Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HASIL OBSERVASI

PERENCANAAN INSTALASI KHUSUS


FIRE ALARM APARTEMEN PENJARINGAN
JAKARTA UTARA

Disusun Oleh:
Aditya Fajar Ramadhan (5115160521)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
observasi perencanaan instalasi khusus fire alarm ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Terimakasih juga Saya ucapkan kepada Bapak Drs. Irzan
Zakir, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Perencanaan Instalasi Khusus yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Saya sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan PIK fire alarm. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu
Saya berharap adanya kritik, saran serta usulan demi perbaikan makalah yang akan
saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa ada
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya Saya memohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik serta
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan
datang.

Jakarta, 24 Juni 2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat cepat dalam segala hal membuat semua
kalangan berusaha untuk menguasai dan mengikuti perkembangan tersebut sesuai
bidang masing-masing. Salah satunya adalah penguasaan teknologi dibidang
kelistrikan, khususnya dalam hal pencegahan kebakaran baik itu perumahan ataupun
gedung bertingkat. Hal ini diperlukan demi keamanan dan mencegah kerugian materi
akibat kebakaran.
Deteksi dini sangat diperlukan dalam mengatasi masalah ini, yaitu mendeteksi
adanya asap dan suhu yang menjadi ciri adanya kebakaran sebelum terjadinya
kebakaran yang lebih besar. Untuk mendeteksi keadaan tersebut diperlukan suatu
sistem keamanan yang dapat mendeteksi adanya gejala kebakaran. Tidak hanya sampai
pendeteksian tetapi juga memberikan peringatan tentang adanya bahaya kebakaran dan
penanggulangan awal dalam memadamkan kebakaran. Melihat kondisi diatas para
mahasiswa juga dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut.
Atas dasar pemikiran tersebut yang mendasari saya dalam melakukan observasi umtuk
tugas mata kuliah Perancangan Instalasi Khusus, yang bertempat di Apartemen
Penjaringan Jakarta Utara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian fire alarm?
2. Apa saja komponen fire alarm di Apartemen Penjaringan?
3. Apa saja langkah-langkah pemeliharaan fire alarm?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui, menyebutkan dan menjelaskan bagaimana
instalasi khusus pada fire alarm
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana proses pemeliharaan pada fire
alarm

1.4 Manfaat Penulisan

Agar mahasiswa dapat memperoleh banyak pengetahuan mengenai perencanaan


instalasi khusus pada fire alarm serta makalah ini dapat dijadikan sumber referensi
dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa yang membacanya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Fire Alarm

Definisi dari fire alarm atau alarm kebakaran adalah komponen dari system
yang memberikan isyarat/tanda setelah gejala kebakaran terdeteksi. Sistem
pengindera api atau yang umum dikenal dengan fire alarm system adalah suatu sistem
terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran,
untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak
lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem pemadam kebakaran (fire
fighting System).
Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire
alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima
sinyal masukan (input signal) semua detektor dan komponen pendeteksi lainnya, untuk
kemudian memberikan sinyal keluaran (output signal) melalui komponen keluaran
sesuai dengan setting yang telah diterapkan. Fire alarm system dibedakan menjadi dua,
yaitu sistem konvensional dan addressable. Sistem konvensional umumnya digunakan
pada bangunan yang tidak terlalu besar sedangkan sistem addressable dapat digunakan
pada bangunan besar karena sistemnya menggunakan kode digital yang dapat
mendeteksi langsung lokasi terjadinya kebakaran pada suatu bangunan. Sistem
addressable hanya terhubung dalam satu panel alarm yang biasanya ditempatkan di
ruangan kontrol. Pada sistem konvensional, tiap zona membutuhkan panel alarm
sendiri.
2.2 Komponen Fire Alarm di Apartemen Penjaringan

1. Detektor
Detektor, dalam hal ini detektor kebakaran adalah alat yang dirancang
untuk mendeteksi adanya kebakaran dan mengawali suatu tindakan. Detektor
kebakaran diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya, yaitu detektor asap, detector panas,
detektor nyala api, dan detektor gas kebakaran.
Smoke Detector berfungsi untuk pengindera adanya produk hasil pembakaran
yang berupa asap sebagai akibat terjadinya kebakaran. Asap adalah keseluruhan
partikel yang melayang-layang baik kelihatan maupun tidak kelihatan, hasil dari suatu
pembakaran. Dikarenakan asap bersifat naik keatas, umumnya pendeteksi asap
dipasang pada langit-langit, atau di dinding dekat langit-langit. Smoke detector
mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikel-partikel yang
semakin lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan
meningkatnya intensitas kebakaran.

Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati ambang batas
(threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Area proteksinya
mencapai 150 m2 untuk ketinggian plafon 4 m. Di area mana kita menempatkan Smoke
detector dan di area mana kita menempatkan Heat detector? Jika diperkirakan di area
tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan panas ketimbang
kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Seperti gudang spare parts dari
logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya. Sebaliknya jika
didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: no smoking area yang beralas
karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas ,gudang ban, Gudang
makanan-minuman dan sejenisnya. Ada 2 jenis smoke detector, yaitu :
a. Ionisation Smoke detector
Detektor Asap Ionisasi (Ionization Smoke detector) adalah alat yang berkerja
dengan prinsip berkurangnya arus ionisasi oleh asap pada kosentrasi tertentu.
b. Photoelectric Smoke detector
Photoelectric Smoke detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan
pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detektor oleh adanya asap yang
masuk dengan kepadatan tertentu.
2. Main Control Fire alarm
Dalam sistem fire alarm, Main Control Fire Alarm berfungsi sebagai pusat
pengendali semua sistem dan merupakan inti dari semua sistem alarm. Oleh sebab itu,
maka lokasi penempatannya harus direncanakan dengan baik. Syarat utamanya adalah
tempatkan panel sejauh mungkin dari lokasi yang berpotensial menimbulkan
kebakaran dan jauh dari campur tangan orang yang tidak berhak.

Tampak luar panel fire alarm umumnya berupa metal kabinet dari bahan yang
kokoh. Pada beberapa tipe ada yang berwarna merah, mungkin dengan maksud agar
bias dibedakan dengan panel listrik ataupun panel instrumentasi lainnya.
Panel fire alarm memiliki kapasitas zone, misalnya 1 zone, 5 zone, 10 dan seterusnya.
Pemilihan kapasitas panel disesuaikan dengan banyaknya lokasi yang akan diproteksi,
selain tentu saja pertimbangan soal harga. Di bagian depannya tertera sederetan lampu
indikator yang menunjukkan aktivitas system. Panel fire alarm tidak memerlukan
pengoperasian manual secara rutin, karena secara teknis ia sudah beroperasi selama 24
jam non-stop. Namun yang diperlukan adalah pengawasan dan pemeliharaan oleh
pekerja yang sebaiknya ditunjuk khusus untuk melakukan itu. Setiap kesalahan
(trouble) yang terjadi harus segera dilaporkan dan ditindaklanjuti, sebab kita tidak
pernah tahu kapan terjadinya bahaya kebakaran.
3. Sprikler
Springkler merupakan sistem yang bekerja secara otomatis memancarkan air
bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau setidaknya mencegah
meluasnya kebakaran. Springkler akan secara otomatis menyala bila ada kebakaran
yang terjadi. Sistem sprinkler harus dipasang terpisah dari system perpipaan dan
pemompaan lainnya, serta memiliki sumber air sendiri.

Sistem Sprinkler dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:


Dry Pipe System, pada sistem ini di dalam salurannya tidak terisi air. Saat terjadi
kebakaran alarm akan mengirimkan sinyal untuk membuka katup dan menyalurkan air
bertekanan.
Wet Pipe System Dimana saluran/ pipa sprinkler berada telah terisi dengan air, saat
terjadi kebakaran dan panas mencapai titik pecah kaca sprinkler, air langsung
menyembur keluar.
Deluge System, sistem ini biasa disebut open sprinkler, karena tidak menunggu
bulb pecah. Jenis ini biasanya dimanfaatkan untuk tempat/ benda yang memiliki resiko
kebakaran berat.
4. Alarm Lamp dan Alarm Bell

Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai pertanda aktif tidaknya
sistem fire alarm atau sebagai pertanda adanya kebakaran. Indicator Lamp pada fire
alarm adalah lampu yang menunjukkan adanya power pada panel ataupun
menunjukkan trouble dan atau kebakaran. Di dalamnya hanya berupa lampu bohlam
(bulb) berdaya 30V/2W atau lampu LED berarus rendah. Oleh karena itu, dalam sistem
yang normal (tidak pada saat kebakaran) seharusnya lampu ini menyala (On).
Sebaliknya apabila lampu mati artinya ada trouble pada power. Pada beberapa produk,
indikasi kebakaran dinyatakan dengan lampu indikator yang berkedip-kedip.

