Kontrak Kontruksi Kerja Air Bersih Antara Penyedia Barang Dan Pengguna Jasa Di Desa Oelbiteno, Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang
Kontrak Kontruksi Kerja Air Bersih Antara Penyedia Barang Dan Pengguna Jasa Di Desa Oelbiteno, Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang
Oleh:
FONI ARDILA MNUNE
NIM: 1802010055
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NUSA CENDANA
No.Telepon:
E-mail:
Pembimbing I:
Sukardan Aloysius.,SH.M.Hum
UNIVERSITAS NUSA
CENDANA
Jalan Adisucipto penfui-kupang
E-mail:
Pembimbing II:
Darius Mauritsius, SH.,M.Hum
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
ABSTRAK
PELAKSANAAN KONTRAK KONTRUKSI KERJA AIR BERSIH ANTARA PENYEDIA JASA DAN
PENGGUNA JASA DI DESA OELBITENO KECAMATAN FATULEU TENGAH KABUPATEN
KUPANG (oleh: Foni Ardila Mnune, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Nusa
cendana bersama Sukardan Aloysius, SH,.M,Hum. selaku pembimbing I Dan Darius
Mauritsius,SH.M.Hum. Selaku Dosen pembimbing II)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan perjanjian kontrak kerja proyek air
bersih antara pengguna jasa dan penyedia jasa, terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh
penyedia jasa yakni CV. Galilea berupa tidak terlaksananya perjanjian sesuai dengan kontrak
yang ditandatangani, dan CV. Galilea diberikan sanksi berupa pembayaran denda sebesar
1/1000 dari nilai yang belum terbayarkan dan penambahan waktu kerja selama 50 hari Kerja.
Terkait faktor penghambat dalam pelaksanaan proyek pembangunan air bersih di Desa
Oelboteno Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang adalah faktor cuaca dan kondisi alam
sekitar sehingga ini bisa dikatakan sebagai force majeure atau keadaan terpaksa selain dari itu
bisa dikatakann sebagai keadaan memaksa yang bersifat relative.
Abstract
This research was conducted investigate how clean water projects ar implemented
between service providers and service users. As well as the inbejbiting factor s for
implementing the project. This research was conducted in the village of Oelbiteno, Fatuleu
Tengah sub-district,kupang Regency.the tipe of research is empirikan juridical research white
the type of research is qualitative.
The results showed that the implementation the clean water project work contract
agreement between the service user and the service provider.a default was made by the service
provider, namely CV,Galilea in the form of non-performance og agreement in accordance with
the signed contract. and CV Galilea was given a sanction in the form off paying a fine of 1/1000
of the unpaid amount and an additional 50 days of working time.
Regarding the inhibiting factors in the implementation of the clean water development
project in Oelbiteno village, Fatuleu Tengah district, Kupang Regency, the weather and
surrounding natural conditions can be a force majeure or a forced situation other than can be
said to be a relative force majeure.
Pendahuluan
Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dalam
pelaksanaan proyek jasa konstruksi yang diselenggarakan oleh pemerintah
menggunakan biaya APBN/APBD diperlukan aturan hukum sebagai dasar atau sarana
pengatur agar pelaksanaan proyek jasa konstruksi tersebut dapat berjalan dengan baik
dan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat.
Kontrak kerja konstruksi yang dilakukan oleh pihak pengguna jasa dan pihak
penyedia jasa bisa dikatakan sah karena adanya kesepakatan dari kedua belah pihak.
Kesepakatan adalah pernyataan yang dikatakan antara para pihak. Kesepakatan yang
dibuat dalam kontrak kerja konstruksi akan menimbulkan akibat hukum, akibat
hukumnya adalah timbulnya hak dan kewajiban masing-masing pihak. Apabila didalam
suatu pelaksanaan kontrak kerja konstruksi ada hak dan kewajiban yang tidak bisa
terpenuhi oleh salah satu pihak, maka bisa dikatakan salah satu pihak tersebut telah
melakukan wanprestasi dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan yang
telah diperbuatnya.(salim 2019)
Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor strategis dalam mendukung
tercapainya pembangunan nasional. Posisi strategis tersebut dapat dilihat dari adanya
keterkaitan dengan sektor lain. Jasa konstruksi sesungguhnya merupakan bagian
penting dari terbentuknya produk konstruksi, karena jasa konstruksi menjadi arena
pertemuan antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. Pada wilayah penyedia jasa juga
bertemu sejumlah faktor penting yang mempengaruhi perkembangan sektor konstruksi
seperti pelaku usaha, pekerjanya dan rantai pasok yang menentukan keberhasilan dari
proses Penyediaan jasa konstruksi yang menggerakkan pertumbuhan sosial ekonomi.
Pengguna jasa konstruksi bisa berasal dari pihak pemerintah dengan menggunakan
anggaran APBN atau APBD, perusahaan swasta, BUMN, BUMD, dan lain-lain.
(pranoto,2018)
Dalam hal perjanjian kerja konstruksi yang dilakukan oleh BUMDES selaku
pengguna jasa dengan CV GALILEA selaku penyedia jasa dalam Pembangunan proyek
air bersih harus melalui Prosedur yang telah ditentukan, dari sebelum pelaksanaan
Kontrak, hingga berakhirnya Kontrak.
Sehingga embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung kelebihan air yang
terjadi pada musim hujan untuk persediaan air di suatu Desa di musim kering. Selama
musim kering air akan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
penduduk. Di musim hujan Embung tidak beroperasi karena air di luar Embung
tersedia cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Oleh karena itu pada
setiap akhir musim hujan sangat diharapkan kolam Embung dapat terisi penuh air
sesuai rencana. Manfaat dari pembangunan proyek air bersih ini antara lain, untuk
mengairi tanaman palawija dan tanaman lain seperti jagung, kacang hijau, kacang tanah,
kacang tunggak, ubi jalar, dan bawang merah.
Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pelaksanaan proyek air bersih yang berlokasi Di Desa Oelbiteno , kecamatan Fatuleu
Tengah,untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan
Embung yang memiliki manfaat yang cukup besar bagi masyarakat. Berdasarkan uraian
di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pelaksanaan
Kontrak Kerja Konstruksi Proyek Air Bersih Antara Penyedia Jasa dan Pengguna
Jasa” (Studi Kasus Desa Oelbiteno, Kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten
kupang).
2. Metode Penelitian
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini dengan menggunakan tipe yuridis empiris yaitu penelitian
yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penerapan hukum dilapangkan (law in
action). .
a) Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
masyarakat, atau berasal dari hasil wawancara dan observasi, maupun
laporan-laporan dalam bentuk dokumen yang tidak resmi dan diolah oleh
peneliti.
b) Data sekunder adalah data yang mendukung dari data primer berupa perundang-
undangan, buku-buku, dan literature pustaka lainnya. Data sekunder berupa:
1. Undang- undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
3. Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
4. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
6. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
7. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
C. Aspek penelitian
a. pelaksanaan kontrak kerja proyek air bersih antara penyedia jasa dan
pengguna jasa di Desa Oelbiteno kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten
Kupang
b. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek kontrak kerja kontruksi
proyek air bersih antara penyedia jasa dan pengguna jasa di Desa Oelbiteno,
Kecamatan Fatuleu Tengah.Kab.Kupang.
D. Populasi, sampel dan Responden
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu pejabat CV GALILEA (1 orang), Pengurus
Dana Desa (3 orang), dan tokoh masyarakat sebanyak (4 orang). Total
populasi dalam peneliti ini adalah (8 orang)
b. Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi sampel oleh
karena jumlah anggota populasi terbatas maka semuanya ditetapkan sebagai
anggota sampel teknik sampel yang di gunakan adalah teknik sampel jenuh
c. Responden adalah orang yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti untuk tujuan penelitian. Adapun yang menjadi Responden dalam
penelitian ini adalah:
1. Pejabat CV GALILEA : 1 orang
2. Pejabat pembuat komitmen : 1 orang
3. Kepala Desa : 1 orang
3. Tokoh Masyarakat. : 5 Orang
Jumlah : 8 orang
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Studi Lapangan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
dengan melakukan wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
mengenai data yang dibutuhkan secara langsung yang dapat mendukung atau
menunjang penelitian penulis. Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak
terkait, dalam hal ini masyarakat, penyedia jasa, dan pengguna jasa yakni pihak
pengelola proyek air bersih.
