Anda di halaman 1dari 7

Apakah PT. FREEPORT telah melaksanakan hak dan kewajibannya?

Berdasarkan Pasal 95 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (“UU Minerba”)
mengatur beberapa kewajiban secara umum yang harus ditaati oleh pemegang IUP dan IUPK, yakni:
a. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik, yang mewajibkan pemegang IUP dan IUPK untuk:
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan; keselamatan operasi pertambangan;
pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan pasca tambang; upaya
konservasi sumber daya mineral dan batubara; pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha
pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum
dilepas ke media lingkungan;
b. mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia;
c. meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara;
d. melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat; dan;
e. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan.

Diatas merupakan beberapa kewajiban yang harus dipatuhi oleh perusahaan termasuk PT. FREEPORT Sendiri.
Dalam penentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan; keselamatan operasi pertambangan; PT
Freeport telah melaksanakan kewajibannya dengan mengadakan fasilitas keselamatan kerja untuk karyawannya
berupakan perlengkapan safety serta alat – alat tambang yang lengkap dan menggunakan standar terbaik.

Program Produksi yang Ama menentukan tujuan akhir dari perbaikan berlanjut terhadap kinerja keselamatan dan
kesehatan. Dengan menetapkan sasaran-sasaran keselamatan yang khusus untuk setiap operasi, PT FREEPORT
akan terus memusatkan perhatian pada perbaikan kinerja keselamatan PT FREEPORT. Komponen-komponen
terukur dari segala sasaran keselamatan menjadi bagian dari peninjauan ulang kinerja tahunan operasi di akhir
tahun.

Selama 2010, Lost Time Accident Rate (LTAR/Tingkat Insiden Kehilangan Waktu) per 200.000 jam kerja PT
FREEPORT adalah 0,10 sama dengan target tahun 2010 dengan nilai yang sama. Total Reportable Incident Rate
(TRIR/ Total Tingkat Insiden Tercatat) Freeport Indonesia adalah 0,35 yang berarti melebihi batas target (0,34)

PT Freeport Indonesia sedang memusatkan perhatian pada pendekatan penilaian risiko untuk mencegah
kecelakaan, menghindari kasus kematian apapun di masa mendatang, dan menekankan keterlibatan mereka yang
bukan staf dalam manajemen keselamatan. Kejadian kasus kematian apapun di tempat kerja tidak dapat
diterima, dan PT FREEPORT teramat menyesal dengan kehilangan nyawa ini. Perusahaan telah mengidentifikasi
akar-akar penyebab kasus kematian ini dan sedang menjalankan rencana aksi untuk mencegah terulangnya
kejadian. Selanjutnya, PT FREEPORT telah melaksanakan program pengurangan kasus kematian ICMM.

Pada November 2010, PT Freeport Indonesia menerima rekomendasi sertifikasi Occupational Health & Safety
Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 setelah menyelesaikan audit Ketaatan Tahap ke-2 OHSAS 18001:2007
serta audit Peringkat Bintang National Occupational Safety Association (NOSA) CMB-150N (berdasarkan resiko)
yang dilakukan oleh The National Occupational Safety Association (NOSA), sebuah pemasok tingkat dunia untuk
layanan manajemen risiko kerja.
Kemudian pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan pasca
tambang juga telah dilakukan oleh PT FREEPORT INDONESIA.
a. Reklamasi Dan Revegetasi Dataran Tinggi
Ekosistem dataran tinggi terbentuk oleh kondisi-kondisi lingkungan yang ekstrem, yang mencakup suhu
malam hari yang sangat rendah, radiasi matahari tinggi selama siang hari dengan periode fotosintesis yang
pendek, kabut tebal, curah hujan tinggi, dan tanah yang miskin hara. Tanaman yang hidup di sini sangat
istimewa; melewati evolusi untuk bertahan dalam kondisi hidup yang keras. Banyak di antara spesies ini,
termasuk rumput lokal dan beberapa spesies rhododendron dan lumut, telah diketahui sesuai untuk dipakai
dalam reklamasi terasering batuan penutup. Pada akhir tahun 2011, total tanah terganggu baru adalah 27
hektar. Sepanjang 2011, lebih dari 60,1 hektar lahan terganggu dekat areal pertambangan di dataran tinggi
telah melalui revegetasi sebagai bagian dari program reklamasi yang lebih berjangka panjang. PT FREEPORT
memantau kinerja beragam teknik penanaman dan memodifikasi program-program untuk meningkatkan
keberhasilan jangka panjang tanaman ini.

b. Rekalamasi Dataran Rendah


Hingga akhir 2011, lebih dari 171 spesies tanaman berhasil tumbuh pada lahan yang mengandung sirsat. Hal ini
mencakup tanaman penutup jenis kacang-kacangan (legume) untuk pakan ternak; pepohonan asli seperti kasuarina,
matoa, kayu putih (eucalyptus), dan kelapa; tanaman pertanian seperti nenas, melon, tebu, sagu, dan pisang; serta
sayur-mayur dan sereal seperti cabe, timun, tomat, padi, jagung, kacang-kacangan, dan labu. Strategi lain dari
reklamasi sirsat adalah membiarkan terjadinya suksesi ekologis alami (pertumbuhan kembali spesies asli secara
alami) pada kawasan yang telah ditentukan. Sebuah proyek penelitian independen tentang suksesi alami pada
kawasan endapan sirsat menemukan bahwa, dalam kurun waktu beberapa tahun saja, lebih dari 500 spesies
tanaman berhasil melakukan kolonisasi secara alami dan tumbuh dengan baik.
Lahan baru yang terbentuk di daerah muara dari aliran sirsat dan sedimen alami yang lolos telah membentuk
kolonisasi bakau secara alami. Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan spesies bakau, kepiting, udang, siput,
kerang, ikan, dan cacing laut teridentifikasi di daerah-daerah koloni mangrove ini. Untuk mempercepat proses
suksesi primer di lahan-lahan bentukan baru ini, Freeport Indonesia menanam ratusan ribu pohon bakau di sini,
mempekerjakan kontraktor-kontraktor yang berasal dari masyarakat Kamoro, pemukim asli dataran rendah.
Pemantauan terhadap proyek tersebut memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan dan daya tahan hidup bibit yang
ditanam serupa dengan yang dilaporkan untuk program kolonisasi di seluruh dunia, sebagaimana dijelaskan dalam
literatur ilmiah.

Selanjutnya yaitu mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia. PT FREEPORT INDONESIA sendiri
telah melaksanakan kewajiban tersebut dengan menerapkan prinsip akuntasi Indonesia.

Kemudian meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara. PT FREEPORT INDONESIA selalu
berusaha meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral yang menjadi bahan produksinya dengan cara
menerapkan dua teknik penambangan, yakni open-pit atau tambang terbuka di Grasberg dan tambang bawah tanah
di Deep Ore Zone (DOZ). Bijih hasil penambangan kemudian diangkut ke pabrik pengolahan untuk dihancurkan
menjadi pasir yang sangat halus.

Selanjutnya diikuti dengan proses pengapungan menggunakan reagent, bahan yang berbasis alkohol dan kapur,
untuk memisahkan konsentrat yang mengandung mineral tembaga, emas dan perak. Sisa dari pasir yang tidak
memiliki nilai ekonomi (tailing) dialirkan melalui sungai menuju daerah pengendapan di dataran rendah.

Konsentrat dalam bentuk bubur disalurkan dari pabrik pengolahan menuju pabrik pengeringan di pelabuhan
Amamapare, melalui pipa sepanjang 110 km. Setelah dikeringkan, konsentrat yang merupakan produk akhir PTFI ini
kemudian dikirim ke pabrik-pabrik pemurnian di dalam maupun luar negeri.

Penambangan: meliputi kegiatan pengeboran dan peledakan, pengisian dan pengangkutan muatan, dan
penghancuran, menghasilkan Bijih tembaga.

Pengolahan: meliputi kegiatan penggerusan, pengapungan, dan pengeringan, menghasilkan Konsentrat tembaga,
dimana pembeli membayar atas kandungan tembaga, emas dan perak.

Konsentrat tembaga merupakan produk akhir PTFI dengan nilai tambah mencapai 95%.

Kegiatan Pemurnian di Gresik – Jawa Timur


Pemurnian meliputi kegiatan smelting dan refining, menghasikan Katoda Tembaga
Pemurnian dilakukan di PT Smelting, Gresik, yang didirikan dan dioperasikan bersama oleh PTFI & Mitsubishi
sejak tahun 1997.
PT Smelting merupakan Smelter tembaga pertama dan saat ini merupakan satu-satunya di Indonesia
Menampung 40-50% dari produksi PTFI
Guna mendukung kebijakan hilirisasi, PTFI sedang dalam proses ekspansi atau tambahan pembangunan Smelter
yang lokasinya berdampingan dengan PT Smelting.

Selanjutnya melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat. PT FREEPORT INDONESIA


telah melaksanakan hal tersebut dengan beberapa programnya yaitu
a. Menerapkan Etika, Profesional dalam Bekerja
Dengan tanggung jawab yang telah diamanahkan Pemerintah Indonesia kepada PT FREEPORT selaku
pengelola pertambangan di Provinsi Papua, PT FREEPORT melakukan penambangan cadangan tembaga dan
emas terbesar di dunia, dengan wawasan perencanaan dan pengelolaan membentang berpuluh-puluh tahun
ke depan. Begitu besarnya kegiatan, proyek dan program tersebut memberikan PT FREEPORT kesempatan
untuk bermitra dengan Pemerintah Indonesia, Provinsi Papua, Kabupaten Mimika, dan masyarakat di sekitar
PT FREEPORT untuk masa depan berkelanjutan yang bermanfaat bagi semua pihak. PT FREEPORT juga
menjalin hubungan yang aktif serta senantiasa berdialog bersama para pemangku kepentingan guna
menjamin keberhasilan bersama.

Sejak tahun 1992, saat dimulainya kontrak PT FREEPORT yang berlaku saat ini dengan pemerintah Indonesia
pada, manfaat langsung bagi masyarakat Indonesia telah mencapai nilai lebih dari USD 8 miliar. PT FREEPORT
merupakan penyedia kerja swasta terbesar di Papua dan sebagai salah satu wajib pajak terbesar di Indonesia.
Selain itu, dukungan sukarela yang PT FREEPORT berikan bagi pengembangan masyarakat, pengakuan PT
FREEPORT atas hak ulayat masyarakat setempat, program pengelolaan lingkungan, serta berbagai kegiatan
lainnya telah memberi sumbangan berarti untuk Papua dan masyarakat Indonesia.

B. Pemberdayaan Perempuan
PTFI melalui Koperasi Aitomona sejak tahun 2008 memberdayaan perempuan Papua dan memberikan
ketrampilan bagi ibu rumah tangga sehingga dapat berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Lewat
berbagai pelatihan seperti mengelola keuangan keluarga, menjahit sampai dengan membuat makanan dari bahan
lokal di ajarkan agar dapat tecipta industri skala rumah tangga di masa yang akan datang.

C. Menerapkan Hak Asasi Manusia (HAM), Menyelaraskan Keadilan


Jumlah karyawan PT FREEPORT hingga tahun 2010 sekitar 22.000 orang, di mana 30% nya adalah karyawan asli
Papua. PT FREEPORT memberikan kesempatan bagi program pengembangan karyawan sesuai dengan
kemampuannya untuk menduduki tingkatan-tingkatan tertentu. PT FREEPORT memahami bahwa keberhasilan suatu
perusahaan bergantung pada kontribusi perseorangan dari para karyawan. Oleh karena itulah kinerja PT FREEPORT
sangat bertumpu pada karyawan yang berkomitmen untuk sukses bersama PT FREEPORT.

Selanjutnya yaitu mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan. PT FREEPORT telah melaksanakan
kewajibannya dengan memahami lingkungan dan melestarikan kehidupan disekitarnya. Berdasarkan sifatnya,
kegiatan pertambangan bagaimanapun akan memberikan dampak terhadap lingkungan.Tapi Kami percaya bahwa
banyak yang hal dapat dilakukan untuk mengurangi dampak tersebut dan memastikan dampak tersebut tidak
berlangsung dalam jangka waktu lama. Untuk itu Freeport Indonesia berkomitmen untuk melakukan identifikasi,
memahami, membuat strategi dan berupaya mengurangi dampak lingkungan dari setiap kegiatan yang kami lakukan.
Kerangka pembangunan berkelanjutan kami dalam aspek lingkungan menitikberatkan pada upaya terencana dalam
mengidentifikasi dan menangkap peluang untuk membantu melindungi dan memperbaiki lingkungan. Hal ini
menjadi strategi dan cara kami mengelola bisnis. Konsep pertambangan berkelanjutan adalah kompleks dan
menantang. Tentunya tanpa pengelolaan lingkungan yang cermat, kegiatan penambangan akan berdampak pada
lingkungan termasuk dalam hal ini polusi, gangguan terhadap keanekaragaman hayati, maupun perubahan landskap
yang ekstrim. Melalui pertambangan yang ramah lingkungan dan bertanggungjawab dipastikan dapat memberikan
manfaat sosial dan ekonomi yang signifikan serta meningkatkan standar hidup bagi generasi yang ada dan masa
depan secara berkelanjutan.
Sumber: http://ptfi.co.id/id/csr/freeport-in-environment

Hak – hak PT FREEPORT seperti yang tertera dalam IUP dan IUPK telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. PT
FREEPORT telah melaksanakan pertambangan dan memiliki hak untuk menggunakan beragam fasilitas yang mereka
punya untuk melakukan pertambangan dan memiliki konsep atau teknik tertentu dalam mengeksplorasi dan
eksploitasi sumber daya mereka.

Anda mungkin juga menyukai