktor
yang menyepakati berbagai hal terkait pelaksanaan proyek konstruksi, termasuk ruang
lingkup pekerjaan, jadwal pelaksanaan, biaya, persyaratan kualitas, dan tanggung jawab
masing-masing pihak. Kontrak pekerjaan konstruksi menjadi dasar bagi pelaksanaan proyek
konstruksi dan menjadi acuan dalam menyelesaikan sengketa yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan proyek.
Kesesuan kontrak dalam hal ini penulis menghubungkan dengan asas-asas kontrak terdapat
beberapa asas kontrak yang menjadi dasar dalam penyusunan kontrak tersebut.
Asas ini mengandung arti bahwa setiap kesepakatan yang telah dibuat harus dijalankan dan
dipenuhi oleh kedua belah pihak dengan itikad baik. Dalam kontrak pekerjaan konstruksi,
asas ini menunjukkan bahwa para pihak harus menjalankan semua ketentuan dan persyaratan
yang telah disepakati dalam kontrak.
Asas ini mengandung arti bahwa setiap orang bebas untuk membuat kontrak dan menentukan
isi kontraknya sesuai dengan kehendaknya, selama tidak bertentangan dengan undang-undang
dan norma yang berlaku. Dalam kontrak pekerjaan konstruksi, asas ini menunjukkan bahwa
para pihak bebas untuk menentukan isi kontrak yang meliputi harga, waktu penyelesaian, dan
spesifikasi pekerjaan.
Asas ini mengandung arti bahwa kontrak harus adil dan seimbang bagi kedua belah pihak.
Dalam kontrak pekerjaan konstruksi, asas ini menunjukkan bahwa kontrak harus mengatur
hak dan kewajiban secara seimbang bagi kedua belah pihak, seperti hak pembayaran sesuai
jadwal dan kewajiban penyelesaian pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan waktu yang telah
disepakati.
Asas Pembuktian
Asas ini mengandung arti bahwa setiap pihak bertanggung jawab untuk membuktikan apa
yang diklaimnya dalam kontrak. Dalam kontrak pekerjaan konstruksi, asas ini menunjukkan
bahwa para pihak harus dapat membuktikan bahwa mereka telah memenuhi kewajiban
masing-masing, seperti bukti pembayaran dan bukti penyelesaian pekerjaan.
Asas Kepercayaan
Asas ini mengandung arti bahwa setiap pihak harus dapat dipercaya dan tidak bertindak
curang dalam kontrak. Dalam kontrak pekerjaan konstruksi, asas ini menunjukkan bahwa
para pihak harus memiliki itikad baik dan tidak melakukan tindakan yang merugikan pihak
lain, seperti menyembunyikan informasi atau melakukan penipuan.
Kontrak lump sum: kontrak di mana harga keseluruhan pekerjaan disepakati di awal,
tanpa memperhitungkan biaya tambahan yang mungkin timbul selama pelaksanaan
proyek.
Kontrak unit harga: kontrak di mana harga satuan tiap unsur pekerjaan disepakati di
awal, dan harga keseluruhan dihitung berdasarkan jumlah satuan yang dikerjakan.
Kontrak cost-plus: kontrak di mana kontraktor diberi penggantian atas biaya yang
dikeluarkan selama pelaksanaan proyek, ditambah dengan keuntungan yang
disepakati di awal.
Kontrak desain dan konstruksi: kontrak di mana kontraktor bertanggung jawab tidak
hanya untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi, tetapi juga untuk merancang dan
mengembangkan desain bangunan.
Identitas kedua belah pihak yang membuat kontrak, yaitu pemilik proyek (owner) dan
kontraktor.
Deskripsi pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor, termasuk spesifikasi
teknis, kualitas, dan ukuran yang diinginkan oleh pemilik proyek.
Waktu pelaksanaan proyek, termasuk jadwal penyelesaian dan batas waktu
penyelesaian proyek.
Harga dan pembayaran, termasuk besaran biaya dan cara pembayaran yang disepakati
oleh kedua belah pihak.
