Anda di halaman 1dari 3

Microbial Keratitis

Stephen Tuft Mchir MD FRCOphth; Matthew Burton PhD FRCOphth; Moorfield Eye
Hospital NHS Foundation Trust

Penelitian dalam artikel ini, bertujuan untuk mengetahui etiologi dari keratitis selain virus yang di
hubungkan dengan faktor resiko dari penderitanya. Terdapat perbedaan yang besar dalam prevalensi
dari masing masing penyebab dari penyakit ini, dimana faktor yang menentukannya adalah iklim dan
sosial-ekonomi. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini tidak disebutkan. Namun
berdasarkan penjelasan dalam artikel ini, menurut saya desain studi yang digunakan adalah case
control. Yaitu satudi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika
terbalik, dengan menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu dan kemudian mengidentifikasi
penyebab (faktor resiko).

Dalam penelitian ini, diketahui prevalence rate dari keratitis yang bukan virus lalu dihubungkan
dengan iklim dan sosial-ekonimi penderita. Faktor resiko iklim yang pakai dalam penelitian ini adalah
perbandingan antara daerah topikal dengan negara beriklim seperti di UK. Dimana hasilnya
menunjukan pada daerah topikal, penyebab terbanyak dari keratitis selain virus adalah Fungal atau
jamur, sedangkan pada daerah yang sedang-sedang saja seperti UK, microbial yang paling sering
ditemukan adalah bakterial.

Fasilitas Pelaporan KD-RS dan W2 DBD untuk


Meningkatkan Laporan Surveilans DBD
Nur Siyam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fasilitas pelaporan KD- RS dan W2
DBD untuk meningkatkan ketepatan waktu dan kelengkapan pelaporan KD-RS dan W2 DBD untuk
meningkatkan ketepan waktu dan kelengkapan surveilians DBD. Gunanya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat DBD yang lambat ditangani. Dalam artikel ini, diketahui jenis
penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen menggunakan rancangan one group pretest-posttest
. Menurut saya, metode penelitiannya sudah benar dan tepat tujuannya. Karna dalam artikel ini,
peneliti melakukan pendekatan Evaluasi terhadap sampel. Dimana setelah diketahui fasilitas
pelaporan KD-RS dan W2 DBD pada salah satu sampel dilakukan pendekatan evaluasi terhadap
sampel agar dapat meningkatkan fasilitas pelaporan KD-RS dan W2 DBD.

Dalam rancangan ini, sampel diberikan perlakuan, sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan
lalu di lakukan pengukuran. Variable bebas dalam penelitian ini adalah fasilitas pelaporan KD-RS dan
W2 DBD rumah sakit; variabel terikatnya adalah persentase ketepatan waktu dan kelengkapan
pelaporan KD- RS dan W2 DBD. Sampel penelitian yang didapatkan dengan teknik total sampling,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dengan sampel 8 rumah sakit di wilayah kerja
pekalongan. Lalu, Analisis data menggunakan uji statistik untuk 2 kelompok sampel berpasangan ( uji
Wilcoxon) dengan olah data menggunakan komputer.
Gambaran Epidemiologi Kasus Campak di Kota Cirebon Tahun
2004-2011
Dian Sari Nurani *); Praba Ginanjar**); Lintang Dian S**);
*)
Alumnus FKM UNDIP; **)Dosen Bagian Epidemiologi dan penyakit tropik FKM UNDIP

penelitian dalam artikel ini bertujuan untuk melihat gambaran epidemiology kasus campak di
Cirebon tahun 2004-2011 dengan metode penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah
semua data kasus campak yang dilaporkan dari 22 puskesmas se-kota Cirebon ke sub bagian
Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) di kota Cirebon. Variabel terikat yang gunakan dalam
penelitian ini adalah jumlah kejadian campak, dan Variabel bebasnya terdiri dari umur, jenis kelamin
status Vitamin A, status imunisasi, cakupan imunisasi, tempat, dan waktu. Intstrumen yang
digunakan adalah form C1 yang digunakan untuk menganalisis data kasus campak. Analisis yang
digunakan adalah analisis univariat. Dimana pada variable orang digunakan untuk melihat dan
mendeskripsikan besarnya distribusi kasus campak pada umur, jenis kelamin, status imunisasi dan
status Vitamin A.

Menurut saya, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sudah benar. Untuk melihat
gambaran pada suatu kasus, metode penelitian yang dapat kita lakukan adalah penelitian deskriptif,
dimana kita mengumpulkan suatu data pada populasi tertentu lalu diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian tersebut. Dalam artikel ini, didapatkan
gambaran kasus campak di Cirebon berdasarkan umur, jenis kelamin, status imunisasi dan status
Vitamin A nya.

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian


Komplikasi Persalinan Pervaginam Di RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2014
Gravika Dian Lestari1, Sri Rahayu Sanusi2, Yusniwarti Yusad3.
1
alumni FKM USU, 2,3 Staf Pengajar FKM USU

Penelitian dalam artikel ini, bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan pervaginam di RSUD Dr. Pirngadi
Medan tahun 2014. Dalam artikel ini jenis epidemiologi yang di gunakan adalah
observasional analitik dengan desain penelitian studi case control. Yaitu Suatu studi
epidemiologi analitik observasional yangmempelajari hubungan penyakit dengan paparan
(eksposure). Jenis penelitian ini dilakukandengan membandingkan kekerapan pajanan faktor
risiko tersebut pada kelompol kasus dan kelompok kontrol. Dapat diketahui populasi dan
sample yang digunakan didapatkan melalui rekam medis dengan jumlah 567 orang. Dimana
sampel yang diambil terdiri dari kasus yaitu ibu bersalin yang mengalami komplikasi
persalinan pervaginaam dan kontrol yaitu ibu bersalin yang tidak mengalami komplikasi.
Lalu dibandingkan dengan karakteristik ibu meliputi umur, paritas dan tingkat pendidikan
ibu.

Menurut saya, desain penelitian yang dilakukan dalam artikel ini sudah benar dan
mencapai tujuan dari penelitian tersebut. Dimana dalam penelitian ini, didapatkannya
kejadian komplikasi pervaginam terbanyak adalah perdarahan dengan karakeristik ibu
berdasarkan umur pada kelompok umur yang tidak beresiko, paritas pada kolompok yang
tidak beresiko dan berdasarkan tingkat pendidikan ibu, dimana yang paling tinggi kasus
terjadi pada tingkat pendidikan SLTA.

Anda mungkin juga menyukai