Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA DALAM PERSPEKTIF SEJARAH PERJUANGAN

BANGSA INDONESIA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah umum Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu:

Saru Arfin, SH., LL., MM.

Oleh :

Kelompok 2

Dede Ardi Saputra 1511414105

Tia Laila Akrima 1601414113

Sariana 2211412021

Sarah Desliar 3111413020

Muhammad Masrur 3111413033

Ami Heppy 3312414076

Rombel 36

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
Pancasila dalam Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Abstrak

Pancasila dalam Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia merupakan cara pandang
untuk menilai peristiwa yang melatarbelakangi terbentuknya NKRI dan dasar negaranya yaitu
Pancasila. Pembentukan Pancasila tersebut tidsk terleps dari sejarah kerajaan-kerajaan yang ada
di nusantara dari zaman hindu, budha, dan islam. Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan berbagai
cara dan bertahap. dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya
dengan sejarah lahirnya Pancasila. Penjajahan barat yang memusnahkan kemakmuran bangsa
Indonesia itu tidak dibiarkan begitu saja oleh segenap bangsa Indonesia. Sejak semula imprealisme
itu menjejakkan kakinya di Indonesia. Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian
janji kemerdekaan di kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat
itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944 dengan membentuk BPUPKI yang dibentuk
oleh pemerintah Jepang. Namun akhirnya bangsa Indoesia memanfaatkan kekalahan Jepang atas
Sekutu yang akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaannya.
Kata kunci: Perjuangan Bangsa, Kemerdekaan, Pancasila.

Pendahuluan

Pancasila lahir sebagai salah satu produk historis yang paling penting bagi eksistensi
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara secara formal
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, saat UUD 1945 secara resmi menjadi konstitusi NKRI
dengan Pancasila tercantum dalam alenia IV pembukaanya. Sebagai dasar negara, Pancasila akan
menjadi landasan dari segala kebijakan pemerintahan dan pengelolaan negara, sekaligus sebagai
sumber hukum (sumber hukum tertinggi).

Pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dalam ranah
perjuangan bangsa Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia tersebut dimulai sejak zaman kerajaan-
kerajaan yang pernah berkembang di Nusantara. Secara tidak langsung kerajaan-kerajaan tersebut
melatarbelakangi lahirnya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila lahir dari nilai-nilai kultur yang ada pada masa
kejayaan nasional, masa perlawanan penjajah, masa kemerdekaan Indonesia hingga masa
reformasi bangsa Indonesia.

Masa Kejayaan Kerajaan Nusantara (Kejayaan Nasional)

Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara serta masuknya agama Hindu, Budha, dan
Islam, nilai-nilai Pancasila sudah ada di masyarakat yaitu terkait dengan sistem kepercayaan
masyarakat akan eksistensi Tuhan. Menurut sejarah sejauh pengandaian sejarahnya diterima,
pancasila dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa sudah ada nilai-nilai yang meskipun masih
secara samara-samar,tertanam dan berakar di masa lalu dan tetap berlalu dalam masyarakat
Indonesia saat ini. Pancasila diyakini sebagai hasil penggalian dan perumusan dari nila-nilai yang
telah ada. Pancasila merupakan hasil dari interaksi masyarakat yang hidup di Indonesia selama
berabad-abad.
Sekitar abad V sudah ada kerajaan yang tumbuh yaitu Kutai di Kalimantan Timur dan
Tarumanegara di Jawa Barat, berdasarkan sejarah agama Hindu sangat berpengaruh masa itu.
Kemudian memasuki abad VII kerajaan Sriwijaya yang terletak di Sumatera tumbuh dengan basis
agama Budha yang mereka bawa dan berhasil menjadi kerajaan maritim terkuat di Asia Tenggara
dan menjalin hubungan perdagangan dengan China dan India. Terbukti kebesaran kerajaan
Sriwijaya dan agama yang mereka emban dengan adanya Perguruan Tinggi Agama Budha yang
berkembang dengan baik.
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang panjang yaitu sejak jaman
kerajaan kutai, sriwijaya, majapahit dan kerajaan Islam setelahnya yaitu sebuah kerajaan adidaya
yang membawa agama Islam yang berkembang pesat hingga saat ini. Kerajaan Majapahit
mencapai puncak kemegahannya di bawah raja Hayam Wuruk, dengan Mahapatih Gajah Mada.
Pemerintahan kerajaan Majapahit bahkan tidak hanya di Indonesia namun juga meliputi daerah
malaka seperti Pahang, Langkasuka, Trenggano, dan Tuimasik.

