Anda di halaman 1dari 18

i

PERJANJIAN KERJASAMA PEMBANGUNAN RUKO ANTARA


PEMODAL DAN PEMILIK LAHAN

(Studi Kasus Desa Selebung Ketangga Kecamatan Keruak Lombok Timur)

JURNAL ILMIAH

Oleh :

ERWIN JAYADI
D1A117078

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN

PERJANJIAN KERJASAMA PEMBANGUNAN RUKO ANTARA


PEMODAL DAN PEMILIK LAHAN

(Studi Kasus Desa Selebung Ketangga Kecamatan Keruak Lombok Timur)

JURNAL ILMIAH

Oleh :

ERWIN JAYADI
D1A117078

Menyetujui,

Dr. H. Djumardin., SH., M.Hum.


NIP. 196308091988031001
iii

PERJANJIAN KERJASAMA PEMBANGUNAN RUKO ANTARA


PEMODAL DAN PEMILIK LAHAN (Studi Kasus Desa Selebung Ketangga
Kecamatan Keruak Lombok Timur)

ERWIN JAYADI
D1A117078

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM


ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian
kerjasama pembangunan ruko antara pemilik modal dengan pemilik lahan.
Metode penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian normatif empiris. Hasil
penelitian didapatkan bahwa pelaksanaan perjanjian kerjasama pembangunan
ruko dengan menggunakan perjanjian secara lisan. Penyelesaian sengketa pada
perjanjian kerjasama pembangunan ruko dilakukan tersebut melakukan upaya
hukum diluar pengadilan (non litigasi) yakni melalui negosiasi. Hasil dari
negosiasi tersebut dituangkan pada perjanjian kesepakatan bersama secara tertulis
yang ditandatangi oleh kedua belah pihak, adapun kesepakatan para pihak bahwa
masalah wanprestasi tersebut tidak akan dibawa ke ranah hukum dan pemilik
lahan sepakat untuk melakukan pergantian rugi secara sepenuhnya sebesar biaya
pembangunan yang telah dikeluarkan pemilik modal. Maka para pihak untuk
mengikatkan diri dengan perjanjian tertulis.
Kata kunci: perjanjian kerjasama, pembangunan ruko
RUKO DEVELOPMENT COOPERATION AGREEMENT BETWEEN CAPITAL
AND LAND OWNERS (Case Study of Selebung Ketangga Village, Keruak
District, East Lombok)
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the implementation of the shop-
house development cooperation agreement between the owner of the capital and
the land owner. The research method in this writing is empirical normative
research. The results showed that the implementation of the shop-house
development cooperation agreement using a verbal agreement. The settlement of
disputes in the shop-house development cooperation agreement is carried out by
taking legal action outside the court (non-litigation), namely through negotiation.
The results of the negotiations are stated in a written collective agreement signed
by both parties, as for the agreement of the parties that the problem of default will
not be brought to the realm of law and the land owner agrees to make full
compensation for the amount of development costs incurred by the owner of the
capital. Then the parties to bind themselves with a written agreement.

Keywords: cooperation agreement, shop building


i

I. PENDAHULUAN

Perjanjian Kerjasama merupakan implementasi Asas Kebebasan

Berkontrak di mana para pihak dapat menentukan secara bebas keinginannya lalu

dituangkan dalam klausula perjanjian. Dalam perkembangannya asas ini dapat

mendatangkan ketidakadilan karena prinsip ini hanya mencapai tujuannya yaitu

mendatangkan kesejahteraan seoptimal mungkin, bila para pihak memiliki

bargaining power yang seimbang.Dalam kenyataannya hal tersebut sering terjadi

demikian sehingga negara menganggap perlu untuk campur tangan untuk

melindungi para pihak yanglemah yang dituangkan dalam peraturan perundang-

undangan dan campur tangan pengadilan melalui putusan-putusannya1. Susbtansi

perjanjian dapat mencakup objek, hak dan kewajiban para pihak dan lainnya.

