Anda di halaman 1dari 21

BAB VII

PERALATAN TAMBANG
7.1. Estimasi Produksi Alat Mekanis
7.1.1. Pemilihan Peralatan
Dalam memilih peralatan mekanis yang akan digunakan untuk
menunjang kegiatan penambangan, perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
 Jalan dan sarana pengangkutan yang ada
Ialah tentang kesampain daerah atau prasarana yang dipunyai
pada daerah kerja. Apakah dekat dengan jalan besar sehingga
penyediaan alat berat mudah dicapai. Yang harus diamati adalah
sarana yang dapat dipakai untuk mengangkut alat-alat mekanis dan
logistik ketempat kerja.
 Vegetasi
Keadaan tanaman atau pepohonan yang tumbuh ditempat
kerja perlu diteiliti mengenai diameter, jumlah pohon, ketinggian
pohon dan macam pohon. Sehingga dapat diterapkan alat-alat apa
yang perlu dipakai, jumlah peralatan dan cara membersihkan
lokasi.
 Macam material dan perubahan volume
Setiap macam tanah dan batuan memiliki sifat fisik dan
mineralogi yang berbeda. Sifat-sifat tersebut akan mempengaruhi
hasil kerja alat-alat yang dipakai dan lamanya pekerjaan harus
dilakukan
 Daya dukung material
Adalah kemampuan material untuk mendukung alat yang
berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah atau
batuan, maka alat tersebut akan menyebabkan terjadinya daya
tekan, sedangkan tanah atau batuan akan memberikan reaksi yang
disebut daya dukung.

112
 Iklim
Yang sering menghambat pekerjaan yaitu musim huajnn yang
mengakibatkan tanah menjadi becek sehingga alat tidak dapat
bekerja dengan baik. Sebaliknya panas yang tinggi atau terlalu
dingin juga akan mengurangi efisiensi mesin yang digunakan.
 Ketinggian dari permukaan laut
Kemampuan mesin bergantung pada ketinggian tempat
diman mesin bekerja. Semakin tinggi tempat kerja dari permukaan
laut, maka tekanan atmosfer akan semakin turun yang mengabitkan
jumlah oksigen berkurang sehingga kekuatan mesin menjadi
berkurang pula.
 Kemiringan, jarak dan keadaan alat
Keadaan jalan yang akan dilalui sangat mempengaruhi daya
angkut alat-alat yang dipakai. Kemringan dengan jalan harus
diukur dengan teliti karena akan menentukan waktu yang
diperlukan untuk pengangkutan material tersebut.
7.2. Pola Penggaliaan Dan Pemuaatan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka
pola pemuatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu edar
alat. Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan
operasi pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa
setiap alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali-muat sudah terisi
penuh dan siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar
dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu
tunggu pada alat angkut maupun alat gali-muatnya.
Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadan yang ditunjukan alat
gali-muat dan alat angkut, yaitu :
a) Pola pemuatan yang didasarkan pada keadan alat gali-muat yang berada
diatas atau di bawah jenjang (Gambar 7.1).

113
 Top Loading, yaitu alat gali-muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya diatas jenjang atau alat angkut berada di
bawah alat gali-muat.
 Bottom Loading, yaitu alat gali-muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya dijenjanng yang sama dengan posisi alat
angkut.

Gambar 7.1
Pola pemuatan berdasaarkan posisi alat gali-muat terhadap alat angkut

b) Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk


dimuati terhadap posisi alat gali-muat (Gambar 7.2)
 Single Back Up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati
pada satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat
angkut pertama dimuati sampai samapai penuh, stelah alay angkut
pertama berangkat alat angkut kedua memposisikan diri untuk
dimuati ssedangkan truk ketiga menunggu, dan begitu seterusnya.
 Double Back Up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuat
pada dua tempat, kemudian alat gali-muat mengisi salah satu alat
angkut sampai penuh stelah itu mengisi alat angkut kedua yang
sudah memposisikan diri disisi lain sementara alat angkut kedua
diisi, alat angkut ketiga memposisikan diri ditempat yang saama
dengan alat angkut pertama dan sterusnya.

