Referat CLP
Referat CLP
IDENTITAS PASIEN
Umur : 6 hari
II. ANAMNESIS
1
RR : 36 x/menit
S : 37 ˚c
V. PEMERIKSAAN FISIS
A) Kepala
Mata : Konjungtiva anemis tidak ada
Sklera : Ikterus tidak ada
Bibir : Sianosis (+)
I : tampak celah di bibir atas sampai langit-langit
P: krepitasi (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
B) Thoraks
Dinding Paru
C) Abdomen
I : cembung, ikut gerak napas, warna kulit sama dengan sekitarnya darm
countur (-). Darm steifung (-)
A : Peristaltik ada
P : distensi
P : Tympani
2
D) Ekstremitas
Ekstremitas superior :Tidak ada kelainan.
Ekstremitas inferior :Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (26 April 2019)
Klorida darah 93
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Sumbing orofacial atau Cleft lip and palate (CLP) merupakan anomali
neonatal yang melibatkan struktur di sekitar rongga mulut dan dapat meluas ke
(Allam, et al., 2014). Klasifikasi utama sumbing orofacial yaitu sumbing langit-
langit (SL) dan sumbing bibir dengan atau tanpa sumbing langit-langit (SB/SBL)
Terjadi pada 1 dari 700 kelahiran di dunia (Kim, et al., 2015). Benua Asia memiliki
tingkat kejadian tertinggi (14/10000 kelahiran) (Reddy & Cronin, 2017). Data Riset
2:1, sedangkan sumbing langit-langit memiliki rasio 1:2. Sumbing bibir lebih
banyak unilateral daripada bilateral dan lebih banyak terjadi pada sisi kiri (Conway,
et al., 2015). Sekitar 70% kasus merupakan kelainan non-sindromik dan tidak
psikologis. Masalah yang dapat timbul seperti kesulitan bicara, gangguan makan,
psikologis juga sering terjadi, seperti kecemasan, depresi, tingkat kepercayaan diri
4
yang rendah, merasa dikucilkan, dan prestasi yang tidak maksimal di sekolah
genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan sumbing
orofacial adalah usia ibu. Kehamilan dengan usia ibu yang terlalu muda dan terlalu
tua dikaitkan dengan peningkatan risiko cacat pada kelahiran (Allam, et al., 2014;
pada kehamilan usia muda. Ibu dengan usia tua mengalami penuaan uterus sehingga
uterus menjadi kurang selektif terhadap embrio dengan malformasi. Fakta bahwa
plasenta pada wanita yang lebih tua lebih permeabel terhadap agen teratogenik
melibatkan berbagai unsur antara lain, ahli bedah plastik, ahli ortodonti, ahli THT
untuk mencegah dan menangani timbulnya otitis media dan kontrol pendengaran.
Speech therapy untuk fungsi bicara. Setiap spesialisasi punya peran yang saling
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Bibir
Bibir berbeda dari struktur sekitarnya. Bibir atas dimulai dari lubang hidung
dan dasar ala nasi setiap sisi dan berakhir di lateral pada lipatan nasolabial. Bibir
atas dibagi menjadi subunit oleh phitral columns. Phitral columns terbentuk oleh
serat m. orbicularis oris kontralateral yang melalui garis tengah. Lekukan ditengah
antar philtral columns disebut phitral groove. Cupid’s bow merupakan bagian
persimpangan kulit dan vermilion diantara phitral columns. Bibir bagian bawah
dimulai dari lipatan nasolabial di lateral dan dibatasi oleh lipatan labiomental. Bibir
atas dan bawah menyatu di komisura, seperti tampak pada gambar 2.1 (Matros &
Pribaz, 2014).
Gambar 2.1
Anatomi bibir normal A Philtral columns B Cupid’s bow C Komisura D
White roll E Vermillion G Philtral groove
Bagian kulit dan vermilion dibatasi oleh bagian putih disebut white roll.
