Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN KARO

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KORPRI
Jl. Kesehatan No. 1 Perum Korpri Kec. Berastagi Kab. Karo
E-Mail : puskesmaskorpri1@gmail.com
KODE POS 22152
KORPRI

HASIL SURVEY MAWAS DIRI

Rekapitulasi karakteristik responden di wilayah kerja UPTD Puskesmas Korpri.

Tabel 2.1 Data Responden UPTD Puskesmas Korpri

Frekuensi
Karakteristik responden Persentase (%)
(N=372)
Usia (tahun)
15-24 72 19.35
25-49 232 62.36
≥50 68 18.27
Pendidikan
Tamat SD 81 21.77
Tamat SMP 92 24.73
Tamat SMA 159 42.74
Perguruan tinggi 40 10.75
Pekerjaan responden
PNS 39 10.48
Wiraswasta 89 23.92
Ibu rumah tangga 90 24.19
Petani/buruh 154 41.39

Tabel 2.2 Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat terhadap Akses


Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan

Frekuensi Persentase
Variabel
(N=372) (%)
1. Tempat
1. Tenaga
responden 364 97.84
kesehatan
berobat jika sakit
2. Non kesehatan 8 2.15
2. Jarak ke 1. Mudah 372 100
pelayanan
kesehatan
2. Sulit 0 0
3. Sarana
1. Jalan kaki 180 48.38
transportasi
2. Kendaraan
99 26.61
pribadi
3. Angkutan
93 25
umum

4. Jaminan
1. Askes/BPJS 101 27.15
kesehatan
2. Jamkesmas 209 56.18
3. Asuransi lain 20 5.37
4. Tidak punya 42 11.29

Tabel 2.3 Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat terhadap Program KIA,
KB, Gizi dan Imunisasi
Frekuensi Persentase
Variabel
(N=195) (%)
1. Keberadaan balita/ibu
1. Ya 110 56,41
hamil
2. Tidak 85 43,59

2. Penolong persalinan 1. Dokter 48 24,62


2. Bidan 147 75,38

3. Pemeriksaan selama
1. <3 kali 27 13,85
kehamilan
2. ≥4 kali 168 86,15

4. Kematian bayi 1. Ya 0 0
2. Tidak 195 100

5. Bayi BBLR 1. Ya 0 0
2. Tidak 195 100
6. Status imunisasi 1. Lengkap 157 80,51

2. Tidak lengkap 38 19,49

7. Penimbangan balita 1. ≤ 7 kali 68 35,38


2. > 7 kali 126 64,62

8. Status gizi balita


1. Ya 4 0,93
kurang/BGM/buruk
2. Tidak 188 43,92

9. ASI eksklusif
1. Ya 115 58,46
2. Tidak 82 41,54
10. MP ASI
1. ≤ 6 bulan 56 28,72
2. > 6 bulan 139 71,28

11. Penggunaan alat


kontrasepsi (alkon)
1. Ya 121 62,05
12. Jenis alkon 2. Tidak 74 37,95

1. Hormonal 100 51,28

2. Non hormonal 35 17,95

13. Kebiasaan sarapan 3. Tidak


60 30,77
pagi menggunakan
1. Ya 297 86,09
2. Tidak 75 20.16
14. Garam beryodium YA 372