Dalam hukum perjanjian yang diterapkan di Indonesia dikatakan bahwa

seseorang bebas untuk membuat perjanjian dengan pihak manapun yang

dikehendakinya.Selain itu Undang-Undang yang berlaku hanya mengatur orang-

orang tertentu saja yang tidak cakap untuk membuat perjanjian sebagaimana yang

diatur dalam Pasal 1330 KUHPerdata. Namun, lebih lanjut dalam Pasal 1331,

diatur bahwa seseorang yang membuat perjanjian dengan pihak yang dianggap

tidak cakap sebagaimana dalam Pasal 1330 tersebut, maka perjanjian itu tetap sah

selama tidak dituntut pembatalannya oleh pihak yang tidak cakap.

Berdasarkan asas Pacta Sunt Servanda bahwa setiap perjanjian menjadi

hukum yang mengikat bagi para pihak yang melakukan perjanjian.Pada Pasal

1
Suharnoko, Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus, Prenada media, Jakarta, 2004,
hlm.2
ii

1338 KUH Perdata juga diatur bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah

berlaku sebagaimana undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Hal ini

dapat diartikan bahwa membuat perjan jian sama dengan membuat undang-

undang bagi kita sendiri dan orang yang melakukan perjanjian.

Salah satu kasus yang menarik untuk dikaji adalah perjanjian kerjasama

yang terjadi pada kawasan kabupaten Lombok timur tepatnya pada wilayah

kecamatan kasus Desa Selebung Ketangga KecamatanKeruak.Pada kasus ini

terdapat kesepakatan yang dibuat oleh kedua belah pihak yakni pihak pertama

yang dalam hal ini memiliki sebidang tanah dengan luas 30 are yang berada di

Jln.Raya Keruak, Keruak Lombok Timur tepatnya di samping Pasar Umum

Keruak. Perjanjian ini pada dasarnya merupakan jenis perjanjian lisan yang dibuat

para pihak atas dasar kesepakatan bersama bahwa akan dibuat ruko dengan total 7

ruko diatas tanah 30 are tersebut yang ketentuannya mengenai bagi hasil

keuntungan bahwa pihak pemilik modal akan mendapatkan keuntungan dari hasil

penyewaan 4 ruko yang dibangun dan pihak pemilik lahan akan mendapatkan

untung dari penyewaan 3 ruko yang akan dibangunnya. Para pihak sebenarnya

akan melakukan perjanjian dengan menggunakan akta autentik apabila bangunan

ruko tersebut telah selesai dibangun nantinya, namun permasalahan ternyata

muncul ketika bangunan ruko telah mencapai pembangunan 60% dimana pada

waktu itu pihak ketiga yang mengklaim dirinya juga memiliki hak atas tanah yang

sedang dilakukan pembangunan ruko tersebut. Sehingga pada kasus ini terdapat

permasalahan hukum wanprestasi dengan tidak adanya itikad baik yang dimiliki
iii

oleh pihak pertama ketika melakukan perjanjian dengan pemilik modal yakni

pihak kedua.

Melihat dari permasalahan tersebut, maka dapat dilihat lemahnya posisi

perjanjian lisan apabila digunakan dalam perjanjian kerjasama terlebih apabila

kerjasama tersebut membutuhkan modal yang relatif sehingga perlindungan atas

pihak kedua yang menjadi pemilik modal tentunya akan merasa terancam,terlebih

apabila pada waktu melakukan perjanjian pihak pertama memang tidak memiliki

itikad baik untuk melaksanakan perjanjiannya.

Ada beberapa permasalahan dirumuskan dalam penelitian ini yakni

bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerjasama pembangunan Ruko antara

pemodal dengan pemilik lahan ? dan bagaimana penyelesaian sengketa para pihak

dalam perjanjian kerjasama pembangun ruko antara pemodal dengan pemilik

lahan di Desa Selebung Ketangga Kecamatan Keruak Lombok Timur ?

