BAB II Akuntansi Biaya
BAB II Akuntansi Biaya
PEMBAHASAN
A. Nama Perusahaan
Nama perusahaan yang kami teliti dan kunjungi bernama “Al-Iqbal Collection”.
D. Jumlah Karyawan
E. Waktu Kunjungan
Al-Iqbal Collection system penjualan produknya dengan secara grosiran dan juga
sudah membuka lapak dagang di Daerah Tanah Abang, serta sudah memulai menjual
dengan system online.
Bahan Baku sendiri adalah unsur dasar yang diolah dengan menggunakan biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik sehingga berubah menjadi produk jadi.
Tidak hanya di perusahaan Al-Iqbal Collectin saja namun di perusahaan lainnya ada
saja masalah yang terjadi mengenai kualitas bahan baku diantaranya:
a. Bagaimana jumlah bahan baku yang tersedia tidak kurang karena akan
mengganggu jalannya proses produksi.
b. Bagaiman bahan baku agar jangan terjadi kerusakan maupun cacat setelah
terjadinya proses produksi.
c. Bagaimana agar biaya ekstra yang digunakan untuk memperbaiki produk dari
bahan baku apabila terjadi kerusakan maupun cacat.
Pada dasarnya pun dengan adanya pengendalian kualitas bahan baku maka
perusahaan akan berusaha untuk menyediakan bahan baku yang diperlukan dalam
proses produksi sedemikian rupa agar berjalan dengan lancar tanpa terjadi
kekurangan persediaan atau kelebihan persediaan.
Rp. 1.200.000.000,00
Jadi Total Penjualan dalam lima (5) tahun terakhir yaitu tahun 2014-2018
*100 meter kain ini Jadi, Biaya Bahan Baku per produk
= Rp. 95.600,00
Biaya Tetap Tenaga Kerja *Biaya Gaji Karyawan per bulan : jumlah produk
Langsung yaitu sebesar yang dihasilkan
Rp. 250.000,00*
= Rp. 6.250.000,00 : 25
= Rp. 250.000,00
Biaya Produksi Variabel Produk yang Biaya per produk Total Biaya
dihasilkan
Biaya Bahan Baku 25 Rp. 220.000,00 Rp. 5.500.000,00
Biaya Tenaga Kerja 25 Rp. 250.000,00 Rp. 6.250.000,00
Langsung
Biaya Overhead Pabrik 25 Rp. 155.600,00 Rp. 3.890.000,00
Variabel
Jumlah Rp.15.640.000,00
= Rp. 1.500.000,00 : 25
= Rp. 60.000,00
= Rp. 2.100.000,00 : 25
= Rp. 84.000,00
O. Pembahasan
1. Proses Produksi
a. Membuat pola
Disini dimana perusahaan terlebih dahulu menyiapkan dan membuat desain motif
untuk diaplikasi nanti pada saat melakukan border.
b. Memotong kain
Disini dimana perusahaan memotong kain yang akan digunakan untuk membuat
suatu produk yang dibuat sesuai dengan kebutuhannya.
c. Menjahit kain
Disini dimana perusahaan memulai menjahit kain tersebut yang sudah dipotong
untuk disatukan menjadi suatu produk jadi dengan menggunakan mesin jahit.
d. Melakukan border kain sesuai pola
Disini dimana perusahaan memindahkan atau menjiplak desain motif pada kain /
produk yang hendak diborder. Kemudian perusahaan memilih, menentukan,
memasang benang bordir pada mesin border dan pada akhirnya menggerakkan
mesin yang hendak dipakai untuk memborder kain / produk dengan menggunakan
mesin border untuk memulai proses pemborderan.
e. Memasang kancing
Disini dimana perusahaan melakukan pemasangan kancing pada produk yang
sudah benar-benar jadi setelah melakukan proses penjahitan dan pemborderan
pada sebelumnya untuk memberikan kesan rapi dan pelengkap untuk menjadi
produk yang siap dijual.
f. Menguapkan baju
Disini dimana perusahaan melakukan pembersihan sisa-sisa benang border yang
melekat di balik permukaan kain. Kemudian melakukan perendaman, menjemur,
dan menyetrika hasil produk border yang sudah jadi dan siap dijual tersebut.
g. Packing
Disini dimana perusahaan melakukan packing produk yang sudah jadi untuk
menjaga kebersihan produk sehingga siap untuk dijual dipasaran.
2. Perhitungan
Perusahaan dalam satu kali produksi menghasilkan 25 produk border dengan biaya :
= Rp. 19.187.500,00
Asumsi : Dalam proses produksi terjadi kerusakan sebanyak 3 produk dan laku dijual
dengan harga Rp. 75.000,00 dengan biaya-biaya yang sudah dicantumkan di option
sebelumnya.
= 11,40 %