Hasil survey diatas menunjukkan bahwa pemeriksaan selama kehamilan belum


mencapai standar sesuai target (100%), disamping itu angka kematian bayi tidak ada
atau 0 (Nol) untuk setahun yang lalu. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat kesadaran
ibu yang sudah baik tentang perlunya imunisasi, pentingnya akan pemberian ASI
eksklusif, dan praktek-praktek sanitasi dan kebersihan yang sudah baik. Menurut
UNICEF anak anak dari ibu yang kurang pendidikan umumnya memiliki angka kematian
lebih tinggi dibandingkan mereka yang lahir dari ibu yang lebih berpendidikan. Pada
tabel 2.1 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden masih kurang. 18,92%
dengan pendidikan sekolah dasar (SD) dan 28,50,% tamat SMP. Perbedaan tersebut
akan menyebabkan perilaku dan pengetahuan tentang kesehatan yang berbeda
anatara perempuan-perempuan yang berpendidikan dan kurang berpendidikan. Status
imunisasi lengkap masih belum 100% (80,51%) dengan tidak lengkap mencapai
19,49% dari data tersebut dapat dilihat bahwa para ibu sudah mulai sadar akan manfaat
imunisasi. Walapun demikian masih ada orang tua yang tidak membawa anaknya untuk
imunisasi secara rutin, disebabkan karena masih adanya penolakan karena takut
anaknya demam, di beberapa desa diwilayah kerja UPTD Puskesmas Korpri.
Pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi kurang dari 6 bulan masih belum
dipahami secara komprehensif oleh ibu (masyarakat). Pada tabel diatas disimpulkan
bahwa masih ada bayi usia 0-6 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (41,54%).
Meski angka tersebut kecil akan tetapi berpengaruh terhadap pembentukan imunitas
anak terhadap penyakit sehingga anak-anak tidak mendapatkan manfaat dari ASI terkait
dengan gizi dan perlindungan terhadap penyakit. Angka balita dengan gizi
buruk/BGM/kurang masih ada (0,93%).
Tabel 2.4 Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat terhadap Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di UPTD Puskesmas Korpri
Persentase
No Survailen Frekuensi (N=372)
(%)

Batuk pilek
1 1. Ya 233 62.63
2. Tidak 139 37.36
Malaria
2 1. Ya 0 0
2. Tidak 372 100

Demam berdarah
3 1. Ya 2 0.53
2. Tidak 370 99.46
Tuberkulosis
4 1. Ya 0 0
2. Tidak 372 100
Demam tifus
1. Ya 4 1.07
5
98.92
2. Tidak 368

6 Gatal gatal
1. Ya 75 20.16

2. Tidak 297 79.83

Pneumoni (balita)
7 1. Ya 0 0
2. Tidak 372 100
Diare

8 1. Ya 40 10.75

2. Tidak 332 89.24

Campak (gabagen)
9 1. Ya 3 0.80
2. Tidak 369 99.19
Cacar air
10 1. Ya 3 0.80
2. Tidak 369 99.19
Hepatitis
11 1. Ya 0 0
2. Tidak 347 93.27

Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa diare pada balita masih ada (10,3%).Hal
ini disebabkan oleh banyak faktor (multifactor causes), seperti kurang pengetahuan ibu
tentang pneumoni dan diare, kebersihan lingkungan, kebiasaan cuci tangan pakai sabun
dan perilaku lainnya yang mampu meningkatkan risiko bayi terkena penyakit tersebut.
Lambatnya penanganan terhadap kasus tersebut akan meningkatkan risiko kematian
balita. Pada tabel 2.5 tentang kesehatan lingkungan diketahui bahwa 65.86% memiliki
bak sampah akan tetapi tidak tertutup. Hal ini juga dapat menjadi faktor kejadian diare
karena sanitasi buruk dan pencemaran tehadap makanan atau minuman.

Tabel 2.5 Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat terhadap Program


Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Korpri

Frekuensi Persentase
No Variabel
(N=372) (%)

Jamban keluarga
1. Ada, memenuhi syarat 344 92.47
1
2. Ada, tidak memenuhi
28 7.52
syarat
3. Tidak ada sarana 0 0

Jarak pembuangan

2 1. <10 meter 244 65.59

2. ≥10 meter 128 34.40

Sumber air bersih


1. Sumur 130 34.94
3
2. PDAM 242 65.05
3. Sungai 0 0

Ciri kualitas air bersih

1. Tidak berbau, tidak


372 100
berasa dan tidak berwarna
4 2. Berbau berasa dan
0 0
berwarna
3. Lainnya (bebas dari
0 0
pencemaran)
Jenis kamar mandi

5 1. Terbuka 328 88.17

2. Tertutup 72 19.35

Pembuangan limbah kamar


mandi
6
1. Selokan/sungai/sawah 116 31.18
2. SPAL 312 83.87
Ketersediaan bak sampah
1. Tersedia dan tertutup 108 29.03
7
2. Tersedia tapi terbuka 245 65.86

