Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas pengolahan
bahan galian dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep dasar pengolahan bahan galian dan
jenis, mekanisme, prinsip dan teknologi dari crusher. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang.

Palembang, 17 Mei 2019

Harry Sabarno

Pengolahan Bahan Galian 1


Daftar Isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 1

Daftar Isi ........................................................................................................................ 2

BAB I ............................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4

1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

1.3. Tujuan............................................................................................................... 5

1.4. Manfaat............................................................................................................. 5

BAB II............................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ............................................................................................................ 6

2.1. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN (PBG).................................................... 6

2.1.1 KOMINUSI ATAU REDUKSI UKURAN (COMMINUTION) .................. 6

2.1.2. PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING) .............................. 8

2.1.3. PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI .............................. 10

2.1.4 PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN (DEWATERING)13

2.1.5. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING) ..................... 14

2.2. Jenis, Mekanisme, Teknologi Dan Prinsip Kerja Crusher ............................. 15

2.2.1. Jaw crusher .......................................................................................... 16

2.2.2. Gyratory crusher ................................................................................. 18

2.2.3. Cone crusher ................................................................................................ 18

2.2.4. Impact crusher ............................................................................................. 20

2.2.5. Horizontal shaft impactor (HSI) / Hammer mill ......................................... 20

Pengolahan Bahan Galian 2


2.2.6. Vertical shaft impactor (VSI) ...................................................................... 21

2.2.7. Mineral Sizers ............................................................................................. 22

BAB III ........................................................................................................................ 24

PENUTUP.................................................................................................................... 24

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 24

3.2 Saran ................................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 25

Pengolahan Bahan Galian 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumnya material
bahan berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara
langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (Tailing) yang
umumnya berasal dari material koalisinya. Setelah proses pengolahan awal, bahan
galian utama biasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan galian Dari segi
ekonomis pengolahan ini bertujuan untuk :

1. Memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut

Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat langsung


digunakan. Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri lain dengan
diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan memudahkan konsumen untuk
langsung menggunakan bahan galian tersebut tanpa harus mengeluarkan cost untuk
pengolahan awal, sehingga konsumen akan dapat membeli bahan galian dengan harga
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum pengolahan awal.

2. Memaksimalkan jumlah daya angku

Dengan dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat


proses pemindahan bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat pengotornya,
sehingga jumlah bahan galian yang dapat kita pindahkan menjadi maksimal dan hal
ini akan mempengaruhi pada cost transportasi pemindahan bahan galian (Hauling)
yang semakin rendah. Dari segi teknis, pengolahan awal ini juga memliki beberapa
keuntungan,diantaranya :

1. Memudahkan dalam pengolahan lanjutan Dengan sudah terpisahnya konsentrat dan


tailing, maka pengolahan lanjutan untuk konsentrat ini akan menjadi lebih mudah.

2. Kemungkinan mendapatkan mineral ikutan Pada saat pengolahan, proses utama


yang dilakukan adalah memisahkan bahan galian utama dengan material lain.
Namun dalam beberapa kasus, material tersebut juga dapat berupa bahan galian

Pengolahan Bahan Galian 4


ekonomis,seperti adanya unsur emas pada penambangan tembaga yang dilakukan
PT Free Port Indonesia.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar pegolahan bahan galian ?
2. Apakah jenis, mekanise prinsip kerja dan teknologi crusher?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana dasar pengolahan bahan galian mineral
2. Mengetahui jenis, mekanisme, prinsip kerja dan teknologi dari crusher

1.4. Manfaat
Dengan melakukan Pengolahan Bahan Galian ini didapat beberapa keuntungan,
antara lain :

 Mengurangi ongkos transport dari lokasi penambangan ke pabrik peleburan,


karena sebagian dari waste telah terbuang selama proses ore dressing, dan juga
kadar bijih telah ditingkatkan.
 Mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan, serta mengurangi
metal yang hilang bersama slag.
 Mereduksi ongkos keseluruhan dalam peleburan, karena jumlah tonase yang
dileburkan lebih sedikit.
 Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar
mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk diambil
metalnya.
 Bila konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada
kemungkinan dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan.

