DOSEN PENGAMPU :
ANDY HENRI, S.T., M.T
MODEL HIDROLOGI-HIDROLIKA
NAMA KELOMPOK :
DWIEGI SAFITRI FEBRIANI (1607123632)
INDAH AULIA RIZKY (1607111835)
NORIMA SABRINA (1607115900)
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan
ini penulis mengangkat tema tentang “Persamaan Diferensial Parsial dan
Aplikasinya”. Makalah ini diajaukan sebagai salah satu tugas mata kuliah model
hidrologi-hidrolika.
Dalam Kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada bapak Andy Henri, S.T., M.T selaku dosen pengajar mata kuliah model
hidrologi-hidrolika dan kepada teman-teman S1 Teknik Sipil yang telah
memberikan kritik dan saran.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah tentang Persamaan
Differensial ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
dimasa akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
yang digunakan untuk merumuskan masalah – masalah matematika agar dapat
diselesaikan dengan operasi artimatika biasa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Dengan menyusun kembali persamaan di atas, diperoleh definisi dari kesalahan
absolut (absolute error), yaitu :
7
Persamaan diferensial parsial adalah persamaan laju perubahan terhadap
dua atau lebih variabel bebas biasanya adalah waktu dan jarak (ruang). Bentuk
umum persamaan diferensial parsial order 2 dan dua dimensi adalah :
𝜕 2𝜑 𝜕 2𝜑 𝜕 2𝜑 𝜕𝜑 𝜕𝜑
𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑑 + 𝑒 + 𝑓𝜑 + 𝑔 = 0
𝜕𝑥 2 𝜕𝑥𝜕𝑦 𝜕𝑦 2 𝜕𝑥 𝜕𝑦
dengan a,b, c, d, e, f dan g bisa merupakan fungsi variabel x dan y dan varibel
tidak bebas 𝜑. Persamaan diferensial parsial dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu:
1. Persamaan Ellips jika : b2 – 4ac < 0
2. Persamaan Parabola jika : b2 – 4ac = 0
3. Persamaan Hiperbola jika : b2 – 4ac > 0
8
Penyelesaian dari persamaan hiperbola mirip dengan penyelesaian persamaan
parabola, yang menghitung nilai φ untuk nilai x dan t.
Syarat batas adalah syarat-syarat tertentu atau kondisi-kondisi tertentu
yang terlibat dalam persamaan diferensial parsial untuk membantu mencari solusi
persamaan diferensial parsial tersebut. Ada tiga kemungkinan, yaitu interval
terbatas, interval setengah terbatas, dan interval tak terbatas. Untuk interval
terbatas, besarnya interval I adalah sehingga mempunyai dua syarat batas yaitu
pada x< L <0 x=0 dan x = L . Untuk interval setengah tak terbatas, besarnya I
adalah 0 < x < ∞ biasa ditulis x > 0 , syarat batasnya hanya pada 0=x . Dan untuk
interval tak terbatas, besarnya interval I adalah -∞< x <∞ sehingga tidak punya
syarat batas. Bentuk persamaan syarat batas diberikan dengan,
(a) persamaan (13) disebut dengan kondisi Dirichlet jika α ≠ 0 dan β=0;
(b) persamaan (13) disebut dengan kondisi Neumann jika α = 0 dan β ≠ 0;
(c) persamaan (13) disebut dengan kondisi campuran jika α ≠ 0 dan β ≠ 0
(Pinsky, 1998).
