Anda di halaman 1dari 12

Pendahuluan

Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting ; hormon peptida dari protein,


hormon steroid dari kolesterol, dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam
amino. Hormon-hormon ini bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi
pengatur dalam berbagai kejadian dan metabolisme dalam tubuh. Jika hormon
sudah berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada sel-sel target, maka
komunikasi intraseluler dimulai. Untuk itu perlu diketahui mengenai proses
pengaturan sekresi hormon , pengikatan dengan protein transpor, pengikatan
dengan reseptor dan kemampuan untuk didegradasi dan dibersihkan agar tidak
memberikan dampak metabolisme yang berkepanjangan.

Hormon Tiroid
Hormon tiroid hanya disintesis dalam kelenjar tiroid, walaupun sekitar 70% dari
hormon steroid aktif yang utama, T3, dihasilkan dalam jaringan perifer melalui
deiodinasi dari tiroksin; T4. Sel-sel kelenjar tiroid mengkonsentrasikan iodium
untuk sintesis hormon tiroid melalui transpor aktif. Sel kelenjar tiroid tersusun
dalam folikel-folikel yang mengelilingi bahan koloidal, dan menghasilkan suatu
glikoprotein yang besar, tiroglobulin. Iodium dioksidasi dengan cepat dan
disatukan dengan cincin aromatik tirosin pada tiroglobulin (organifikasi). Residu
tirosin 4 kemudian dirangkai bersama untuk menghasilkan tironin. Organifikasi
dan perangkaian dikatalisir oleh peroksidase tiroid pada permukaan apeks sel
dalam mikrovili yang meluas ke dalam ruang koloid. Tiroglobulin dilepaskan -
bersama dengan tironin yang melekat padanya- ke dalam folikel, dan bertindak
sebagai suatu cadangan bagi hormon. Hormon tiroid dibentuk oleh ambilan balik
dari:
Gambar 1 . Rute melalui sel untuk protein yang disekresikan. Yang diperlihatkan
adalah
gambaran skematis, berbagai kompartemen dan konstituen selular, dan
panah menunjukkan berbagai lintasan..
tiroglobulin melalui endositosis dan pencernaan proteolitik oleh hidrolase
lisosoma dan peroksidase tiroid, menghasilkan berbagai tironin. Dalam keadaan
normal, kelenjar melepaskan T4 dan T3 dalam rasio sekitar 10:1, kemungkinan
melalui suatu mekanisme transpor aktif (1,2,3)

Fungsi Hormon Tiroid

Dua hormon utama yang diproduksi dan dikeluarkan oleh kelenjar tiroid
adalah T3 (tri - iodothironin) dan T4 (tiroksin). Kelenjar tiroid yang
berfungsi normal dapat memproduksi sekitar 80 persen T4 dan sekitar 20
persen T3.

Meskipun jumlahnya lebih sedikit, hormon T3 memiliki efek yang lebih kuat
diantara kedua hormon tersebut. Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid ini
mengatur banyak fungsi tubuh yang vital, termasuk diantaranya yaitu:

 Pernapasan
 Denyut jantung
 Sistem saraf pusat
 Sistem saraf tepi
 Berat badan
 Kekuatan otot
 Siklus menstruasi
 Suhu tubuh
 Kadar kolesterol
Merupakan sesuatu yang sangat penting bahwa kadar T3 dan T4 di dalam
darah harus selalu seimbang, tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Dua
kelenjar yang terdapat di otak yaitu hipotalamus dan hipofisis saling berperan
satu sama lain dalam menjaga keseimbangan kadar T3 dan T4 ini.

Hipotalamus menghasilkan TSH Realeasing Horomon (TRH) yang memberikan


sinyal kepada hipofisis untuk memberitahu kelenjar tiroid agar memproduksi
lebih banyak atau lebih sedikit T3 dan T4 dengan cara meningkatkan
atau menurunkan pelepasan Tiroid Stimulating Hormon (TSH).

Ketika kadar T3 dan T4 di dalam darah rendah, kelenjar hipofisis akan


memelepaskan lebih banyak TSH untuk memberitahu kelenjar tiroid agar
memproduksi lebih banyak hormon tiroid.

Jika kadar T3 dan T4 dalam darah tinggi, kelenjar hipofisis akan mengurangi
pelepasan TSH ke kelenjar tiroid sehingga kelenjar tiroid akan memperlambat
produksi kedua hormon tersebut.

Kelebihan Hormon Tiroid


Hipertiroidisme adalah suatu istilah yang digunakan pada kondisi di
mana kelenjar tiroid terlalu aktif sehingga membuat hormon tiroid
dalam jumlah yang berlebihan. Secara singkat disebut hipertiroid. Ketika
kelenjar tiroid terlalu aktif proses yang ada pada tubuh akan menjadi
dipercepat.