Pengolahan Bahan Galian 5


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN (PBG)


Tahap-tahap utama dalam proses PBG terdiri dari (lihat Lampiran A) :

2.1.1 KOMINUSI ATAU REDUKSI UKURAN (COMMINUTION)


Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang
bertujuan untuk :

 Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material


pengotornya.

 Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.

 Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain,
misalnya reagen flotasi.

Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :

1. Peremukan / pemecahan (crushing)

2. Penggerusan / penghalusan (grinding)

Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :

- Tahap pertama / primer (primary stage)

- Tahap kedua / sekunder (secondary stage)

- Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)

Pengolahan Bahan Galian 6


- Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)

1. Peremukan / Pemecahan (Crushing)

Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung
dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100
cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Peralatan yang
dipakai antara lain adalah :

1. Jaw crusher

2. Gyratory crusher

3. Cone crusher

4. Roll crusher

5. Impact crusher

6.Rotary breaker

7.Hammer mill

2. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)

Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran
2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media
penggerusan yang antara lain terdiri dari :

1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).

2. Batang-batang baja (steel rods).

3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi
autagenous mill (SAG).

4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus
dan disebut autogenous mill.

Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :

1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.

2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.

Pengolahan Bahan Galian 7


3. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan
galian atau bijihnya sendiri.

4. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya
sendiri.

2.1.2. PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING)


Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses
pengolahan yang berikutnya.

1. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik


berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :

- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).

- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).

Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :

1. Hand sieve

2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive

3. Sieve shaker / rotap

4. Wet and dry sieving

Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :

1. Stationary grizzly

2. Roll grizzly

3. Sieve bend

4. Revolving screen
Pengolahan Bahan Galian 8
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)

6. Shaking screen Rotary shifter

2. Klasifikasi (Classification)

Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan


pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam
suatu alat yang disebut classifier.

Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :

- Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut


overflow.

- Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah


(dasar) disebut underflow.

Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :

1. Partition concept

2. Tapping concept

3. Rein concept

Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam


ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap
partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan
gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar
mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil,
sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap. Peralatan
yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah : Scrubber, Log washer, Sloping
tank, classifier (rake, spiral & drag), Hydraulic bowl classifier, Hydraulic clindrical
tank classifier, Hydraulic cone classifier, Counter current classifier, Pocket classifier,
Hydrocyclone, Air separator, Solid bowl, centrifuge Elutriator.

Pengolahan Bahan Galian 9


2.1.3. PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI (CONCENTRATION)
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih
lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat
dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :

- Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.

- Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik. - Perbedaan


sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.

- Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi. Proses peningkatan


kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :

a. Pemilahan (Sorting)

Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.

b. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)

Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada.

Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu :

- Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation (HMS).

- Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.

- Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).

Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak gerakannya
Pengolahan Bahan G a l i a n 10
akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai
berikut :

1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.

2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat


mengendap lebih dahulu.

3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil


berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat
jenisnya.

Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :

- Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan kadar
tinggi.

- Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.

- Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.

Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :

1. Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).

2. Meja goyang (shaking table).

3. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator). Palong / sakan (sluice box).

c. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)

Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan


mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari
mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya
lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).

Produk dari proses konsentrasi ini adalah : - Endapan (sink) yang terdiri dari
mineral-mineral berharga yang berat. - Apungan (float) yang terdiri dari
mineral-mineral pengotor yang ringan. Media pemisah yang pernah dipakai antara
lain : - Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3. - Air + ferrosilikon
dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3. - Air + magnetit + ferrosilikon dengan
Pengolahan Bahan G a l i a n 11
kerapatan 2,20 – 2,90. - Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96),
bromoform (b.j. = 2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini
harganya mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di
laboratorium. Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium
separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu Drum separator
karena bentuknya silindris dan Cone separator karena bentuknya seperti corongan.

d. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)

Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor


(mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :

- Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu
besar.

- Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.

Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah Magnetit (Fe3 O4),
Kasiterit (Sn O2), Ilmenit (Fe Ti O3), Molibdenit (Mo S2), Wolframit [(Fe, M)
WO4], Galena (Pb S),dan Pirit, (Fe S2) Produk dari proses konsentrasi ini adalah
mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat dan mineral-mineral non-konduktor
sebagai ampas (tailing). Peralatan yang biasa dipakai adalah Electrodynamic separator
(high tension separator) dan Electrostatic separator

e. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)

Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau


“takut terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan
sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan
mineral-mineral itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral
sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah
diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan menambahkan

Pengolahan Bahan G a l i a n 12
reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia yang sering
digunakan dalam proses flotasi adalah :

1. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara.


Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.

2. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral


yang semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam
oleik, dll.

3. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral


pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4 untuk
menekan Zn S.

4. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat


keasaman proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.

2.1.4 PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN (DEWATERING)


Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi
dan flotasi. Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :

1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)

Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara
terus menerus (continuous). Peralatan yang biasa dipakai adalah : Rake thickener.
Deep cone thickener. Free flow thickener.

2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)

Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan,
sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat
dipisahkan padatan dari airnya.

3. Pengeringan (Drying)

Pengolahan Bahan G a l i a n 13
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation). Peralatan atau cara
yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu :

1. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).

2. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :

- tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris
vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).

- rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar
pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.

1. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri
uap air (steam). Jarang dipakai.

2. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas ;
material yang kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang
dipakai.

2.1.5. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)


Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat
dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk
ampas (tailing).

.1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)

Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus
ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi
dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat,
maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum sempat diproses lebih
lanjut.

2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)

Pengolahan Bahan G a l i a n 14
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi, maka
dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis (filter). Jika masih agak
kotor (middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang sesuai.

3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)

Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :

1. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari material yang

ditambang.

2. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).

3. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode
penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera
dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh
sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen kegiatan
penambangan yang meminta pemikiran khusus sepanjang umur tambang.

2.2. Jenis, Mekanisme, Teknologi Dan Prinsip Kerja Crusher


Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih
kecil sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Selain memisahkan batuan hasil pemecahan
dengan menggunakan saringan atau screen. jenis - jenis Crusher terdiri dari beberapa
bagian yaitu crusher primer, crusher sekunder, crusher tersier. Setelah batuan
diledakan, batuan dimasukan kedalam crusher primer. Hasil dari crusher primer
dimasukan kedalam sekunder untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Bila hasil
crusher sekunder belum memenuhi spesifikasi yang ditetapkan maka batuan diolah
kembali di crusher tersier dan seterusnya. Peralatan penghancur zat padat dibagi atas
mesin pemecah (crusher)¸mesin giling (grinder), mesin giling ultrahalus (ultrafine
grinder) dan mesin potong (cutting machine) . Mesin pemecah bertugas melakukan
kerja berat memecah bongkah bongkah besar menjadi kepingan-kepingan kecil. Mesin
pemecah primer digunakan untuk mengerjakan bahan mentah hasil tambang dan dapat
menampung segala macam yang keluar dari muka tambang dan memecahkannya
menjadi kepingan – kepingan antara 6-10inchi. Mesin pemecah sekunder bertugas
untuk memecahkan lagi kepingan-kepingan menjadi partikel yang ukurannya,
barangkali 0.25 inchi .Untuk pemecah secara komersil dalam ukuran of masses of

Pengolahan Bahan G a l i a n 15
solids 1 ft atau lebih, berdiameter sampai dengan 200-mesh, setidaknya akan melalui 3
tahapan berdasarkan tipe mesinnya.
3 stage yang dilalui adalah :
1. Coarse size reduction ( reduksi ukuran kasar ) : umpan 2-96 in
2. Intermediate size reduction (reduksi ukuran intermedium) : umpan 1-3 in
3. Fine size reduction ( reduksi ukuran halus) : umpan 0.25-0.5 in
Table. Jenis crusher beserta rasio reduksi

Tipe crusher Rasio reduksi


Jaw
Gyratory 4: – 9:1
True 3:1 – 10:1
Cone (standard) 4:1 – 6:1
Roll
Single roll Maksimum 7:1
Double roll Maksimum 3:1
Impact Sampai 15:1