Persyaratan dan tanggung jawab masing-masing pihak, termasuk tanggung jawab atas
kesalahan, keterlambatan, dan kegagalan dalam melaksanakan pekerjaan.
Kualitas kontrak pekerjaan konstruksi yang baik antara lain meliputi:
Jelas dan lengkap: kontrak harus mengandung semua informasi penting yang
dibutuhkan oleh kedua belah pihak, termasuk deskripsi pekerjaan, jadwal
pelaksanaan, biaya, persyaratan kualitas, dan tanggung jawab masing-masing pihak.
Tidak ambigu: kontrak harus ditulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami,
sehingga tidak menimbulkan kebingungan atau tafsiran ganda.
Memenuhi persyaratan hukum: kontrak harus memenuhi persyaratan hukum yang
berlaku, seperti terkait perjanjian, perdata, dan perpajakan.
Tidak merugikan salah satu pihak: kontrak harus mengatur hak dan kewajiban
masing-masing pihak dengan adil dan seimbang, sehingga tidak merugikan salah satu
pihak.
Terukur: kontrak harus memiliki indikator yang jelas dan terukur, sehingga kinerja
kontraktor dapat dinilai dan dipantau selama pelaksanaan proyek.
Kualitas kontrak pekerjaan konstruksi tidak diatur secara khusus dalam UUD (Undang-
Undang Dasar) karena UUD hanya mengatur mengenai hal-hal pokok terkait sistem
pemerintahan, hak asasi manusia, kebebasan, dan kewajiban warga negara.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi merupakan undang-undang yang
mengatur mengenai jasa konstruksi di Indonesia. Undang-Undang ini diterbitkan sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu jasa konstruksi di Indonesia agar sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman serta memperbaiki kinerja industri konstruksi.
Beberapa hal penting yang diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi antara lain:
Definisi tentang jasa konstruksi, pengguna jasa konstruksi, dan penyedia jasa
konstruksi.
Persyaratan izin usaha jasa konstruksi, tata cara pemberian, dan pembatalan izin usaha
jasa konstruksi.
Kewajiban penyedia jasa konstruksi dalam memberikan jaminan kepada pengguna
jasa konstruksi terkait dengan kualitas pekerjaan konstruksi yang dihasilkan.
Persyaratan kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh penyedia jasa
konstruksi, seperti memiliki tenaga ahli yang terampil dan terlatih di bidang
konstruksi.
Penyusunan kontrak jasa konstruksi, termasuk jenis kontrak yang dapat digunakan,
persyaratan dalam kontrak, serta tata cara penyelesaian sengketa kontrak jasa
konstruksi.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang menjadi dasar pelaksanaan
jasa konstruksi.
Pengawasan dan sertifikasi mutu dalam pelaksanaan jasa konstruksi.
Penyelesaian sengketa di bidang jasa konstruksi.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi ini penting bagi para pelaku
industri konstruksi, baik penyedia jasa konstruksi maupun pengguna jasa konstruksi, karena
mengatur secara jelas dan rinci mengenai tata cara pelaksanaan jasa konstruksi, termasuk
kualitas dan mutu yang harus dipenuhi dalam pelaksanaannya.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi merupakan undang-undang yang
mengatur mengenai jasa konstruksi di Indonesia. Undang-Undang ini diterbitkan sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu jasa konstruksi di Indonesia agar sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman serta memperbaiki kinerja industri konstruksi.
Beberapa hal penting yang diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi antara lain:
Definisi tentang jasa konstruksi, pengguna jasa konstruksi, dan penyedia jasa
konstruksi.
Undang-Undang ini memberikan definisi mengenai apa yang dimaksud dengan jasa
konstruksi, pengguna jasa konstruksi, dan penyedia jasa konstruksi. Definisi ini
berguna untuk memudahkan para pelaku industri konstruksi dalam memahami arti
dan ruang lingkup dari ketiga hal tersebut.
Persyaratan izin usaha jasa konstruksi, tata cara pemberian, dan pembatalan izin usaha
jasa konstruksi.