Gejala - gejala kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) antara lain:


 Kelelahan atau kelemahan otot
 tremor Tangan
 Perubahan suasana hati
 Gugup atau kecemasan
 Denyut jantung yang cepat
 Jantung berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur
 kulit kering
 Sulit tidur
 Penurunan Berat badan
 Peningkatan frekuensi buang air besar

Kekurangan Hormon Tiroid


Hipotiroidisme adalah suatu istilah yang digunakan pada kondisi di
mana kelenjar tiroid tidak membuat cukup hormon tiroid. Tanda-tanda
dan gejala hipotiroid dapat bervariasi, tergantung pada tingkat
keparahan dari kurangnya hormon.

Gejala - gejala kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme) antara lain:

 Kelelahan
 Peningkatan sensitivitas terhadap dingin
 Sembelit
 Kulit kering
 Kenaikan Berat badan
 wajah Puffy
 Suara serak
 Kelemahan otot
 Peningkatan kadar kolesterol darah
 Nyeri dan kekakuan otot
 Nyeri, kekakuan atau bengkak pada sendi
 Periode menstruasi yang Lebih berat dari normal atau tidak teratur
 Penipisan rambut
 denyut jantung yang lambat
 Depresi
 Gangguan memori

Terapi Hormon Tiroid


Hipotiroid maupun hipertiroid merupakan kondisi yang harus segera
diatasi karena kedua kondisi tersebut lama - kelamaan dapat
menimbulkan komplikasi bagi tubuh.

Terapi Kekurangan Tiroid

Hipotiroidisme dapat dengan mudah diobati dengan menggunakan obat


hormon tiroid. Hormon pengganti tiroid yang paling efektif dan dapat
diandalkan adalah hormon buatan manusia (sintetis).

Tujuan pengobatan pada hipotiroidisme adalah membalikkan


perkembangan klinis dan memperbaiki gangguanmetabolik, yang
dibuktikan dengan kadar hormon Tiroid-stimulating hormone (TSH) dan
Tiroksin bebas (T4) yang normal.
Terapi Kelebihan Tiroid

Hipertiroidisme bisa diobati dengan obat antitiroid yang menghambat


produksi hormon tiroid (terutama methimazole; propylthiouracil
sekarang ini hanya digunakan pada perempuan yang sedang berada
dalam trimester pertama kehamilan).

Pilihan lain adalah terapi yodium radioaktif untuk merusak sel-sel yang
membuat hormon tiroid. Dalam kasus yang jarang terjadi di mana
perempuan tidak menanggapi atau memiliki efek samping dari terapi
ini, operasi untuk mengangkat tiroid (salah satu bagian dari seluruh
kelenjar) mungkin diperlukan.

Pilihan pengobatan tergantung pada penyebab keparahan dan


mendasari gejala, usia, kehamilan, kondisi lain yang mungkin ada, dan
potensi efek samping dari obat.

Sebagai tambahan terhadap terapi ini, dokter mungkin juga akan


meresepkan obat -obatan lainnya untuk memblokir efek dari hormon
tiroid pada tubuh. Misalnya, beta-blocker yang dapat membantu
memperlambat detak jantung yang cepat dan mengurangi getaran di
tangan.

Hormon tiroid sintesis diberikan untuk menambah atau mengganti


produksi hormon tiroid endogen. Secara umum, hipotiroidisme dapat
diobati dengan dosis harian levotiroksin (LT4) yang konstan. Untuk
sebagian besar kasus hipotiroidisme ringan hingga sedang, dosis
levotiroksin yang dimulai dari 50-75 mg / hari sudah dapat mencukupi
sebagai dosis terapi.

Jenis-jenis penyakit
1. Hipertiroid
Gejala penyakit ini terbagi menjadi dua yaitu gejala umum dan gejala spesifik terhadap organ
tubuh di mana hormon tiroid ini bekerja.

Gejala umum dari kondisi yaitu tidak tahan terhadap udara panas, mudah lelah, leher
membesar, penurunan berat badan, sering lapar, sering buang air besar.

Sementara, gejala spesifik dari kondisi ini antara lain:

 Sistem pencernaan: banyak makan, haus, muntah, sulit menelan, pembesaran limfa.
 Sistem reproduksi: gangguan siklus haid, penurunan libido, kemandulan, ginekomastia pada
laki-laki.
 Kulit: keringat berlebihan, kulit basah, rambut rontok.
 Psikis dan saraf: labil, mudah tersinggung, sulit tidur, tangan gemetar.
 Jantung: jantung berdebar-debar, gangguan irama jantung, hipertensi, gagal jantung.
 Sistem otot dan tulang: mudah lelah, nyeri tulang, osteoporosis.

Pada kondisi ini yang disebabkan oleh penyakit Graves, biasanya ditemukan gejala lain, seperti
pembengkakan di tulang kering kaki, bola mata yang menonjol, penurunan penglihatan,
penglihatan ganda dan luka di kornea mata.

2. Hipotiroid
Gejala penyakit ini yang berada di bagian leher sering diakibatkan karena terlalu sedikit hormon
yang dihasilkan (hipotiroid). Gejalanya bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya.
Namun, secara umum gejala penyakit ini cenderung berkembang perlahan, sering kali selama
beberapa tahun.

Awalnya mungkin Anda tidak menyadari gejala hipotiroid, seperti kelelahan dan kenaikan berat
badan. Namun, semakin lama kondisi ini akan membuat proses metabolisme Anda terus
melambat. Jika ini terjadi, Anda akan semakin merasakan gejala yang lebih jelas.

Gejala kondisi ini mungkin termasuk kelelahan, lebih sensitif terhadap udara dingin, sembelit,
kulit kering, wajah membengkak, suara serak, otot melemah, kadar kolesterol meningkat, nyeri
otot, kekakuan, sendi membengkak atau kaku, periode menstruasi tidak teratur dan terasa lebih
berat, rambut menipis, denyut jantung melambat, depresi, datau gangguan memori.
Jika hipotiroid tidak diobati, tanda dan gejala akan semakin parah. Stimulasi kelenjar untuk
melepaskan lebih banyak hormon dapat menyebabkan kelenjar tiroid membengkak (gondok).

Selain itu, Anda juga akan menjadi pelupa, lambat dalam berpikir, atau merasa stres.

Hipotiroid yang berkelanjutan, atau dikenal sebagai myxedema, jarang terjadi, tetapi ketika
kondisi ini terjadi dapat mengancam jiwa. Gejalanya termasuk tekanan darah rendah,
penurunan pernapasan, penurunan suhu tubuh, lambat dalam merespon dan bahkan koma.
Dalam kasus yang ekstrim, myxedema bisa berakibat fatal.

3. Pembengkakan kelenjar tiroid


Pembengkakan kelenjar tiroid di leher bisa dikenal dengan gondok atau gondokkan, biasanya
tidak menimbulkan rasa nyeri. Gejala gondok lainnya tergantung dari penyakit tiroid yang
menjadi penyebabnya. Entah itu hipotiroid atau hipertiroid.

Ciri-ciri bila tubuh Anda mengalami pembengkakan leher karena kondisi hipotiroid, antara lain:

 Lemas
 Berat badan bertambah dengan nafsu makan yang menurun
 Tidak tahan dingin
 Kulit kering dan rambut rontok
 Sering merasa ngantuk
 Sembelit (susah buang air besar)
 Emosi tidak stabil dan sering lupa
 Fungsi penglihatan menurun
 Fungsi pendengaran menurun

Sementara, pada ciri-ciri kelenjar tiroid yang mengalami pembengkakan karena kondisi
hipertiroid, ciri-cirinya berkebalikan antara lain:

 Berat badan menurun


 Tidak tahan panas
 Perasaan cemas
 Sering merasa deg-degan
 Tremor (getaran anggota tubuh tanpa disadari, biasanya paling jelas terlihat pada tangan)
 Hiperaktif

Pada gondok, untuk mengetahui apakah ditemukan kondisi hipotiroid atau hipertiroid,
dibutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa kadar hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid
di leher. Gondok membutuhkan penanganan medis, mulai dari minum obat kelenjar tiroid
sampai dengan tindakan operasi. Gondok tidak bisa hilang dengan sendirinya.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja gejala penyakit ini?
Gejala umum dari penyakit pada hormon di leher ini termasuk:
 Gugup dan tremor (gemetar): seiring dengan agitasi, gejala ini bisa menandakan fungsi berlebih
kelenjar tiroid (juga dikenal sebagai hipertiroid).
 Kesadaran kabur dan konsentrasi buruk: fungsi mental Anda dapat dipengaruhi oleh hipertiroid
(peningkatan kadar hormon tiroid) dan hipotiroid (penurunan kadar hormon tiroid). Dengan
kondisi ini , Anda mungkin sering merasa sedih dan tertekan. Di sisi lain,kondisi ini bisa
menyebabkan berkurangnya kemampuan Anda untuk konsentrasi.
 Perubahan haid: kondisi ini kadang-kadang dikaitkan dengan perdarahan menstruasi yang
berlebihan atau berkepanjangan, sementara hipertiroid dapat ditandai dengan menstruasi
hanya sedikit atau berkurang.
 Merasa membengkak: retensi cairan sering merupakan tanda dari kelenjar yang kurang aktif.
 Detak jantung cepat: peningkatan detak jantung (takikardia) dan jantung berdebar dapat
menjadi gejala hipertiroid.
 Sakit dan nyeri: nyeri otot dan nyeri dapat menyertai berbagai jenis masalah tiroid.
 Berat badan: sedikit kenaikan berat badan sering menyertai kondisi di mana aktivitas kelenjar
tiroid lebih rendah dari batas normal.
 Kadar kolesterol yang tinggi: peningkatan kadar kolesterol darah dapat terjadi pada individu
dengan hipotiroid.
 Intoleransi panas: orang dengan hipertiroid sering mengeluhsulit berada di suhu yang lebih
tinggi.
 Merasa dingin: sebaliknya, mereka yang memiliki kelenjar yang kurang berfungsi mungkin
merasa terus-menerus dingin.

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk penyakit tiroid?


Ada banyak faktor risiko untuk penyakit tiroid, seperti:

 Anda berusia lebih dari 60 tahun


 Anda memiliki penyakit autoimun
 Anda memiliki riwayat keluarga penyakit tiroid
 Anda telah melalui perawatan dengan yodium radioaktif atau obat anti-tiroid
 Anda terbiasa menerima radiasi pada leher atau dada bagian atas
 Anda menjalani operasi tiroid (partial tiroidektomi)
 Anda sedang hamil atau melahirkan bayi dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Pencegahan
Apa yang bisa saya lakukan untuk mencegah kondisi ini?
Pada intinya, menjaga pola makan dan hidup sehat merupakan kunci utama mencegah kondisi
ini terjadi. Selain pola makan dan pengaturan makan yang dijaga, diperlukan juga untuk aksi
mengurangi berat badan, atau yang kedua fokus untuk menjaga fungsi kelenjar ini agar bisa
menghasilkan hormon yang sesuai dengan kebutuhan.

Penelitian telah menemukan adanya hubungan antara kekurangan vitamin D dengan penyakit
tiroid autoimun, tiroiditis Hashimoto, dan penyakit Graves.

Kekurangan vitamin D juga lebih sering ditemukan pada pasien dengan penyakit tiroid
dibandingkan dengan orang yang sehat dan tidak menderita penyakit autoimun.
Suatu penelitian dalam jurnal Nutrition & Metabolism tahun 2014 melaporkan bahwa orang yang
mengalami hipotiroid sebaiknya mengonsumsi lebih banyak protein. Asupan protein yang tinggi
ternyata bisa mempercepat metabolisme dalam tubuh. Selain mengatur jumlah protein yang
dimakan, perhatikan juga zat gizi lainnya seperti:

1. Yodium

Yodium adalah mineral yang sangat penting dalam tubuh untuk membuat hormon tiroid. Jika
seseorang kekurangan yodium maka risiko mengalami hipotiroidisme akan semakin tinggi.

Jika hipotirodisme Anda akibat mengalami kekurangan yodium, tambahkan garam meja
beryodium ke makanan Anda atau makan lebih banyak makanan yang mengandung yodium
tinggi, seperti ikan, susu, dan telur.

2. Selenium

Selenium yang selanjutnya akan membantu tubuh mengaktifkan hormon ini sehingga bisa
digunakan dengan optimal dalam tubuh. Mineral selenium ini juga memiliki manfaat antioksidan,
yang berarti mineral ini bisa melindungi kelenjar tiroid dari radikal bebas.

Tambahkanlah dalam makanan Anda ekstra selenium. Selenium bisa didapatkan dari kacang-
kacangan, ikan tuna,dan ikan sarden. Suplemen selenium hanya boleh diminum sesuai dengan
anjuran dokter, sebaiknya tidak menggunakannya secara mandiri.

3. Zink

Bekerja sama dengan selenium, zink yang akan membantu tubuh mengaktifkan hormon tiroid.
Suatu penelitian juga ada yang menunjukkan bahwa zink bisa membantu mengontrol TSH. TSH
adalah hormon yang memberitahu kelenjar untuk mengeluarkan hormon tiroid. Zink banyak
ditemukan dalam kerang-kerangan, daging sapi, daging dan hati ayam.

4. Kalsium

Kondisi hipertiroidisme dapat menyebabkan kalsium sulit diserap dalam tubuh. Bila tidak ada
kalsium, tulang jadi rentan rapuh dan berisiko osteoporosis bisa menyebabkan tulang rapuh
dan osteoporosis.

Makan makanan tinggi kalsium dapat membantu tubuh agar mendapatkan lebih banyak kalsium
yang diserap. Maka itu, sebaiknya Anda mengonsumsi:

 Brokoli
 Kacang almond
 Ikan
 Okra
Nah ini untuk daftar pustakany

https: //hallosehat.com
https: //www.honestdoc.id

Anda mungkin juga menyukai