2.2.1. Jaw crusher

Jaw Crusher

Jaw crusher diperkenalkan oleh Blake dan Dodge , dan beroperasi dengan
menerapkan penghancur bertekanan. Merupakan salah satu peralatan pemecah batu
yang paling terkenal di dunia. Jaw Crusher sangat ideal dan sesuai untuk penggunaan
pada saat penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki kekuatan
anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat mencapai
320Mpa.
Keuntungan stone crusher model jaw crusher ini antara lain :
Pengolahan Bahan G a l i a n 16
1. struktur sangat sederhana sehingg perawatannya mudah
2. kapasitas yang fleksibel
3. Proteksi dari over load
4. Efisiensi tinggi dan biaya operasi yang rendah
5. Hasil akhir partikel dan rasio hancur yang baik
Untuk pengolahan mineral pertambangan, jaw crusher dapat digunakan untuk
pengolahan menghancurkan bauksit, bijih tembaga, bijih emas, bijih besi, bijih timah,
mangan, bijih perak, bijih seng, alunite, aragonit, arsenik, aspal, ball clay, barit, basal,
bentonit, kokas, beton, dolomit, feldspar, granit, kerikil, gipsum, kaolin, batu kapur,
marmer, kuarsa, pasir silika, dll. Sering digunakan sebagai peralatan pengolahan
primer, sehingga jaw crusher dianggap memiliki kelebihan dalam pemeliharaan mudah
dan baik untuk instalasi.
Jaw crusher dapat mencapai rasio 4-6 dan menghancurkan bentuk produk akhir.
Mereka banyak diterapkan untuk menghancurkan kekerasan tinggi, kekerasan
pertengahan dan batu lunak dan bijih seperti terak, bahan bangunan, marmer,
dll. Kekuatan resistensi tekanan di bawah 350Mpa, yang, cocok untuk
menghancurkan primer. Jaw crusher bisa digunakan dalam kimia pertambangan,
industri metalurgi, konstruksi, jalan dan bangunan kereta api,, kemahiran, dll

Cara Kerja :
Jaw Crusher bekerja mengandalkan kekuatan motor . Melalui roda motor, poros
eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan slot wheel untuk terdiri dari jaw plate, jaw
plate yang bergerak dan side-lee board dapat dihancurkan dan diberhentikan membuat
jaw plate bergerak seirama. Oleh karena itu, material dalam rongga penghancuran yang
melalui pembukaan pemakaian.

kerja alat ini adalah dengan menggerakan salah satu jepit, sementara jepit yang lain
diam. Tenaga yang dihasilkan oleh bagian yang bergerak mampu menghasilakn tenaga
untuk menghancurkan batuan yang keras. Kapasitas jaw crusher ditentukan oleh
ukuran crusher.Alat pemecah rahang ini terutama dipakai untuk memecah bahan
olahan berupa bijih-bijih atau batu-batu. Bahan olahan ini ini dipecah diantara dua

Pengolahan Bahan G a l i a n 17
rahang besi atau baja. Konstruksinya mempunyai sepasang rahang yang satu diam dan
yang satunya bergerak maju mundur ( bolak-balik ). Proses pemecahan bahan olahan
dari pemecah rahang ini berlangsung berkala dengan cara tekanan & potongan.
Jaw crusher ada 2 jenis, yaitu:
1. Jaw crusher system blake ( titik engsel diatas )
2. Jaw crusher system dodge ( titik engsel dibawah )

2.2.2. Gyratory crusher

Gyratory crusher

Sebuah crusher gyratory adalah salah satu jenis utama penghancur primer di
tambang atau pabrik pengolahan bijih. Crusher gyratory ditetapkan dalam ukuran baik
oleh gape dan diameter mantel atau dengan ukuran pembukaan penerima. Crusher
gyratory dapat digunakan untuk menghancurkan primer atau sekunder. Tindakan
menghancurkan disebabkan oleh penutupan kesenjangan antara garis mantel (bergerak)
yang dipasang pada poros vertikal pusat dan liners cekung (fixed) dipasang pada frame
utama crusher. Kesenjangan yang dibuka dan ditutup oleh eksentrik di bagian bawah
poros yang menyebabkan poros vertikal pusat berkisar. Poros vertikal bebas berputar
mengelilingi porosnya sendiri. The ilustrasi crusher adalah jenis spindle pendek poros
ditangguhkan, yang berarti bahwa poros utama ditangguhkan di bagian atas dan bahwa
eksentrik dipasang di atas gigi. Desain pendek poros telah menggantikan desain
lama-poros di mana eksentrik dipasang di bawah gigi.