9
Persamaan yang termasuk dalam tipe ini adalah persamaan poisson :
𝜕 2𝜑 𝜕 2𝜑
+ +𝑔=0
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2
2. Persamaan Parabola
Persamaan yang mengandung waktu sebagai variabel bebas biasanya
termasuk dalam persamaan parabola. Persamaan parabola yang paling sederhana
adalah perambatan panas dan difusi polutan, yang mempunyai bentuk:
𝜕𝑇 𝜕 2𝑇
=𝐾
𝜕𝑡 𝜕 𝑥2
3. Persamaan Hiperbola
Persamaan hiperbola yang paling sederhana adalah persamaan gelombang
yang mempunyai bentuk berikut :
𝜕 2𝑦 2
𝜕 2𝑦
=𝐶
𝜕𝑡 2 𝜕𝑥 2
10
Dengan :
y = Perpindahan vertikal (fluktuasi)
x = Jarak dari ujung tali yang bergetar
L = Panjang
t = Waktu
Nilai y pada ujung-ujung tali biasanya diketahui untuk semua waktu
(kondisi batas) dan betuk serta kecepatan tali diketahui pada waktu nol (kondisi
awal), maka penyelesaian persamaan adalah serupa dengan penyelesaian pada
persamaan parabola; yaitu menghitung y pada x dan t tertentu.
11
meneliti tentang aplikasi metode numerik yakni penyelesaian numerik sistem
persamaan diferensial non linear dengan metode Heun pada model Lotka-Voltera,
dari penelitian tersebut disimpulkan penyelesaian numerik dengan metode Heun
pada sistem persamaan diferensial non linear model 3 Lotka-Voltera dengan
faktor penghambat pertumbuhan populasi mangsa dan pemangsa mengalami
empat kondisi yang akan berulang membentuk suatu isolasi mangsa-pemangsa
12
BAB III
PEMBAHASAN
Penyelesaian:
Misalkan solusi persamaan gelombang di atas adalah
U(x,t) = X(x). T(t)
Diperoleh ux = X’(x) T(t) dan u1 = X(x) T’(t)
Uxx = X’’(x) T(t) u2 = X(x) T’(t)
𝑋′′ 𝑇"
Diperoleh Utt = c2 uxx ↔ X(x) T’(t) = c2 X’’(x) T(t) ↔ 𝑋
= 𝐶′𝑇
𝑇" 𝑋"
Tulis = = -λ (dengan λ = β2 , β > 0
𝑐 2𝑇 𝑋
𝑇" 𝑋"
Dari persamaan = = -λ ada dua persamaan diferensial biasa X(x) dan
𝑐 2𝑇 𝑋
T(t) yaitu:
𝑋"
1. − 𝑋 = λ ↔ X” + λX = 0
𝑇"
2. − 𝑐 2 𝑇 = λ ↔ T” + c2 λT = 0
13
Dari kondisi Dirichlet u(0,t) = 0 = u(l,t)
Diperoleh u(0,t) = 0
↔ X(0) = 0
↔ C cos 0 + D sin 0 = 0
↔C+0=0
↔C=0
Dan u(l,t) = 0
↔ X(l) = 0
↔ C cos βl + D sin βl = 0
↔ 0 + D sin βl = 0
↔ D sin βl = 0
Dari persamaan di atas D ≠ 0, sehingga sin βl = 0
↔ βl = nπ
nπ
↔ βl =
𝑙
nC 2
Dari persamaan (4.2) diperoleh λn = ( )
𝑙
nπ
Sehingga Xn (x) = sin x, (n= 1,2,3 ….) karena β > 0
𝑙
nπ c nπ nπ
Jadi un (x,t) = (An cos 𝑡 t + Bn sin t)sin 𝑥 = 1,2,3..