114
Gambar 7.2
Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penempatan Alat Angkut

c) Metode pemuatan berdasarkan cara manuver dan penempatan alat angkut


terhadaap posisi alat gali-muat (Gambar 7.3).

Gambar 7.3
Metode Pemuatan Berdasarkan Cara Manuver alat gali-muat dan
Penempatan alat angkut

115
 Frontal Cut, yaitu alat muat didepan jenjang dan menggali
kepermukaan kerja (lurus) lalu kesamping. Pada pola pemuatan
ini alat muat melayani lebih dahulu alat angkut sebelah kiri atau
tergantung operator. Kemudian dilanjutkan oleh alat muat yang
lain. Swing angle bervariassi antar 10°-110°.
 Drive by Cut, yaitu alat muat bergerak memotong dan sejajar
muka penggalian. Cara ini lebih eefisiensi untuk alat muat dan
alat angkut, walaupun Swing angle-nya lebih besar dari frontal
cut, karena alat angkut dimuat oleh alat muat dan tidak
memerlukan ruang gerak terlalu besar dari alat muat.
 Parallel cut, yaitu metode pemuatan dilakukan dengan posisi alat
angkut berada disamping alat muat. Alat angkut mendekati alat
muat dari belakang dan mengatur posisi agar tepat membelakangi
alat muat, kemudian alat muat akan memuat.
7.3. Efisiensi Kerja
Pekerjaan atau mesin tidak mungkin selamanya bekerja 60 menit/jam,
karena hambatan-hambatan yang akan terjadi seperti menunggu alat,
pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin. Menurut pengalaman yang terjadi
dilapangan, efisiensi jarang melebihi 83%.
Efisiansi kerja alat berat adalah perbandingan antara waktu kerja efektif
dengan waktu kerja yang tersedia.

𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓/ℎ𝑎𝑟𝑖


Efisiensi kerja = 𝑋 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖

116
Berikut disajikan tabel efisiensi kerja alat mekanis (lihat tabel 7.1)
Tabel 7.1. Kondisi kerja
Kondisi pengolahan
Kondisi kerja
Bagus sekali Bagus Sedang Buruk
Bagus Sekali 0.84 0.81 0.76 0.70
Bagus 0.78 0.75 0.71 0.65
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52

7.4. Faktor Pengembangan


Swell yaitu pengembangan volume suatu material apabila material
tersebut lepas atau tergali dari tempat aslinya. Di alam, material diperoleh
dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga kandungan
rongga yang berisi udara atau air antar butiran di dalam material di alam
tersebut sangat sedikit. Sehingga apabila material yang berada di alam
tersebut terbongkar, maka akan terjadi pengembangan volume (swell). Untuk
menyatakan berapa besarnya pengembangan volume tersebut, dikenal dengan
dua istilah yaitu :
- Swell factor
- Percent Swell
Rumus untuk menghitung swell factor (SF) dan percent swell yaitu :

𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Swell Factor = x 100 %
𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒−𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒


% Swell =( ) 𝑋 100%
𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Faktor pengembang material perlu diketahui karena volume material


yang diperhitungan pada waktu penggalian yaitu volume dalam keadaan bank
yard atau volume aslinya di alam. Sedangkan yang harus diangkut adalah
material yang telah mengembang karena digali. Jadi faktor pengembang

117
disini berfungsi mengetahui seberapa besar persentase pengembangan
material dari keadan asli ke kondisi loose sehingga bisa disesuaikan dengan
kapasitas alat angkut.
Tabel 7.2 Kondisi Material