Masa Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah

Bersamaan dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sepertikerajaan


Demak, mulailah berdatangan orang-orang Eropa ke Indonesia. Mereka adalah orang-orang
portugis yang diikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-
rempah, yang memberikan keuntungan dan kekayaan.
Masuknya Belanda: VOC (1602), menimbuulkan perlawanan rakyat pada abad XVII-XIX
yang bersifat kedaerahan dan lokal, sehingga mudah dipatahkan. Hubungan dengan bangsa
Indonesia membawa perubahan-perubahan dalam pandangan masyarakat Indonesia ,yaitu dengan
masuknya paham-paham baru seperti liberalisme,demokrasi, nasionalisme. Meskipun paham-
paham tersebut telah ada dalam eropa pada abad 18, namun mulai masuk dan berkembang di
Indonesia pada abad ke XX awal,kecuali liberalism.
Selangkah demi selangkah, kompeni mulai berhasil menanamkan kekuasaan politik di
Indonesia. Tujuan yang selalu diikuti dengan tujuan politik, Ambon (1605) ditundukan dan berarti
Maluku sudah dikuasai. Tahun 1870 belanda membuat kebijakan liberalisasi untuk Hindia –
belanda. Ide-ide liberal berpengaruh kuat terhadap bidang ekonomi yaitu menghendaki
dilaksanakannya usaha-usaha bebas dan pembebasan kegiatan ekonomi dari campur tangan
pemerintah.(G.Mudjanto: 1989 : 19).
Pada permulaan abad XIX, VOC dibibarkan dan sejak itu diganti dengan Pemerintahan
Hindia-Belanda yang berkuasa di Indonesia. Pada waktu itu terjadi pertentangan kekuasaan asing
disini yang diakhiri dengan berakhirnya kekuasaan Inggris pada tahun1811-1816, kemudian
Indonesia diserahlam lembali oleh Inggris kepada Belanda.

Pergerakan Nasional
Sementara disisi lain pada abad 20 dirana politik internasional sdang terjadi pengolahan
kebangkitan dunia timur . Republic Filipina (1898) di pelopori Joze Rizal, kemenangan Jepang
atas Rusia (1905),gerakan sun yat sen dengan Republic Cina nya, dan di Indonesia di pelopori oleh
dr.Wahidin Sudirihusodo dengan gerakan Budi Utomo, dan gerakan inilah yang mengawali
gerakkan nasional untuk mewujudkan bangsa yang memiliki kehormatan dan kemerdekaan dan
kekuatannya sendiri.
Kemudian lahirlah organisasi-organisasi pergerakan lainnya , misalnya Sarikat Dagang
Islam (1909) , yang kemudian berganti menjadi Sarikat Islam(1911) yang dipimpin oleh H.O.S
Cokrominoto. Lalu muncul Indische Partij(1913), partai nasional Indonesia (1927),dan mulailah
perjuangan nasional Indonesia yang menitik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan jelas
yaitu kemerdekaan Indonesia. Jepang masuk Indonesia membawa propaganda,“Jepang pemimpin
asia, Jepang saudara tua Indonesia”, saat Jepang semakin terdesak dalam perang melawan sekutu
barat, jepang kemudian bersikap murah hati pada Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan
bagi Indonesia. Jepang memberikan janji keduanya berupa kemerdekaan tanpa syarat, Indonesia
diperbolehkan memperjuangkan kemerdekaanya lalu dibentuklah badan penyelidik usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Masa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Pembentukan Badan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Dokuritsu Junbi
Iinkai 7 Agustus 1945. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno, wakil Dr. Moh Hatta dengan 21 anggota.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Pada 16 Agustus 1945 pemerintah
Jepang memberitahukan bahwa PPKI dilarang untuk mengadakan rapat persiapan pengumuman
kemerdekaan. Dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan yang ada akibat menyerahnya
Jepang kepada sekutu itulah bangsa Indonesia mengambil keputusan sendiri/secara sepihak
dengan cara memproklamasikan kemerdekaan.
Putusan sepihak yang diambil bangsa Indonesia ini membuktikan bahwa kemerdekaan
bangsa Indonesia bukan sebagai hadiah dari Jepang, Melainkan kemerdekaan atas dasar
perjuangan dengan kekuatan sendiri. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka yang disusun oleh
BPUPKI tidak digunakan dan diganti dengan naskah proklamasi yang baru.
Teks Proklamasi dirumuskan dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Dr. Moh. Hatta atas
nama Indonesia setelah disetujui oleh anggota-anggota PPKI dan para pemuda yang hadir di jalan
Imam Bonjol No. 1 Jakarta menjelang dini hari tanggal 17 Agustus 1945. Pada waktu yang sama
pula yaitu tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dengan suatu
Proklamasi Kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik kulminasi sejarah
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang melahirkan negara kebangsaan yang berbentuk
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Pancasila.

Masa Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Bangsa Indonesia

1. Masa 1945-1949
Proklamasi kemerdekaan secara ilmiah mengandung pengertian sebagai berikut:
a. Sudut ilmu hukum (Yuridis), proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib
hukum kolonial dan saat berlakunya hukum nasional.
b. Secara politis ideologis, proklamasi mengandung arti bangsa Indonesia terbebas dari
penjajahan bangsa asing dan memiliki kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri.
Setelah proklamasi kiemerdekaan 17 Agustus 1945, negara Indonesia masih
menghadapi tentara sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di
Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintahan NICA (Netherlands Indies Civil
Administration). Selain itu Belanda secara licik mempropagandakan kepada dunia luar
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari Jepang.

Untuk melawan propaganda tersebut, pemerintah Indonesia mengeluarkan tiga buah


maklumat sebagai berikut :

1. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan


kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya selama 6
bulan). Kemudian maklumat tersebut memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang
semula dipegang oleh Presiden kepada KNIP.
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945, tentang pembentukan partai politik
sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan bahwa salah
satu ciri demokrasi adalah multi partai. Maklumat ini juga sebagai upaya agar dunia
luar menilai bahwa negara Indonesia sebagai negara yang demokratis.
3. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, intinya maklumat ini mengubah
sistem kabinet Presidensial menjadi sistem kabinet Parlementer berdasarkan asas
demokrasi liberal.

Keluarnya tiga maklumat tersebut mengakibatkan ketidakstabilan di bidang politik


karena sistem demokrasi liberal bertentangan dengan UUD 1945, serta secara ideologis
bertentangan dengan Pancasila. Akibat penerapan sistem kabinet parlementer maka
pemerintahan Negara Indonesia mengalami jatuh bangun sehingga membawa konsekuensi
serius terhadap kedaulatan negara Indonesia.

2. Masa 1949-1950
Konferensi Meja Bundar di Den Haag tanggal 27 Desember 1949 merupakan suatu
persetujuan yang ditandatangani antara Ratu Belanda Yuliana dan Pemerintah Indonesia
yang menghasilkan keputusan antara lain :
a. Konstitusi RIS menentukan bantuk negara serikat (federal) yang membagi negara
Indonesia terdiri dari 16 negara bagian.
b. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi liberal,
para menteri bertanggung jawab kepada parlemen.
c. Mukadimah Konstitusi RIS menghapuskan jiwa dan isi Pembukaan UUD 1945.
d. Sebelum persetujuan KMB, bengsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena
itu persetujuan KMB bukan penyerahan kedaulatan melainkan “pemulihan
kedaulatan”.
Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai satu
taktik secara politis, untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu Negara persatuan dan kesatuan sebagaimana dalam
alinea keempat, bahwa pemerintah negara “………., yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia……….” , yang berdasarkan UUD
1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis secara spontan dan rakyat
membentuk negara kesatuan menggabungkan diri dengan negara proklamasi RI yang
berpusat di Yogyakarta.
Pada suatu ketika negara bagian RIS tinggal tiga buah saja yaitu Negara Bagian RI
Proklamasi, Negara Indonesia Timur (NIT), dan Negara Sumatra Timur (NST). Akhirnya
berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 Mei 1950 seluruh negara bersatu
dalam Negara kesatuan dengan konstitusi sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950
dengan nama UUD Sementara 1950.

3. Masa 1950-1959
Pada tanggal 17 Agustus 1950 dengan resmi negara RIS dibubarkan dan dibentuk
negara republic berbentuk kesatuan, berdasarkan UUDS 1950. Menurut UUDS 1950,
system pemerintahan yang dianut adalah system pemerintahan parlementer bukan lagi
presidential. Jadi meskipun UUDS masih bersifat unitaristik dengan bentuk negara
kesatuan, namun jiwanya berbeda dengan pancasila, proklamasi dan UUD 1945.
Hasil Pemilu 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi keinginan
masyarakat bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang poleksosbudhankam,
keadaan ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Makin berkuasanya modal-modal raksasa terhadap perekonomian Indonesia.
b. Akibat sering bergantinya sistem cabinet
c. Sistem liberal pada UUD Sementara 1950 mengakibatkan jatuh bangunnya
kabinet/pemerintahan.
d. DPR hasil Pemilu 1955 tidak mampu mencerminkan perimbangan kekuatan politik
yang ada.
e. Faktor yang menentukan adanya dekrit presiden adalah gagalnya Konstituante untuk
membentuk UUD yang baru. Dari kegagalan tersebut diatas presiden akhirnya
mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 yang isinya :
- Membubarkan Konstituante
- Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.
- Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya.

4. Masa Orde Lama (1959-1965)


Dengan berlakunya UUD 1945 selanjutnya terjadi pelaksanaan pemerintahan Orde
Lama sampai tahun 1966 akibat adanya pemberontakan PKI 1 Oktober 1965 atau yang
dikenal dengan G.30 S/ PKI.
Pemberontakan G.30S/PKI akhirnya dapat digagalkan berkat kewaspadaan dan
kesigapan ABRI dengan dukungan kekuatan rakyat.
Rakyat menghendaki agar PKI dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang
di Indonesia. Namun tuntutan rakyat kurang mendapat tanggapan yang memuaskan dari
Pemerintah (Presiden). Akhirnya timbulan apa yang disebut “situasi konflik” sementara
keadaan ekonomi dan keamanan makin tak terkendali. Peristiwa ini yang melatarbelakangi
tercetusnya Tritura:
a. BubarkanPKI
b. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur PKI
c. Turunkan harga/perbaikan ekonomi

5. Masa Orde Baru (1966-1998)


Orde Baru yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut
dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Munculnya orde
baru diawali dengan aksi-aksi dari seluruh masyarakat antara lain : Kesatuan Aksi Pemuda
Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Ak
Guru Indonesia (KAGI), dan lainnya. Aksi tersebut menuntu dengartiga tuntutan yang
dikenal dengan ‘Tritura.
Karena orde lama tidak mampu menguasai pimpinan negara, maka Panglima
tertinggi memberikan kekuasaan penuh pada Panglima Angkatan Darat Jendral Soeharto
dalam bentuk suatu surat yang dikenal dengan ‘surat perntah 11 Maret 1966’ (Super
Semar). Tugas pemegang super semar yaitu untuk memulihkankeamanan dengan jalan
menndak pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI. Orde baru berangsur-angsur
melaksanakan programnya dalam upaya merelisasikan pembangunan nasional sebagai
wujud pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

6. Pancasila pada Masa Reformasi (1998-Sekarang)


Di zaman ini, banyak sekali peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa
pemerintah belum sepenuhnya mampu membawa bangsa pada taraf demokratisasi seperti
halnya yang menjadi tuntutan di era reformasi. Sampai saat ini masih banyak terjadi
korupsi yang justru dilakukan oleh para pejabat negara, padahal mereka adalah wakil-wakil
rakyat yang diharapkan mampu dan kompeten untuk menyalurkan aspirasi-aspirasi rakyat
dan membawa kepada kesejahteraan. Selain itu, masalah kemiskinan, kekerasan atas nama
agama dan kebebasan beraspirasi pun masih terjadi di zaman ini. Franz Magnis Suseno,
dalam tulisannya mengungkapkan bahwa akar dari permasalahan kesejahteraan rakyat,
kekerasan atas nama agama, dan sikap kurang demokratis adalah perilaku korupsi yang
semakin hari semakin menggerogoti bangsa ini.
Korupsi itu merusak kejujuran bangsa, sehingga demokrasi dan kesediaan
mengakui perbedaan tidak bisa tercapai. Keadaan seperti itulah yang mencoreng nilai-nilai
dan asas dasar Pancasila. Keberadaan dan kedudukan Pancasila di zaman ini seakan
disepelekan dan tak punya arti lagi. Kesucian dan kesaktian Pancasila pun semakin
tercemar. Tuntutan era reformasi pada akhirnya tidak terwujud.
Oleh karena itu, “kembali kepada Pancasila” sangat penting. “Kembali kepada
Pancasila” berarti kembali memurnikan jiwa bernegara sehingga nantinya dapat membawa
rakyat pada kesejahteraan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Daftar Pustaka

Dahm, B., 1987.Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan, alih bahasa oleh Hasan Basari. Jakarta:
LP3ES

Darma Putra, Eka. 1988. Pancasila, Identitas dan Mederenitas Tinjauan Etis dan Budaya. Jakarta:
PTBPK Gunung Mulia

Elearning. 2013. Sejarah dalam Konteks Perjuangan Bangsa Indonesia. Jakata: Gunadarma

Handoyo, Eko dkk. 2010. Pancasila Dalam Perspektif Kefilsafatan Dan Praksis. Semarang: Ar-
Ruzz Media.

Rukiati. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakrta: UNY Press.

Soegito AT dkk. 2006. Pendidikan Pancasila.Unnes. Semarang: Pusat Pengembangan


MKU/MKDK-LP3.

Soegito AT dkk. 2012. Pendidikan Pancasila.Unnes. Semarang: Pusat Pengembangan


MKU/MKDK-LP3.

Widisuseno, Iriyanto dkk. 2007. Pendidikan Pancasila. Semarang: UPT MKU UNDIP

Anda mungkin juga menyukai