Warna dan lekukan white roll dibentuk oleh serat m. orbicularis oris, dimana
6
ketebalannya semakin berkurang ke arah komisura seperti vermillion. Vermillion
terdiri dari epitel stratified squamous di bagian luar dan transisi menjadi epitel
Otot daerah rahang atas yang bertanggung jawab atas elevasi bibir atas
alaque nasi, m. levator labii superioris, dan m. levator anguli oris. Penarikan dan
depresi bibir bagian bawah oleh m. depressor anguli oris dan m. depressor labii.
risosius. M. orbicularis oris adalah otot bibir yang paling penting, berfungsi
Supplai darah ke bibir berasal dari arteri karotis eksterna yang diteruskan ke
arteri fasialis. Arteri fasialis bercabang menjadi arteri labialis superior dan inferior
Inervasi motorik otot bibir dipersarafi oleh cabang nervus fasialis (VII).
dipersyarafi oleh cabang infraorbital (V2) dan mental (V3) dari nervus trigeminal
Langit-langit (palatum) manusia terdiri dari bagian keras yaitu hard palate
dan bagian fibromuskular disebut soft palate. Bagian hard palate dibagi menjadi
hard palate primer dan hard palate sekunder. Bagian hard palate primer berada di
memisahkan hidung dan faring, seperti tampak pada gambar 2.2 (Burg, et al., 2016).
7
(Schuenke, et al., 2016)
Gambar 2.2
Anatomi palatum
fibromuscular yang menutup di belakang ke bagian hard palate dan tersusun atas
palatine, tendon tensor veli palatine, dan uvulae (Burg, et al., 2016).
2.2 Embriologi
fasialis terdiri dari mesenkim yang diturunkan dari saraf dan dibentuk oleh sepasang
merupakan batas atas stomodeum, seperti tampak pada gambar 2.3 (Sadler, 2012).
8
(Mairaj, et al, 2017)
Gambar 2.3
Embriologi perkembangan wajah usia 4 minggu
ektoderm, nasal placodes, berasal dari pengaruh induktif bagian ventral otak depan
(Sadler, 2012). Selama minggu kelima, nasal placodes membentuk lubang hidung.
(Sadler, 2012)
Gambar 2.4
Embriologi wajah A Gambaran embrio 5 minggu B Gambaran embrio 6
minggu
9
menghilangkan celah diantaranya. Penyatuan ini tidak hanya terjadi di permukaan
tetapi juga di bagian yang lebih dalam dan membentuk segmen intermaksilaris.
Segmen intermaksilaris terdiri dari (1) komponen bibir yang membentuk filtrum
dan bibir atas, (2) komponen rahang atas yang menopang empat gigi incisor, (3)
(Saddler, 2012)
Gambar 2.5
Embriologi bibir A Gambaran embrio 7 minggu. Prominensia maksilaris sudah
menyatu dengan prominensia nasalis medialis B Gambaran embrio 10 minggu
Palatal shelves muncul pada minggu ke enam perkembangan dan mengarah oblik
ke bawah di kedua sisi lidah. Pada minggu ke tujuh, palatine shelves naik untuk
mencapai posisi horizontal diatas lidah dan menyatu membentuk palatum sekunder,
Gambar 2.6
Embriologi langit-langit
10
2.3 Sumbing Orofacial
Sumbing orofacial atau Cleft lip and palate (CLP) merupakan kelainan
kongenital yang sering terjadi. Kelainan ini dapat menyebabkan penampilan wajah
yang tidak normal dan kesulitan saat berbicara (Sadler, 2012). Seperti tampak pada
gambar 2.7, klasifikasi utama sumbing orofacial yaitu sumbing langit-langit (SL)
dan sumbing bibir dengan atau tanpa sumbing langit-langit (SB/SBL) (Angulo-
Selain itu banyak masalah yang berhubungan dengan kesehatan yang timbul
akibat kelainan ini. Individu dengan bibir sumbing dapat mengalami gangguan
makan yang dapat mempengaruhi nutrisi dan kesulitan peningkatan berat badan
pada individu tersebut (Kaye, et al., 2017). Infeksi telinga, gangguan pendengaran
serta gangguan pada gigi juga sering menyertai (Reddy & Cronin, 2017).