118
7.5. Waktu Edar ( Cycle Time )
Yaitu waktu yang dibutuhkan alat mekanis untuk menyelesaikan satu
kali puatarn kerja (1 trip). Semakin kecil waktu edar dari alat mekanis, maka
semakin tinggi produksi yang dihaslkan alat tersebut.
a) Waktu edar alat gali – muat terdiri atas :
Waktu edar alat gali-muat dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ctgm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4
Keterangan :
Ctgm = Waktu edar alat gali – muat, (detik)
Tm1 = Waktu menggali material, (detik)
Tm2 = Waktu putar dengan bucket terisi, (detik)
Tm3 = Waktu menumpahkan muatan, (detik)
Tm4 = Waktu putar dengan bucket kosong, (detik)
b) Waktu edar alat angkut terdiri atas :
Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut :
Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6
Keterangan :
Cta = Waktu edar alat angkut, (menit)
Ta1 = Waktu mengambil posisi untuk dimuati, (menit)
Ta2 = Waktu diisi muatan, (menit)
Ta3 = Waktu mengangkut muatan, (menit)
Ta4 = Waktu mengambil posisi untuk menumpahkan, (menit)
Ta5 = Waktu pengosongan muatan, (menit)
Ta6 = Waktu kembali kosong, (menit)

119
7.6. Produksi Alat Mekanis
7.6.1. Produksi Bulldozer
Produksi bulldozer dihitung saat bulldozer melakukan pekerjaan
mendorong tanah dengan gerakan-gerakan yang teratur, misalnya pada
penggalian selokan, pembuatan jalan raya, penimbunan kemabali (back
filling), penumpukkan, dan pembersihan atau pembukaan lahan baru.
Data yang diperlukan untuk dalam perhitungan produksi
bulldozer adalah :
 Waktu tetap, seperti memindahkan gigi dan berhenti
 Waktu mendorong muatan
 Waktu kembali ke belakang
 Jalan lintasan
 Kapasitas bilah (blade capacity)
 Faktor pengembangan (swell factor)
 Efisiensi kerja
Dari hal-hal tersebut, maka produksi bulldozer dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐾𝐵 𝑥 60 𝑥 𝐹𝐾
P= 𝐽 𝐽
+ +𝑍
𝐹 𝑅

Dimana :
P = Produksi bulldozer, m3/jam
KB = Kapasitas bilah (blade capacity), m3
FK = Faktor Koreksi
J = Jarak kerja, m
F = Kecepatan maju (forward velocity), m/menit
R = Kecepatan mundur (reverse velocity), m/menit
Z = Waktu tetap (fixed time)

120
7.6.2. Produksi Dump Truck
Perhitungan produksi dump truck secara teoritis memerlukan data baik
dari alat maupun data mengenai keadaan lapangan. Data teknis dump truck
meliputi:
 Kapasitas mujung
 Berat kosong
 Kekuatan mesin
 Efisiensi kerja kecepatan maksimum tiap-tiap gear
Sedangkan keadaan lapangan, meliputi :
 Jarak yang ditempuh
 Lokasi tempat kerja
 Rilling resistance
 Swell factor
 Bobot isi
Persamaan yang digunakan untuk menghitung produksi dump truck
adalah sebagai berikut :

𝐸𝑥𝐼𝑥𝐻
P=
𝐶𝑡

Dimana :
P = Produksi dump truck, m3/jam
E = Efisiensi kerja
I = swell factor, %
H = Kapasitas bucket, m3
C = Waktu edar (cycle time)

121
7.6.3. Produksi Back Hoe

𝐸𝑥𝐼𝑥𝐻
P=
𝐶𝑡

Dimana :
P = Produksi back hoe, m3/jam
E = Efisiensi kerja, menit
I = swell factor, %
H = Kapasitas bucket, m3
Ct = Waktu edar (cycle time), menit

7.6.4. Kebutuhan Peralatan


Untuk mencari jumlah alat mekanis yang diperlukan dalam
operassi penambangan digunakan persamaan sebagai berikut :

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Jumlah alat = X1
𝐾𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Unit

7.6.5. Perhitungan Keserasian Alat


Untuk mendaptkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali-
muat dan alat angkut, maka produksi alat gali-muat harus sesuai dengan
produksi alat angkut. Faktor keserasian alat gali – muat dan alat angkut
didasarkan pada produksi alat gali-muat dan produksi alat angkut, yang
dinyatakan dalam Match Factor (MF).

