Anda di halaman 1dari 55

SKENARIO 3

ANAK YANG LAMBAN


Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas karena menurut
guru di sekolah, pasien tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah. Pasien sering mendapat
nilai yang jelek, padahal saat diterangkan oleh gurunya pasien selalu tampak memperhatikan
gurunya, pasien belum lancar membaca dan menulis, pasien sudah lancar berbicara, dapat
makan, mandi, dan berpakaian sendiri. Saat ini pasien masih duduk di kelas I SD karena tidak
naik kelas.
Pasien kemudian dirujuk untuk penilaian intelligence quotient (IQ) dan didapatkan nilai
55 yang menunjukkan pasien terdiagnosa sebagai retardasi mental ringan. Pasien disarankan
untuk bersekolah di sekolah luar biasa (SLB), tetapi orangtua tidak melakukan hal tersebut
karena masalah biaya.
Pasien berasal dari keluarga dengan tingkat social ekonomi rendah, menempati rumah
kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai anak bungsu dari lima
bersaudara, pasien lebih banyak diasuh oleh kakak perempuannya yang paling tua; kedua orang
tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga pemberian makan pada usia balita
tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi.
Dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqoh (ZIS), akhirnya
orang tua pasien memasukkan anaknya ke SLB sebagai tanggungjawab dan wujud dari
kewajiban orang tua kepada anak untuk mendapatkan pendidikan khusus yang dilanjutkan
dengan pendidikan keterampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak tergantung dengan
orang lain.

1
KATA SULIT
1. Intelligent Quotient (IQ) : angka yang menjelaskan tingkat kecerdasan seseorang yang
dibandingkan dengan sesamanya dalam satu populasi
2. Retardasi mental : penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna
dan langsung menyebabkan gangguan adaptasi social dan manifestasi selama masa
perkembangan

PERTANYAAN dan JAWABAN


1. Adakah hubungan retardasi mental dengan nutrisi? Jika ada, apakah hubungannya?
Ada. Jika kekurangan nutrisi, otak tidak dapat berkembang sehingga terjadi retardasi
mental.
2. Apakah penderita retardasi mental dapat mengalami peningkatan IQ?
Bisa, jika dengan terapi dan tingkat retardasi mentalnya ringan
3. Mengapa terjadi kesulitan membaca dan menulis pada retardasi mental?
Otak tidak berkembang menyebabkan otak tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga
pasien susah membaca dan menulis
4. Berapakah nilai normal IQ?
IQ normal = 68-83
retardasi mental ringan = 52-57
retardasi mental sedang = 36-51
retardasi mental berat = 20-35
retardasi mental sangat berat = <20
5. Mengapa pasien dikategorikan sebagai retardasi mental ringan?
Karena IQ pasien adalah 55, masih mandiri dalam mengerjakan hal-hal, dapat berbicara
6. Apakah tanggungjawab dan kewajiban orangtua pada anak?
Mendidik, merawat, memenuhi kebutuhan pangan,papan,sandang, memberi kasih sayang
7. Apakah terapi nonfarmako dan farmakologis untuk retardasi mental?
Norfarmako : pemberian nutrisi yang baik, dibawa ke psikiater anak (terapi membaca,
menulis dan kemandirian), diberikan kasih saying
Farmakologis : metilfenidan
8. Apakah penyebab retardasi mental?
Bahan kontrasepsi, keracunan timah hitam, kelainan kromosom dan genetic, gangguan
kehamilan diatas 40 tahun, infeksi, kurang gizi, trauma kepala, alcohol, jamu
9. Siapa yang berhak menerima zakat?
Fakir, miskin, amil, fisabilillah, musafir, gharim, mualaf, hamba sahaya
10. Bagaimana cara mendiagnosis retardasi mental?
Anamnesis : PEDS, faktor risiko
Pemeriksaan penunjang : tes IQ, tes kromosom, TSHN
11. Jika orang normal menikah dengan penderita retardasi mental, apakah retardasi mental
akan diturunkan secara herediter?
Ya, bisa. Jika terjadi kelainan kromosom
12. Bagaimana ciri-ciri pasien dengan retardasi mental?
Susah konsentrasi, bersosialisasi, beradaptasi, hiperaktif, daya ingat, tidak mandiri

2
HIPOTESIS
Didapatkan gejala pada pasien susah konsentrasi, bersosialisasi, beradaptasi, hiperaktif, daya
ingat, tidak mandiri. Kemudian dilakukan pemeriksaan berupa Anamnesis [PEDS, faktor
risiko], pemeriksaan fisik, Pemeriksaan penunjang : tes IQ, tes kromosom, TSHN. Hasil
diagnosis menunjukkan bahwa pasien menderita Retardasi Mental. Penyebab dari Retardasi
Mental antara lain adalah karena bahan kontrasepsi, keracunan timah hitam, kelainan
kromosom dan genetic, gangguan kehamilan diatas 40 tahun, infeksi, kurang gizi, trauma
kepala, alcohol. Retardasi Mental dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkatan IQ, yaitu
retardasi mental ringan = 52-57, retardasi mental sedang = 36-51, retardasi mental berat = 20-
35, retardasi mental sangat berat = <20. Penatalaksanaan untuk retardasi mental adalah secara
Norfarmako : pemberian nutrisi yang baik, dibawa ke psikiater anak (terapi membaca, menulis
dan kemandirian), mendidik, merawat, memenuhi kebutuhan pangan,papan,sandang, memberi
kasih sayang serta Farmakologis : metilfenidan.

3
SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Retardasi Mental

LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Retardasi Mental

LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Retardasi Mental

LO 1.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Retardasi Mental

LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi dan Manifestasi Retardasi Mental

LO 1.5 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Retardasi Mental

LO 1.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Retardasi Mental

LO 1.7 Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Retardasi Mental

LO 1.8 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Retardasi Mental

LO 1.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Retardasi Mental

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Peran Gizi pada Pertumbuhan Anak dan Remaja

LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja

LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-Jenis Zat Gizi yang Dibutuhkan untuk
Pertumbuhan Anak dan Remaja

LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Kebutuhan Zat Gizi untuk Pertumbuhan Anak dan
Remaja

