Anda di halaman 1dari 5

PROSES PEMBENTUKAN SPERMATOGENESIS

ILMU PENGETAHUAN ALAM

DISUSUN OLEH :
ANNA AULIA M. D

BTARI DWIJAYANTI

DIMAS FATTAH

FAUZIYAH ZULFAH

M. AFGAN

M. JAELANI

M. IRFAN A.

MITA MELIANTI

RILLO DANYARTA

SITI NUR MELATI


KELAS : IX-3

SMPN 3 CITEUREUP
Jln. Raya Tajur, Babakan - Kec. Citeureup, Kab. Bogor - Jawa Barat. 16810
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanda bahwa sistem reproduksi pada laki-laki telah matang adalah keluarnya cairan mani
dari penis. Biasanya, cairan mani tersebut keluar pada saat anak laki-laki mengalami mimpi basah.
Mimpi basah pada umumnya terjadi pada saat berumur 10-14 tahun. Cairan mani merupakan
campuran sel-sel sperma dengan getah-getah yang dikeluarkan oleh kelenjar reproduksi. Proses
pembentukan sperma terjadi di dalam testis.
Ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan miosis. Bila ada sel tubuh kita yang
rusak maka akan terjadi proses pergantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis,
sedangkan sel kelamin sebagai agen utama dalam proses reproduksi menggunakan proses
pembelahan miosis.
Fungsi dari Spermatogenesis adalah untuk menciptakan gamet jantan dewasa, yang secara
efektif dapat membuahi gamet betina untuk membentuk organisme bersel tunggal yang disebut
zigot, yang akhirnya mengarah ke pembelahan dan perbanyakan sel untuk membentuk janin.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis dapat didefinisikan sebagai ‘proses yang terjadi pada gonad organisme
laki-laki yang bereproduksi secara seksual, dimana sel-sel germinal pria terdiferensiasi
berkembang menjadi spermatosit, yang kemudian berubah menjadi spermatozoa.

Spermatogenesis biasanya terjadi pada tubulus seminiferus testis dalam serangkaian tahap,
diikuti oleh kematangan dalam epididimis, di mana mereka menjadi siap untuk disahkan sebagai
air mani bersama dengan sekresi kelenjar lainnya.

 Struktur Sperma matang terdiri dari :


1. Kepala, 2. Leher, 3. Badan, 4. Ekor
 Tempat Spermatogenesis

Spermatogenesis terjadi pada testis. Didalam testis terdapat tubulus seminiferus. Dinding
tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdiri
sel - sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa. Selain
itu pada tubulus seminiferus terdapat sel leydig yang mengsekresikan hormone testosteron yang
berperan pada proses spermatogenesis.
B. TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN SPERMATOGENESIS

Proses pembentukan sperma pada tubulus seminiferus terjadi secara bertahap. Sel induk
sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid (2n) mengalami pembelahan secara mitosis
membentuk spermatosit primer. Selanjutnya spermatosit primer mengalami pembelahan miosis
tahap satu (miosis satu) membentuk dua spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n).
spermatosit sekunder kemudian mengalami pembelahan miosis tahap dua (miosis dua) membentuk
spermatid yang bersifat haploid (n). Akhirnya, spermatid mengalami diferensiasi atau
perkembangan sehingga terbentuk empat sel sperma atau spermatozoa yang matang.

 Factor yang mempengaruhi spermatogenesis yaitu :


1. Suhu, 2. Ph, 3. Hormone, 4. Umur, 5. Kesehatan, 6. Iklim, 7. Makanan, 8. Keturunan, dll.
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan
spermatozoa. Spermatogenesis terjadi pada testis. Didalam testis terdapat tubulus seminiferus.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk
sperma fungsional.
 Struktur Sperma matang terdiri dari :
1. Kepala, 2. Leher, 3. Badan, 4. Ekor
 Factor yang mempengaruhi spermatogenesis yaitu :
2. Suhu, 2. Ph, 3. Hormone, 4. Umur, 5. Kesehatan, 6. Iklim, 7. Makanan, 8. Keturunan, dll.

Anda mungkin juga menyukai