Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Timah, TBK. merupakan perusahaan perseroan didirikan tanggal 02 Agustus


1976, dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang
pertambangan timah. PT TIMAH merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan
memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi,
penambangan, pengolahan hingga pemasaran.
Dampak proses penambangan adalah kegiatan penambangan di darat berpengaruh
terutama pada sifat fisik dan kimia tanah. Pembuatan dam telah mengubah topografi dan
komposisi tanah permukaan akibat digunakannya tanah overburden sebagai sarana penimbun.
Sejalan dengan waktu, timbunan tailing akan membentuk hamparan tailing yang semakin
luas. Kolong yang terbentuk pada proses penambangan skala besar umumnya tidak
memunginkan.
Sejauh ini pemanfaatan kolong timah di Pulau Bangka belum optimal. Secara ekologis
kolong tersebut berfungsi sebagai kolam retensi dan water catchment area untuk menampung
hujan yang mengalir melalui aliran permukaan. Secara ekonomi, potensi kolong untuk
dimanfaatkan sebagai sumber air baku, budidaya perairan, atau tempat rekreasi air.
Pemanfaatan lahan tailing yang semakin luas sampai saat ini hanya sebatas di-“hijau”-kan
dengan tanaman-tanaman serbaguna, terutama akasia.
Yang seharusnya dilakukan oleh PT. Timah, Tbk. dalam kontribusi pelestarian
lingkungan adalah dengan melakukan reklamasi yang bertujuan untuk memberikan dampak
dan efek yang positif untuk lahan dan masyarakat sekitar pertambangan. Banyak kegiatan
keberlanjutan yang dilakukan PT.Timah, Tbk.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana urutan dalam reklamasi operasi produksi dan pascatambang?
2.Berapa biaya yang dikeluarkan dalam reklamasi operasi produksi dan
pascatambang?
1.3 Tujuan
1. mengetahui alur dalam proses reklamasi operasi produksi dan pascatambang.
2. Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan dalam proses reklamasi operasi produksi
dan pascatambang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tahapan Reklamasi Operasi Produksi Dan Pascatambang Pt. Timah.


Tahapan reklamasi lanskap pascatambang PT Timah secara umum terdiri dari 5
tahap. Tahapan yang dilakukan terdiri dari penentuan lokasi, penentuan mitra pelaksanaan
reklamasi, penataan lanskap, revegetasi dan pemeliharaan. Tahapan reklamasi PT Timah
mengacu pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 07 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang

Penentuan lokasi reklamasi

Penentuan mitra pelaksanaan reklamasi

Penataan lanskap

Revegetasi

Pemeliharaan

2.2 Penentuan Lokasi Reklamasi Pascatambang


Tahapan pertama adalah penentuan lokasi reklamasi pascatambang. Tahapan
penentuan lokasi terdiri dari dua tahap yaitu penentuan lokasi blok rencana reklamasi dari
perencanaan operasi produksi (POP) dan penentuan lokasi dari pengajuan oleh masyarakat
atau pribadi ke Kantor Pengawasan Produksi. Tahapan penentuan lokasi dilakukan untuk
menentukan luas dan lokasi yang layak untuk direklamasi. Kriteria lokasi yang layak
direklamasi yaitu lokasi yang termasuk dalam wilayah ijin usaha pertambangan (WIUP)
PT Timah, berada di hutan produksi beriijin, cadangan timah tidak ekonomis dan bebas
konflik masyarakat.
Proses penentuan lokasi oleh POP terdiri tahapan sebagai berikut:
1. survei lokasi
Survei lokasi dilakukan untuk melihat kondisi terkini lanskap pascatambang yang
akan direklamasi. Survei yang dilakukan adalah pengukuran langsung dengan alat
bantu GPS dan dokumentasi kondisi lanskap pasctambang. Survei ini lakukan oleh
tim reklamasi PT Timah didampingi oleh kepada desa atau kepala dusun setempat.
2. sosialisasi masyarakat
Sosialisasi kepada pihak-pihak yang terkait dan masyarakat mengenai
kegiatan reklamasi yang akan dilakukan. Sosialisasi ini dilakukan sebagai
media antara pihak-pihak terkait dan masyarakat agar tidak terjadi konflik.
3. penyusunan detail engineering desain (DED)
Penyusunan DED dibuat untuk menghitung besaran biaya yang dibutuhkan
untuk proses reklamasi. Penyusuan DED yang dilakukan berupa pembuatan
peta rencana reklamasi, perhitungan besarnya gundukan dan lahan
pendorongan.
Proses penentuan lokasi pengajuan oleh masyarakat atau pribadi terdiri dari
pengajuan lokasi oleh masyarakat, survei lokasi oleh tim reklamasi PT Timah, pengajuan
ke POP dan eksplorasi, penyusunan DED. Pengajuan lokasi oleh masyarakat harus
mendapat persetujuan oleh POP terlebih dahulu. Hai ini dilakuan untuk melihat potensi
cadangan timah pada lokasi yang diajukan. Setelah mendapat persetujuan oleh POP dapat
dilakukan survei untuk penyusunan DED. Skema tahapan penentuan lokasi reklamasi
dapat dilihat pada Gambar 22.

Penentuan lokasi reklamasi

Lokasi pengajuan dari


Lokasi blok dari POP
masyarakat

Survei lokasi Pengajuan dari masyarakat


Sosialisasi masyarakat Survei lokasi

Penyusunan DED Pengajuan ke POP


Penyusunan DED

Gambar 22 Skema tahapan penentuan lokasi reklamasi

Pengajuan lokasi oleh masyarakat dilakukan berdasarkan kemauan masyarakat


sendiri. Hal ini dikarenakan lahan pascatambang yang akan direklamasi merupakan
lahan desa. Pihak desa dapat menolak kegiatan reklamasi yang dilakukan oleh pihak PT
Timah dan juga dapat mengajukan kegiatan reklamasi. Penolakan disebabkan oleh
keinginan masyarakat untuk masih menambang timah pada lokasi.

2.3 Penentuan mitra pelaksanaan reklamasi


Tahapan kedua adalah tahapan penentuan mitra pelaksanaan reklamasi. Mitra
usaha melakukan pekerjaan di bidang reklamasi dengan pembinaan dan pengawasan
dari bagian LH - UTDB PT Timah. Penentuan mitra pelaksanaan reklamasi dilakukan
dalam dua tahapan yaitu penentuan dengan proses tender dan penunjukan langsung.
Proses tender yang dilakukan adalah proses lelang elektronik melalui
eproc.pttimah.co.id. Sedangkan, proses penunjukan langsung dilakukan dengan
menunjuk langsung salah satu mitra PT Timah.
Penentuan mitra kegiatan rekalamasi dilakukan dalam pekerjaan penataan
lanskap dan revegetasi serta pemeliharaan. Mitra yang mengerjakan penataan lanskap
berbeda dengan mitra revegetasi dan pemeliharaan. Mitra usaha untuk pekerjaan
rekalamasi lanskap pascatambang harus memenuhi dua kriteria yaitu kriteria umum dan
kriteria khusus.
Kriteria umum penataan lanskap yaitu memiliki tenaga supervisor yang
mempunyai kompetensi cukup dan berpengalaman di bidang pertanian/kehutanan yang
terkait dengan pekerjaan reklamasi. Kriteria khusus yang harus dipenuhi adalah
memiliki pengalaman minimal 1 kali dalam pelaksanan pekerjaan penataan lanskap.
Kriteria dibuat untuk mencari mitra yang berkompeten dan menjaga mitra agar tetap
berkomitmen dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang akan dilakukan.
Kriteria umum mitra pekerjaan revegetasi dan pemeliharaan adalah sebagai
berikut :
1. memiliki tenaga supervisor yang mempunyai kompetensi cukup dan berpengalaman
dibidang pertanian/kehutanan yang terkait dengan pekerjaan reklamasi,
2. mampu menyediakan bibit yang layak sesuai jenis tanaman yang akan ditanam,
3. mengupayakan penggunaan tenaga kerja lokal secara optimal sesuai jenis
keterampilan/kompetensi yang tersedia. Keterlibatan masyarakat lokal dibuktikan
dengan surat keterangan dari kepala desa setempat bahwa masyarakat sekitar
memang benar dilibatkan sebagai pelaksana pekerjaan di
lokasi tersebut.

2.4 Penataan Lanskap Pascatambang


Tahapan ketiga adalah proses penataan lanskap pascatambang. Pekerjaan
penataan lanskap pascatambang di Air Mawas dilakukan oleh PT Indometal Asia
sebagai pelaksana sesuai surat perintah kerja (SPK). Pekerjaan penataan lanskap Air
Mawas, Desa Bencah, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan dilakukan
dengan rona awal seluas 14 Ha. Berdasarkan SPK, pekerjaan akan dilakukan selama
14 (empat belas) hari kerja terhitung mulai tanggal 7 September 2015 sampai 25
September 2015. Pekerjaan penataan lanskap Air Mawas terdiri dari perataan lahan
termasuk perataan gundukan dan pendorongan ke dalam kolong, pembuatan tanggul
di sekeliling kolong yang tidak ditutup dan pengendalian aliran air serta pemasangan
papan marking atau papan larangan dan penunjuk arah. Pekerjaan penataan lanskap
Air Mawas mengacu pada KAK No. 001/KAK/PEN/IV/2015.