3. Tidak tersedia 75 20.16


Ventilasi

8 1. Ada 351 94.35

2. Tidak ada 21 5.64

Jenis lantai rumah


1. Tanah di seluruh
0 0
9 ruangan
2. Plester/semen di
132 35.48
sebagian ruangan
3. Plester/semen di
208 55.91
seluruh ruangan
4. Ubin/keramik di
82 22.04
sebagian ruangan
5. Ubin/keramik di seluruh
6 1.61
ruangan

Cahaya tempat tidur


1. Terang dan tidak
364 97.84
10 lembab
2. Tidak terang dan
28 7.52
lembab
Langit langit rumah
1. Asbes 358 96.23
11 2. Triplex 14 3.76
3. Tanpa langit langit
0 0

Kandang ternak
1. Ya 337 90.59
12
2. Tidak 35 9.40
Tanaman obat keluarga
(TOGA)
13
1. Ya 73 19.62
2. Tidak 355 95.43
Kepadatan hunian
1. Padat (<8 m2 per
43 11.55
14 orang)
2. tidak padat 329 88.44

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 7.52% keluarga memiliki jamban akan tetapi
belum memenuhi syarat. Bisa dilihat di poin no 2 bahwa jarak pembuangannya 65.59%
masih <10 meter. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang disebabkan
karena faktor lingkungan.Menurut teori HL Blum bahwa derajat kesehatan disebabkan
oleh 4 faktor yang meliputi genetik, pelayanan kesehatan, lingkungan dan
perilaku.Lingkungan dan perilaku merupakan faktor pemicu meningkatnya kejadian
suatu penyakit.

Tabel 2.6 Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat terhadap Program


Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Korpri

Frekuensi Persentase
No Variabel
(N=372) (%)

Perilaku merokok
1. Ya 297 79.83
1
2. Tidak 75 20.16

Kebiasaan cuci
tangan pakai sabun
2 (CTPS)
1. Ya 291 78.22
2. Tidak 93 25
Kebiasaan gosok gigi
min 2x sehari
3
1. Ya 360 96.77
2. Tidak 124 33.33
Penggunaan
narkoba/miras
4
1. Ya 0 0

2. Tidak 372 100

Kebiasaan
melakukan PSN
5
1. Ya 98 26.34

2. Tidak 274 73.65

Kebiasaan aktivitas
fisik min 30 menit
6 sehari
1. Ya 35 9.40
2. Tidak 337 90.59
Kebiasaan minum air
7 direbus terlebih
dahulu
1. Ya 327 87.90
2. Tidak 45 12.09
Kebiasaan BAB di
jamban
8
1. Ya 372 100
2. Tidak 0 0
Kebiasaan CTPS
setelah BAB
9
1. Ya 260 69.89
2. Tidak 112 30.10
Kebiasaan buang
sampah pada
10 tempatnya
1. Ya 322 86.55
2. Tidak 50 13.44
Kebiasaan makan 3x
sehari
11
1. Ya 349 93.81

2. Tidak 23 6.18

Kebiasaan mencuci
bahan makanan
12
1. Ya 348 93.54
2. Tidak 24 6.45
Kebiasaan membuka
jendela min 1 jam per
hari
13
1. Ya 122 32.79

2. Tidak 250 67.20


Dari tabel diatas menunjukkan bahwa masih sangat tinggi kebiasaan merokok
yaitu 79.83% yang mana sangat berbahaya bagi sekitarnya terutama bagi balita dan
anak-anak yang ada di dalam rumah yang dapat menimbulkan dampak negatif kepada
perkembangan mereka. 73.65% tidak melakukan kegiatan PSN (Pemberantasan
Sarang Nyamuk) yang dilakukan sekali dalam seminggu. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kejadian demam berdarah. Kebiasaan melakukan aktivitas fisik masih rendah
(90.59) Kebiasaan kebiasaan tersebut akan meningktkan lemahnya generasi berikutnya
terkait dengan semakin meningkat dan berkembangnya penyakit tidak menular maupun
penyakit menular yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan perilaku itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai