Hormon
Hormon
Hormon Tiroid
Hormon tiroid hanya disintesis dalam kelenjar tiroid, walaupun sekitar 70% dari
hormon steroid aktif yang utama, T3, dihasilkan dalam jaringan perifer melalui
deiodinasi dari tiroksin; T4. Sel-sel kelenjar tiroid mengkonsentrasikan iodium
untuk sintesis hormon tiroid melalui transpor aktif. Sel kelenjar tiroid tersusun
dalam folikel-folikel yang mengelilingi bahan koloidal, dan menghasilkan suatu
glikoprotein yang besar, tiroglobulin. Iodium dioksidasi dengan cepat dan
disatukan dengan cincin aromatik tirosin pada tiroglobulin (organifikasi). Residu
tirosin 4 kemudian dirangkai bersama untuk menghasilkan tironin. Organifikasi
dan perangkaian dikatalisir oleh peroksidase tiroid pada permukaan apeks sel
dalam mikrovili yang meluas ke dalam ruang koloid. Tiroglobulin dilepaskan -
bersama dengan tironin yang melekat padanya- ke dalam folikel, dan bertindak
sebagai suatu cadangan bagi hormon. Hormon tiroid dibentuk oleh ambilan balik
dari:
Gambar 1 . Rute melalui sel untuk protein yang disekresikan. Yang diperlihatkan
adalah
gambaran skematis, berbagai kompartemen dan konstituen selular, dan
panah menunjukkan berbagai lintasan..
tiroglobulin melalui endositosis dan pencernaan proteolitik oleh hidrolase
lisosoma dan peroksidase tiroid, menghasilkan berbagai tironin. Dalam keadaan
normal, kelenjar melepaskan T4 dan T3 dalam rasio sekitar 10:1, kemungkinan
melalui suatu mekanisme transpor aktif (1,2,3)
Dua hormon utama yang diproduksi dan dikeluarkan oleh kelenjar tiroid
adalah T3 (tri - iodothironin) dan T4 (tiroksin). Kelenjar tiroid yang
berfungsi normal dapat memproduksi sekitar 80 persen T4 dan sekitar 20
persen T3.
Meskipun jumlahnya lebih sedikit, hormon T3 memiliki efek yang lebih kuat
diantara kedua hormon tersebut. Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid ini
mengatur banyak fungsi tubuh yang vital, termasuk diantaranya yaitu:
Pernapasan
Denyut jantung
Sistem saraf pusat
Sistem saraf tepi
Berat badan
Kekuatan otot
Siklus menstruasi
Suhu tubuh
Kadar kolesterol
Merupakan sesuatu yang sangat penting bahwa kadar T3 dan T4 di dalam
darah harus selalu seimbang, tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Dua
kelenjar yang terdapat di otak yaitu hipotalamus dan hipofisis saling berperan
satu sama lain dalam menjaga keseimbangan kadar T3 dan T4 ini.
Jika kadar T3 dan T4 dalam darah tinggi, kelenjar hipofisis akan mengurangi
pelepasan TSH ke kelenjar tiroid sehingga kelenjar tiroid akan memperlambat
produksi kedua hormon tersebut.
Kelelahan
Peningkatan sensitivitas terhadap dingin
Sembelit
Kulit kering
Kenaikan Berat badan
wajah Puffy
Suara serak
Kelemahan otot
Peningkatan kadar kolesterol darah
Nyeri dan kekakuan otot
Nyeri, kekakuan atau bengkak pada sendi
Periode menstruasi yang Lebih berat dari normal atau tidak teratur
Penipisan rambut
denyut jantung yang lambat
Depresi
Gangguan memori
Pilihan lain adalah terapi yodium radioaktif untuk merusak sel-sel yang
membuat hormon tiroid. Dalam kasus yang jarang terjadi di mana
perempuan tidak menanggapi atau memiliki efek samping dari terapi
ini, operasi untuk mengangkat tiroid (salah satu bagian dari seluruh
kelenjar) mungkin diperlukan.
Jenis-jenis penyakit
1. Hipertiroid
Gejala penyakit ini terbagi menjadi dua yaitu gejala umum dan gejala spesifik terhadap organ
tubuh di mana hormon tiroid ini bekerja.
Gejala umum dari kondisi yaitu tidak tahan terhadap udara panas, mudah lelah, leher
membesar, penurunan berat badan, sering lapar, sering buang air besar.
Sistem pencernaan: banyak makan, haus, muntah, sulit menelan, pembesaran limfa.
Sistem reproduksi: gangguan siklus haid, penurunan libido, kemandulan, ginekomastia pada
laki-laki.
Kulit: keringat berlebihan, kulit basah, rambut rontok.
Psikis dan saraf: labil, mudah tersinggung, sulit tidur, tangan gemetar.
Jantung: jantung berdebar-debar, gangguan irama jantung, hipertensi, gagal jantung.
Sistem otot dan tulang: mudah lelah, nyeri tulang, osteoporosis.
Pada kondisi ini yang disebabkan oleh penyakit Graves, biasanya ditemukan gejala lain, seperti
pembengkakan di tulang kering kaki, bola mata yang menonjol, penurunan penglihatan,
penglihatan ganda dan luka di kornea mata.
2. Hipotiroid
Gejala penyakit ini yang berada di bagian leher sering diakibatkan karena terlalu sedikit hormon
yang dihasilkan (hipotiroid). Gejalanya bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya.
Namun, secara umum gejala penyakit ini cenderung berkembang perlahan, sering kali selama
beberapa tahun.