Untuk menjawab rumusan permasalah tersebut diatas digunakan jenis

penelitian normatif empiris, penelitian ini mengkaji penerapan peraturan

perundang-undangan berdasarkan konsep dan teori hukum untuk melihat secara

langsung kenyataan di lapangan. 2 Metode penelitian merupakan suatu sarana

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. 3 Sehingga, dalam

penelitian empiris menggunakan metode pendekatan peraturan perundang-

undangan (statue approach), konseptual (conceptual approach) dan pendekatan

sosiologis.4

2
Amirrudin dan Zainal Asikin, Penghantar Metode Penelitian Hukum, Cet. 1, Ed. 8,
PT.Raja Grafindo persada, jakarta, 2014, hlm.133
3
Zaenuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm. 17
4
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2009, hlm. 97
iv

II. PEMBAHASAN

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Pembangunan Ruko Antara Pemodal


Dengan Pemilik Lahan Di Desa Selebung Ketangga Kecamatan Keruak
Lombok Timur
Perjanjian pembangunan ruko yang dilakukan oleh kedua belah pihak ini

tentunya bertujuan untuk memperoleh keuntungan satu sama lain, terlebih

perjanjian yang digunakan merupakan jenis perjanjian kerjasama. Perjanjian

kerjasama antara pihak pemilik lahan dengan pemilik modal ini lahir akibat dari

pihak pemilik modal ingin memiliki usaha ruko namun tidak memiliki tanah

untuk membangunnya, maka pemilik modal kemudian mencari seseorang yang

memiliki tanah dan ingin diajak untuk melakukan kerjasama.Sehingga bertemulah

dengan seorang pemilik lahan yang bersepakat untuk diajak bekerjasama untuk

dilakukannya pembangunan ruko diatas tanah miliknya yang berada di daerah

Desa Selebung Ketangga Kecamatan Keruak Lombok Timur.5

Perjanjian kerjasama pembangunan ruko ini dibuat antara Bapak Mustiadi

selaku pemilik lahan dengan Bapak Hannan selaku pemilik modal. Bapak Hannan

yang memang merupakan sahabat baik sehingga timbulkan kesepakatan atas dasar

kepercayaan untuk mengikatkan diri pada untuk melakukan kerjasama

membangun 7 unit kamar ruko bertingkat 2 dengan luas masing-masing ruko 3x7

M2 di atas tanah milikBapak Mustiadi dengan luas 3000 M2 yang jika diitung

dalam satuan are berjumlah 30 are.

5
Hasil Wawancara Dengan Mustiadi, Pemilik Lahan, Wawancara Dilakukan Pada Dusun
Selebung Desa Selebung Ketangga Kecamatan Keruak Tanggal Rabu 20 Januari 2021 Pukul 17:30
WITA.
v

Mengenai subjek dan objek hukum yang ada pada perjanjian kerjasama ini

tentunya tidak dapat dipisahkan dengan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata yang

mencantumkan syarat-syarat yang diperlukan untuk sahnya suatu perjanjian, hal

ini dikarenakan ketentuan pasal 1320 KUHPerdata merupakan ketentuan pokok

yang harus dipenuhi oleh para pihak sebelum melakukan suatu perjanjian.

Pada perjanjian yang dilakukan oleh pihak Bapak Mustiadi selaku pemilik

lahan dengan Bapak Hannan selaku pemilik modal tentunya dilakukan oleh subjek

hukum dan bukan merupakan orang yang berada dibawah pengampuan dengan

melihat bahwa Bapak Mustiadi merupakan seorang laki-laki yang sudah menikah

dan telah berusia 48 Tahun yang dibuktikan dengan memiliki Kartu Tanda

Penduduk (KTP) dan Bapak Hannan juga seorang laki-laki yang sudah menikah

dan berusia 46 Tahun serta memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Berdasarkan penjelasan di atas, perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh

Bapak Mustiadi selaku pemilik lahan dengan Bapak Hannan tidak bertentangan

dengan salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu kecakapan untuk membuat suatu

perikatan. Ini dapat dilihat bahwa para pihak yang akan melakukan perjanjian

kerja sama ini harus memenuhi syarat dan ketentuan yang sesuai dengan

kecakapan seseorang dalam melakukan suatu perikatan.