2.5 Revegetasi dan Pemeliharaan


Tahapan selanjutnya adalah proses revegetasi dan pemeliharaan. Kegiatan
revegetasi dan pemeliharaan terdiri dari bebeberapa tahapan sebagai berikut :
1. Survei lokasi
Kegiatan survei dilakukan untuk pemeriksaan dan verifikasi terhadap lokasi
reklamasi berdasarkan data hasil seleksi administratif. Selain itu, kegiatan survei lokasi
dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini dari lokasi yang di survei dan
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi di
lokasi.
2. Penanaman tanaman utama
Jenis tanaman utama yang digunakan adalah jenis tanaman yang cepat tumbuh
seperti sengon laut (Albizzia falcata), akasia (Acasia mangium) dan jenis tanaman cepat
tumbuh lainnya. Namun, selain itu juga terdapat tanaman perkebunan yang digunakan
yaitu karet (Hevea braziliensis). Kegiatan penanaman tanaman utama terdiri dari 5 tahapan
yaitu :
a. tahapan persemaian
Meliputi kegiatan penyediaan bahan dan peralatan penyemaian, pemilihan bibit,
pengecambahan, pengisian polybag, penyapihan, pemeliharaan, seleksi, penyusunan dan
distribusi bibit tanaman utama.
b. tahap pengadaan bahan dan peralatan penanaman
c. tahap penyiapan jalur dan penggalian lubang tanam
1. Pemasangan ajir pada jarak tanam 4 m x 4 m.
2. Penanaman tanaman utama dilakukan dengan sistem pot dan jarak tanam 4m x
4m sehingga populasi = 625 tanaman/ha.
3. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Pasir bekas galian
harus dikeluarkan dari lubang dan ditumpuk di satu sisi lubang (tidak ditumpuk
di seluruh sisi ataupun diratakan).
d. tahap penyediaan media tanam
1. Lubang tanam yang sudah kosong selanjutnya diisi dengan media tanam berupa
campuran :
- Tanah berhumus/top soil : 0.18 m³/lubang
:4
- Kompos kg/lubang
: 0.5
- Dolomit kg/lubang
: 0.1
- Pupuk NPK kg/lubang
2. Kemudian bibit dapat langsung ditanam atau 3-7 hari kemudian baru tanam.
e. tahap Penanaman
1. Sebelum penanaman, dibuat sarana penampungan bibit sementara di lokasi
penanaman.
2. Bibit diangkut dari persemaian ke lokasi penanaman dengan jumlah yang
disesuaikan dengan luas areal yang akan ditanami.
3. Penanaman dilakukan dengan cara merobek/melepaskan polybag secara hati-hati
agar media tumbuh dalam polybag tidak rusak.
4. Pada setiap lubang tanam, bibit harus ditanam sebatas leher di tengah lubang dan
ditanam setinggi setengah polybag agar akar tanaman tidak terlipat dan leher
batang tidak tertimbun tanah.

5. Selanjutnya dilakukan penimbunan media ke sekeliling tanaman dan


dipadatkan agar bibit tidak tumbang/roboh.

Rencana jenis tanaman utama yang digunakan dalam revegatasi lanskap


pascatambang Air Mawas adalah karet (Hevea braziliensis). Jenis tanaman itu
menyesuaikan dengan permintaan pihak desa untuk menanam tanaman karet pada
lanskap pascatambang Air Mawas. Selain itu pihak desa meminta lahan seluas 2 Ha
untuk dikelola sendiri dan ditanami kelapa sawit (Elais sp).

3. Penanaman cover crop


Jenis cover crop yang ditanam adalah Calopogonium mucunoides (Cm),
dan Mucuna bracteata (Mb). Tahapan penanaman cover crop terdiri dari :
a. persiapan jalur tanam cover crop
Jalur tanam terdiri atas 2 baris dengan jarak antarbaris 1.4 m dan jarak antar
baris cover crop dengan lubang tanaman utama 1 m
b. pembuatan lubang tanam cover crop
Lubang tanam cover crop berukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm dengan jarak 1 m
antar lubang dalam baris
c. pengisian media tanam
Media tanam berupa campuran tanah berhumus/top soil (1 Kg), kompos, (0.25
Kg) dolomit(0.1 Kg) dan pupuk NPK (0.04 Kg) per lubang tanam
d. penaburan benih cover crop kedalam lubang tanam
Penaburan benih cover crop ke dalam lubang tanam sebanyak 3-5 biji benih
Cm, dan/atau Mb yang dimasukan ke dalam lubang dengan kedalaman 3-5 cm
dan ditutup dengan media tanam
e. penyulaman terhadap tanaman cover crop yang tidak tumbuh
f. penyiraman
g. penyiangan gulma
h. pemeliharaan cover crop hingga tumbuh dan berkembang selama 6 bulan.