𝑙 𝑙 𝑙
Jadi solusi umum dari persamaan gelombang dalam kondisi Drichlet adalah
nπ
u ( x,t) =∑∞ ∞
𝑛=1 𝑢𝑛 (𝑥, 𝑡) = ∑𝑛=1(𝐴𝑛 cos 0 + 𝐵𝑛 sin 0)sin x = ø(x)
𝑙
14
Dari kondisi awal ut ,(x,0) = ψ(x)
𝑛𝜋𝑐 𝑛𝜋𝑐 𝑛𝜋
ut ,(x,0) = ψ(x) ↔ (−𝐴𝑛 sin 0 + 𝐵𝑛 cos 0) sin 𝑥= ψ(x)
𝑙 𝑙 𝑙
𝑛𝜋𝑐 𝑛𝜋𝑐 𝑛𝜋
↔ (−𝐴𝑛 . 0 + 𝐵𝑛 . 1) sin 𝑥= ψ(x)
𝑙 𝑙 𝑙
𝑛𝜋𝑐 𝑛𝜋
↔ ∑∞
𝑛=1 𝐵𝑛 sin 𝑥 = ψ(x)
𝑙 𝑙
Jadi solusi persamaa gelombang dimensi satu dengan kondisi Dirichlet adalah
𝑛𝜋𝑐 𝑛𝜋𝑐 𝑛𝜋𝑐 𝑛𝜋
U(x,t) = ∑∞
𝑛=1 (−𝐴𝑛 sin 0 + 𝐵𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝑡) sin 𝑥
𝑙 𝑙 𝑙 𝑙
2 1 𝑛𝜋
Bn = 𝑛𝜋𝑐 ∫0 ψ(x)𝑠𝑖𝑛 𝑥
𝑙
𝜕𝑦
[ 𝜕𝑡 ]x,t=0 = G(x)
15
Gambar 3.1 Skema Eksplisit Penyelesaian Persamaan Hiperbola
16
Dan
∆𝑥
∆𝑡 =
𝑇𝑔
√
𝑊
𝑦𝑖 1 = 𝑦𝑖+1 0 + 𝑦𝑖−1 0 − 𝑦𝑖 −1
𝑦𝑖 −1 = 𝑦𝑖 1 − 2𝐺(𝑥𝑖 )∆𝑡
1
𝑦𝑖 1 = (𝑦 0 + 𝑦𝑖−1 0 ) + 𝐺(𝑥𝑖 )∆𝑡
2 𝑖+1
Pada awal hitungan, ketika tali baru saja dilepas dari posisi simpangan awal,
maka kecepatan awal disemua titik adalah nol,
𝜕𝑦
[ 𝜕𝑡 ]x,t=0 = G(x) = 0
Jadi rumusnya,
1
𝑦𝑖 1 = (𝑦 0 + 𝑦𝑖−1 0 )
2 𝑖+1
Suatu tali gitar dengan panjang 80 cm dan berat 1,0 gram. Tali tersebut
direntangkan dengan gaya tegangan 40.000 gram. Pada titik yang berjarak 20 cm
dari salah satu ujungnya ditarik dengan simpangan 0,6 cm dari posisi setimbang
17
dan kemudian dilepaskan. Hitung simpangan pada titik-titik sepanjang tali sebagai
fungsi waktu.
Panjang tali dibagi 8 pias sepanjang x= 10 cm. Kondisi awal adlah
simpangan y sepanjang tali yang linier terhadap x dari y = 0 di x = 0 sampai y =
0,6 di x = 0,20 dan juga linier sampai x = 80 cm. Langkah waktu yang diberikan
oleh :
𝑇𝑔(∆𝑡 2 ) (40.000)𝑥(980)(∆𝑡 2 )
= 1 = 1,0
𝑊(∆𝑥 2 ) ( )(102 )
80
18
Tabel 3.1 Hasil Hitungan Penyelesaian Persamaan Hiperbola
Penyelesaian :
1
𝑥(𝑡) = 1,25 + 0,4860896526𝑡 − 2,25𝑡 2 + 2𝑡 arctan(𝑡) − ln(1 + 𝑡 2 )
2
1 2 2
− 𝑡 ln(1 + 𝑡 )
2
19
Tabel 3.2 Pendekatan Numerik untuk Nilai H
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Yahba, F. (t.thn.). UMM Institutional Repository. Dipetik April 14, 2019, dari
eprints.umm.ac.id: http://eprints.umm.ac.id/22957/2/jiptummpp-gdl-
fahmiyahba-39598-2-bab1.pdf
22