Dalam hal suatu sebab tertentu yang merupakan objek dari perjajian kerja

sama yang diperjanjian adalah pembangunan ruko diatas lahan milik Bapak

Hannan. Perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh para pihak ini dilakukan

tentunya demi memperoleh keuntungan bersama yakni pihak pemilik modal akan

mendapatkan keuntungan dari harga sewa atas ruko yang dibangunnya dan pihak
vi

pemilik modal juga mendapatkan keuntungan dari ruko yang beridiri di atas

tanahnya tersebut. Hal hal ini tentunya tidak melanggar syarat sah perjanjian

dalam hal suatu sebab tertentu dikarenakan objek yang jelas yang ada dalam

perjanjian yang disepakti oleh para pihak.

Setelah melakukan penelitian tentang perjanjian antara Bapak Mustiadi

selaku pemilik lahan dengan Bapak Hannan selaku pemilik modal menggunakan

bentuk perjanjian lisan.Akibat hukum dalam perjanjian lisan yang digunakan para

pihak ini memang tidak berbeda dengan ketentuan perjanjian tertulis yakni sama-

sama menimbulkan hak dan kewajiban yang mengikatkan dirinya pada perjanjian

tersebut yang mengikat kedua belah pihak.6

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Bapak

Mustiadi selaku pemilik lahan dengan Bapak Hannan selaku pemilik modal. Maka

diketahui bahwa proses pelaksanaan perjanjian kerjasama pembangunan ruko

yang dilakukan oleh kedua belah pihak menggunakan jenis perjanjian lisan yang

hanya didasarkan pada perkataan sepakat untuk membangun sebuah ruko diatas

tanah pemilik lahan.

Akibat hukum suatu perjanjian kerjasama pembangunan ruko tentunya

akan menimbulkan terikatnya kedua belah pihak baik itu pihak pemilik lahan

maupun pihak yang memiliki modal yang nantinya akan melahirkan hak dan

kewajiban para pihak. Pada perjanjian kerjasama yang dilakukan para pihak ini

walaupun mengikatkan dirinya dengan menggunakan perjanjian lisan namun tetap

terikat atas kesepakatan yang dibuatnya.

6
Ibid.
vii

Adapun kewajiban bagi pemilik lahan pada perjanjian ini yakni

menyiapkan sejumlah tanah dengan luas 30 are yang berada di Jln.Raya Keruak,

Keruak Lombok Timur tepatnya di samping Pasar Umum Keruak dan

berkewajiban untuk menjamin bahwa tanah yang disiapkan tersebut merupakan

tanah miliknya selama perjanjian berlangsung. Untuk hak pemilik lahan sendiri

adalah menerima bagi hasil uang sewa dari bangunan ruko yakni harga sewa 3

ruko untuk pemilik lahan dan harga sewa 4 ruko untuk pemilik modal.7

Sedangkan kewajiban bagi pemilik modal pada perjanjian kerjasama

pembangunan ruko tersebut yakni bersedia membangunan 7 unit kamar bertingkat

2 dengan luas masing-masing ruko 3x7 M2 diatas atas tanah seluas 30 are yang

diperjanjikan pembangunannya selesai pada bulan Mei tahun 2019 dengan design

yang telah diperjanjikan. Untuk hak pemilik modal yakni menerima pembagian

hasil sewa 4 kamar ruko dan berhak atas jaminan tanah yang akan dibangunnya

kamar ruko tersebut merupakan milik sah dari pemilik lahan yakni bapak

Mustiadi agar kedepannya tidak terdapat permasalahan mengenai legalisas hak

atas tanah tersebut.8

Perjanjian ini sebenarnya diniatkan akan menggunakan perjanjian tertulis

dengan akta autentk, hanya saja para pihak akan mengikatkan perjanjian

kerjasama yang dibuatnya tersebut pada waktu ruko telah selesai dibangun.