11
seperti kecemasan, depresi, tingkat kepercayaan diri yang rendah, merasa
Bullying juga ditemukan sebagai masalah yang banyak diterima individu dengan
Foramen incisivus merupakan batas bagian depan dan belakang. Pada bagian
depan terdapat sumbing bibir, sumbing rahang atas dan sumbing langit-langit
Sumbing orofacial (1/700 kelahiran) lebih sering terjadi pada laki-laki (65%)
lebih sering pada perempuan (55%) dibandingkan laki-laki (Hopper, 2014). Hal ini
mungkin karena pada perempuan, palatal shelves menyatu kira-kira 1 minggu lebih
sumbing sisi kiri dua kali lebih sering terjadi dari pada sisi kanan (Allam, et al.,
sedangkan benua Afrika memiliki kejadian terendah (4/10000) (Reddy & Cronin,
2017).
celah pada bibir bagian atas (Angulo-Castro, et al., 2017). Hal ini terjadi akibat
medialis pada satu ataupun kedua sisi (Snell, 2012). Tingkat keparahan sumbing
12
bibir bervariasi, dari yang hampir tidak terlihat pada vermillion hingga meluas ke
pemisahan vertikal bibir, namun semuanya memiliki ambang hidung yang utuh.
bibir, lubang hidung, dan alveolus (langit-langit primer yang lengkap). Karena tidak
ada jembatan kulit yang menghubungkan dasar ala ke footplates kartilago lateral
hidung yang lebih rendah, tonjolan otot orbicularis oris yang tidak terikat
menghasilkan deformitas hidung yang lebih parah daripada sumbing bibir yang
Aspek yang paling jelas dari sumbing bilateral complete adalah premaksila
yang menonjol, retruded area di bawah septum, dan tip nasal melebar sehingga
hampir normal, premaksila pada posisi normal, jembatan kulit di satu atau kedua
lantai hidung, dan sumbing biasanya hanya melibatkan bibir (Hopper, 2014).
Bisa terjadi karena kecilnya ukuran shelves, kegagalan shelves untuk naik, inhibisi
dari proses penyatuan itu sendiri, atau kegagalan lidah untuk turun dari shelves
2014).
13
Penyebab sumbing langit-langit dalam Pierre Robin sequence dianggap
sebagai penghalang mekanis dari proses langit-langit lateral yang berkembang dari
karena secondary fusion akibat kematian sel (Hopper, 2014). Tingkat keparahan
sampai posterior foramen incisivus (Sadler, 2012). Sumbing bibir dan langit-langit
lingkungan seperti paparan ibu terhadap produk tembakau, alkohol, nutrisi yang
kurang, infeksi virus, obat-obatan, dan teratogen pada masa awal kehamilan
dengan kelainan sindromik. Bila kelainan ini tidak berhubungan dengan malformasi
atau sindrom tertentu disebut kelainan nonsindromik (Mai, et al., 2014). Sekitar
14
Berbagai polimorfisme genetik telah dipelajari dalam studi asosiasi berbasis
populasi dan studi gen kandidat. Hasil telah menyarankan peran gen yang
a. Faktor pertumbuhan
dikodekan oleh gen TGFA yang berfungsi sebagai ligan untuk reseptor faktor
b. Faktor transkripsi
15
dan wajah. Mutasi gen IRF6 pada 1q32 menyebabkan sindrom Van
c. Metabolisme nutrisi
Asupan folat untuk ibu hamil telah lama dikaitkan dengan risiko
sumbing orofacial pada anak-anak, hal ini disebabkan oleh mutasi enzim 5,
2017)
16
Asam retinoat berperan penting selama perkembangan. Fungsinya,
secara luas. Bibir atas dan langit-langit dikembangkan 7 dan 9 minggu setelah
pembuahan. Oleh karena itu, faktor risiko harus ada sebelum wakunya untuk
a. Heredity
Keluarga yang memiliki satu anak atau orang tua yang memiliki
meiliki sumbing bibir dan langit-langit adalah 4%. Apabila dua anak
menjadi 9%, dan jika satu orang tua dan satu anak terkena dampak
orang tua memiliki sumbing langit-langit, dan 15% jika satu orang tua dan
17
antagonis folat maternal (asam valproat dan karbamazepin), penghambat
c. Penyakit ibu
Ibu dengan diabetes mellitus memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
memiliki anak dengan sumbing orofacial (Hashmi, et al, 2010; Ahmed, et al,
2017).