Awalnya mungkin Anda tidak menyadari gejala hipotiroid, seperti kelelahan dan kenaikan berat
badan. Namun, semakin lama kondisi ini akan membuat proses metabolisme Anda terus
melambat. Jika ini terjadi, Anda akan semakin merasakan gejala yang lebih jelas.
Gejala kondisi ini mungkin termasuk kelelahan, lebih sensitif terhadap udara dingin, sembelit,
kulit kering, wajah membengkak, suara serak, otot melemah, kadar kolesterol meningkat, nyeri
otot, kekakuan, sendi membengkak atau kaku, periode menstruasi tidak teratur dan terasa lebih
berat, rambut menipis, denyut jantung melambat, depresi, datau gangguan memori.
Jika hipotiroid tidak diobati, tanda dan gejala akan semakin parah. Stimulasi kelenjar untuk
melepaskan lebih banyak hormon dapat menyebabkan kelenjar tiroid membengkak (gondok).
Selain itu, Anda juga akan menjadi pelupa, lambat dalam berpikir, atau merasa stres.
Hipotiroid yang berkelanjutan, atau dikenal sebagai myxedema, jarang terjadi, tetapi ketika
kondisi ini terjadi dapat mengancam jiwa. Gejalanya termasuk tekanan darah rendah,
penurunan pernapasan, penurunan suhu tubuh, lambat dalam merespon dan bahkan koma.
Dalam kasus yang ekstrim, myxedema bisa berakibat fatal.
Ciri-ciri bila tubuh Anda mengalami pembengkakan leher karena kondisi hipotiroid, antara lain:
Lemas
Berat badan bertambah dengan nafsu makan yang menurun
Tidak tahan dingin
Kulit kering dan rambut rontok
Sering merasa ngantuk
Sembelit (susah buang air besar)
Emosi tidak stabil dan sering lupa
Fungsi penglihatan menurun
Fungsi pendengaran menurun
Sementara, pada ciri-ciri kelenjar tiroid yang mengalami pembengkakan karena kondisi
hipertiroid, ciri-cirinya berkebalikan antara lain:
Pada gondok, untuk mengetahui apakah ditemukan kondisi hipotiroid atau hipertiroid,
dibutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa kadar hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid
di leher. Gondok membutuhkan penanganan medis, mulai dari minum obat kelenjar tiroid
sampai dengan tindakan operasi. Gondok tidak bisa hilang dengan sendirinya.
Pencegahan
Apa yang bisa saya lakukan untuk mencegah kondisi ini?
Pada intinya, menjaga pola makan dan hidup sehat merupakan kunci utama mencegah kondisi
ini terjadi. Selain pola makan dan pengaturan makan yang dijaga, diperlukan juga untuk aksi
mengurangi berat badan, atau yang kedua fokus untuk menjaga fungsi kelenjar ini agar bisa
menghasilkan hormon yang sesuai dengan kebutuhan.
Penelitian telah menemukan adanya hubungan antara kekurangan vitamin D dengan penyakit
tiroid autoimun, tiroiditis Hashimoto, dan penyakit Graves.
Kekurangan vitamin D juga lebih sering ditemukan pada pasien dengan penyakit tiroid
dibandingkan dengan orang yang sehat dan tidak menderita penyakit autoimun.
Suatu penelitian dalam jurnal Nutrition & Metabolism tahun 2014 melaporkan bahwa orang yang
mengalami hipotiroid sebaiknya mengonsumsi lebih banyak protein. Asupan protein yang tinggi
ternyata bisa mempercepat metabolisme dalam tubuh. Selain mengatur jumlah protein yang
dimakan, perhatikan juga zat gizi lainnya seperti:
1. Yodium
Yodium adalah mineral yang sangat penting dalam tubuh untuk membuat hormon tiroid. Jika
seseorang kekurangan yodium maka risiko mengalami hipotiroidisme akan semakin tinggi.
Jika hipotirodisme Anda akibat mengalami kekurangan yodium, tambahkan garam meja
beryodium ke makanan Anda atau makan lebih banyak makanan yang mengandung yodium
tinggi, seperti ikan, susu, dan telur.
2. Selenium
Selenium yang selanjutnya akan membantu tubuh mengaktifkan hormon ini sehingga bisa
digunakan dengan optimal dalam tubuh. Mineral selenium ini juga memiliki manfaat antioksidan,
yang berarti mineral ini bisa melindungi kelenjar tiroid dari radikal bebas.
Tambahkanlah dalam makanan Anda ekstra selenium. Selenium bisa didapatkan dari kacang-
kacangan, ikan tuna,dan ikan sarden. Suplemen selenium hanya boleh diminum sesuai dengan
anjuran dokter, sebaiknya tidak menggunakannya secara mandiri.
3. Zink
Bekerja sama dengan selenium, zink yang akan membantu tubuh mengaktifkan hormon tiroid.
Suatu penelitian juga ada yang menunjukkan bahwa zink bisa membantu mengontrol TSH. TSH
adalah hormon yang memberitahu kelenjar untuk mengeluarkan hormon tiroid. Zink banyak
ditemukan dalam kerang-kerangan, daging sapi, daging dan hati ayam.
4. Kalsium
Kondisi hipertiroidisme dapat menyebabkan kalsium sulit diserap dalam tubuh. Bila tidak ada
kalsium, tulang jadi rentan rapuh dan berisiko osteoporosis bisa menyebabkan tulang rapuh
dan osteoporosis.
Makan makanan tinggi kalsium dapat membantu tubuh agar mendapatkan lebih banyak kalsium
yang diserap. Maka itu, sebaiknya Anda mengonsumsi:
Brokoli
Kacang almond
Ikan
Okra
Nah ini untuk daftar pustakany
https: //hallosehat.com
https: //www.honestdoc.id