4. Pemeliharaan tanaman utama dan cover crop


Kegiatan pemeliharaan tanaman utama dan cover crop terdiri atas 5
tahapan sebagai berikut :
a. tahap penyiangan, yaitu kegiatan pembebasan tanaman dari gulma di sekitar
tanaman, dilakukan 8 (delapan) kali atau setiap 3 bulan (pada saat tanaman
berumur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, dan 24 bulan setelah tanam)
b. tahap pendangiran, yaitu kegiatan penggemburan tanah di sekeliling tanaman
untuk memudahkan pertumbuhan perakaran, dilakukan bersamaan dengan
penyiangan pertama kali (pada saat tanaman berumur 3 bulan setelah tanam)
c. tahap pemupukan cover crop, dilakukan 1 (satu) kali pada saat sulur cover
crop muncul dengan aplikasi pupuk NPK
d. tahap pemupukan tanaman utama, dilakukan pada saat tanaman berumur 3, 6,
9, 12, 15, 18, 21, dan 24 bulan setelah tanam, dengan mengaplikasikan
kompos sebanyak 2 kg/lubang dan pupuk NPK sebanyak 0.05 kg/lubang
e. tahap Pembasmian hama penyakit dilakukan 2 kali (usia tanaman 5 dan 10
bulan) dan penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati.
BAB III
RENCANA BIAYA

3.1 Perhitungan Biaya Revegetasi (Per Hektar)


Tabel 1 perhitungan biaya (per hektar)

No Komponen biaya satuan Kebutuhan perhektar Harga satuan Total harga


(Rp) (Rp)

I Penanaman pioner
pioneer
1.1 Pohon tanaman local dan bibit 277 RP.3000 Rp. 831000
non lokal

Penebaran biji coper crop Kg 10 Rp.50000 Rp. 500000


Pupuk Kg 30 Rp.10000 Rp.300000
Kapur/dolomit Kg 50 Rp.3000 Rp.150000
Insektisida Liter 2 Rp.20000 Rp.40000
Tenaga kerja HOK 30 Rp.80000 Rp.2400000

II Penanaman Sisipan
2.1 Pohon tanaman sisipan Bibit 80 Rp.5000 Rp.400000
local daur panjang
Pupuk Kg 8 Rp.10000 Rp.80000
Kapur/dolomit Kg 13 Rp.3000 Rp.39000
Insektisida Liter 1 Rp.20000 Rp.20000
Tenaga kerja HOK 15 Rp.80000 Rp.120000
TOTAL A RP.4.880.000
III Perawatan tahun ke I
Pupuk Kg 5 Rp.10000 Rp.50000
Pohon untuk penyulaman Bibit 100 Rp. 3000 Rp. 300000
pioneer
Bijih cover crop
Tenaga kerja HOK 10 Rp.80000 Rp.800000

IV Perawatan tahun ke II
Pupuk kg 10 Rp.10000 Rp.100000
Pohon untuk penyulaman bibit 50 Rp.5000 Rp.250000
pioneer
Tenaga kerja HOK 5 Rp.90000 Rp.450000

V Perawatan tahun ke III


Pupuk kg 10 Rp.10000 Rp.100000
Pohon untuk penyulaman bibit 20 Rp.10000 Rp.200000
pioneer
Tenaga kerja HOK 5 Rp.100000 Rp.500000
TOTAL B Rp.2.750.00
VI Analisa tanah
Analisa sampel tanah sample 6 Rp.600000 Rp.1200000
TOTAL C Rp.1.200.000

3.2 Penentuan Biaya Pemeliharaan Dan Perawatan


1.Jarak tanam 4x4 m
2.Jumlah bibit 625 (per hektar)
-waktu pemeliharaan dan perawatan 1 batang =15-20 menit
-waktu pemeliharaan/ha : 527 batang=10540 menit=176 jam
-hari yang diperlukan =176 jam= 25 hari
-tenagakerja yang diperlukan 1 minggu : 25 hari/7 hari=6 hari
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reklamasi lahan pasca tambang timah secara hukum wajib dilaksanakan oleh
perusahaan tambang nikel sebagai wujud tanggung jawabnya untuk memulihkan kembali
lahan yang telah mengalami degradasi akibat operasional tambang,Pada pasca tambang
Nikel,Kegiatan yang utama dalam merehabilitasi lahan yaitu mengupayakan lahan agar
menjadi ekosistem yang berfungsi optimal atau menjadi ekosistem yang lebih
baik,Reklamasi dilakukan dengan menguruk kembali lubang tambang serta melapisi
tanah pucuk agar dapat mengembalikan kesuburan tanah,Kegiatan revegetasi lahan bekas
tambang nikel telah dilakukan dengan menggunakan spesies asli setempat (native
species), spesies pohon multiguna (multipurpose tree species), dan tanaman budidaya.
Sejumlah bidang penelitian mempunyai prospek untuk diteliti lebih lanjut untuk
meningkatkan keberhasilan reklamasi, baik secara teknis, ekologis maupun ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai