Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

AUDIT 1
Laporan Audit

Oleh :

1. Baiq Khalfia Nurtaqwima (A1C015014)


2. Dianira Milla Astri (A1C015024)
3. Eliana Natarina (A1C015027)
4. Hesti Marliani (A1C015041)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Mataram
2017

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat yang
tidak terhingga kepada kami selaku kelompok kami, sehingga dapat menyelesaikan
makalah audit 1 ini.
Makalah audit 1 ini disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah audit 1
ini juga merupakan sebagai output dari mata kuliah audit 1 yang telah dipelajari dalam
proses belajar mengajar di kampus.
Kami menyadari bahwa makalah audit 1 ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari pihak pembaca demi
penyempurnaan makalah yang akan datang.

Mataram, 31 Mei 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ ii


Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
2.1. Pengertian Laporan Audit .................................................................... 3
2.2. Tujuan Laporan Audit ........................................................................... 4
2.3. Syarat – Syarat Laporan Audit .............................................................. 4
2.4. Opini Audit .......................................................................................... 5
2.5. Laporan Audit ...................................................................................... 8
2.6. Kriteria Laporan Audit ....................................................................... 10
2.7. Contoh Laporan Audit ....................................................................... 13
BAB III PENUTUPAN ............................................................................................. 25
3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Audit adalah suatu proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien
yang dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten. Berikut ini adalah pengertian
auditor yang dinyatakan oleh UK Audithing Practise Board (Diane Walters and John
Dunn,2000 dalam Martina,2010): “Pernyataan Audit Keuangan adalah Pernyataan yang
bertujuan untuk memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat di mana laporan
keuangan, memberikan pandangan yang benar dan adil. Modern Auditing saat ini
penekanannya lebih pada pada pemeriksaan internal yang digunakan untuk mengevaluasi
efisiensi organisasi secara keseluruhan Hal ini dilakukan secermat mungkin agar area-area
kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian ditunjukkan kepada manajemen, dan
selanjutnya ditawarkan rekomendasi untuk mempercepat proses perkembangan manajemen.
Management audit merupakan konsep yang digunakan untuk maksud tersebut.

Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan :asersi yang
terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.
Laporan auditor adalah langkah terakhir dan paling penting dari keseluruhan proses
audit. Secara umum laporan auditor dapat didefinisikan sebagai laporan yang menyatakan
pendapat auditor yang independen mengenai kelayakan atau ketepatan pernyataan klien
bahwa laporan keuangannya disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntan
yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya. Dalam
menyiapkan dan menerbitkan sebuah laporan audit, auditor harus berpedoman pada empat
standar pelaporan yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Melihat pentingnya audit bagi pihak eksternal,maupun internal maka diperlukan
pengetahuan tentang tujuan dan laporan uadit. Namun dewasa ini, masyarakat cenderung
kurang memahami tentang tujuan dan tata cara pelaporan audit secara menyeluruh. Maka dari

1
itu penulis memutuskan untuk membahas tujuan audit dan laporan uadit yang dimana akan
membahas secara mendetail.

1.2. Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dan tujuan laporan audit ?
2. Bagaimana syarat – syarat dalam laporan audit ?
3. Apa saja jenis-jenis opini audit ?
4. Apa saja unsur – unsur laporan audit ?
5. Bagaimana kriteria laporan audit ?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Audit yang bermuatan softskill.
2. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai materi audit

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Audit

Menurut Boynton Johnson Kell, laporan audit adalah media formal yang digunakan
oleh auditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang
kesimpulan atas laporan keuangan yang di audit.

Menurut Mulyadi, laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh auditor dalam
berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan.

Yang dimaksud dengan laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang
menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai
dengan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis
pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat
(qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa memberikan
pendapat sama sekali (disclaimer).

Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf :

1. Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama laporan audit baku. Terdapat 3
fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf pengantar ;
 Tipe jasa yang diberikan auditor
 Objek yang diaudit
 Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya.
2. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan auditor.
Dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang
kewajaran laporan keuangan auditan.

3
3. Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang digunakan oleh auditor
untuk menyataka n pendapatnya mengenai laporan keuangan yang disebutkannya dalam
paragraf pengantar. Dalam paragraf ini auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran
laporan keuangan auditan , dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian
penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2.2. Tujuan Laporan Audit

Laporan audit memiliki tiga tujuan utama. Jika auditor tidak dapat mencapai tujuan ini,
laporan mereka hanya akan membuang-buang waktu saja. Di dalam laporannya, auditor
hendaknya berusaha untuk :
a. Menginformasikan, yaitu menceritakan hal-hal yang mereka temui.
b. Mempengaruhi, yaitu meyakinkan manajemen mengenai nilai dan validasi dari temuan audit.
c. Memberikan hasil, yaitu mengerakkan menajemen kearah perubahan dan perbaikan.

2.3. Syarat – syarat Laporan Audit

Pada setiap akhir pelaksanaan audit, auditor harus menyiapkan konsep Laporan Audit.
Isi konsep Laporan Audit tersebut harus mudah dimengerti dan bebas dari penafsiran ganda
serta memenuhi standar pelaporan yaitu:
1. Lengkap. Laporan harus memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
audit, meningkatkan pemahaman yang benar dan memadai atas hal yang dilaporkan, dan
memenuhi persyaratan isi laporan.
2. Akurat. Laporan harus menyajikan bukti yang benar dan menggambarkan temuan dengan
tepat. Satu ketidakakuratan dalam laporan dapat menimbulkan keraguan atas validitas sebuah
laporan dan dapat mengalihkan perhatian pembaca dari substansi laporan tersebut. Laporan
harus memasukkan hanya informasi, temuan, dan simpulan yang didukung bukti kompeten
dan relevan dalam KKP. Bukti yang dilaporkan harus mencerminkan kebenaran logis atas
masalah yang dilaporkan.

4
3. Obyektif. Laporan harus disajikan secara seimbang dalam isi dan nada. Ini berarti auditor
harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari kecenderungan melebih-lebihkan
atau terlalu menekankan kinerja yang kurang.
4. Meyakinkan. Laporan audit harus menjawab tujuan audit, temuan disajikan secara persuasif,
dan kesimpulan serta rekomendasi disusun secara logis berdasarkan fakta yang disajikan.
5. Jelas. Laporan audit harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis dengan bahasa
yang jelas dan sesederhana mungkin, sepanjang hal ini dimungkinkan. Jika digunakan istilah
teknis, singkatan, dan akronim yang tidak begitu dikenal, hal itu harus didefinisikan dengan
jelas. Penggunaan akronim diusahakan seminimal mungkin. Pengorganisasian materi laporan
seara logis dan keakuratan serta ketepatan dalam menyatakan fakta dan dalam mengambil
simpulan, adalah penting untuk kejelasan dan pemahaman bagi pembaca Laporan Audit.
6. Ringkas. Laporan audit harus disajikan secara ringkas tidak lebih panjang dari yang
diperlukan untuk mendukung pesan. Jika terlalu rinci, dapat menurunkan kualitas laporan
bahkan dapat menyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan mengurangi minat pembaca.
Pengulangan yang tidak perlu juga harus dihindari.

2.4. Opini Audit

Langkah terakhir dalam proses audit adalah merumuskan opini audit dan membuat laporan
audit dengan kalimat yang tepat. Untuk merumuskan
opini, auditor harus telah memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku atau yang bertujuan umum. Kerangka pelaporan
keuangan bertujuan umum, terdiri dari:
(i) Kerangka pelaporan yang wajar (fair presentation framework), yaitu
kerangka pelaporan keuangan yang mewajibkan kepatuhan terhadap syarat-syarat dalam
kerangka tersebut. Kerangka juga mengakui secara eksplisit atau implisit, bahwa dalam
penyajiannya manajemen perlu menyajikan pengungkapan-pengungkapan (disclosures)
diluar syarat-syarat yang secara spesifik ditetapkan dalam kerangka tersebut, dan
mengakui secara eksplisit bahwa kemungkinan perlu bagi manajemen untuk
menyimpang dari ketentuan pelaporan yang wajar.

5
(ii) Kerangka pelaporan kepatuhan (Compliance framework). Adalah suatu kerangka
pelaporan yang mengharuskan kepatuhan terhadap syarat-syarat dalam kerangka tersebut,
selain dari ketentuanketentuan dalam pelaporan keuangan yang wajar.
Alur auditor untuk merumuskan opini berdasarkan kerangka tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:

Alur Keputusan opini auditor, berdasarkan kerangka laporan keuangan bertujuan umum,
diarahkan oleh jawaban-jawaban atas pertanyaan:
1. Jika kerangka laporan keuangan yang digunakan adalah „fair presentation‟, pertanyaan
yang digunakan adalah; apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka laporan
keuangan yang berlaku? Jika di jawab „Ya‟, maka auditor dapat memberikan opini tanpa
modifikasi atau opini bentuk baku ( standard audit opinion).
2. Jika kerangka laporan keuangan yang digunakan adalah „compliance‟, auditor dapat
menjawab pertanyaan; „apakah laporan keuangan taat atau patuh terhadap
ketentuan/persyaratan dalam kerangka pelaporannya?‟ Jika dijawab „ya‟, maka auditor
dapat memberikan opini bentuk baku.

6
3. Jika jawaban atas pertanyaan 1 atau 2 adalah „tidak‟, maka auditor
akan diarahkan untuk „melaporkan masalah ke manajemen dan TCWG‟. Jika auditor
melakukan hal ini, dan masalah terkait dapat diselesaikan, maka dapat diberikan opini bentuk
baku. Sebaliknya, jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan, maka dapat diberikan
opini modifikasian.

Berdasarkan alur keputusan tersebut, audit dapat merumuskan opini audit


atas laporan keuangan sebagai berikut:
a) Opini bentuk baku atau opini tanpa modifikasi. Opini ini diberikan apabila auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Opini bentuk baku ini disebut
dengan opini wajar tanpa pengecualian (WTP).
b) Opini dengan modifikasi. Opini ini diberikan jika auditor;
(i) Menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan
secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji material, atau
(ii) Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material. SA.705
menetapkan tiga tipe opini modifikasi, yaitu: opini wajar dengan pengecualian (WDP),
opini tidak wajar (TW) dan opini tidak menyatakan pendapat (TMP). Keputusan tentang
ketepatan penggunaan tipe opini modifikasi tergantung pada (a) sifat dari hal hal yang
menyebabkan dilakukannya modifikasi, serta (b) seberapa pervasif dampaknya atau
kemungkinan dampaknya terhadap laporan keuangan.
Dampak yang pervasif terhadap laporan keuangan adalah dampak yang menurut pertimbangan
auditor:
 Tidak terbatas pada unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan
 Jika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang substansial dari
laporan keuangan, atau
 Dalam hubungannya dengan pengungkapan, bersifat undamental bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan.

7
Tabel berikut mengilustrasikan keputusan auditor dalam menggunakan tiga tipe opini
modifikasian:

Pertimbangan auditor tentang seberapa pervasif dampaknya


Sifat hal-hal yang menyebabkan
atau kemungkinan dampaknya terhadap laporan keuangan
modifikasi opini
Material tetapi tidak pervasif Material dan pervasif

Laporan keuangan mengandung


WDP TW
salah saji material.
Ketidakmampuan untuk
memperoleh bukti audit yang WDP TMP
cukup dan tepat.

2.5. Laporan Auditor


Laporan auditor harus dinyatakan dalam bentuk tertulis, mencakup laporan-laporan yang
diterbitkan dalam format kertas dan elektronik .
Unsur-unsur laporan auditor untuk audit yang dilaksanakan berdasarkan
standar audit, harus mencakup:
i. Judul. Laporan auditor harus memiliki sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas
bahwa laporan tersebut adalah laporan auditor independen.
ii. Pihak yang dituju. Laporan auditor harus ditujukan kepada pihak sebagaimana yang
diharuskan menurut ketentuan perikatan.
iii. Paragraf pendahuluan. Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor
harus:
a. Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya diaudit;
b. Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit;
c. Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan;
d. Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya;
dan
e. Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan setiap laporan
yang menjadi bagian dari laporan keuangan.

8
iv. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. Laporan auditor harus mencakup
suatu bagian dengan judul “Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan”.
Deskripsi tersebut harus mencakup suatu penjelasan bahwa manajemen
bertanggungjawab untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, dan atas pengendalian internal yang dipandang perlu oleh
manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
v. Tanggung jawab Auditor. Laporan auditor harus menyatakan bahwa;
(a) tanggungjawab auditor adalah untuk menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit.
(b) Bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar audit yang telah ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), \
(c) standar audit mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etika,
(d) auditor merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai
tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.
vi. Opini auditor. Ketika auditor menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan
keuangan yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor harus
menggunakan frasa: “laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, ……sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia”.
vii. Tanggungjawab pelaporan lainnya. Jika auditor menyatakan tanggung jawab pelaporan
lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan tambahan terhadap
tanggungjawab auditor berdasarkan SA untuk melaporkan laporan keuangan, maka
tanggungjawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu bagian terpisah laporan
auditor yang berjudul “Pelaporan lain atas Ketentuan Hukum dan Regulasi”, atau judul lain
yang dianggap tepat menurut isi bagian ini.
viii. Tanda tangan auditor. Tanda tangan auditor sdilakukan dalam nama rekan yang telah
memiliki izin untuk berpraktik sebagai Akuntan Publik. Selain itu, laporan auditor
harus mencantumkan nama KAP, nama rekan yang menandatangani laporan auditor,
nomor registrasi/ijin KAP, nomor registrasi/ijin rekan yang menandatangani laporan
auditor, dan alamat KAP.

9
ix. Tanggal laporan auditor. Tanggal laporan auditor menginformasikan
kepada pengguna laporan auditor bbahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh
peristiwa dan transaksi yang disadari oleh auditor dan yang terjadisampai dengan tanggal
tersebut. Tanggal laporan auditor adalah tanggal ketika prosedur audit telah secara
substansial selesai dilaksanakan dan kesimpulan berdasarkan bukti audit yang cukup dan
tepat telah ditarik. Sebelum auditor menerbitkan laporannya, auditor harus menerima
surat pernyataan direksi dari entitas yang diauditnya tentang tanggung jawab manajemen,
yang menyatakan bahwa seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk
catata n atas laporan keuangan, yang telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku. Surat pernyataan direksi juga memuat persetujuan atas
diterbitkannya laporan keuangan. Tanggal surat pernyataan direksi tidak boleh melewati
tanggal laporan auditor.

2.6. Kriteria Laporan Audit


 Pertimbangan Dalam Merumuskan Opini
Materialitas
Simpulkan:
a) Apakah materialitas masih tepat dalam konteks hasil keuangan entitas yang sebenarnya?
b) Apakah salah saji yang tidak dikoreksi (termasuk yang berasal dari periode yang lalu), secara
terpisah atau tergabung dapat menyebabkan salah saji material?
Bukti Audit
a) Apakah bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh?
b) Apakah estimasi akuntansi yang dibuat manajemen sudah layak?
c) Pakah prosedur analitikal yang dilakukan pada atau mendekati akhir tahun menguatkan
kumpulan yang diambil selama audit?
Kebijakan Akuntansi
a) Apakah laporan keuangan cukup mengungkapkan kebijakan akuntansi yang signifikan yang
dipilih dan ditetapkan?
b) Apakah kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan adalah konsisten dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dan (memang) tepat?

10
Pengungkapan dalam Laporan Keuangan
a) Apakah laporan keuangan merujuk atau menjelaskan dengan cukup, kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku?
b) Apakah semua pengungkapan dalam laporan keuangan telah dibuat sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku?
c) Apakah terminologi dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan keuangan sudah
tepat?
d) Apakah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, andal, dapat
dibandingkan, dapat dipahami, dan cukup?
e) Apakah laporan keuangan memberikan cukup disclosure yang memungkinkan pemakai
memahami dampak transaksi dan peristiwa yang material terhadap informasi yang
disampaikan dalam laporan keuangan?
Fair Prentation Framework
a) Apakah presentasi, struktur, dan isi secara keseluruhan dari laporan keuangan termasuk
catatan atas laporan keuangan, mencerinkan dengan benar transaksi dan peritiwa yang
mendasarinya, sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku? Jika tidak, apakah auditor
perlu memberikan disclosure tambahan untuk memastikan tercapainya fair presentation?
b) Apakah laporan keuangan sesudah memasukan penyesuaian yang dibuat manajemen sebagai
bagian dari proses audit, konsisten dengan pemahaman auditor mengenai entitas dan
lingkungannya?
Compliance Framewoks
Apakh laporan keuangan menyesatkan?

Bentuk Opini
Bentuk laporan auditor dipengaruhi oleh:
a) Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan
b) Persyaratan tambahan yang mungkin ada, seperti yang ditetapkan oleh ketentuan perundangan
c) Adanya informasi tambahan
Adapun bentuk opini auditor ini terdiri atas 2 yaitu:
1) Opini tanpa modifikasian

11
Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk atau menjelaskan dengan
cukup, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (ISA 700.15). Auditor wajib memberikan
opini yang tidak dimodifikasi (WTP) ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan
dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
ISA 700.35 menjelaskan bahwa ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas
laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian wajar, pendapat auditor harus,
kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan perundang-undangan, menggunakan rasa, yang
dipandang ekuivalen dengan:
a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau
b) Laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
ISA 700. 46, Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan
dibuat sesuai dengan kerangka kepatuhan, pendapat auditor harus menyatakan laporan
keuangan yang dibuat, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.

2) Opini modifikasian (ISA 705)


Jika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, tidak mencapai
penyajian yang wajar, auditor wajib membahas ini dengan manajemen dan tergantung pada
persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana masalah itu
diselesaikan, auditor wajib menentukan apakah perlu memodofikasi opini sesuai dengan ISA
705. Opini modifikasian terdiri dari 3 jenis yaitu:
1) Opini wajar dengan pengecualian
a) Kesalahan penyajian, baik secara individual maupun kolektif, adalah material, tetapi tidak
perpasif, terhadap laporan keuangan.
b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini
auditor, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang

12
tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi tidak
pervasif.

2) Opini tidak wajar


Auditor, berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat yang telah diperoleh, menyimpulkan
bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun kolektif, adalah material, tetapi
pervasif, terhadap laporan keuangan.
3) Opini tidak menyatakan pendapat
a) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini
auditor, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang
tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dan bersifat material dan pervasif.
b) Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan lebih dari satu ketidakpastian,
auditor menyimpulkan bahwa meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang setiap ketidakpastian tersebut, adalah tidak mungkin untuk merumuskan opini atas
laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dengan
kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastiantersebut terhadap laporan keuangan.

2.7 . Contoh Laporan Audit

Contoh 1. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian(laporan audit baku)

(a) Laporan Audit Independen

Kepada Yth.

(b) Direksi dan Dewan Komisaris

PT. GUNADARMA

Jl. Margonda Raya No 100

13
Pondok Cina Depok

( c) Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami.

(d) Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar
memadai untuk menyatakan pendapat.

(e) Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31
Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

(f) Kantor akuntan

Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)

Reg. Neg-D110369

(g) Tanggal, 13 Maret 2002

14
15
Contoh 2.1. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena adanya
pengungkapan yang tidak cukup.

Laporan Audit Independen

Kepada Yth.

Direksi dan Dewan Komisaris

PT. GUNADARMA

Jl. Margonda Raya No 100

Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan


Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar
memadai untuk menyatakan pendapat.

Perusahaan menolak menyajikan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
31 Desember 2001. Penyajian laporan yang meringkas kegiatan operasi, investasi, dan
pembelanjaan perusahaan tersebut diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku
umum (SAK).

16
Menurut pendapat kami, kecuali tidak disajikannya laporan arus kas yang
mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam paragraph di
atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil
usaha, untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.

Kantor akuntan

Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)

Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 2.2. Laporan audit dengan pendapat dengan pengecualian karena


penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

Laporan Audit Independen

Kepada Yth.

Direksi dan Dewan Komisaris

PT. GUNADARMA

17
Jl. Margonda Raya No 100

Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan


Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar
memadai untuk menyatakan pendapat.

Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap dan
kewajiban dalam neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus dikapitalisasi agar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban sewa guna usaha ini
dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah sebesar Rp. 120.000.000,-, kewajiban jangka
panjang sebesar Rp. 120.000.000,-. Tambahan laba bersih akan berkurang sebesar Rp.
12.000.000 dan laba per lembar saham akan berkurang sebesar Rp. 1.200,- untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut.

Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban


sewa guna usaha seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan
yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

Kantor akuntan

Eliya Isfaatun, SE., MMSI

18
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)

Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 3. Laporan audit dengan pendapat tidak wajar

Laporan Audit Independen

Kepada Yth.

Direksi dan Dewan Komisaris

PT. GUNADARMA

Jl. Margonda Raya No 100

Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan


Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar

19
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar
memadai untuk menyatakan pendapat.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan


mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung
depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.

Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang
diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar
Rp. 525.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead
pabrik berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan
aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp.
75.500.000 dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.

Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam
paragraph diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT.
GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kantor akuntan

Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)

Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

20
Contoh 4. Laporan audit berisi pernyataan tidak memberikan pendapat sebagai
akibat ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup karena
pembatasan ruang lingkup.

Laporan Audit Independen

Kepada Yth.

Direksi dan Dewan Komisaris

PT. GUNADARMA

Jl. Margonda Raya No 100

Pondok Cina Depok

Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. GUNADARMA tanggal 31


Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah
tanggung jawab manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan
penghitungan fisik persediaan dalam tahun 2001 yang dicantumkan dalam laporan
keuangan sebesar Rp. 850.000.000 pada tanggal 31 Desember 2001. Lebih lanjut,
bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap yang dibeli sebelum
tanggal 31 Desember 2001 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan. Catatan
perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain
terhadap persediaan dan aktiva tetap.

Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan


kami tidak dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas
persediaan dan harga pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup
audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

21
Kantor akuntan

Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)

Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

22
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa pemeriksaan
telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat mengenai
kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis pendapat yang dikenal
ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat (qualified), menolak dengan
memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa memberikan pendapat sama sekali
(disclaimer).

23
DAFTAR PUSTAKA

Atikah, Siti & Intan, Rakhmawati (2016).Pengantar Audit Berbasis Risiko:Audit atas laporan
keuangan.

Tuanakotta, Theodorus M. 2012. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing).


Jakarta : Salemba Empat.

http://flower93mufaa.blogspot.co.id/2013/09/langkah-langkah-penyusunan-laporan-audit.html
diakses 22 Mei 2017.

http://falahbilayudha.blogspot.com/2013/04/laporan-audit.html diakses 22 Mei 2017.

http://ayunieblog.blogspot.co.id/2014/12/laporan-audit.html diakses 22 Mei 2017.

24

Anda mungkin juga menyukai