b.Studi Kepustakaan
B. Pelaksanaan kontrak kerja proyek air bersih antara penyedia jasa dan pengguna
jasa di Desa Oelbiteno Kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang
Pengerjaan konstruksi pembangunan Embung oleh CV. Galilea , dalam hal ini didasari
dengan suatu perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, baik oleh Bapak
Melkiur Lasena selaku direksi CV. Galilea dengan Ibu Tersia Banunut bertindak untuk
dan atas nama pejabat pembuat Komitmen pembangunan embung di desa Oelbiteno.
Adapun Tahap Pelaksanaan Kontrak Dalam aturan turunan Peraturan Presiden nomor
16 Tahun 2018 yaitu Peraturan Lembaga nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa melalui Penyedia.
Adapun Proses terjadinya kontrak kontruksi kerja antara Bumdes dan CV. Galilea
adalah sebagai berikut :
Sehingga dalam kontruksi pembangunan embung ini kedua belah pihak sepakat Untuk
menggunakan Metode pemilihan penyedia barang/ jasa di lakukan melalui proses
(LPSE) Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang diadakan langsung dan
serentak.Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah layanan pengelolaan teknologi
informasi untuk Pengadaan barang/jasa secara elektronik akan meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas, meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang
sehat, memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan, mendukung proses monitoring
dan audit dan memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time guna
mewujudkan clean and good Government dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
2. Isi kontrak
Sebuah kontrak tentunya mempunyai aturan atau pedoman yang harus dilaksanakan,
agar dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara jelas dan nyata sesuai apa yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak. Demikian juga halnya dengan perjanjian
kontrak antara Desa dengan CV. Galilea, dalam pelaksanaan pekerjaan jasa
Pembangunan air bersih berupa embung di Desa Oelbiteno kecamatan Fatuleu tengah
kabupaten kupang.
Sebagaimana dijelaskan oleh Kepala desa oelbiteno yang mengatakan bahwa lingkup
pekerjaan yang harus dilakukan oleh CV. Galilea dalam pembangunan embung di desa
Oelbiteno sesuai dengan yang tertuang dalam perjanjian adalah sebagai berikut:
a. Perjanjian pekerjaan ini mengikat kedua belah pihak, dilakukan oleh Kontrak.
Harga Satuan, yaitu penyelesaian seluruh pekerjaan ini dilakukan dalam batas
waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan, dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara.
Hal ini juga dijelaskan oleh Tim pelaksanaan kegiatan selaku Pengguna jasa yang
mengatakan bahwa petugas pengawas lapangan ditetapkan dengan Surat Keputusan
Pengguna Anggaran, agar lebih jelas dan memberikan kekuatan dalam melakukan
tugasnya di lapangan.
Jaminan dalam pelaksanaan pekerjaan ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari nilai
penawaran, dan harus diserahkan dalam bentuk surat jaminan pelaksanaan dari Bank
Pemerintah atau Bank Umum oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama sebelum
penandatanganan surat perjanjian. Jaminan pelaksanaan pekerjaan tersebut harus
mempunyai masa berlaku 90 (sembilan puluh) hari melebihi masa pemeliharaan
pekerjaan, dan akan dikembalikan kepada pihak kedua pada 90 (sembilan puluh) hari
setelah masa pemeliharaan pekerjaan selesai dilaksanakan, diterima baik oleh pihak
pertama yang dinyatakan dengan suatu Berita Acara Serah Terima pekerjaan secara
keseluruhan. Jaminan ini bertujuan agar pihak kedua benar-benar serius untuk
melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang diperjanjikan. Oleh karena itu jaminan ini
bentuk dari pertanggungjawaban dari pihak kedua terhadap pekerjaan yang sudah
diterimanya.