122
Secara perhitungan teoritas, produksi alat gali-muat haruslah sama
dengan produksi alat angkut, yaitu :
Produksi alat gali-muat = Produksi alat angkut
Sehingga perbandingan antara alat angkut dan alat gali-muat
mempunyai nilai satu.

𝑁𝑎 𝑥 𝑊𝑡𝑚
MF = 𝑁𝑚 𝑥 𝑊𝑡𝑎

Dimana :
MF = Keserasian alat
Na = Jumlah alat angkut, buah
Nm = Jumlah alat muat, buah
Wtm = Waktu muat sampai penuh, menit
Wta = Waktu siklus alat angkut, menit

Bila dari hasil perhitungan tersebut di dapat seperti berikut :


 MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100 %, sedangkan alat
angkut bekerja 100% sehingga terdpat waktu tunggu bagi alat muat
karena menunggu alat angkut yang belum datang.
 MF = 1, artinya alat muat dan angkut bekerja 100 %, sehingga tidak
terjadi waktu tunggu dari kedua jenis alat tersebut.
 MF > 1, artinya alat muat bekrja 100%, seddangkan alat angkut
bekreja kurang dari 100%, sehingga terdpat waktu tunggu bagi alat
angkut.

123
7.7. Estimasi Produksi Alat Mekanik
Land Clearing
Bulldozer
Diketahui :
Waktu positioning & ganti gear : 0,5 menit
Berat alat : 18.300 lb
Kekuatan Mesin : 93 HP
Darwbar : 75 HP
Ukuran blade
 Tinggi :1m
 Tebal Cutting edge : 0,2 m
 Panjang :3m
Blade factor :1
Jarak dorong : 25 m
MA : 80%
EU : 83%
1 feet : 0,3048 m

Jumlah Bulldozer untuk pengupasan tanah penutup :


Kapasitas blade = panjang x tinggi2
= 3 m x (12)m
= 3 m3
Tanah yang terisi = kapasitaas blade x factor blade
= 3 m3 x 1
= 3 LCM

Jam kerja efektif = EU x 60 menit/jam


= 0,83 x 60 menit/jam
= 49,80 menit

124
Efisiensi kerja terhadap alat = jam kerja efektif x MA
= 49,80 x 0,80
= 39,84 menit
Untuk blade capacity 2,8 m3 ≈ 3 m3 diketahui :
Kecepatan maju = 123 fpm
Kecepatan mundur = 343 fpm

Jarak dorong
Waktu mendorong maju =
(kecepatan maju x konversi)
25 m
=
(123 fpmx 0,3048m)
= 0,67 menit

Jarak dorong
Waktu mundur =
(Waktu mundur x konversi)
25m
= (343 fpm x 0,3048m)

= 0,24menit
Cycle time Bulldozer = waktu mendorong maju + waktu ganti porsneling
dan ganti gear + waktu mundur
= (0,67+0,5 +0,24) menit
= 1,41 menit
jam kerja efektif
Jumlah trip/jam = CT
49,80 menit
= 1,41 menit

= 35,42trip/jam ≈ 36 trip/jam
Produksi bulldozer/jam = kapasita blade x jumlah trip/jam
= 3m3 x 36trip/jam
= 108 LCM/jam