Perjanjian kerjasama ini berdasarkan hasil wawancara, memang awalnya berjalan

sesuai dengan keinginan kedua belah pihak yakni pihak pemodal membangun

7
Hasil Wawancara Dengan Mustiadi,Op.Cit.
8
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hannan, Pemilik Modal, Wawancara Dilakukan Pada
kediaman bapak hannan di jln. Arjuna Nomor 20x kecamatan cakranegara kota mataram, Mataram
Tanggal Sabtu 06 Februari 2021 Pukul 20:00 WITA.
viii

ruko dengan model dan konsep dari dirinya dan pemilik lahan hanya memenatau

perkembangan pembangunan ruko tersebut. Namun berjalan tiga bulan dari

pembangunan tersebut, terjadi permasalahan dari pihak ketiga yang melakukan

klaim bahwa tanah yang telah dibangun ruko tersebut merupakan tanah miliknya

yang seluas 10 are yang tepat diatasnya dibangun 1 unit ruko.

Permasalahan ini lantas menimbulkan terhentinya pembangunan ruko

karena pihak pemilik modal tidak mengingikan dirinya diseret ke ranah hukum

dan mengingat kesalahan ini bukan berasal dari dia melainkan dari itikad tidak

baik dari pemilik lahan yang awalnya menyatakan bahwa tanah seluas 30 are

tersebut yang keseluruhannya merupakan milik dirinya pribadi.

Setelah penulis melakukan penguraian terhadap latar belakang, subjek dan

objek perjanjian dan permasalahan kesepakatan yang tejadi pada perjanjian

kerjasama pembangunan ruko ini maka diketahui unsur esensialia yakni

bersepakat untuk membanguna 7 unit kamar ruko diatas tanah milik pemilik lahan

seluas 30 are dengan persentasi keuntungan harga sewa 3 kamar ruko menjadi

milik pemilik lahan dan harga sewa 4 kamar ruko menjadi milik pemilik modal.

Penyelesaian Sengketa Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Pembangun


Ruko Antara Pemodal Dengan Pemilik Lahan Di Desa Selebung Ketangga
Kecamatan Keruak Lombok Timur
Dalam pelaksanaan perjanjian kerja sama yang dilakukan Bapak Mustiadi

dengan Bapak Hannan seperti perjanjian pada umumnya yakni pada awalnya

berjalan sesuai dengan keinginan para pihak yakni pihak pemilik lahan yakni

Bapak Mustiadi membiarkan tanah seluas 30 are miliknya dibangun sebuah ruko

dengan 7 kamar ruko seluas 3x7 M2 lengkap dengan area parkir yang luas bagi
ix

pengujung ruko. Perjanjian tersebut ditafsirkan menghabiskan dana pembangunan

ruko yang ditafsirkan mencapai Rp.470.000.000 ( empat ratus tujuh puluh juta

rupiah).9

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa permasalahan wanprestasi memang

sebenarnya berasal kesalahan itikad buruk dari pihak pemilik lahan, yakni telah

melakukan penipuan kepada pemilik modal. Berdasarkan hasil wawancara dengan

pihak lahan mengenai alasan pemilik lahan tetap melakukan perjanjian padahal

diketahuinya tanah tersebut bukan sepenuhnya miliknya yakni hanya beralasan

bahwa ketidaktahuan jika anak dari adik kandunganya akan menggugatnya karena

dahulu pada waktu pembagian waris memang terjadi permasalahan warisan.

Pada permasalahan tentunya mengakibatkan bahwa pembatalan perjanjian

kerjasama yang dilakukan oleh pihak pemilik modal karena telah hilangnya

kepercayaan kepada pemilik lahan sehingga memutuskan untuk mengakhiri

perjanjian tersebut dan tidak melanjutkannya. Namun yang menjadi permasalahan

yakni mengenai pembangunan ruko yang telah mencapai 60% pengerjaan yang

apabila ditafsirkan berkisar Rp.350.000.000 (tiga ratus lima puluh juta rupiah).

Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa dalam perjanjian kerja sama

pihak pemilik lahan dengan pihak pemilik modal telah terjadi masalah

wanprestasi yang disebabkan oleh pihak pemilik lahan yang telah dengan sengaja

untuk tidak memberitahukan kepada pihak pemilik modal terkait keadaan

sebenarnya atas tanah yang menjadi miliknya tersebut. Sehingga dalam hal ini

jelaslah bahwa pihak pemilik lahan telah melakukan penipuan atas masalah

9
Ibid.
x

tersebut dan pihak pemilik modal selaku pihak yang dirugikan dapat menuntut

ganti rugi atau membatalkan kontrak yang telah disepakatinya tersebut.Dari

beberapa metode penyelesaian sengketa yang ada, dalam perjanjian kerjasama

pihak pemilik lahan dengan pihak pemilik modal memilih menggunakan metode

negosiasi.10

Akhirnya sebagai bentuk penyelesaian permasalahan tersebut diadakan

negosiasi antara kedua belah pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan solusi

bersama. Hasil dari negosiasi tersebut memberikan jalan keluar bagi para pihak

tentang permasalahan yang terjadi, para pihak kemudian menuangkan hasil

negosiasi tersebut pada perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh kedua belah

pihak dua orang saksi dari masing-masing pihak tersebut. Adapun hasil dari pada

negosiasi tersebut berbunyi: Pihak pertama dan pihak kedua bersepakat untuk

tidak saling mengajukan perkaranya lebih lanjut secara hukum sampai di

pengadilan negeri/ diselesaikan secara kekeluargaan; Untuk biaya pembangunan

ruko yang telah mencapai 60% dengan tafsiran Rp.350.000.000 ( tiga ratus lima

puluh juta rupiah) sepenuhnya diganti oleh pihak pertama dan menjadi

penanggung jawab pribadi oleh pihak pertama; Jaminan yang diberikan untuk

penggantian ini berupa sertifikat tanah milik pihak pertama seluas 20 are yang

berlokasi diJln.Raya Keruak, Keruak Lombok Timur tepatnya di samping Pasar

Umum Keruak; Penggantian biaya pembangunan ruko tersebut harus segera

dilunasi oleh pihak pertama selambat-lambatnya pada tanggal 10 Juli 2019;

Apabila Pihak pertama yang tidak dapat mengganti biaya pembangunan ruko

10
Ibid.
xi

tersebut secara keseluruhan pada waktu yang telah ditentukan tersebut, maka

pihak kedua dapat menempuh jalur hukum untuk mendapatkan keadilan. Namun

apabila terdapat kesepakatan lain maka dikembalikan kepada para pihak. Dan

demikian surat pernyataan perdamaian kerjasama ini dibuat dengan sebenarnya

dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan tanpa ada paksaan dari pihak

manapun/orang lain. Dan apabila ada pihak ketiga yang turut campur urusan di

atas dianggap tidak sah.

Berdasarkan hasil negosiasi tersebut maka diketuhai bahwa pihak pemilik

lahan sepakat untuk melakukan pergantian rugi secara sepenuhnya sebesar biaya

pembangunan yang telah dikeluarkan pemilik modal yakni sebesar

Rp.350.000.000. (tiga ratus lima puluh juta rupiah) dengan terlebih dahulu

memberikan sertifkat tanah tersebut kepada pemilik modal sebagai jaminan

pergantian uang tersebut.

Dari hasil analisa, dapat diketahui bahwa penyelesaian hukum akibat

adanya keterlambatan pembayaran menggunakan upaya hukum non litigasi yaitu

dengan cara negosiasi yang melibatkan pihak ketiga sebagai penengah tetapi

keputusan penyelesaian sengketa tetap berada pada kedua belah pihak. Proses

penyelesaian sengketa bisnis melalui jalur non litigasi banyak memberikan

keadilan bagi para pihak yang bersengketa, karena hasil akhir berdasarkan

kesepakatan dari para pihak yang sama-sama mengambil jalan yang

menguntungkan bagi para pihak dengan hasil yang dibuat sendiri oleh para pihak

membuat para pihak merasa puas dengan penyelesaian sengketa melalui jalur non

litigasi apalagi bagi para pelaku usaha atau pembisnis yang apabila ada sengketa
xii

dapat diselesaikan dengan cepat dan biaya murah sehingga tidak banyak

membuang-buang waktu, pikiran, tenaga, dan biaya murah yang paling utama.
xiii

III. PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dalam perjanjian kerjasama yang dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pelaksanaan perjanjian kerjasama pembangunan ruko dilatar belakangi

oleh pihak pemilik modal ingin melakukan investasi dengan membangun ruko

tetapi tidak memiliki lahan sedangkan pihak pemilik lahan juga ingin membangun

ruko diatas tanah miliknya namun tidak memilik modal sehingga sepakatlah para

pihak untuk mengikatkan dirinya dengan menggunakan perjanjian lisan demi

memperoleh keuntungan bersama.

1. Perjanjian ini dilakukan oleh Bapak Mustiadi selaku pemilik lahan dengan

Bapak Hannan selaku pemilik modal. Adapun objek dari pada perjanjian ini yakni

akan dibangun 7 kamar ruko diatas tanah seluas 30 are dengan persentasi

keuntungan bahwa uang sewa 3 kamar ruko menjadi milik pemilik lahan dan yang

sewa 4 kamar ruko menjadi milik pemilik modal. Namun pada pelaksanaannya

perjanjian tersebut hanya mampu berjalan sampai 60% pengerjaan ruko

dikarenakan pihak pemilik modal membatalkan perjanjian yang disebabkan pihak

pemilik lahan telah melakukan wanprestasi. 2. Pelaksanaan perjanjian

pembangunan ruko berakhir dengan sengketa yang disebabkan tanah yang

dibangunnya diatas ruko ternyata bukan milik sepenuhnya pemilik lahan.

Penyelesaian sengketa pada kasus ini menggunakan jalur diluar pengadilan (non

litigasi) yakni melalui negosiasi. Hasil dari negosiasi tersebut bahwa masalah

wanprestasi yang terjadi tidak akan dibawa keranah hukum dan pemilik lahan
xiv

sepakat untuk melakukan pergantian rugi secara sepenuhnya sebesar biaya

pembangunan yang telah dikeluarkan pemilik modal sebesar Rp.350.000.000. (

tiga ratus lima puluh juta rupiah) dengan terlebih dahulu memberikan sertifkat

tanah tersebut kepada pemilik modal sebagai jaminan. Pelunasan dilakukan paling

telat sampai tanggal 10 Juni Tahun 2019 dan jika pada waktu tersebut belum

dilakukan pelunasan maka para pihak dapat menyesuaikan kembali

kesepakatannya.

Saran

Akhir kata dri penulis mengharapkan adanya manfaat bagi kita semua dan pnulis

ingin memberikn saran yang berhubungan dengan perjanjian pembangunan

kerjasama pembangunan ruko antara pemodal dan pemilik lahan ruko : 1.

Diharapkan kepada para pihak untuk melaksanakan prestasi dengan itikad baik

agar tidak terjadinya wanprestasi yang merugikan pihak lain dan para pihak

sebaiknya melakukan perjanjian dengan prinsip kehatian-hatian untuk mencegah

terjadinya kecurangan oleh pihak lainnya. 2. Untuk memberikan perlindungan

hukum bagi kedua belah pihak hendaknya mengikatkan dirinya pada perjanjian

tertulis terlebih apabila nilai perjanjian tersebut sangat besar, sehingga apabila

nanti terdapat wanprestasi dapat diselesaikan sesuai isi perjanjian dan tentunya

akan lebih memberikan perlindungan bagi kedua belah pihak.


i

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Amirrudin Dan Zainal Asikin, 2020, Penghantar Metode Penelitian Hukum, Cet.
1, Ed. 8, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta
Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian Teori Dan Analisa Kasus, Prenada Media,
Jakarta.
Zaenuddin Ali, 2013, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

HASIL WAWANCARA
Hasil Wawancara Dengan Mustiadi, Pemilik Lahan, Wawancara Dilakukan Pada
Dusun Selebung Desa Selebung Ketangga Kecamatan Keruak Tanggal
Rabu 20 Januari 2021 Pukul 17:30 WITA.
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hannan, Pemilik Modal, Wawancara Dilakukan
Pada kediaman bapak hannan di jln. Arjuna Nomor 20x kecamatan
cakranegara kota mataram, Mataram Tanggal Sabtu 06 Februari 2021
Pukul 20:00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai