GEDUNG MUHAMMADIYAH
(Studi di Mualimin Muhammadiyah Lombok Barat)
JURNAL ILMIAH
Oleh :
RENI YUSMITA
D1A117255
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN
JURNAL ILMIAH
Oleh :
RENI YUSMITA
D1A117255
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pertama,
RENI YUSMITA
D1A117255
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang pelaksanaan kontrak
konstruksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa dan untuk mengetahui proses
penyelesaian jika terjadi wanprestasi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. Metode
penelitian dalam penulisan ini adalah normatif empiris. Hasil penelitian didapatkan bahwa
pelaksanaan perjanjian kerjasama kontrak konstruksi pembangunan Gedung Muhammadiyah
Lombok Barat bahwa penyedia jasa mengalami kendala anggaran, sehingga menyebabkan
pihak penyedia jasa tidak memenuhi prestasinya sesuai dengan yang telah diperjanjikan.
Dengan adanya hal tersebut, pihak pengguna jasa menganggap bahwa pihak penyedia jasa
melakukan wanprestasi. Penyelesaian sengketa pada perjanjian Kerjasama antara penyedia jasa
dengan pengguna jasa yaitu dengan menggunakan upaya non litigasi yaitu dengan melakukan
negosiasi yang melibatkan pihak ketiga sebagai penengah tetapi keputusan penyelesaian
sengketa tetap berada ditangan keduabelah pihak yang bersengketa.
Kata Kunci : Perjanjian, Kontrak Konstruksi, dan Wanprestasi.
ABSTRACT
This study aims to identify and explain the implementation of construction contracts between
service providers and service users and to determine the settlement process in the event of a
default between service providers and service users. The research method in this paper is
normative empirical. The results of the study found that the implementation of the cooperation
agreement for the construction contract for the construction of the Muhammadiyah building in
West Lombok was stated in the form of a construction cooperation contract. Dispute resolution
on the Cooperation agreement between service provider Mr. Julkarnain and service user Ms.
Shofia Rawiana, ST.,MT. namely by means of the service user providing an opportunity for the
service provider to complete the construction of the building until it is completed with the
additional time given for one week by paying a fine of 1% (one per mil) every day starting from
the due date agreed by both parties, From the results of these negotiations, it is known that the
service provider agreed to carry out the construction of the Muhammadiyah Building again
until it was completed with an additional period of 1 week according to the agreement of both
parties. Legal settlement due to delays in completion of development is resolved using non-
litigation legal remedies, namely by conducting negotiations involving a third party as an
intermediary but the dispute resolution decision remains in the hands of both parties to the
dispute.
Kaywords : Agreement, Conscruction Controct, and Default.
i
I. PENDAHULUAN
merupakan suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih lainnya. Perjanjian suatu perbuatan hukum yang
dilakukan masyarakat adalah kontrak kerja kontruksi, yang mana kontrak kerja
pembangunan dengan persyaratan tertentu yang dibuat oleh pihak pertama sebagai
kerja konstruksi adalah suatu kontrak yang mengatur hubungan hukum antara
Kontrak kerja konstruksi yang dilakukan oleh pihak pengguna jasa dan
pihak penyedia jasa bisa dikatakan sah karena adanya kesepakatan dari kedua belah
Kesepakatan yang dibuat dalam kontrak kerja konstruksi akan menimbulkan akibat
pihak. Apabila didalam suatu pelaksanaan kontrak kerja konstruksi ada hak dan
kewajiban yang tidak bisa terpenuhi oleh salah satu pihak, maka bisa dikatakan
1
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Putra A Bardin, Bandung, 1994, hlm. 49.
2
Dinda Anna Zatika , Hamzah, Depri Liber Sonata, “Tinjauan Yuridis Perjanjian
Konstruksi Pembangunan Jalan Tol Antara Pt. Hutama Karya (Persero) dan Pt. Waskita Karya
(persero ) Tbk “ Pactum Law Jurnal. Vol 1 No 3, 2018, hlm. 210.
ii
salah satu pihak tersebut telah melakukan wanprestasi dan akan dimintai
dengan pihak kedua ini terdapat bangunan yang akan didirikan didaerah Kabupaten
selesainya kontrak kerja kontruksi antara pihak pertama dengan pihak kedua.
terjadi permasalahan, baik permasalahan yang disebabkan oleh pihak penyedia jasa
tersebut dikelompokan dalam tiga (3) aspek yaitu, pertama aspek keterlambatan
dalam pembayaran, aspek kedua jangka waktu pelaksanaan yang tidak tepat sesuai
perjanjian, dan faktor tidak sesuai gambar dengan struktur kolom yang terpasang.
terhadap lama pekerjaan. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu kasus yang
3
Salim, HS., Hukum Kontrak (Teori & Tehnik Penyusunan Kontrak), PT Sinar Grafika,
Jakarta, 2009, hlm. 5.
iii
penyedia jasa dengan pengguna jasa ? dan 2). Bagaimana proses penyelesaian jika
perjanjian kontrak konstruksi antara pihak pertama dengan pihak kedua dan untuk
dengan pihak kedua. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah a). Manfaat secara
secara praktis dengan penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan bagi
masyarakat, pemerintah, legislatif, praktis hukum dan aparat penegak hukum dalam
konstruksi.
sosiologis. Sedakangkan sumber jenis data yang digunkan adalah data lapangan dan
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif kualitatif.
II. PEMBAHASAN
iv
suatu pembangunan dengan persyaratan tertentu yang dibuat oleh pihak pertama
Kontrak kerja konstruksi adalah suatu dokumen kontrak yang mengatur hubungan
hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa mengenai pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.4
Lombok Barat, dapat diketahui berdsarkan hasil wawancara dengan Ibu Shofia
selaku pihak pengguna jasa, bahwa terkait proses pelaksanaan perjanjian, beliau
menyatakan:5
4
Dinda Anna Zatika, Hamzah, dkk. Op.cit, Hal. 210.
5
Hasil Wawancara dengan Ibu Shofia, Wawancara dilakukan dikediaman Ibu Shofia
Rawiana Jln. Dr soejono No. 5 Lingkar Selatan Jempong Baru Mataram, Sabtu 03 Juli 2021 pukul
11.12 WITA.
v
melakukan wawancara dengan pihak penyedia jasa yakni Bapak Julkarnain yang
menerangkan bahwa :6
Shofia selaku pengguna jasa dengan Bapak Jurkarnain selaku penyedia jasa. Maka
Pada suatu perjanjian tentunya menimbulkan akibat hukum yakni hak dan
kewajiban para pihak. Ahmad Ichsan dalam buku Wawan Muhwan Hariri
menyatakan bahwa :7
“Suatu perikatan yang lahir oleh karena suatu perjanjian mempunyai dua
sudut yaitu sudut kewajiban dan hak-hak yang timbul. Lazimnya suatu
perjanjian adalah timbal balik, suatu pihak yang memperoleh hak-hak dari
perjanjian itu juga menerima kewajiban-kewajiban yang merupakan
kebalikannya dari hak-hak yang diperolehnya dan sebaliknya suatu pihak
yang memikul kewajiban-kewajiban juga memperoleh hak-hak yang
dianggap sebagai kebalikannya kewajiban-kewajiban yang dibebankan
kepadanya itu”.
menimbulkan adanya hak dan kewajiban bagi keduabelah pihak yang mengadakan
6
Hasil Wawancara dengan Bapak Jurkarnain, wawancara dilakukan dikediaman Bapak
Jurkarnain di Banjar Ampenan, kamis 1 juli 2021, Pukul 15.26 WITA.
7
Wawan Muhwan Hariri, Hukum Perikatan, Pustaka Setia, Bandung 2011, hlm. 121.
vi
hubungan hukum. Demikian juga halnya dengan perjanjian kontruksi yang dibuat
oleh keduabelah pihak akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi keduabelah
pihak, yaitu antara pihak penyedia jasa dan pihak pengguna jasa. Hal ini
dikarenakan hak dan kewajiban itu merupakan suatu perbuatan yang bertimbal
balik, artinya hak dari satu pihak merupakan kewajiban dari pihak lain, begitu juga
dengan sebaliknya.
Adapun yang menjadi kewajiban bagi pihak pengguna jasa pada perjanjian
kerjasama ini ialah membayar semua biaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
volume yang telah diserahkan dilapangan sebesar 23.040.000,00 (dua puluh tiga
juta empat puluh ribu rupiah), kemudian pihak penyedia jasa berkewajiban untuk
dengan sistem pembayaran, yang mana pihak pengguna jasa akan membayar DP
30% dari harga kontrak sebesar Rp. 8.010.000, (Delapan juta sepuluh ribu rupiah)
dengan volume yang terpasang dan pihak pengguna jasa berkewajiban untuk
pengguna jasa dan volume fisik material mencapai 100%, pengajuan termin
8
Hasil Wawancara dengan Bapak Jurkarnain, Wawancara dilakukan dikediaman Ibu
Shofia Rawiana Jln. Dr soejono No. 5 Lingkar Selatan Jempong Baru Mataram, Sabtu 03 Juli 2021
pukul 11.12 WITA.
vii
tersebut dalam bentuk tertulis, biaya yang digunakan sepenuhnya akan dibebankan
konstruksi ini telah berjalan sesuai dengan keinginan keduabelah pihak yang telah
pemasangan rangka atap baja ringan dan penutupan multiroof pada Gedung BSMM
saja terjadinya suatu permasalahan baik permasalahan yang disebabkan oleh pihak
pengguna jasa maupun penyedia jasa, yang menjadi faktor penyebab permasalahan
hukum yang timbul dalam proses pelaksanaan konstruksi pertama adalah adanya
aspek keterlambatan dalam pembayaran yang membuat pihak penyedia jasa tidak
bisa melanjutkan pekerjaan, kemudian jangka waktu pelaksanaan yang tidak tepat
sesuai perjanjian yang sudah disepakati keduabelah pihak dan juga terdapat
beberapa faktor lainnya, seperti tidak sesuainya gambar kolom yang terpasang yang
baik, karena iktikad baik inilah yang nantinya dapat meminimalisir terjadinya
adanya iktikad baik, maka dapat terjadi suatu permasalahan kedepannya, termasuk
9
Hasil Wawancara dengan Bapak Jurkarnain, Wawancara dilakukan dikediaman Bapak
Jurkarnain di Banjar Ampenan, kamis 1 juli 2021, Pukul 15.26 WITA.
viii
pada kasus yang dikaji ini mengenai masalah pembangunan kontrak konstruksi. Hal
ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 dalam ayat (3) KUHPerdata berbunyi,
“perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik”. Iktikad baik berarti keadaan
batin para pihak untuk membuat dan melaksanakan kontrak secara jujur, terbuka,
penyedia jasa yaitu Bapak Julkarnain dengan pihak pengguna jasa yaitu Ibu Shofia
Rawiana berakhir karena adanya suatu perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh
pihak penyedia dengan alasan tidak cukupnya biaya anggaran untuk pembangunan
perjanjian kerjasama para pihak tersebut, Ibu Shofia selaku pihak pengguna jasa
yang tidak dapat diungkapkan, sehingga menyebabkan pihak penyedia tidak dapat
pembangunan gedung tersebut. Dengan adanya hal tersebut, pihak pengguna jasa
menganggap bahwa pihak penyedia jasa melakukan wanprestasi, hal ini yang
ix
hapusnya perjanjian karena pada umumnya perjanjian lahir karna adanya perjanjian
1. Pembayaran;
2. Penawaran pembayaran tunai, diikuti oleh penyimpanan atau penitian;
3. Karena pembaharuan utang;
4. Karena perjumpaan utang atau kompensasi;
5. Karena pencampuran utang;
6. Karena pembebasan utangnya;
7. Karena musnahnya barang yang terutang;
8. Karena pembatalan atau kebatalan;
9. Karena berlakunya suatu syarat batal;
10. Karena lewat waktu.
Prestasi adalah suatu yang wajib harus dipenuhi oleh debitur dalam setiap perikatan.
Didalam perjanjian, apabila telah terjadinya suatu kesepakatan, maka setiap para
pihak diharapkan dapat mengindahkan apa yang sudah diperjanjikan. Akan tetapi
seiring dengan berjalannya waktu, perjanjian tidak selalu berjalan mulus, terkadang
ada salah satu pihak yang melakukan wanprestasi. Prestasi merupakan isi dari pada
10
Abdul R.Salim, 2011, Esensi Hukum Bisnis Indonesia, Prenada Media, Jakarta, hlm 35.
x
sebuah perikatan, apabila debitur tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah
adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak
menurut selayaknya.
Muhammadiyah antara Ibu Shofia dan Bapak Julkarnain telah dibuat sesuai dengan
ketentuan kesepakatan bersama, yang mana pihak penyedia jasa telah menyepakati
jangka waktu 1 bulan, terhitung sejak mulai tanggal penandatangan kontrak atau
Gedung Muhammadiyah sempat terhenti, yang mana hal ini disebabkan oleh adanya
suatu permasalahan yang dilakukan oleh pihak penyedia jasa, sebagaimana pihak
sehingga proses pembangunan gedung ini terhentikan selama beberapa hari. Akibat
dari adanya kelalaian/wanprestasi yang dilakukan pihak penyedia jasa, maka pihak
peyedia jasa dianggap telah melanggar kesepakatan yang telah dibuat didalam
11
Hasil Wawancara dengan Bapak Jurkarnain, Wawancara dilakukan dikediaman Bapak
Jurkarnain di Banjar Ampenan, kamis 1 juli 2021, Pukul 15.26 WITA.
xi
sedang kekurangan biaya disebabkan oleh hal yang tidak bisa saya beritahu
yang seharusnya untuk membeli barang yang saya gunakan untuk
melanjutkan bangunan, namun saya belum bisa penuhi karena terhalang
biaya dan menyebabkan saya melakukan wanprestasi”.
dalam lapangan hukum perdata, sehingga jika terjadi sengketa termasuk ke dalam
sengketa perdata, yang lazimnya diselesaikan melalui dua jalur yakni jalur
pengadilan (litigasi) dan diluar pengadilan (non litigasi). Dalam sengeketa antara
pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa terkait dengan upaya penyelesaian
yang dilakukan oleh para pihak akibat adanya wanprestasi dalam pelaksanaan
diluar pengadilan (non litigasi). Hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara
dengan Ibu Sofia selaku pihak pengguna jasa, bahwa beliua menyatakan :12
“Dalam perjanjian kerja sama antara pihak penyedia jasa dengan pihak
pengguna jasa tidak menyelesaikan sengketa melalui jalur pengadilan
(litigasi). Hal ini karenakan permasalahan wanpretasi yang terjadi anatara
keduabelah pihak dapat ditangani oleh para pihak sendiri dengan secara
kekeluargaan, serta kami juga beranggapan bahwa jika penyelesaian
sengketa diselesaikan melalui jalur pengadilan, maka akan menyita banyak
waktu dan mengeluarkan banyak biaya untuk biaya perkara, sehingga untuk
penyelesaian perkaranya, kami memilih dengan upaya negosiasi. Dari hasil
negosiasi tersebut, pihak penyedia jasa sepakat untuk melakukan
pembangunan Gedung Muhammadiyah kembali sampai selesai dengan
tambahan kurun waktu 1 minggu menurut kesepakatan kami”.
Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
(LN Tahun 1999 No.138), adapun beberapa jalur yang dapat ditempuh melalui
12
Hasil Wawancara dengan Ibu Shofia, Wawancara dilakukan dikediaman Ibu Shofia
Rawiana Jln. Dr soejono No. 5 Lingkar Selatan Jempong Baru Mataram, Sabtu 03 Juli 2021 pukul
11.12 WITA.
xii
upaya hukum diluar pengadilan yakni mediasi, negosiasi, arbitrase, dan konsoliasi.
menggunakan upaya hukum non litigasi yaitu dengan melakukan negosiasi yang
III. PENUTUP
Kesimpulan
kerjasama antara kedua belah pihak yang mana hal ini jelas telah bertentangan
tersebut sampai selesai dengan tambahan waktu yang diberikan selama satu
terhitung dari jatuh tempo yang telah disepakati kedua belah pihak, Dari hasil
negosiasi tersebut maka diketahui bahwa pihak penyedia jasa sepakat untuk
SARAN
baik agar tidak terjadinya wanprestasi yang merugikan pihak lain dan para
Buku
Amirudin & Zainal Asikin, 2006, Pengantar Metode Penelitian Hukum,PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Salim, Abdul R., 2011, Esensi Hukum Bisnis Indonesia, Prenada Media, Jakarta.
Salim, HS., 2009, Hukum Kontrak (Teori & Tehnik Penyusunan Kontrak), PT Sinar
Grafika, Jakarta.
Jurnal
Zatika, Dinda Anna, Hamzah, Depri Liber Sonata, 2018, “Tinjauan Yuridis
Perjanjian Konstruksi Pembangunan Jalan Tol Antara Pt. Hutama Karya
(Persero) dan Pt. Waskita Karya (persero ) Tbk “ Pactum Law Jurnal. Vol
1 No 3.
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara dengan Ibu Shofia, Wawancara dilakukan dikediaman Ibu Shofia
Rawiana Jln. Dr soejono No. 5 Lingkar Selatan Jempong Baru Mataram,
Sabtu 03 Juli 2021 pukul 11.12 WITA.