I. PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 pasal 43 disebutkan
bahwa setiap rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien. Standar
keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden , menganalisa dan menetapkan
pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
Budaya keselamatan pasien adalah upaya rumah sakit dalam menekan angka
kejadian yang tidak diharapkan. Untuk mewujudkan budaya tersebut diperlukan suatu
upaya melalui “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit” yang diatur
melalui Permenkes No 1691/MENKES/PER/VII/2011 dimana rumah sakit harus
merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi
kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Salah satu kegiatan dalam Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah
Sakit yaitu pada langkah ke 3 disebutkan bahwa Rumah Sakit mengintegrasikan aktivitas
pengelolaan risiko. Agar langkah penerapan bagi rumah sakit dan unit / tim berjalan sesuai
amanat Permenkes tersebut maka disuusnlah Program Manajemen Risiko Klinis untuk
kegiatan tahun 2014.
VI. SASARAN
1. Terwujudnya ,komite Keselamatan Pasien Pada Bulan desember 2013
2. Terwujudnya , Program keselamatan pasien tahun 2014 bulan januari 2013
3. Terwujudnya kebijakan ,pedoman,panduan , SPO (standar Prosedur Operasional)
dan Instuksi kerja tentang keselamatan pasien bulan Februari 2014
4. Terialisasinya Pengadaan sarana prasarana keselamatan pasien 90 % hingga
desember 2014
5. Terwujudnya kebijakan ,pedoman,panduan , SPO ( standar Prosedur Operasional )
dan Instuksi kerja tentang enam sasaran keselamatan pasien pada bulan
Februari 2014
6. Terialisasinya Pengadaan sarana prasarana enam sasaran keselamatan pasien 90
% hingga desember 2014
7. Tercapainya audit Compliance / Pemenuhan standar Enam sasaran keselamatan
pasien 90 % pada bulan juni 2014
8. Terialisasinya hasil Asesesment budaya keselamatan pasien dari SLC pada bulan
april 2014
9. Terialisasinya rapat koordinasi komite keselamatan pasien dari jadwal schedule
90 % hingga desember tahun 2014
10. Pelaporan insiden 2 x 24 jam ke komite keselamatan pasien 90 % dari unit
hingga desember 2014
11. Pelaporan sentinel event 1x 24 jam 75 % himgga desember 2014
12. Pelaksanaan Investigasi sederhana dari insiden dengan matrik grading biru dan
hijau 80 % dari unit hingga desember 2014
13. Pelaporan realisasi serapan pelaporan insiden tiap bulan hingga desember 2014
sebesar 80 %
14. Pelaksanaan RCA dari insiden dengan matrik grading kuning dan merah 80 %
dari tim dan unit selama 45 hari hingga desember 2014
15. Terialisasinya panduan RCA dan FMEA desember 2013
16. Terialisasinya program FMEA bulan juni 2014
17. Terialisasinya evaluasi kebijakan ,pedoman,panduan , SPO ( standar Prosedur
Operasional ) dan Instuksi kerja tentang keselamatan pasien dan enam sasaran
keselamatan pasien 4 kali kegiatan hingga desember 2014
18. Terialisasi pelaporan keselamatan pasien kedirektur setiap bulan sebesar 75 %
hingga desember 2014
19. terialisasi pelaporan keselamatan pasien Yayasan melalui direktur setiap 3 bulan
sebesar 75 % hingga desember 2014
VII.SHEDULE KEGIATAN