LI 3 Memahami dan Menjelaskan Tanggungjawab dan Kewajiban Orangtua pada Anak


dalam Pandangan Islam

4
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Retardasi Mental
LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Retardasi Mental
 WHO (Menkes, 1990), retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak, mencukupi.
 Careter CH (Toback C), retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh
intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan
beradapsi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
 Crocker AC,1983, retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang
rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku, dan gejalanya timbul
pada masa perkembangan.
 Melly Budhiman, seseorang dikatakan retardasi mental, bila memenuhi kriteria sbb:
1. Fungsi Intelektual umum dibawah normal
2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif social
3. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18 tahun.
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan dan hasilnya
dinyatakan sebagai suatu taraf kecerdasan atau IQ (Intelegence Quotient).
IQ adalah MA / CA x 100%
M.A = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil test
C. A = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir
Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal, yaitu apabila IQ dibawah 70.
 Jack P. Shonkoff, retardasi mental adalah keadaan yang penting secara klinis maupun
social. Kelainan ini ditandai oleh keterbatasan kemampuan yang diakibatkan oleh
gangguan yang bermakna dalam inteligensi terukur dan perilaku penyesuaian diri.
(adaptif).
 Sebastian, C.S. (22 Okt 2013). Pediatric Mental Retardation.
http://emedicine.medscape.com/article/289117-overview
Retardasi mental adalah keadaan defisitnya perkembangan, dimulai pada awal masa anak-
anak yang menyebabkan terbatasnya intelektual atau kognisi secara signifikan dan buruknya
adaptasi sebagai kebutuhan setiap hari. Ketidakmampuan intelektual bukan merupakan
penyakit, tetapi merupakan konsekuensi dari proses pathogen

LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Retardasi Mental


Prevalens retardasi mental pada anak-anak di bawah umur 18 tahun di negara maju
diperkirakan mencapai 0,5-2,5% , di negara berkembang berkisar 4,6%. Di indonesia 1-3%
penduduknya menderita kelainan ini. Insidens retardasi mental di negara maju berkisar 3-4
kasus baru per 1000 anak dalam 20 tahun terakhir. Angka kejadian anak retardasi mental
berkisar 19 per 1000 kelahiran hidup.1 Banyak penelitian melaporkan angka kejadian retardasi
mental lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan perempuan. (Sari Pediatri, Vol. 2, No.
3, Desember 2000: 170 – 177).

LO 1.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Retardasi Mental


Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental
1. Non- organik
a. Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
b. Faktor sosiokultural
c. Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
d. Penelantaran anak
2. Organik
2.1.Faktor prakonsepsi
a. Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos,dll)
5
b. Kelainan kromosom (X-linked, translokasi, fragile-X) sindrom polygenic familial

2.2.Faktor pranatal
A. Ganguan pertumbuhan otak trimester I
1. Kelainan kromosom (trisomi, mosaik,dll)
2. Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV (Human Immunodeficiency Virus)
3. Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi,dll)
4. Disfungsi plasenta
5. Kelainan kongenital dari otak (idiopatik)

B. Ganguan pertumbuhan otak trimester II dan III


1. Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV
2. Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam berat, dll)
3. Ibu : diabetes melitus, PKU (phenylketonuria)
4. Toksemia gravidarum
5. Ibu malnutrisi

2.3.Faktor perinatal
a. Sangat prematur
b. Asfiksia neonatorum
c. Trauma lahir : perdarahan intra kranial
d. Meningitis
e. Kelainan metabolik: hipoglikemia, hiperbilirubinemia

2.4.Faktor post natal


a. Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
b. Neuro toksin, misalnya logam berat
c. CVA (Cerebrovascular accident)
d. Anoksia, misalnya tenggelam
e. Metabolik
 Gizi buruk
 Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipoparatiroid
 Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia, dll.
 Polisakaridosis, misalnya sindrom Hurler
 Cerebral lipidosis (Tay Sachs), dengan hepatomegali (Gaucher)
 Penyakit degeneratif/metabolik lainnya.
f. Infeksi
 Meningitis, ensefalitis, dll
 Subakut sklerosing, panesefalitis
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

PRENATAL
1. KELAINAN GENETIK
Kelainan genetic prenatal dikarakteristik dengan perubahan materi genetic, yang dapat
diturunkan oleh orangtua atau tidak diturunkan.

a. Penyimpangan/aberasi Kromosom
Down syndrome merupakan contoh terbaik pada kelainan genetic prenatal. Pada
95% kasus, down syndrome disebabkan karena trisomy 21, yang mana kelebihan
kromosom 21 pada sel telur atau sel sperma tersebut tidak memisah (nondisjunction)

6
pada tahap meiosis. Ketika gamet terfertilisasi, fetus akan memiliki kromosom
tambahan 21 pada tiap selnya, sehingga totalnya 47 kromosom.
Dalam sekitar setengah dari kasus translokasi, orang tua (biasanya ibu)
memiliki translokasi seimbang, yaitu, 45 kromosom dengan t (14; 21). Jika seorang
anak memiliki translokasi sindrom Down, orang tua harus diperiksa untuk kehadiran
translokasi seimbang. Hal ini penting dalam konseling genetik karena ketika ibu atau
ayah memiliki di (14; 21) translokasi, kemungkinan memiliki anak dengan sindrom
Down adalah 1 di 10 jika pada ibu atau 1 dalam 20 jika di ayah.
Pada varian lain, mosaicism, beberapa sel memiliki 47 kromosom dan yang lain
memiliki 46 karena kesalahan dalam salah satu pembelahan sel pertama dari telur yang
telah dibuahi. Fenotip karakteristik sindrom Down pada dasarnya sama dalam trisomi
21 dan translokasi. Fitur utama adalah fisura palpebra atas-miring, jembatan rendah
hidung dengan lipatan epicanthal, mulut dan telinga kecil , simian crease (lipatan
simian), jembatan hidung datar, telapak tangan pendek dan lebar, dan karakteristik pola
dermatoglyphic.
Hilangnya bagian dari kromosom ini disebut delesi. Contoh paling terkenal
adalah cri-du-chat syndrome, yang ditandai dengan suara bernada tinggi dan
disebabkan oleh delesi dalam kromosom 5p3. Perhatikan bahwa kebanyakan janin
dengan penyimpangan kromosom tidak layak. Sekitar 40-50% dari janin yang aborsi
spontan memiliki anomali kromosom. Hanya 2 dari 10 janin dengan sindrom Down
lahir hidup.
Sebuah metode baru menggunakan probe DNA dan fluoresensi hibridisasi in
situ telah membawa cahaya baru bagi banyak sindrom malformasi yang sebelumnya
diklasifikasikan sebagai dviketahui asalnya. Delesi submicroscopic (microdeletions)
DNA telah dilaporkan dalam kromosom 15q11-12 pada Prader-Willi dan sindrom
Angelman, meskipun fakta bahwa sindrom ini memiliki fenotipe yang berbeda. Karena
mekanisme pencetakan, hasil sindrom Prader-Willi ketika mikrodelesi berada dalam
kromosom asal ayah dan hasil sindrom Angelman bila asal ibu.
Orang dengan sindrom Prader-Willi memiliki nafsu makan yang berlebihan dan
kebiasaan makan sembarangan, sehingga menyebabkan obesitas. Karena sindrom ini
tidak memiliki fitur patognomonik yang jelas, mungkin tetap tidak terdiagnosis, dan
orang tersebut bahkan mungkin dirujuk untuk perawatan psikiatris karena gangguan
makan. Jelas, faktor psikologis bukanlah penyebab utama di sini, tapi psikoterapi
suportif mungkin bisa membantu. Pengobatan ini didasarkan pada modifikasi perilaku,
lembaga batas lingkungan yang ketat pada asupan makanan, dan program pendidikan
dan habilitative diperlukan. Selain itu, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
pengobatan dengan hormon pertumbuhan meningkatkan defisit somatik dan perilaku
dalam pasien ini

b. Kelainan dengan autosomal-dominan herediter (diturunkan)


Tuberous sclerosis adalah contoh dari gangguan dalam kelompok ini, yang
mungkin terkait dengan keterbelakangan mental. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada
gen yang mempengaruhi pembentukan lapisan ektodermal embrio. Karena kulit dan
SSP berkembang dari lapisan ini, kelainan yang terlihat dapat pada keduanya.
Lesi kulit termasuk angiofibroma dalam bentuk makula di pipi (adenoma
sebasea), dengan distribusi kupu-seperti, terutama setelah pubertas. Café au lait atau
daerah berbentuk daun abu tidak berpigmen juga ditemukan. Keterbelakangan mental,
epilepsi, dan kalsifikasi di otak terlihat, seperti tumor. Serangan epilepsi sering mulai
sebagai kejang infantil, yang harus diwaspadai oleh dokter untuk mencari gejala lain
dari gangguan ini.

7
Jika tuberous sclerosis didiagnosis, kedua orang tua harus dicermati karena
mutasi diwariskan pada sekitar 28% kasus. Karena pewarisan dominan, risiko
kekambuhan adalah 50% untuk setiap kehamilan. Ekspresi mutasi gen ini bervariasi
dari perubahan warna kulit kecil (yang mungkin menunjukkan bahwa anak tersebut
carrier) ke beberapa kondisi penonaktifan. Ini adalah gangguan yang relatif jarang
(prevalensinya 1 dalam 30.000 sampai 1 dalam 50.000 kelahiran hidup), tetapi dapat
ditemukan pada sekitar 0,5% dari orang dengan keterbelakangan mental yang berat.

c. Kelainan dengan autosomal-resesif herediter (diturunkan)


Kebanyakan gangguan metabolisme termasuk dalam kategori ini. Mereka
disebabkan oleh gen bermutasi tunggal yang mengganggu metabolisme dengan
aktivitas enzim kekurangan. Risiko orang tua pembawa sehat memiliki anak yang
menderita adalah 25% untuk setiap kehamilan. Diagnosis dibuat dengan deteksi produk
metabolisme abnormal dalam urin, darah, atau jaringan dan / atau oleh aktivitas enzim
yang rendah atau tidak ada.
Fenilketonuria (PKU) adalah yang paling dikenal dan paling umum dari
gangguan metabolisme, dengan prevalensi sekitar 1 dari 10.000 kelahiran hidup. Defek
enzimatik yang terjadi adalah berkurangnya aktivitas fenilalanin hidroksilase, yang
mengarah ke kadar fenilalanin serum yang tinggi, yang mempengaruhi, antara lain,
mielinisasi SSP. Hal itu dijelaskan pada tahun 1934 oleh Folling 10 anak dengan
keterbelakangan mental, hypertonia, dan hyperreflexia, dengan bau apak dalam urin
dan keringat. Kejang dan tremor yang umum, seperti eksim dan manifestasi psikotik.
Gejala klinis dapat dicegah dengan menggunakan diet rendah fenilalanin segera
setelah lahir. Di sebagian besar negara maju, semua bayi baru lahir diperiksa untuk
PKU. Diet rendah fenilalanin seumur hidup dianjurkan untuk mencegah kerusakan di
fungsi kognitif. Wanita dengan PKU yang berhasil diobati tidak memiliki manifestasi
klinis diri mereka sendiri tetapi masih memiliki tingkat darah fenilalanin cukup tinggi
untuk menyebabkan kerusakan otak pada janin jika mereka hamil. Untuk menghindari
hal ini, mereka harus mulai mengikuti diet lagi sebelum mereka hamil.

d. Retardasi Mental X-linked


Sindrom Fragile X adalah bentuk herediter paling umum dari retardasi mental
dan, setelah sindrom Down, bentuk genetik yang paling umum. Hal ini terkait X,
dengan pewarisan dominan, dan penetrasi lebih rendah pada wanita. Karena
penyempitan di lokasi Xq27.3, tampak seolah-olah kromosom yang rapuh dan bagian
dari kromosom tersebut pecah.
Anak laki-laki prapubertas dengan sindrom ini terlihat cukup normal. Mereka
sering resah dan hiperaktif dan memiliki rentang perhatian yang pendek. Tahap
perkembangan mereka, terutama perkembangan bicara, yang tertunda. Setelah
pubertas, fitur phenotypical karakteristik mungkin muncul, yaitu termasuk wajah
lonjong, telinga yang menonjol dan rahang, dan macroorchidism. Sebagian besar
memiliki keterbelakangan mental moderat, tetapi retardasi lebih parah pada lainnya.
Carrier laki-laki tidak memiliki keterbelakangan mental. Wanita dengan sindrom X
rapuh yang memiliki mutasi penuh dan bergejala biasanya memiliki cacat atau
keterbelakangan mental ringan belajar. Gejala perilaku telah dijelaskan pada individu-
individu, yaitu, hiperaktif dan penarikan sosial di sekitar 50% dan depresi pada sekitar
25%.

2. KERUSAKAN/CEDERA PADA FETUS


a. Infeksi Maternal

8
Infeksi virus pada ibu dapat mengganggu organogenesis, dan semakin awal
infeksi pada kehamilan terjadi, semakin lebih parah efeknya, seperti yang dicontohkan
oleh rubella bawaan. Infeksi rubella selama bulan pertama kehamilan mempengaruhi
organogenesis dari 50% dari embrio. Infeksi pada bulan ketiga kehamilan masih
mengganggu perkembangan 15% dari janin. Berbagai sistem yang terpengaruh, dan
sebagai hasilnya, gejala dan gangguan dapat bervariasi dan termasuk keterbelakangan
mental, mikrosefali, pendengaran dan gangguan penglihatan, penyakit jantung bawaan,
dan masalah perilaku. Untungnya, kejadian rubella kongenital telah sangat menurun
karena ketersediaan imunisasi bagi calon ibu.
Infeksi sitomegalovirus kongenital dapat mengakibatkan mikrosefali, gangguan
pendengaran sensorineural, dan retardasi psikomotor. Antibodi terhadap
sitomegalovirus ditemukan pada sekitar 80% dari orang dewasa. Tergantung pada
populasi, infeksi primer terjadi selama 2-5% dari kehamilan. Badan Cytomegalovirus
inklusi terlihat pada spesimen urin bayi baru lahir yang terinfeksi sebelum lahir.
Toksoplasmosis kongenital dapat mengakibatkan masalah yang signifikan pada
sekitar 20% bayi yang terinfeksi (misalnya, hidrosefalus, mikrosefali, retardasi
psikomotor, visi dan gangguan pendengaran) dan dalam masalah yang lebih ringan
perkembangan di kemudian hari. Infeksi virus immunodeficiency bawaan manusia
telah meningkat penting. Dalam sebuah penelitian di Jerman dari 41 anak yang lahir
dari ibu yang positif terinfeksi HIV, gejala-gejala neurologis yang digambarkan pada
usia 1-7 tahun. HIV ensefalopati ditandai dengan microcephaly, kerusakan neurologis
progresif, keterbelakangan mental, gejala cerebellar, dan perubahan perilaku. Terapi
imunoglobulin intravena profilaksis dengan dan tanpa AZT sering mampu mencegah
regresi. Peningkatan terlihat dengan pengobatan AZT.

b. Bahan Beracun
Yang paling penting dari zat teratogenik adalah etanol, yang merupakan
penyebab sindrom alkohol janin (FAS). Prevalensi sindrom ini bervariasi di seluruh
dunia, namun kejadian di negara-negara industri diperkirakan sekitar 1 dari 1000 bayi
baru lahir. Ketika digunakan berat selama kehamilan, alkohol menyebabkan kelainan
pada 3 kategori utama: (1) fitur dismorfik, yang berasal dari periode organogenesis; (2)
retardasi pertumbuhan prenatal dan postnatal, termasuk microcephaly; dan (3) disfungsi
SSP, termasuk keterbelakangan mental ringan sampai sedang, keterlambatan dalam
perkembangan motorik, hiperaktif, dan defisit perhatian. Tingkat keparahan gejala yang
berhubungan dengan jumlah alkohol tertelan.

c. Toxemia Kehamilan dan Insufisiensi Plasenta


Pertumbuhan terbelakang intrauterine memiliki banyak penyebab, yang paling
penting adalah toksemia ibu dengan konsekuensinya, berakhir pada penghinaan
terhadap SSP. Prematuritas mungkin berasal dari ibu atau janin. Ketika terhubung
dengan penyimpangan perkembangan janin, prognosis tergantung pada kondisi umum
bayi. Prematuritas dan terutama pertumbuhan terbelakanh intrauterine predisposisi
komplikasi perinatal, yang dapat mengakibatkan penghinaan terhadap SSP dan masalah
perkembangan.

PERINATAL
Periode ini adalah 1 minggu sebelum dan 4 minggu setelah kelahiran
1. Infeksi
Selama periode neonatal, infeksi yang paling penting, dari sudut pandang gejala sisa
pembangunannya, adalah herpes simpleks tipe 2. neonatus terinfeksi selama persalinan dan

9
dapat menjadi ensefalitis dalam waktu 2 minggu. Pengobatan dini dengan asiklovir dapat
mengurangi hasil, yaitu, mikrosefali, retardasi mental yang mendalam, dan defisit
neurologis. Infeksi bakteri Neonatal mungkin mengakibatkan sepsis dan meningitis, yang,
pada saatnya, dapat menyebabkan hydrocephalus.

2. Masalah dalam Persalinan


Selama kelahiran, asfiksia adalah faktor yang paling penting yang menyebabkan
penghinaan terhadap SSP. Ini menyebabkan kematian sel, yang mungkin ditunjukkan
dengan teknik neuroimaging sebagai leukomalacia. Bayi prematur dan mereka yang
memiliki hambatan pertumbuhan dalam kandungan beresiko khusus untuk kerusakan pada
korteks atau thalamus, yang, selain mempengaruhi kecerdasan, menyebabkan berbagai
gejala cerebral palsy (CP) dan gangguan kejang, tergantung pada lokasi dari kondisi
patologis. Yang penting, perhatikan asfiksia itu saja tidak menyebabkan keterbelakangan
mental. Gejala neurologis selama periode neonatal memiliki hubungan yang kuat dengan
penyimpangan perkembangan prenatal dan integritas neurologis kemudian dan tingkat
intelektual. Untuk alasan ini, bayi dengan masalah perinatal memerlukan pemeriksaan
menyeluruh untuk fitur dismorfik dan tindak lanjut dekat karena beberapa cacat mungkin
menjadi jelas di kemudian hari.

3. Lainnya
 Retinopati prematuritas (sebelumnya disebut fibroplasia sebagai Retrolental) terlihat
sering ketika penggunaan oksigen 100% pada neonatus masih umum, yang
mengakibatkan kebutaan. Hal ini sering dikaitkan dengan kerusakan SSP lainnya,
keterbelakangan mental, dan masalah perkembangan lainnya.
 Bayi dengan berat lahir sangat rendah berisiko untuk perdarahan intrakranial dan
hipoglikemia akibat kurangnya penyimpanan glikogen hati. Masalah-masalah neonatal
mungkin memiliki hasil yang sama dengan asfiksia.
 Hiperbilirubinemia mungkin akibat dari kehancuran peningkatan sel darah merah
(misalnya, hemolisis karena ibu-anak golongan darah ketidakcocokan) atau penurunan
ekskresi bilirubin (misalnya, karena adanya ketidakmatangan fungsi hati).
 Kerusakan otak yang mungkin terjadi mengakibatkan manifestasi dari berbagai tingkat,
termasuk CP, gangguan pendengaran sensorineural, dan keterbelakangan mental.

POSTNATAL
1. Infeksi
Infeksi bakteri dan virus pada otak selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan
meningitis dan encephalitis dan mengakibatkan kerusakan permanen. Jumlah dari
komplikasi ini mengalami penurunan karena peningkatan pengobatan dan ketersediaan
imunisasi (seperti untuk campak).

2. Zat beracun (Toxic)


Keracunan timbal masih merupakan penyebab penting dari keterbelakangan mental di
Amerika Serikat. Sumber yang paling sering memimpin adalah pica (yaitu, tertelannya hasil
mengelupas, lama, timbal yang berbasis cat). Sumber-sumber lain dari timbal adalah
semprotan tertentu untuk buah-pohon, bensin bertimbal, beberapa tembikar mengkilap, dan
asap dari pembakaran baterai mobil. Gejala gastrointestinal mendominasi keracunan akut.
Sakit kepala dapat berhubungan dengan tekanan intrakranial meningkat, yang bahkan dapat
menyebabkan koma. Manifestasi akhir termasuk keterbelakangan perkembangan, ataksia,
kejang, dan perubahan kepribadian.

10
3. Penyebab Lain
 Di antara keganasan pada masa kanak-kanak, tumor otak merupakan no.2 dalam
frekuensi setelah leukemia. Dari jumlah tersebut, 70-80% adalah glioma, gejala yang
sebagian besar tergantung pada lokasi. Beberapa bersifat jinak dan dapat diobati, namun
sebagian besar memiliki efek merusak, sehingga berakibat berbagai gejala
neuropsikiatri tergantung pada lokasi dan luasnya. Selain itu, pengobatan seperti
pembedahan dan radiasi dapat mempengaruhi integritas dan fungsi otak.
 Kecelakaan lalu lintas , tenggelam, dan trauma lainnya adalah penyebab paling umum
kematian selama masa kanak-kanak. Lebih besar adalah jumlah anak-anak yang
menjadi cacat. Hampir tenggelam sering menghancurkan, tetapi bahkan dalam kasus
ini, peningkatan kapasitas fungsional dapat dicapai dengan rehabilitasi karena
perkembangan otak memiliki kemampuan untuk pulih.

4. Masalah Psikososial
Tingkat perkembangan individu tumbuh tergantung pada integritas SSP dan pada
faktor-faktor lingkungan dan psikologis. Pentingnya stimulasi lingkungan untuk
perkembangan anak telah dihargai karena penelitian pada anak-anak di lembaga
menunjukkan bahwa pembangunan mengalami dampak yang parah di lingkungan
merampas, bahkan jika perawatan fisik yang memadai diberikan. Kemiskinan merupakan
predisposisi anak untuk banyak risiko perkembangan, seperti kehamilan remaja, gizi buruk,
penyalahgunaan, perawatan medis miskin, dan kekurangan.
Penyakit mental yang berat pada ibu merupakan faktor risiko. Ibu dengan penyakit yang
berat dan kronis mungkin mengalami kesulitan memberikan perawatan dan stimulasi yang
memadai. Depresi ibu selama kehamilan dan postpartum telah terbukti berhubungan dengan
keterlambatan perkembangan pada anak-anak di usia 18 bulan.
Anak-anak dari ibu yang memiliki skizofrenia beresiko untuk pengembangan defisit
kognitif, meskipun ini mungkin tidak menjadi sekunder untuk penyakit ibu, tetapi mungkin
merupakan predisposisi genetik bertekad untuk skizofrenia. Penyakit psikotik pada anak
telah terbukti berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif.

5. Penyebab Tidak Diketahui


Meskipun penilaian rinci, penyebabnya tidak dapat diidentifikasi pada sekitar 30% kasus
retardasi mental yang berat dan di 50% kasus retardasi mental ringan. Ini, tentu saja,
mencerminkan ketidakcukupan teknik diagnostik, daripada kurangnya sebab-akibat.

LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi dan Manifestasi Retardasi


Mental
Klasifikasi retardasi mental menurut Pedoman Penggolonganm Diagnosa Gangguan Jiwa
(PPDGJ/DSM II 1968) adalah
1. Retardasi mental taraf sangat berat = Idiot (IQ 0-19)
Tidak dapat dilatih dan dididik tidak dapat merawat dirinya sendiri.
1. Makan harus disuap.
2. Mandi dan berpakaian harus ditolong
3. Tidak mengenal bahaya, tak dapat menjaga diri terhadap ancaman fisik.
4. Pergerakan motorik biasanya terganggu, pergerakan kaku atau spastis. biasanya
didapatkan kelainan kongential misalnya bentuk kepala abnormal, kelainan fisik pada
badan anggota badan seperti badan kecil, bungkuk; bentuk tangan abnormal jari
kelingking bengkok (mongolism).
5. Perkembangan fisik (duduk, jalan) dan bicara terlambat. Sering tak dapat diajar
berbicara, bicara hanya 1 suku katabsaja (ma,pa).
11
6. Mudah terserang penyakit lain, misalnya tbc, infeksi lain.

2. Retardasi mental taraf berat = Imbecile berat (IQ 20-35)


Dapat dilatih dan tak dapat dididik.
1. Dapat dilatih merawat dirinya sendiri; makan, mandi dan berpakaian sendiri. kadang-
kadang masih dapat mengenal bahaya dan menjaga dirinya.
2. Pergerakan motorik biasanya masih terganggu, pergerakan kaku dan spastis.
3. Biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.
4. Perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.
5. Masih mudah terserang penyakit lain.

3. Retardasi mental sedang = Imbecile ringan (IQ 36-51)


Dapat dilatih dan dapat dididik (Trainable & Educable) sampai ke taraf kelas II - III SD.
1. Dapat dilatih merawat dirinya sendiri misalnya : makan, mandi dan berpakaian sendiri.
2. Mengenal bahaya dan dapat menyelamatkan diri.
3. Koordinasi motorik biasanya masih sedikit terganggu.
4. Biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.
5. Dapat dilatih pekerjaan yang sederhana dan rutin misalnya : menyapu, mencuci piring,
membersihkan rumah dsb.
6. Bisa menghitung 1 - 20, mengetahui macam-macam warna dan membaca beberapa
suku kata.
7. Perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.
8. Sering tersangkut perkara krimini lkarena mudah disugesti dan penilaian terhadap baik
dan buruknya suatu hal masih kurang.

4. Retardasi mental taraf ringan = Debil (IQ 52-67).


Dapat dilatih dan dididik.
1. Dapat merawat dirinya dan melakukan semua pekerjaan di rumah.
2. Dalam keadaan cocok dapat mencari nafkah - tetapi tak dapat bersaing dengan orang
lain dan tak dapat mengurus pekerjaannya dengan bijaksana, sehingga bila ada
penghematan tenaga kerja, penderita diberhentikan lebih dahulu.
3. Tidak dapat dididik di sekolah biasa tetapi harus di lembaga istimewa atau Sekolah
Luar Biasa.
4. Pada saat menginjak Taman Kanak-kanak belum tampak kekurangannya, sesudah
menginjak Sekolah Dasar tampak kurang kepandaiannya, sehingga sukar untuk naik
kelas (kelas I SD - 3 tahun).
5. Tak dapat berfikir secara abstrak, hanya hal-hal konkrit yang dapat difahami.
6. Kurang dapat membedakan hal-hal yang penting dan remeh atau hal-hal yang baik
dan buruk, sehingga mudah tersangkut perkara kriminil. Oleh karena itu perlu
pengawasan orang tua dalam melakukan aktivitasnya.
7. Koordinasi motorik tidak mengalami gangguan.
8. Kelainan kongenital biasanya tidak didapatkan.
9. Perkembangan fisik biasanya normal tetapi perkembangan bicara biasanya masih
terlambat (biasanya bicara kurang sempurna dan perbendaharaan kata-kata kurang).

5. Retardasi mental taraf perbatasan = Subnormal (IQ 68-85)


Dapat dididik di sekolah biasa, meskipun tiap kelas dicapai dalam 2 tahun.
1. Dapat berfikir secara abstrak.
2. Dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.

12
Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang
yang terkena retardasi mental.
2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang
terkena retardasi mental.
3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang
terkena retardasi mental.
4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang
terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak
dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.
( Depkes, 2009)
Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala inteligensi
Wechsler (Kirk dan Gallagher, 1979, dalam B3PTKSM, p. 26), yaitu:
1. Retardasi mental ringan (mild mental retardation) dengan IQ 55 – 69.
2. Retardasi mental sedang (moderate mental retardation) dengan IQ 40 – 54.
3. Retardasi mental berat (severe mental retardation) dengan IQ 20 – 39.
4. Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation) dengan IQ 20 kebawah.
Menurut nilai IQ-nya,maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai berikut:
Keadaan Nilai IQ
Sangat superior 130 atau lebih
superior 120-129
Rata-rata 110-119
Diatas rata-rata 90-190
Dibawah rata-rata 80-89
Retardasi mental borderline 70-79
Retardasi mental ringan (mampu didik) 52-69
Retardasi mental sedang (mampu latih) 36-51
Retardasi mental berat 20-35
Retardasi mental sangat berat Dibawah 20

Ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi Retardasi Mental menjadi:

a) Tipe klinik
Tipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup
berat. Penyebab sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang
terus menerus da kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun rendah.
Orang tua dar si anak yang menderiita retardasi mental tipe ini cepat mencari
pertolongan karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.

b) Tipe social budaya

13
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti
pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga retardasi enam
jam. Karena begitu mereka keluar sekolah, mereka dapat bermain seperti anak-anak
yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah.
Orang tua dari anak tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya, mereka
mengetahui kalau anaknya retardasi dari gurunya atau dari psikolog, karena anaknya
gagal beberapa kali tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ
golongan borderline dan retardasi mental ringan.
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)
Karakteristik anak retardasi mental menurut Brown et al, 2003; Wolery & Haring, 2004 pada
Exceptional Children, six edition, p.485-486, menyatakan:
1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari
pengetahuan abstrak, dan selalu cepat lupa apa yang dipelajari tanpa latihan yang terus
menerus.
2. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
3. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.
4. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi mental berat
mempunyai ketebatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri
atau bangun dengan bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat
sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.
5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak retardasi mental berat
sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti: berpakaian, makan, dan mengurus
kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan
dasar.
6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapat bermain
bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai retardasi mental berat tidak
melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anak retardasi mental
dalam memberikan perhatian terhadap lawan main.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang
merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu
sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai
retardasi mental, yaitu :
1. Kelainan pada mata :
a. Katarak
- Sindrom Cockayne
- Sindrom Lowe
- Galactosemia
- Sindrom Down
- Kretin
- Rubella Pranatal, dll.
b. Bintik cherry-merah pada daerah macula
- Mukolipidosis
- Penyakit Niemann-Pick
- Penyakit Tay-Sachs
c. Korioretinitis
- Lues congenital
- Penyakit Sitomegalovirus

14
- Rubella Pranatal
d. Kornea keruh
- Lues Congenital
- Sindrom Hunter
- Sindrom Hurler
- Sindrom Lowe
2. Kejang
a. Kejang umum tonik klonik
- Defisiensi glikogen sinthesa
- Hipersilinemia
- Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI
- Phenyl ketonuria
- Sindrom malabsobrsi methionin, dll.
b. Kejang pada masa neonatal
- Arginosuccinic asiduria
- Hiperammonemia I dan II
- Laktik asidosis, dll.
3. Kelainan kulit
a. Bintik café-au-lait
- Atakasia-telengiektasia
- Sindrom bloom
- Neurofibromatosis
- Tuberous selerosis
4. Kelainan rambut
a. Rambut rontok
- Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopati
b. Rambut cepat memutih
- Atrofi progresif serebral hemisfer
- Ataksia telangiektasia
- Sindrom malabsorbsi methionin
c. Rambut halus
- Hipotiroid
- Malnutrisi
5. Kepala
a. Mikrosefali
b. Makrosefali
- Hidrosefalus
- Neuropolisakaridase
- Efusi subdural
6. Perawakan pendek
a. Kretin
b. Sindrom Prader-Willi
7. Distonia
a. Sindrom Hallervorden-Spaz

Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka
ini termasuk dari tipe social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali

15
tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca
tulis bahkan bias bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu
sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal.
Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap
membutuhkan bimbingan dari keluarganya.
2. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu
latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai
kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya
pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka
juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang
mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan
pengawasan.
3. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis
mudah ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga
berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah terdapat
keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik.
Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak
dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang
hidupnya.
4. Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat
karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat
minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya.
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)
Tingkatan Retardasi Mental
Tingkat Kisaran IQ Kemampuan Usia Kemampuan Usia Kemampuan
Prasekolah Sekolah Dewasa
(sejak lahir - 5 thn) (6-20 thn) (21 thn keatas)
Ringan 52-68 *Bisa membangun *Bisa mempelajari *Bisa kerja &
kemampuan sosial & pelajaran kelas 6 bersosialisasi,
komunikasi. pada akhir usia tetapi ketika
*Koordinasi otot
belasan tahun mengalami
sedikit terganggu. *Bisa dibimbing stres
*Sering tidakke arah pergaulan memerlukan
terdiagnosis. sosial. bantuan.
*Bisa dididik.
Moderat 36 – 51 *Bisa berbicara, *Bisa mempelajari *Bisa
belajar,berkomunikasi. kemampuan sosial memenuhi
*Kesadaran sosial & pekerjaan. kebutuhan
kurang. *Bisa bepergian sendiri.
*Koordinasi otot sendiri di tempat *Memerlukan
cukup. yg dikenalnya pengawasan &
dengan baik. bimbingan
ketika stres.

16
Berat 20 – 35 *Bisa mengucapkan *Bisa *Bisa merawat
beberapa kata. berbicara/belajar diri sendiri
*Mampu menolong diri berkomunikasi dibawah
sendiri. *Bisa mempelajari pengawasan.
*Tidak memiliki kebiasaan hidup
kemampuan sehat yg
ekspresif/hanya sedikit. sederhana.
*Koordinasi otot jelek

Sangat 19 / kurang *Sangat terbelakang *Memiliki *Memiliki


berat *Koordinasi ototnya koordinasi otot beberapa
sedikit sekali. *Tidak dapat koordinasi otot
*Memerlukan berjalan/berbicara & berbicara.
perawatan khusus. *Bisa merawat
diri tapi
terbatas.
*Perlu
perawatan
khusus

(Kaplan, 2008)

LO 1.5 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Retardasi Mental


Wawancara atau Anamnesis
a. Wawancara dengan anak (auto anamnesa)
Dilakukan pada anak yang memiliki kemampuan berbicara (disesuaikan dengan
kemampuan anak) untuk mengetahui gangguan kesehatan inteligensi atau gangguan lain.
b. Wawancara dengan orang terdekat anak (allo anamnesa)
Dilakukan untuk mendapat informasi secara jelas tentang perkembangan anak, baik fisik
maupun psikologis, serta mengetahui pola asuh dan stimulasi/intervensi yang telah
diberikan oleh orangtua dan mendapat informasi tentang penyebab gangguan
lain yang dialami anak.
2. Observasi perilaku anak dengan menggunakan daftar (behavioural checklist).
3. Pemeriksaan, yang terdiri dari:
a. Pemeriksaan kesehatan umum
b. Pemeriksaan gangguan inteligensi anak

Serta dilakukan anamnesis pada ibu pasien, sebagai berikut:


1. Riwayat kehamilan dan persalinan ibu?
2. Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak?
3. Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya?
4. Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan anjuran
dokter?
5. Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil?
6. Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur?
7. Riwayat perkembangan anak?
8. Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat?
9. Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya?