Dalam surat jaminan pelaksanaan pekerjaan tersebut harus ada ketentuan bahwa
jaminan pelaksanaan pekerjaan menjadi milik negara yang dapat dicairkan oleh pihak
pertama tanpa persetujuan pihak kedua, bilamana terjadi pemutusan perjanjian
pekerjaan dengan memperhitungkan prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
pihak kedua.Pada prinsipnya isi kontrak tersebut berisi kesepakatan antara Bumdes
dengan CV. Galilea dalam pengerjaan Penyediaan air bersih berupa embung bagi
Masyarakat desa Oelbiteno. Di Jln. poros tengah kecamatan Fatuleu tengah.
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pihak kedua pemenang lelang harus
mampu bertanggung jawab terhadap apa yang telah diterimanya. Konsekuensi dari
pengunduran diri tersebut tentu ada, kemungkinan nama dari perusahaan tersebut
sudah mendapat catatan bagi panitia lelang, untuk pelelangan yang akan datang
perusahaan tersebut tidak boleh ikut.
Di sini terlihat bahwa perusahaan pemenang lelang harus ada bukti jaminan agar
perusahaan yang bersangkutan memang benar-benar melaksanakan pekerjaan yang
telah diterimanya pada waktu menang tender. Bangunan proyek pemerintah tidak sama
dengan menerima proyek dari individu atau perseorangan, proyek pemerintah
dilakukan pelelangan secara resmi dan dengan mekanisme yang ditentukan oleh
undang-undang. Jadi pihak kedua tidak bisa memutuskan begitu saja, karena sudah
melalui mekanisme administrasi yang cukup panjang, sehingga memang harus
dipertanggungjawabkan, karena sudah melibatkan banyak orang dan sudah dilaporkan
kepada pimpinan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu tawaran untuk
mengajukan harga dan memborong pekerjaan atas penyediaan barang/jasa. Setelah
adanya pengertian tentang pengadaan barang/jasa, barulah diketahui ada beberapa
pihak yang memiliki kepentingan didalam-Nya, baik pihak pertama yaitu instansi
pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau perusahaan swasta yang
melakukan atau mengadakan penawaran barang atau jasa. Sedangkan pihak kedua
adalah personal atau perusahaan yang menawarkan diri untuk bisa memenuh
permintaan pengadaan barang/jasa yang dilakukan penawaran sebelumnya. Biasanya
Pengadaan barang atau jasa identik dengan adanya berbagai fasilitas baru seperti
bangunan, jalan, rumah sakit, gedung perkantoran, sekolah yang guna untuk memenuhi
kebutuhan suatu instansi pemerintah terhadap barang atau jasa. Adapun jenis-jenis
pengadaan barang atau jasa antara lain :
1. Pengadaan Barang
Yang dimaksud dengan pengadaan barang disini adalah pengadaansetiap benda baik
berwujud ataupun tidak berwujud, benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau barang yang dapat dimanfaatkan
oleh si pengguna barang.
a. E-purchasing
b. Pengadaan Langsung
c. Penunjukan Langsung
d. Tender Cepat
e. Tender
Terbentuknya kontrak antara TPK Desa dan CV. Galilea sebagai penyedia jasa
telah melewati tahap-tahapan dan merupakan bagian dari program pemerintah itu
sendiri untuk melakukan pekerjaan konstruksi yaitu Pengerjaan penyediaan air bersih
di Desa Oelbiteno.
Nilai kontrak yang diketahui adalah sebesar Rp 135.346.000 (seratus Tiga puluh Lima
Juta Tiga ratus Empat puluh Enam Ribu Rupiah). Menurut Pasal 39 Perpres nomor 54
tahun 2010 mengatur Pengadaan Langsung.
sebagai berikut:
Dalam pasal-pasal Perpres 54 tahun 2010 tidak dijumpai aturan yang secara khusus
mengatur tentang cara Pengadaan Langsung. Ketentuan tentang Pengadaan Langsung
dijumpai dalam pasal-pasal
berikut:
Setelah panitia membuat berita acara dokumen penawaran, tahap selanjutnya adalah
melakukan penilaian terhadap semua penawaran yang dimasukkan oleh perusahaan
yang ikut dalam tender tersebut dan metode evaluasi yang digunakan adalah sistem
harga yang terendah dimana metode ini mengacu pada Perpres Nomor 16 Tahun 2018
pasal 30 yang menyatakan bahwa evaluasi penawaran dalam pemilihan pengadaan
barang dan jasa adalah sistem harga terendah.
Kontrak antara kedua belah pihak yaitu pihak penyedia jasa konstruksi dengan
pengguna jasa konstruksi yang dibuat secara tertulis, dimana didalam kontrak tersebut
mengatur tentang hal-hal termasuk hak berserta kewajiban kedua belah pihak supaya
tidak terjadi perselihan antara kedua belah pihak.
Kontrak yang merupakan kontrak kerja konstruksi ini dibentuk oleh instansi
pemerintah KabupatenKupangyaitu Dinas Pekerjaan Umum dan dengan CV. Galilea
selaku perusahaan dibidang konstruksi yang memenangkan tender, dimana kontrak
yang dimaksud disini adalah kontrak untuk melakukan pekerjaan Pembangunan
Embung di Desa Oelbiteno Kecamatan Fatuleu Tengah. Kontrak yang diatur pada surat
perjanjian kerja Nomor : 01/TPK/DOB/V/2022 yang berisikan :
1. Para pihak
Yang menjadi pihak didalam kontrak pekerjaan konstruksi yang dibentuk oleh
Bumdes diantara lain :
Nama : Tersia Banunut
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Alamat : Desa Oelbiteno
2. Dalam hal ini yang selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) yaitu pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan
pekerjaan konstruksi
Nama. : Melkiur Lasena
Jabatan. : Direkrut Cv Galilea
Alamat. : Desa Bipolo
Dalam hal ini bertindak sebagai direktur CV Galilea yang selanjutnya disebut
sebagai penyedia jasa.
5.Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Adalah waktu yang dibutuhkan oleh penyedia jasa konstruksi untuk menyelesaikan
pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan. Kontrak pekerjaan konstruksi ini menyebutkan bahwa CV Galilea harus
menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam jangka waktu 90 ( Sembilan puluh ) hari
kalender, dimana pekerjaan yang dimulai dari tanggal 18 Mei 2022 harus selesai
dengan waktu selambat lambatnya yaitu pada tanggal 18 Agustus 2022. CV Galilea
bertanggung jawab untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut dalam waktu
tersebut.
Yaitu Kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan konstruksi sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan. Setelah penyedia jasa konstruksi yaitu CV Galilea
menyelesaikan pekerjaan Pembangunan embung lalu diserahkan kepada pengguna jasa
tadi yaitu TPK Desa bangunan atau konstruksi tersebut memiliki masa pemeliharaan
selama 3 (Tiga) bulan atau 90 (Sembilan puluh ) hari kalender.
Setalah itu besaran denda dibayarkan oleh penyedia jasa apabila pejabat pembuat
komitmen memutuskan kontrak (PPK) secara sepihak adalah 1% (satu persen ) dari
sisa nilai pekerjaan sehari. Selanjutnya denda akibat penyedia diputus kontrak secara
sepihak oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) yang dibayarkan oleh penyedia dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal pemutusan kontrak. Denda akibat penyedia
diputus kontrak secara sepihak oleh pejabat pembuat komitmen dibayarkan oleh TPK
Desa Sebagai penyedia jasa.
Wanprestasi atau tidak dipenuhinya janji dapat terjadi baik karena disengaja maupun
tidak disengaja. Pihak yang tidak sengaja wanprestasi ini dapatterjadi karena memang
tidak mampu untuk memenuhi prestasi tersebut atau juga karena terpaksa untuk tidak
melakukan prestasi tersebut.Terjadinya wanprestasi mengakibatkan pihak lain (lawan
dari pihak yangwanprestasi) dirugikan, apalagi kalau pihak lain tersebut adalah
pedagang maka bisa kehilangan keuntungan yang diharapkan.
Oleh karena pihak lain dirugikan akibat wanprestasi tersebut, pihak wanprestasi harus
menanggung akibat dari tuntutan pihak lawan. Berdasarkan keterangan yang di dapat
dari bahwa pihak penyedia jasa yakni CV . Galilea tidak dapat melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan apa yang tertera dalam kontrak kerja, sehingga di berikan addendum1x
(satu kali).
Dari pemberian addendum itu CV. Galilea diberikan sanksi berupa denda dan waktu
pengerjaan di perpanjang selama 50 hari. hal ini sesuai dengan pernyataan dari hasil
wawancara dengan Bapak Azer Naben selaku penyedia jasa air bersih mengatakan
bahwa
wanprestasi yang dilakukan oleh perusahaan kami yaitu CV. Galilea berakibat
perusahaan ini harus membayar denda dari total pekerjaan yang belum diselesaikan
sebesar 1/1000 dari nilai yang belum terbayar.
Adapun Sanksi Perdata yang diatur pada Pasal-pasal yang berkaitan dengan sanksi
kegagalan konstriksi Terdapat dibuku IV menurut Undang- UndangRepublik Indonesia
No.18 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.29 tahun 2000,
antara lain sebagai berikut;
1) Teknis
a. Dana
b.Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat menjadi faktor dalam implementasi pembangunan
karena sangat mempengaruhi kelancaran suatu program serta kepedulian
masyarakat terhadap infrastruktur yang telah disediakan pemerintah. Meskipun
belum maksimal namun partisipasi masyarakat dalam pembangunan embung di
Desa Oelbiteno merupakan salah satu faktor pendukung terlaksananya beberapa
program tahunan yang direncanakan. Keterlibatan masyarakat ini sangat
dibutuhkan agar program pembangunan yangdilaksanakan benar-benar murni
berdasarkan kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat akan lebih leluasa
berekspresi mencapai kemajuan Desa.
2.Nonteknis
tetapi ada sebagian masyarakat yang tidak bertanggung jawab meminta kepada Bapak
Melkiur Lasena selaku direktur CV. Galilea untuk membayar upeti akibat kegiatan
keluar masuknya kendaraan ke lokasi proyek yang dianggap mengganggu dan merusak
jalan sehingga aktifitas Masyarakat terganggu.
Dari hasil pengamatan Pekerjaan proyek dilokasi itu sendiri sangat lambat karena
lokasinya sempit dan terbatas. Pekerjaan proyek berada pada sungai yang telah
mengering (kali mati) dan sangat berbahaya apabila di kerjakan pada waktu musim
hujan. Karena jika pada musim hujan debut air di kali mati sehingga pekerjaan tidak
dapat Terlaksana dengan baik.
faktor penghambat dalam pelaksanaan proyek air bersih di Desa Oelbiteno adalah
faktor cuaca dan kondisi alam sekitar sehingga ini bisa dikatakan sebagai Force majeure
atau keadaan terpaksa selain dari itu bisa dikatakan sebagai keadaan memaksa yang
bersifat relative.
3. KESIMPULAN
a. Wanprestasi yang dilakukan oleh penyedia jasa yakni CV. Galilea berupa
tidak terlaksananya perjanjian sesuai dengan kontrak yang ditandatangani
dan CV. Galilea diberikan sanksi berupa pembayaran denda sebesar 1% (1
persen) dari nilai yang belum terbayarkan dan penambahan waktu kerja
selama 50 hari
b. Faktor penghambat dalam pelaksanaan proyek air bersih di Desa Oelbiteno
adalah faktor cuaca dan kondisi alam sekitar sehingga ini bisa dikatakan
sebagai Force majeure atau keadaan terpaksa selain dari itu bisa dikatakan
sebagai keadaan memaksa yang bersifat relative.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Miru,2013, hokum kontrak dan perancangan kontrak,Rajawali pers,Jakarta, hlm.1
Alim Hs, hokum kontrak (teory dan teknik penyusunan kontrak ), Sinar Grafik,Jakarta , 2004,
hlm.27-30.
Asnudin