Salah satu hal yang diatur dalam Undang-Undang ini adalah kewajiban penyedia jasa
konstruksi dalam memberikan jaminan kepada pengguna jasa konstruksi terkait
dengan kualitas pekerjaan konstruksi yang dihasilkan. Jaminan ini harus disertakan
dalam kontrak jasa konstruksi yang disepakati antara kedua belah pihak.
Persyaratan kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh penyedia jasa
konstruksi, seperti memiliki tenaga ahli yang terampil dan terlatih di bidang
konstruksi.
Penyusunan kontrak jasa konstruksi, termasuk jenis kontrak yang dapat digunakan,
persyaratan dalam kontrak, serta tata cara penyelesaian sengketa kontrak jasa
konstruksi.
Undang-Undang ini juga mengatur mengenai penyusunan kontrak jasa konstruksi, termasuk
jenis kontrak yang dapat digunakan, persyaratan dalam kontrak
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung adalah undang-undang yang
mengatur tentang persyaratan teknis dan prosedur perijinan pembangunan gedung. Berikut
adalah penjelasan lebih detail mengenai Undang-Undang No. 28 Tahun 2002:
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 juga mengatur prosedur perijinan pembangunan gedung,
mulai dari perencanaan, perizinan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan bangunan gedung. Pada
umumnya, prosedur perijinan dibagi menjadi tahap-tahap berikut:
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan
bangunan gedung di Indonesia, serta menjamin bahwa pembangunan gedung dilakukan
secara tertib, aman, dan terkontrol.
Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi adalah undang-undang yang
mengatur tentang penyediaan jasa konstruksi. Beberapa hal yang diatur dalam undang-
undang ini antara lain:
Definisi Jasa Konstruksi: Menurut Pasal 1 ayat 1, jasa konstruksi adalah kegiatan jasa yang
meliputi perencanaan, perancangan, pengawasan, pelaksanaan, dan penyelesaian pekerjaan
konstruksi.
Klasifikasi Jasa Konstruksi: Menurut Pasal 3, jasa konstruksi dikelompokkan menjadi 5
klasifikasi yaitu kelas I, II, III, IV dan kelas khusus.
Izin Usaha Jasa Konstruksi: Menurut Pasal 4, setiap badan usaha penyedia jasa konstruksi
harus memiliki izin usaha jasa konstruksi.
Kewajiban dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Konstruksi: Menurut Pasal 5, penyedia jasa
konstruksi harus memenuhi kewajiban dan tanggung jawab dalam penyediaan jasa
konstruksi.
Pengawasan dan Penegakan Hukum: Undang-undang ini juga mengatur tentang pengawasan
dan penegakan hukum dalam penyediaan jasa konstruksi.
Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi kemudian dicabut oleh Undang-
Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Cipta adalah undang-undang yang
mengatur tentang perlindungan hak cipta dan hak terkait di Indonesia. Beberapa hal yang
diatur dalam undang-undang ini antara lain:
Definisi Hak Cipta: Menurut Pasal 1 ayat 1, hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya.
Objek Hak Cipta: Menurut Pasal 2, objek hak cipta mencakup karya ilmiah, seni, dan sastra,
termasuk di antaranya buku, musik, film, dan software.
Pendaftaran Hak Cipta: Meskipun undang-undang tidak menuntut pendaftaran hak cipta,
pendaftaran hak cipta sangat disarankan karena memberikan kepastian hukum bagi pemilik
hak cipta.
Perlindungan Hak Cipta: Menurut Pasal 14, hak cipta dilindungi selama pencipta masih hidup
dan 50 tahun setelah pencipta wafat.
Penggunaan Hak Cipta: Undang-undang ini mengatur tentang penggunaan hak cipta,
termasuk penggunaan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan kritik sastra atau seni.
Sanksi Pelanggaran: Undang-undang ini juga mengatur sanksi bagi pelanggar hak cipta, yang
dapat berupa sanksi pidana dan/atau sanksi perdata.
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Cipta telah mengalami beberapa perubahan
dan penyempurnaan, terakhir diubah oleh Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta.
Peraturan pemerintah dan peraturan daerah juga turut mengatur terkait kontrak pekerjaan
konstruksi, seperti Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota mengenai Pelaksanaan
Konstruksi.
Dalam praktiknya, para pihak yang akan membuat kontrak pekerjaan konstruksi perlu
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam undang-undang dan peraturan-
peraturan tersebut agar kontrak yang disepakati dapat memenuhi standar kualitas dan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan harapan.
Dalam putusan ini, Mahkamah Agung menguatkan putusan Pengadilan Negeri dan
Pengadilan Tinggi yang memenangkan PT Y sebagai tergugat. Sengketa ini berawal dari
perbedaan interpretasi mengenai pelaksanaan perjanjian kontrak pekerjaan konstruksi antara
kedua belah pihak.
Mahkamah Agung menekankan pentingnya adanya kesepakatan yang jelas antara kedua
belah pihak dalam kontrak pekerjaan konstruksi, termasuk di dalamnya spesifikasi teknis,
jangka waktu, biaya, dan kualitas pekerjaan. Selain itu, Mahkamah Agung juga menegaskan
pentingnya pengawasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak selama pelaksanaan kontrak
pekerjaan konstruksi.
Putusan Mahkamah Agung No. 124/K/Pdt/2020 dapat dijadikan acuan bagi perusahaan-
perusahaan yang akan melakukan kontrak pekerjaan konstruksi untuk memperhatikan
ketentuan-ketentuan penting dalam kontrak dan melakukan pengawasan yang ketat selama
pelaksanaan kontrak.
Dalam putusan ini, Mahkamah Agung memutuskan bahwa PT. Y tidak dapat menolak
pembayaran sebagian dari pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan oleh PT. X berdasarkan
alasan bahwa pekerjaan tersebut tidak termasuk dalam perjanjian kontrak. Mahkamah Agung
menegaskan bahwa apabila suatu pekerjaan dilakukan dalam rangka kontrak, maka pekerjaan
tersebut harus dibayar sesuai dengan nilai kontrak, kecuali jika terdapat perubahan perjanjian
atau adendum yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Selain itu, Mahkamah Agung juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang melakukan kontrak
harus memahami dengan jelas isi kontrak tersebut dan menjalankan semua ketentuan yang
ada di dalamnya. Jika terdapat ketidakjelasan dalam kontrak, maka pihak-pihak harus
melakukan klarifikasi terlebih dahulu agar tidak terjadi sengketa di kemudian hari.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kualitas kontrak pekerjaan konstruksi
yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, seperti jelas dan lengkap, tidak ambigu,
memenuhi persyaratan hukum, tidak merugikan salah satu pihak, dan terukur. Dengan
memperhatikan kualitas kontrak yang baik, diharapkan dapat meminimalkan risiko dan
konflik antara kedua belah pihak serta meningkatkan kinerja proyek konstruksi.
Namun, masih terdapat beberapa tantangan dalam mencapai kualitas kontrak yang baik,
seperti perbedaan interpretasi antara kedua belah pihak terhadap isi kontrak, sulitnya
mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap, serta masalah hukum yang terkait dengan
kontrak konstruksi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih maksimal dalam penyusunan kontrak pekerjaan
konstruksi yang lebih baik dan terukur, dengan memperhatikan segala aspek yang terkait dan
mengakomodasi kepentingan semua pihak yang terlibat.
DAFTAR PUSTAKA
Suyatno, S., & Susilo, W. 2019. Hukum Kontrak Konstruksi. Genta Publishing.
Adisusilo, D., & Arifin, S. (2020). Kontrak Konstruksi, Aspek Hukum dan Praktik. Bumi
Aksara.
Susantono, B. 2016 Hukum Kontrak Konstruksi dalam Perspektif Praktis. Penerbit Andi.
Adisusilo, D., & Arifin, S. 2020. Kontrak Konstruksi, Aspek Hukum dan Praktik. Bumi
Aksara.
Peraturan perundangan-undangan