Alarm bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya
cukup nyaring dalam jarak yang relatif jauh. Tegangan output yang keluar dari panel
fire alarm adalah 24VDC, sehingga jenis alarm bell 24VDC-lah yang banyak dipakai
saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia. Perlu diperhatikan dalam pemasangan
alarm bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan piringan bell terhadap batang pemukul
piringan jangan sampai salah Jika tidak pas, maka bunyi bell menjadi tidak nyaring.
5. Fire Hydrant
Fire Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif
dengan menggunakan media air. Fire Hidrant dihubungkan ke sumber air
menggunakan pipa yang akan digunakan untuk memadamkan api. Fire Hidrant juga
menjadi sumber air bagi pemadam kebakaran untuk mengisi pasokan air saat
memadamkan api. Fire Hydrant dibagi menjadi 2 yaitu hydrant halaman (pilar) dan
hydrant gedung (box). Hidran gedung atau biasa disebut hidran box merupakan alat
pemadam kebakaran yang dipasang di dalam gedung dan menggunakan pasokan air
dari dalam gedung. Hidran box biasa dipasang menempel di dinding.

Hidran halaman atau biasa disebut dengan hidran pilar adalah suatu alat pemadam
kebakaran yang membutuhkan pasokan air, yang terpasang diluar gedung atau
bangunan. Hidran ini biasanya digunakan oleh pemadam kebakaran bila pasokan air
mobil pemadam kebakaran kekurangan air. Hidran ini diletakkan disepanjang akses
mobil pemadam kebakaran.
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Fire Alarm

1. Kelebihan Alarm
Dapat memberikan peringatan dini terhadap bahaya yang akan terjadi sehingga
manusia dapat mengantisipasi dan meminimalisir korban jiwa maupun kerugian harta
benda.

2. Kelemahan Alarm
Alarm merupakan alat yang mampu menyebabkan reaksi positif dan negatif
pada manusia. Orang yang mendengar bunyi alarm yang nyaring dapat mengeluarkan
reaksi panik dan menyelamatkan diri secara tidak rasional yang dapat membahayakan
dirinya.

2.4 Pemeliharaan Fire Alarm

1. Pemeriksaan, pemeliharaan dan testing dari Fire Alarm dilaksanakan Paling tidak
6 bulan sekali secara berkala system Fire harus selalu di cek untuk menyakinkan
bahwa MCFA,Detector,Bell,Indicator Lamp berfungsi Normal
2. Kalibrasi dan uji sensor alarm kebakaran, termasuk detektor sensor asap, panas,
percikan dan lainnya terhadap nyala api.
3. Uji suara alarm kebakaran dan melakukan simulasi. Hal ini memerlukan petunjuk
yang sangat spesifik dan sebaiknya diserahkan kepada orang-orang yang
profesional.
4. Mengatur sensitivitas alarm kebakaran itu. dengan mengikuti `panduan dan
instruksi dari brand yang dipasang
5. Uji input alarm kebakaran dengan layanan darurat. Pastikan untuk
mengkoordinasikan ini dengan pemadam kebakaran agar tidak terjadi persepsi
antara user dan dinas pemadam.
6. Periksa korosi pada baterai alarm kebakaran serta tanggal kedaluwarsa. Lakukan
pergantian baterai alarm (independen) kebakaran paling tidak 1 tahun sekali.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
fire alarm atau alarm kebakaran adalah komponen dari system yang
memberikan isyarat/tanda setelah gejala kebakaran terdeteksi. Sistem pengindera api
atau yang umum dikenal dengan fire alarm system adalah suatu sistem terintegrasi
yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk
kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti
secara otomatis maupun manual dengan sistem pemadam kebakaran (fire fighting
System).
Pada apartemen penjaringan komponen fire alarm yang terpasang yaitu smoke
detector, main control fire alarm, sprinkle, fire alarm & bell, Hydrant. Dan pada
apartemen ini menggunakan MCFA semi konvensional yang berate masih semi
otomatis dimana masih dibutuhkan manusia dalam penanganan system fire alarm.

3.2 Saran

Pada Apartemen penjaringan ini blm dibuat diagram pengawatan rangkaian


fire alarm secara lengkap. Jadi ada baiknya dibuat secara keseluruhan sehingga
memudahkan proses perawatan dan perbaikanmya.

Anda mungkin juga menyukai