d. Nutrisi
Peran asupan nutrisi ibu dalam perkembangan malformasi bawaan pada anak
telah dipelajari dengan tujuan untuk menjelaskan etiologi cacat lahir spesifik
sumbing orofacial.
18
- Asupan vitamin dari ibu selain folat, seperti vitamin B lainnya
al, 2017).
peran faktor lingkungan dalam etiologi sumbing. Faktor risiko yang paling
beberapa infeksi virus, pestisida, dan teratogen di tempat kerja atau dirumah
pada awal kehamilan (Ahmed, et al, 2017). Merokok lebih dari 25 batang
rokok per hari dikaitkan dengan jumlah sumbing bibir dan langit-langit
bilateral yang lebih tinggi dan bahkan Pierre Robin sequence (Kawalec, et
al., 2015).
alkohol, sehingga janin terpapar lagi. Hal ini mempengaruhi tahapan penting
19
perkembangan embrio untuk sumbing orofacial yang relatif singkat (DeRoo,
et al., 2008).
f. Usia ibu
2014).
“LAHSHAL” menjelaskan anatomi bilateral dari bibir kanan (L), alveolus kanan
(A), hard palate kanan (H), dan soft palate (S), hard palate kiri (H), alveolus kiri
(A), dan bibir kiri (L). Kode LAHSHAL mengindikasi sumbing complete dengan a
huruf capital dan sumbing incomplete dengan a huruf kecil seperti terlihat pada
gambar 2.8. Sistem klasifikasi ini yang sekarang dipakai American Cleft Palate and
20
(Al-Hadad & Rahman, 2014)
Gambar 2.8
Klasifikasi Otto Kriens
21
2.6 Diagnosis
juga didiagnosis dengan visualisasi sonografi, pada usia 13-14 minggu oleh USG
transabdomen dan agak lebih awal dengan transvaginal. Dilihat dari bagian bawah
unilateral atau bilateral. Evaluasi langit-langit sekunder atau hard palate sangat
sulit karena bayangan dari stuktur di sekitarnya dan adanya lidah (Gomez &
Puerto, 2017).
namun lebih sensitif pada usia gestasi lanjut (Gomez & Puerto, 2017). Peningkatan
2.7 Tatalaksana
Individu yang lahir dengan sumbing bibir dan atau tanpa sumbing langit-
spesialis anak, dokter gigi, perawat, ahli gizi, ahli genetika, dokter THT, ahli bedah
mulut, ortodontis, dokter bedah, dokter bedah plastik, psikolog, dan speech
keluarga secara medis, fisik, dan psikologis (Hopper, 2014). Inti dari setiap
mempertimbangkan fungsi dan estetika, dan upaya untuk menjaga jumlah dan
dampak bekas luka yang terkait dengan intervensi bedah (Sinko, et al., 2017).
22
Tabel 2.1 Modalitas tatalaksana berdasarkan usia
23
Pada tabel 2.1 tidak ada perawatan prenatal untuk sumbing orofasial.
pada usia 3 bulan atau lebih dari 10 minggu, berat badan telah mencapai 10
pounds atau 5 kg dan Hb lebih dari 10 gr% (rule over tens). Perbaikan langit-
bulan. Usia tersebut akan memberikan hasil fungsi bicara yang optimal
demikian soft palate dapat berfungsi dengan baik. Speech therapy diperlukan
timbulnya suara sengau. Bila setelah palatoraphy dan speech therapy masih
suara nasal (nasal escape), biasanya dilakukan pada usia 5-6 tahun. Pada usia
persiapan tindakan alveolar bone graft dan pada usia 9- 10 tahun spesialis
bedah plastik melakukan operasi bone graft pada celah tulang alveolus seiring
sederhana, melibatkan berbagai unsur antara lain, ahli bedah plastik, ahli
ortodonti, ahli THT untuk mencegah dan menangani timbulnya otitis media
24
Labioplasty
Operasi labioplasty dilakukan pada usia kurang lebih 3 bulan dan mengikuti
Tujuan utama labioplasty adalah menciptakan bibir dan hidung yang seimbang dan
simetris dengan jaringan parut minimal dan menciptakan bibir yang berfungsi baik
lengkung maksila.
Untuk tujuan tersebut maka setiap elemen celah bibir dan hidung harus
dibentuk seanatomis mungkin (kartilago, kulit, otot dan mukosa nasal) dengan
bibir dan hidung. Penanganan tepi insisi yang baik juga harus dilakukan untuk
Gambar 8. triangular cleft lip repair. A) menandai daerah yang akan di triangular
cleft lip repair. B) penampakan selama operasi triangular repair. C) perbaikan
komplit.
25
Palatoplasty
membentuk katup velofaringeal yang kedap air dan kedap udara dan memperoleh
palatoplasty dewasa ini bukanlah hanya bagaimana menutup defek celah langit-
langit namun juga bagaimana didapatkan fungsi bicara yang optimal tanpa
yang paling optimal untuk palatoplasty sampai sejauh ini secara ilmiah belum
terbukti namun sebagian besar ahli bedah sepakat bahwa palatoplasty harus
Terdapat berbagai jenis teknik palatoplaty namun yang paling sering dipakai
adalah teknik von langenbeck dan V-Y push back (Veau- Wardill-Kilner). Kedua
durum dan palatum molle untuk menutup defek celah langit-langit. Basis anterior
26
dan posterior bipedikel flap didekatkan kearah medial untuk menutup celah langit-
langit.
Keuntungan :
Kekurangan :
komplit
27
Gambar 10. A) penentuan marking insisi. B) mukoperiosteal flap oral dielevasi
Keuntungan :
lebih ke posterior
Kekurangan :
1. Kemungkinan timbul fistula pada daerah antara palatum durum dan palatum
2. Meninggalkan tulang terbuka / denuded bone yang lebar pada tepi lateral celah
28
Penilaian fungsi bicara dan pendengaran
Pendengaran dan fungsi bicara dievaluasi sejak lahir. Peran orang tua dalam
penilaian obyektif kondisi anak oleh dokter anak atau dokter spesialis THT. Mulai
usia 18 bulan yaitu tepat setelah operasi palatoplasty, fungsi pendengaran dan
bicara anak dievaluasi secara berkala oleh dokter THT. Dalam perkembangannya
ahli terapi wicara /speech therapy akan berperan dalam mendiagnosa dan
memberikan perawatan jangka panjang agar anak dapat berbicara secara normal.
Penilaian dari ahli terapi wicara ini juga menentukan apakah terjadi velopharygeal
incompetence pada seorang anak dan apakah anak tersebut membutuhkan operasi
Perawatan Orthodonsia
malposisi dan malrelasi gigi geligi. Beberapa pasien memiliki supernumerary teeth,
untuk dua hal yaitu yang pertama untuk mempersiapkan ruangan untuk alveolar
bone grafting agar gigi caninus memiliki tempat yang cukup untuk erupsi dan
tujuan kedua adalah untuk melakukan perawatan jangka panjang agar mendapatkan
oklusi yang baik. Evaluasi lanjutan dari orthodontis dapat menjadi masukan apakah
29
Alveolar Bone grafting
gigi caninus, untuk mendukung basis ala nasi dan juga bisa untuk menutup fistula
di palatal. Biasanya dilakukan pada usia 9 atau 10 tahun yaitu pada saat akar gigi
caninus maksila telah terbentuk 2/3 panjang normal. Bone graft diambil dari iliac
crest dengan metode windowing. Sebelum dilakukan alveolar bone grafting, gigi
susu atau gigi lain yang memiliki prognosis buruk diekstraksi mengingat itu dapat
bonegrafting.
Komplikasi
dalam periode pasca-operasi langsung. Situasi ini biasanya hasil dari prolaps dari
perubahan pada saluran napas dinamika, terutama pada anak-anak dengan rahang
kecil.
b. Pendarahan
langit-langit karena terdapat banyak pembuluh darahnya. Ini dapat berbahaya pada
30
haemoglobin dan platelet adalah penting.
c. Peradangan
Komplikasi yang lain dapat terjadi antara lain adalah peradangan, injuri
terhadap saraf, pembengkakan dan fistula. Odem setelah operasi adalah normal dan
2.8 Prognosis
panjang yang berdampak buruk untuk integrasi kesehatan dan social. Biasanya,
31
BAB III
KESIMPULAN
Sumbing orofacial atau Cleft lip and palate (CLP) atau suatu kelainan
bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-langit
bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat dibawah hidung. Gangguan ini
dapat terjadi bersama celah bibir dan langit-langit. Kelainan ini adalah jenis cacat
bawaan yang disebabkan oleh gangguan pembentukan oragan tubuh wajah selama
kehamilan.
Derita psikis yang dialami keluarga dan kelak dialami pula oleh penderita
setelah menyadari dirinya berbeda dengan yang lain. Secara fisik adanya celah akan
membuat kesukaran minum karena daya hisap yang kurang dan banyak yang
tumpah atau bocor ke hidung, gangguan pada penampilan dan gangguan berbicara
berupa suara sengau. Karena variabilitas dan kompleksitas CLP, penanganan pasien
penanganan dengan jumlah operasi yang minimal, namun memberikan hasil yang
melibatkan berbagai unsur antara lain, ahli bedah plastik, ahli ortodonti, ahli THT
untuk mencegah dan menangani timbulnya otitis media dan kontrol pendengaran.
Speech therapy untuk fungsi bicara. Setiap spesialisasi punya peran yang saling
32
DAFTAR PUSTAKA
Allam, E., Windsor, L. J., & Stone, C. (2014). Cleft Lip and Palate: Etiology,
Epidemiology, Preventive and Intervention Strategies. Anat Physiol, 4(3),
150.
Berg, E., Lie, R. T., Siversten, A., & Haaland, O. A. (2015). Parental age and risk
of isolated cleft lip: a registry-based study. Annals of Epidemiology.
Burg, M. L., Chai, Y., Yao, C. A., Magee, W. 3., & Figueiredo, J. C. (2016).
Epidemiology, Etiology, and Treatment of Isolated Cleft Palate. Frontiers
in Physiology, 7, 67.
Carmichael, C., Yang, W., Feldkamp, M., Munger, R., Siega-Riz, A., & Botto, L.
(2012). Higher diet quality reduces risks of neural tube defects and
orofacial clefts. Arch Pediatr Adolesc Med, 166(2), 121-126.
Conway, J. C., Taub, P. J., Kling, R., Oberoi, K., Doucette, J., & Jabs, E. W.
(2015). Ten-year experience of more than 35,000 orofacial clefts in Africa.
BMC Pediatrics, 15(8).
de Ladeira, P. R., & Alonso, N. (2012). Protocols in Cleft Lip and Palate
Treatment: Systematic Review. Plastic Surgery International, 2012.
Ferrero, G., Baldassarre, G., Panza, E., Valenzise, M., Pippicci, T., Mussa, A., . . .
Silengo, M. (2010). A heritable cause of cleft lip and palate--Van der
Woude syndrome caused by a novel IRF6 mutation. Review of the
literature and of the differential diagnosis. Eur J Pediatr, 169(2), 223-8.
Gomez, O., & Puerto, B. (2017). Cleft Lip and Palate. In Obstetric Imaging Fetal
Diagnosis and Care 2nd Edition (pp. 311-316). Philadelphia: Elsevier.
33
Hashmi, S. S., Gallaway, M., Waller, D., Langlois, P., & Hecht, J. (2010).
