Anda di halaman 1dari 8

Abortus

1. Defenisi
a. Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20
minggu dan berat janin kurang dari 500 gram
b. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat akibat tertentu pada
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan.
Abortus dibagi menjadi dua :
a) Abortus Spontan
Abortus yang terjadi selama alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk
mengakhiri kehamilan tersebut. Terminology umum untuk masalah ini
adalah keguguran atau miscarriage
b) Abortus Buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervesi tertentu yang
bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Terminology untuk
keadaan ini adalah pengguguran, aborsi atau abortus provokatus
2. Penyebab
1) Penyebab terjadi Abortus Spontanea :
a. Usia dibawah 20 tahun, ibu yang terlalu muda sering kali secara fisik maupun
emosional belum matang. Selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang
masih muda masih tergantung pada orang lain. Keguguran sebagian dilakukan
dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki
b. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat
menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan
pada saat persalinan karena keadaan Rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang
melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (dibawah dua tahun) akan
mengalami peningkatan resiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III,
termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta
dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Penyebab secara umum :

Penyebab dari segi maternal (ibu) :

a) Infeksi akut
1. Virus misalnya cacar, rubella, hepatitis
2. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus
3. Parasite, misalnya malaria

b) Infeksi kronis
1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimenster kedua
2. Tuberculosis paru aktif
3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa dll
4. Penyakit kronis, misalnya :
a. Hipertensi
b. Nephritis
c. Diabetes
d. Anemia berat

c) Penyebab yang bersifat local


1. Fibroid, inkompetensia serviks
2. Radang pelvis kronis, endometritis
3. Retroversi kronis
4. Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil sehingga menyebabkan hyperemia dan
abortus

Penyebab dari segi janin :

1. Kematian janin akibat kelainan bawaan


2. Mola hidatidosa
3. Penyakit plasenta dan desidua , misalnya inlamasi dan degenerasi
2) Penyebab terjadi Abortus Provokatus Medisinalis (Buatan ) :

a. Abortus yang mengancam disertai dengan perdarahan yang terus menerus, atau
jika janin telah meninggal
b. Mola hidatidosa atau hidramnion akut
c. Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis
d. Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika
dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit
keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara
e. Prolapse uterus gravid yang tidak bisa diatasi
f. Telah berulang kali mengalami operasi Caesar
g. Penyakit penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung
organic dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberculosis paru aktif
toksemia gravidarum yang berat.
h. Penyakit-penyakit metabolic misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang
disertai komplikasi vaskuler , hipertiroid dll
i. Epilepsy, sclerosis yang luas dan berat
j. Hyperemesis gravidarum yang berat dan chorea gravidarum
k. Gangguan jiwa disertai dengan kecendrungan untuk bunuh diri.

Penyebab terjadinya abortus adalah :


a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kelainan kromoson, lingkungan nidasi
kurang sempurna dan pengaruh luar
b. Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, taksoplasmosis dan HIV
c. Abnormlitas traktur genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan,
robekan serviks dan retroversion uterus
d. Kelainan plasenta

4. Tanda dan Gejala


a. Terlambat haid atau aminorhe kurang dari 20 minggu
b. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tanpak lemah kesadaran menuru, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
normal atau meningkat.
c. Perdarahan pervaginam disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
d. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simpisis, sering nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.

5. Klasifikasi
1) Abortus Spontanea
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan (alamiah) :

a. Abortus Iminens
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi serviks

b. Abortus Insipiens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uterus yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
c. Abortus Inkompletus
Pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
adanya sisa yang tertinggal dalam uterus

d. Abortus Kompletus
Abortus yang hasil konsepsinya sudah keluar
e. Abortus Servikalis
Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh osteum uterus eksternum yang
tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis uterus
menjadi besar, bentuknya bundar dengan dinding menipis

f. Missed Abortion
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan
selama 8 minggu atau lebih
g. Abortus Habitualis
Abortus yang berulang dengan frekuensi lebih dari 3 kali

h. Abortus Septik
Abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam
peredaran darah atau peritoneum

2) Abortus Provokatus
Abortus yang sengaja dibuat/ dilakukan yaitu dengan cara menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar ibu.
Pengelompokkannya sebagai berikut :
a. Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus
Dilakukan dengan disertai indikasi medic. Diindonesia yang dimaksud dengan
indikasi medic adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya :
a) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan
untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi
b) Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum,
psikologi)
c) Harus ada persetujuan tertulis dan penderita atau suaminya atau keluarga
terdekat
d) Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/ peralatan yang
memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah
e) Prosedur tidak dirahasiakan
f) Dokumen medic harus lengkap

b. Abortus Provokatus Kriminalis


Aborsi yang disengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medic (ilegal). Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu

6. Penatalaksanaan
a. Ibu hamil sebaiknya segera periksa apabila terjadi perdarahan
b. Ibu harus beristirahat total dan dianjurkan untuk relaksasi
c. Terapi intravena atau transfuse darah dapat dilakukan apabila diperlukan
d. Pada kasus aborsi inkomplet diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui
pembedahan. Begitu juga dengan kasus missed abortion jika janin tidak keluar
spontan
e. Jika penyebab abortus adalah infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya ditunda
sampai mendapatkan penyebab yang pasti untuk memulai terapi antibiotic.

Anda mungkin juga menyukai