2.2.3. Cone crusher

Pengolahan Bahan G a l i a n 18
Cone crusher

Sebuah crusher cone operasinya mirip dengan crusher gyratory, dengan


kecuraman kurang dalam ruang menghancurkan dan lebih dari zona paralel antara zona
menghancurkan. Sebuah crusher cone istirahat batuan dengan meremas batu antara
spindle eksentrik berkisar, yang ditutupi oleh mantel tahan aus, dan hopper cekung
melampirkan, ditutupi oleh cekung mangan atau kapal mangkuk. Seperti batu
memasuki puncak kerucut crusher, menjadi terjepit dan terjepit di antara mantel dan
kapal mangkuk atau cekung. Potongan besar bijih yang rusak sekali, dan kemudian
jatuh ke posisi yang lebih rendah (karena mereka sekarang lebih kecil) di mana mereka
rusak lagi. Proses ini berlanjut sampai potongan cukup kecil untuk jatuh melalui celah
sempit di bagian bawah crusher. Sebuah crusher cone cocok untuk menghancurkan
berbagai mid-keras dan di atas mid-keras bijih dan batuan. Ini memiliki keuntungan
dari konstruksi yang handal, produktivitas yang tinggi, penyesuaian mudah dan biaya
operasional yang lebih rendah. Pelepasan semi sistem crusher cone bertindak suatu
perlindungan yang berlebihan yang memungkinkan gelandangan untuk melewati ruang
menghancurkan tanpa merusak crusher.

Pengolahan Bahan G a l i a n 19
2.2.4. Impact crusher

Impact crusher

Crusher Impact melibatkan penggunaan dampak daripada tekanan untuk


menghancurkan materi. Materi yang terkandung dalam kandang, dengan bukaan pada
bagian bawah, akhir, atau samping ukuran yang diinginkan untuk memungkinkan
bahan dihancurkan untuk melepaskan diri. Ada dua jenis crusher dampak: poros
impactor horisontal dan vertikal poros impactor.

2.2.5. Horizontal shaft impactor (HSI) / Hammer mill

Horizontal shaft impactor (HSI) / Hammer mill

Para penghancur HSI istirahat batuan dengan mempengaruhi batu dengan palu yang
tetap pada tepi luar dari rotor berputar. Penggunaan praktis penghancur HSI terbatas
pada bahan lembut dan bahan abrasif non, seperti batu gamping, fosfat, gipsum, lapuk
serpih.

Pengolahan Bahan G a l i a n 20
2.2.6. Vertical shaft impactor (VSI)

Vertical shaft impactor (VSI)

Crusher VSI menggunakan pendekatan yang berbeda yang melibatkan rotor


kecepatan tinggi dengan tips tahan aus dan ruang yang dirancang untuk
menghancurkan 'membuang' batu melawan. Para penghancur VSI memanfaatkan
kecepatan daripada kekuatan permukaan sebagai kekuatan dominan untuk
memecahkan batu. Dalam keadaan alami, batu memiliki permukaan bergerigi dan tidak
rata. Menerapkan gaya permukaan (tekanan) menghasilkan partikel yang dihasilkan tak
terduga dan biasanya non-kubus. Memanfaatkan kecepatan daripada kekuatan
permukaan memungkinkan kekuatan melanggar untuk diterapkan secara merata baik di
seluruh permukaan batu serta melalui massa batu. Rock, terlepas dari ukuran, memiliki
celah alami (kesalahan) seluruh strukturnya. Seperti rock 'dilemparkan' oleh Rotor VSI
terhadap landasan yang solid, itu patah tulang dan istirahat sepanjang celah. Ukuran
partikel akhir dapat dikontrol oleh 1) kecepatan di mana batu itu dilemparkan terhadap
landasan dan 2) jarak antara ujung rotor dan titik dampak pada landasan. Produk yang
dihasilkan dari VSI
Crushing umumnya berbentuk kubus yang konsisten seperti yang dibutuhkan
oleh modern aplikasi aspal jalan raya SUPERPAVE. Menggunakan metode ini juga
memungkinkan bahan dengan abrasivitas jauh lebih tinggi untuk dihancurkan
dibandingkan mampu dengan metode menghancurkan HSI dan paling lainnya.
Crusher VSI umumnya memanfaatkan kecepatan tinggi berputar rotor di tengah ruang
menghancurkan dan permukaan dampak luar baik landasan abrasive logam tahan atau
batu hancur. 'Landasan' permukaan logam cor Memanfaatkan secara tradisional disebut
sebagai "Sepatu dan Anvil VSI". Memanfaatkan batu hancur di dinding luar crusher

Pengolahan Bahan G a l i a n 21
untuk batu baru yang akan hancur melawan secara tradisional disebut sebagai "batu di
atas batu VSI". Crusher VSI dapat digunakan di pabrik statis set-up atau dalam
peralatan dilacak mobile.

2.2.7. Mineral Sizers

mineral size

Konsep dasar dari Sizer mineral adalah penggunaan dua rotor dengan gigi yang besar,
pada poros berdiameter kecil, didorong pada kecepatan rendah dengan sistem torsi
penggerak langsung tinggi. Desain ini menghasilkan tiga prinsip utama yang semua
berinteraksi saat berbuka bahan menggunakan teknologi Sizer. Prinsip-prinsip yang
unik adalah tiga-tahap melanggar tindakan, efek layar berputar, dan pola gigi yang
mendalam gulir.
Tindakan melanggar tiga tahap: awalnya, bahan yang dicengkeram oleh bidang
terkemuka gigi rotor menentang. Subjek ini batu terhadap beban beberapa titik,
menginduksi tegangan menjadi bahan untuk mengeksploitasi kelemahan alami. Pada
tahap kedua, bahan rusak dalam ketegangan dengan menjadi sasaran loading, tiga titik
diterapkan antara gigi depan wajah pada satu rotor, dan gigi belakang wajah pada rotor
lainnya. Setiap benjolan bahan yang masih tetap kebesaran, rusak sebagai rotor
memotong melalui gigi tetap dari bar breaker, sehingga mencapai ukuran produk tiga
dimensi terkontrol.
Efek layar berputar: Desain interlaced rotor bergigi memungkinkan materi
terlalu kecil bebas mengalir melewati celah-celah terus berubah dihasilkan oleh poros
bergerak relatif lambat. Pola gigi yang mendalam gulir: The gulir dalam
menyampaikan materi yang lebih besar pada salah satu ujung mesin dan membantu

Pengolahan Bahan G a l i a n 22
untuk menyebarkan feed seluruh panjang penuh dari rotor. Fitur ini juga dapat
digunakan untuk menolak materi kebesaran dari mesin.

Pengolahan Bahan G a l i a n 23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga
secara ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan
tahapan proses, pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi tiga tahapan
proses, yaitu tahap preparasi, tahap pemisahan dan tahap dewatering
2. Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih
kecil sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Selain memisahkan batuan hasil
pemecahan dengan menggunakan saringan atau screen. jenis - jenis Crusher
terdiri dari beberapa bagian yaitu crusher primer, crusher sekunder, crusher
tersier

3.2 Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan yaitu semoga apa yang telah kita pelajari pada
pelajaran Pengolahan Bahan Galian ini dapat kita terapkan dengan kemampuan kita
masing-masing.

Pengolahan Bahan G a l i a n 24
DAFTAR PUSTAKA

Amirul. 2014 .pengolahan bahan galian .https://dokumen.tips/download/link/makalah-

pengolahan-bahan-galian-570d1f9b6f6ca. (diakses pada tanggal 15 mei 2019).

Ansyari,Isya, 2012. “Pengolahan Bahan Galian”, Zoomshare.com

Santoso, Heru, 2012. “Bahan Galian Industri”, Blogspot.com

Bates, R.L., 1960. Geology of The Industrial Rocks And Minerals, Harper And Raw
Publisher, New York.

Kuzvart, M., 1984. Industrial Minerals And Rocks, Development in Economic


Geology 18, Elsevier, Amsterdam.

Pengolahan Bahan G a l i a n 25

Anda mungkin juga menyukai