Maternal Fever During Early Pregnancy and The Risk of Oral Clefts. Birth
Defects Res A Clin Mol Teratol, 88(3), 186-194.
Herkrath, A. P., Herkrath, F. J., Rebelo, M. A., & Vettore, M. V. (2012). Parental
age as a risk factor for non-syndromic oral clefts: A meta-analysis. Journal
of Dentistry, 40, 3-14.
Hernandez, R. K., Werler, M. M., Romitti, P., Sun, L., & Anderka, M. (2012).
Nonsteroidal antiinflammatory drug use among women and the risk of
birth defects. American Journal of Obstetrics & Gynecology, 206(3),
228.e1-228.e8.
Kawalec, A., Nelke, K., Pawlas, K., & Gerber, H. (2015). Risk factors involved in
orofacial cleft predisposition – review. De Gruyter Open Med, 10, 163-
175.
Kaye, A., Thaete, K., Snell, A., Chesser, C., Goldak, C., & Huff, H. (2017). Initial
Nutritional Assessment of Infants With Cleft Lip and/or Palate:
Interventions and Return to Birth Weight. The Cleft Palate-Craniofacial
Journal, 54(2), 127-136.
Kim, D. W., Chung, S. W., Jung, H. D., & Jung, Y. S. (2015). Prenatal
ultrasonographic diagnosis of cleft lip with or without cleft palate; pitfalls
and considerations. Maxillofacial Plastic and Reconstructive Surgery,
37(24).
Koroush Taheri Talesh and Mohammad Hosein Kalantar Motamedi (2013). Cleft
Lip and Palate Surgery, A Textbook of Advanced Oral and Maxillofacial
Surgery, Prof. Mohammad Hosein Kalantar Motamedi (Ed.), InTech, DOI:
10.5772/55147. Available from: https://www.intechopen.com/books/a-
textbook-of-advanced-oral-and-maxillofacial-surgery/cleft-lip-and-palate-
surgery
Mai, C. T., Cassell, C. H., Meyer, R. E., Isenburg, J., Canfield, M. A., Rickard,
R., . . . Kirby, R. S. (2014). Birth Defects Data from Population-based
Birth Defects Surveillance Programs in the United States, 2007 to 2011:
Highlighting Orofacial Clefts. HHS Author Manuscript, 100(11), 895-904.
34
Mairaj K. Ahmed, Anthony H. Bui and Emanuela Taioli (2017). Epidemiology of
Cleft Lip and Palate, Designing Strategies for Cleft Lip and Palate Care, Dr.
Mazen Almasri (Ed.), InTech, DOI: 10.5772/67165. Available from:
https://www.intechopen.com/books/designing-strategies-for-cleft-lip-and-
palate-care/epidemiology-of-cleft-lip-and-palate
Markunas, C. A., Wilcox, A. J., Xu, Z., Joubert, B. R., Harlid, S., Panduri, V., . . .
Taylor, J. A. (2016). MaternalAgeatDeliveryIsAssociatedwith
anEpigeneticSignatureinBothNewborns andAdults. Plos One, 11(7).
Schuenke, M., Schulte, E., & Schumacher, U. (2016). Head and Neck. In B. R.
MacPherson, & C. Stefan (Eds.), THIEME Atlas of Anatomy (p. 9). New
York: Thieme Medical Publishers, Inc.
Sinko, K., Cede, J., Jagsch, R., Strohmayr, A. L., McKay, A., Mosgoeller, W., &
Klug, C. (2017). Facial Aesthetics in Young Adults after Cleft Lip and
Palate Treatment over Five Decades. Scientific Reports, 7, 15864.
Talesh, K. T., & Motamedi, M. H. (2013). Cleft Lip and Palate surgery. In M. H.
Motamedi (Ed.), A Textbook of Advanced Oral and Maxillofacial Surgery.
Anil K. Lalwani. Current diagnosis & treatment in otolaryngology. Head & Neck
Surgery. New York: A Lange Medical book 2010: 323-38.
Balaji SM. Textbook of oral & maxillofacial surgery. New Delhi: Elsevier 2007:
493-514.
35