125
Produksi bulldozer/hari = Produksi bulldozer/jam x 7jam/ hari
= 108 LCM/jam x 7jam/hari
= 756 LCM/hari
Produksi bulldozer/minggu = produksi bulldozer/hari x 1 hari/minggu
= 756 LCM/hari x 1 hari/minggu
= 756 LCM/minggu

a. Bulldozer yang bekerja di lapangan


volume tanah penutup/minggu
= produksi/minggu
1250 LCM/minggu
= 864 LCM/minggu

= 1,45≈ 2 bulldozer
b. Bulldozer yang harus di sediakan
= bulldozer yang bekerja di lapangan : MA
= 2 bulldozer : 0,8
= 2,5 ≈ 3 bulldozer
c. Jumlah cadangan bulldozer
= bulldozer yang harus di sediakan – bulldozer yang bekerja di lapangan
= (3-2) bulldozer
= 1 bulldozer

126
Pengupasan Tanah Penutup
Backhoe (Komatsu PC750SE)
Kapasitas Bak : 4 m3
Sweel Faktor : 1,43
Efisiensi Kerja : 84%
Target Produksi : 4.769 BCM/Hari
Cycle Time : Gali + Swing Muat + Menumpah + Swing kosong
: 9,5 + 5,8 + 3,9 + 3,6
: 22,7 detik
3600
Produksi = x kapasitas bak x swell faktor x efisiensi kerja
CT
3600
= x 4 x 1,43 x 84%
22,7

= 761 LCM/jam
= 553 BCM/jam
Produksi Hari = Produksi/Jam x 7 Jam
= 761 LCM x 7 Jam
= 5.327 LCM/Hari
= 3.871 BCM/Hari
Kebutuhan Alat = Target Produksi : Produksi Alat
= 4.769 BCM/Hari : 3.871 BCM/Hari
= 1,2 = 1 Unit

127
Dump Truck (Hino FM260JD)
Kapasitas Bak : 23 m3
Sweel Faktor : 1,43
Efisiensi Kerja : 84%
Target Produksi : 4769 BCM/Hari
Cycle Time : Posisi muat + Di Muat + Angkut + posisi dumping +
dumping + kembali
: 13,0 +130,6+ 175,9+ 30,5+ 50,3 +160,5
: 560,8 detik
3600
Produksi = x kapasitas bak x swell faktor x efisiensi kerja
CT
3600
= 560,8 x 23 x1,43 x 84%

= 177 LCM/jam
= 124 BCM/jam
Produksi/hari = Produksi/jam x 7 jam
= 177 LCM x 7
= 1.239 LCM/hari
= 868 BCM/hari
Kebutuhan Alat = Target Produksi : Produksi Alat
= 4.769 BCM/hari : 868 BCM/hari
= 5,4 = 5 Unit
Faktor Keserasian Alat (MF)
Jumlah Alat Angkut (nA) : 5 Unit
Jumlah Alat Muat (nM) : 1 Unit
Cycle time Alat Muat (Ctm) : 22,7 detik
Waktu mengisi sampai penuh (Wtm) : 6 x 22,7 = 136,2 detik
Cycle time Alat Angkut (Cta) : 738,3 detik
𝑛𝐴𝑥𝑊𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑛𝑀𝑥𝐶𝑡𝑎
5𝑥136,2
𝑀𝐹 =
1𝑥560,8
= 1,2

128
Produksi
Backhoe (Komatsu PC160LC)
Kapasitas Bak : 0,68 m3
Sweel Faktor : 1,25
Efisiensi Kerja : 90 %
Target Produksi : 346 BCM/Hari
Cycle Time : gali + swing muat + menumpah + swing kosong
: 9,5 + 5,8 + 4,4 + 4,3
: 24 detik
3600
Produksi = x kapasitas bak x swell faktor x efisiensi kerja
CT
3600
= x 0,68 x 1,25 x 84%
24

= 115 LCM/jam
= 92 BCM/jam
Produksi/hari = Produksi/jam x 7 jam
= 115 LCM x 7
= 805 LCM/hari
= 643 BCM/hari
Kebutuhan Alat = Target Produksi : Paroduksi Alat
= 346 BCM/hari : 643 BCM/hari
= 0,5 = 1 Unit

129
Dump Truck (HINO DUTRO 130HD)
Kapasitas Bak : 5 m3
Sweel Faktor : 1,25
Efisiensi Kerja : 90%
Target Produksi : 346 BCM/Hari
Cycle Time : Posisi muat + Di Muat + Angkut + posisi dumping +
dumping + kembali
= 15,5 +172,0+270,4+ 30,7+ 35,7 +258,4
= 782,8 detik
3600
Produksi = x kapasitas bak x swell faktor x efisiensi kerja
CT
3600
= 747,5 x 5 x1,25 x 90%

= 26 LCM/jam
= 21 BCM/jam
Produksi/hari = Produksi/jam x 7jam
= 26 LCM/jam x 7jam
= 182 LCM/hari
= 145 BCM/hari
Kebutuhan Alat = Target Produksi : Produksi Alat
= 346 BCM/hari : 145 BCM/hari
= 2 Unit

Faktor Keserasian Alat (MF)


Jumlah Alat Angkut (nA) : 2 Unit
Jumlah Alat Muat (nM) : 1 Unit
Cycle time Alat Muat (Ctm) : 24,0 detik
Waktu mengisi sampai penuh (Wtm) : 6 x 24,0 = 144 detik
Cycle time Alat Angkut (Cta) : 782,8 detik
𝑛𝐴𝑥𝑊𝑡𝑚 2𝑥144
𝑀𝐹 = = 1𝑥782,8 = 0,36
𝑛𝑀𝑥𝐶𝑡𝑎

130
Stock Pile - Pelabuhan

Backhoe (Komatsu PC35R-8)


Kapasitas Bak : 1 m3
Sweel Faktor : 1,25
Efisiensi Kerja : 90 %
Target Produksi : 346 BCM/Hari
Cycle Time : gali + swing muat + menumpah + swing kosong
: 9,5 + 5,8 + 4,4 + 4,3
: 24 detik
3600
Produksi = x kapasitas bak x swell faktor x efisiensi kerja
CT
3600
= x 1 x 1,25 x 90%
24

= 169 LCM/jam
= 135 BCM/jam
Produksi/hari = Produksi/jam x 7 jam
= 135 BCM x 7
= 946 BCM/hari
Kebutuhan Alat = Target Produksi : Paroduksi Alat
= 346 BCM/hari : 946 BCM/hari
= 1 Unit

131
Dump Truck (HINO FM 260 JD)
Kapasitas Bak : 20 m3
Sweel Faktor : 1,25
Efisiensi Kerja : 90%
Target Produksi : 346 BCM/Hari
Cycle Time : Posisi muat + Di Muat + Angkut + posisi dumping +
dumping + kembali
= 15,5 +172,0 + 1026 + 30,7 + 35,7 + 980
= 2563,2 detik
3600
Produksi = x kapasitas bak x swell faktor x efisiensi kerja
CT
3600
= 747,5 x 20 x1,25 x 90%

= 32 LCM/jam
= 25 BCM/jam
Produksi/hari = Produksi/jam x 7jam
= 25 BCM/jam x 7jam
= 177 BCM/hari
Kebutuhan Alat = Target Produksi : Produksi Alat
= 346 BCM/hari : 177 BCM/hari
= 2 Unit

Faktor Keserasian Alat (MF)


Jumlah Alat Angkut (nA) : 2 Unit
Jumlah Alat Muat (nM) : 1 Unit
Cycle time Alat Muat (Ctm) : 24,0 detik
Waktu mengisi sampai penuh (Wtm) : 20 x 24,0 = 480 detik
Cycle time Alat Angkut (Cta) : 2563,2 detik
𝑛𝐴𝑥𝑊𝑡𝑚 2𝑥480
𝑀𝐹 = = 1𝑥2563,2 = 0,37
𝑛𝑀𝑥𝐶𝑡𝑎

132

Anda mungkin juga menyukai