17
10. Latar belakang sosiokultural?

Penilaian Inteligensi kesehatan terdiri dari beberapa tahap pemeriksaan :


1. Tahap pertama
Pelaporan pemeriksaan tahap awal adalah pelaporan pemeriksaan check list
perkembangan anak dilihat dari penilaian fisik yang dilakukan dengan cara menyeluruh (tinggi
badan, berat badan dan lingkar kepala) serta fungsi panca indera. Sedangkan penilaian
fungsional dilakukan dengan mengetahui fungsi inteligensi yang dapat diukur dengan
instrumen neuropsikologi (sensomotorik,praksis,dan representatif). Keadaan tersebut
dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak secara keseluruhan, serta deteksi tentang
kelebihan atau gangguan yang dimiliki anak. Tahap ini dilakukan oleh kader di posyandu dan
pos sehat dan cerdas, serta tenaga PAUD.
2. Tahap kedua
Apabila anak dicurigai mengalami masalah kesehatan inteligensi, maka akan dilakukan
pemeriksaan lanjutan sesuai dengan diagnosis kerja dari dokter puskesmas. Berdasarkan hasil
pemeriksaan pada tahap kedua ini diharapkan dapat diketahui tindak lanjut dan rujukan
terhadap anak tersebut. Pemeriksaan potensi kecerdasan inteligensi adalah pemeriksaan
instrumen penilaian perkembangan inteligensi untuk mendeteksi gangguan perkembangan
inteligensi yang berkaitan dengan perkembangan struktur dan fungsi otak. Kemampuan potensi
majemuk secara umum yang dimiliki seorang anak. Setiap kecerdasan didasarkan pada potensi
biologis, yang kemudian diekspresikan sebagai hasil dari faktor-faktor genetik dan lingkungan
yang saling mempengaruhi. Oleh karena itu, pada tahap ini sekaligus dapat menilai anak yang
tumbuh (sesuai dengan tahap perkembangannya) dan anak yang mendapatkan stimulasi baik
akan dapat menjadi modal mendukung perkembangan inteligensi majemuk, yang terdiri dari
inteligensi kinestetik, verbal, musik, spasial, logika-matematika, interpersonal, intrapersonal,
natural dan eksistensialisme.
Pemeriksaan lanjutan berikutnya dapat dilakukan oleh tenaga professional (psikolog
dan dokter spesialis) yang terdapat di RS kabupaten atau propinsi pada anak yang diduga
mempunyai masalah kesehatan inteligensi yang tidak dapat ditangani oleh dokter dan tenaga
kesehatan di puskesmas. Memberikan rekomendasi rujukan untuk penanganan lebih lanjut
yaitu antara lain berupa penilaian potensi kecerdasan majemuk (multiple intelligence) ke pusat
pelayanan sekunder di RS pronpinsi.
Penilaian ini diharapkan dapat mengetahui potensi-potensi inteligensi anak berkebutuhan
khusus dan dengan potensi yang ada diharapkan dapat membantu anak potensi untuk
dioptimalkan.

Tanda-tanda Fisik Atipik yang Dapat Dihubungkan dengan Bertambahnya Insiden Retardasi
Mental
1. Rambut
 Keriting ganda
 Halus, mudah putus, cepat abu-abu atau putih menyeluruh
 Jarang atau tanpa rambut

2. Tangan
 Metakarpal ke-4 atau ke-5 pendek
 Jari-jari tangan pendek, gemuk

18
 Jari-jari tangan panjang, tipis, meruncing
 Ibu jari tangan lebar
 Klinodaktili (jari kelima melengkungke dalam akibat hypoplasia phalanx media)

 Kelainan dermatoglifik (misalnya triradius distal)


 Garis kult telapak tangan melintang
 Kelainan kuku

3. Mata
 Mikroftalmia ( ukuran keseluruhan mata terlalu kecil. Bola
mata mungkin hanya dua pertiga dari ukuran
normal. Kelainan ini sering terjadi dengan kelainan
lainnya pada mata. Seringkali disebabkan karena infeksi
ibu saat bayi sedang berkembang dalam rahim, seperti
cytomegalovirus ( CMV) atau toksoplasmosis.)

 Hipertelorisme (jarak antara kedua mata sangat lebar, lebih dari 3cm)
 Hipotelorisme
 Miring ke atas dan ke luar atau ke bawah dan ke luar
 Lipatan epikantus sebelah dalam dan sebelah luar ( kelopak mata di daerah kulit yang
menutupi sudut dalam pandangan mata.)

19
 Koloboma iris atau retina

 Bintik-bintik Brushfield (brushfield spot)


 Pupil terletak eksentris (tidak
berada ditengah sebagaimana mestinya)

 Nistagmus (Nistagmus (nystagmus) adalah gerakan ritmik tanpa kontrol pada mata yang
terdiri dari tremor kecil yang cepat ke satu arah dan yang lebih besar, lebih lambat, berulang-
ulang ke arah yang berlawanan. Nistagmus bisa horizontal, vertikal, atau berputar.)

20
4. Kaki
 Metatarsal ke-4 atau ke-5 pendek
 Jari kaki tumpang tindih
 Jari kaki pendek, gemuk
 Ibu jari kaki besar dan lebar
 Garis kulit yang mengarah dari sudut jari kaki pertama dan kedua, terlihat dalam
 Kelainan dermatoglifik

21
5. Telinga
 Pinna letak rendah
 Pembentukan heliks
sederhana atau abnormal

6. Genetalia
 Genetalia yang tidak jelas
 Mikropenis
 Testis besar

7. Hidung
 Jembatan hidung rata
 Ukuran kecil
 Lubang hidung
menghadap ke atas

8. Kulit
 Bintik-bintik cafe-au-lait (bercak coklat terang)

 Nevus depigmentasi

22
9. Wajah
 Panjang filtrum bertambah
 Hipoplasia maksila atau mandibular

10. Gigi
 Bukti adanya kelainan pembetukan email
(enamelogenesis) (suatu keadaan heriditer
pembentukan email yang tidak sempurna, suatu
kelainan autosomal dominan atau X-linked. Ciri-
cirinya adalah terjadinya hipoplasia maupun
hipokalsifikasi email. Email tipis dan mudah
pecah atau aus sampai ke daerah serviks dan
berwarna kecoklatan. Email menjadi berlubang,
seperti kapur, kadang-kadang terdapat daerah
yang sama sekali tidak ada emailnya lagi.)

 Kelainan odontogenesis

23
11. Mulut
 Bentuk bibir atas V terbalik
 Lengkungan palatum lebar atau
 tinggi

12. Kepala
 Mikrokranium Makrokranium

(Behrman, 2009)

Pemeriksaan Penunjang:

1. Kromosomal kariotipe
a. Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
b. Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
c. Terdapat beberapa kelainan kongenital
d. Genital abnormal
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
a. Gejala kejang yang dicurigai
b. Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
a. Pemebesaran kepala yang progresif
b. Tuberous sklerosis
c. Dicurigai kelainan otak yang luas
d. Kejang lokal
e. Dicurigai adanya tumor intrakranial
4. Titer virus untuk infeksi kongenital
a. Kelainan pendengaran tipe sensorineural
b. Neonatal hepatosplenomegali
c. Petechie pada periode neonatal
d. Chorioretinitis
e. Mikroptalmia
f. Kalsifikasi intrakranial
g. Mikrosefali
5. Serum asam urat
a. Choreoatetosis
b. Gout

24
c. Sering mengamuk
6. Laktat dan piruvat darah
a. Asidosis metabolik
b. Kejang mioklonik
c. Kelemahan yang progresif
d. Ataksia
e. Degenerasi retina
f. Ophtalmoplegia
g. Episode seperti stroke yang berulang
7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
a. Hepatomegali
b. Tuli
c. Kejang dini dan hipotonia
d. Degenerasi retina
e. Ophtalmoplegia
f. Kista pada ginjal
8. Serum seng (Zn)
a. Acrodermatitis
9. Logam berat dalam darah
a. Anamnesis adanya pika
b. Anemia
10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
a. Gerakan involunter
b. Sirosis
c. Cincin Kayser-fleischer
11. Serum asam amino atau asam organik
a. Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada bayi
b. Gagal tumbuh
c. Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit
d. Warna rambut yang tidak biasa
e. Mikrosefali
f. Asidodis yang tidak diketahui sebabnya
12. Plasma amonia
a. Muntah-muntah dengan asidosis metabolik
13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit
a. Kehilangan fungsi motorik dan kognitif
b. Atrofi N. Optikus
c. Degenerasi retina
d. Sereberal ataksia yang berulang
e. Mioklonus
f. Hepatosplenomegali
g. Kulit yang kasar dan lepas-lepas
h. Kejang
i. Pemebsaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun
14. Urin mukopolisakarida
a. Kiposis
b. Anggota gerak yang pendek
c. Badan yang pendek
d. Hepatosplenomegali
e. Kornea keruh

25
f. Gangguan pendengaran
g. Kekakuan pada sendi
15. Urin reducing substance
a. Katarak
b. Hepatomegali
c. Kejang
16. Urin ketoacid
a. Kejang
b. Rambut yang mudah putus
17. Urin asam vanililmandelik
a. Muntah-muntah
b. Isapan bayi pada saat menyusu lemah
c. Gejala disfungsi autonomik
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

LO 1.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Retardasi Mental


 Disleksia Anak mempunyai kesukaran dalam berbicara dan mengucapkan kata-kata segera
setelah disekolahkan. Kerusakan terletak di lintasan integratif antara sirkuit visual dan
sirkuit auditorik, mereka dapat berpikir tetapi mewujudkan pikirannya dalam bentuk kata-
kata atau tulisan dirasa sangat sulit.
 Sindroma Ertzam Gangguan dalam berhitung dan menulis. Motorik mereka terganggu
dalam melaksanakan gerakan komplek dimana gerakan diperlukanseperti dalam hal
menulis. Namun demikian ia dapat membaca dengan lancar.
 Sindroma Gertsman Tidak dapat mengenal benda-benda dengan sensibilitasnya. Mereka
mendapat banyak kesukaran dalam menulis karena tidak mampu menyusun pemikiran. Juga
berhitung adalah sukar bagi mereka. Lesi serebral yang bertanggung jawab atas gangguan
tersebut adalah girus angularis.
 Sindroma diskontrol Lambat sekali dalam mengekspresikan kehendaknya dan lambat
bereaksi trerhadap stimulus dunia luar. Mereka dapat berbahasa, penglihatannya tidak
terganggu dan pendengarannya baik. Namun mereka lambat diperintah atau tidak bereaksi
bila diperintah. Lesi serebral yang mendasari gangguan ini tidak diketahui, tetapi
pengobatannya dengan perangsang amphetamine dapat memperbaiki keadaan.
 Afasia dan Afonia Afasia timbul sebagai akibat manifestasi lesi serebral di area brocca dan
atau wernicke. Afonia adalah bisu tidak dapat mengeluarkan kata-kata karena anak ini tuli
sebelum ia belajar berbahasa. Afasia motorik akibat lesi di area brocca dengan gejala tidak
mampu mengeluarkan kata-kata untuk mengutarakan pikirannya dan afasia sensoris akibat
lesi di area wernicke dengan gejala tidak mampu untuk mengerti bahasa lisan atau tulisan.
 Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)
Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen
transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem
dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan
sirkuit fronto-striatal.
Manifestasi Klinis:
Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas.
Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering
lupa akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus
dikerjakannya. Bila sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di sekitarnya
sehingga seringkali, dengan perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang
yang berada di dekat anak berjatuhan. Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita

26
ADHD memiliki IQ normal, bahkan diantaranya ada yang diatas rerata. Dampak bagi
individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat
dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang “sulit”.

LO 1.7 Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Retardasi Mental


Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama untuk
menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan
emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin
kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan kemampuan belajar pada
umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma
aminobutyric acid (GABA).Pendekatan farmakologis dalam terpai gangguan mental komorbid
pada pasien retardasi mental adalah banyak kesamaannya seperti untuk pasien yang tidak
mengalami retardasi mental. Semakin banyak data yang mendukung pemakaian berbagai
medikasi untuk pasien dengan gangguan mental yang tidak retardasi mental. Beberapa
penelitian telah memusatkan perhatian pada pemakaian medikasi untuk sindrom perilaku
berikut ini yang sering terjadi di antara retardasi mental
 Agresi dan perilaku melukai diri sendiri
o Beberapa bukti dari penelitian telah menyatakan bahwa lithium (Eskalith)
berguna dalam menurunkan agresi dan perilaku melukai diri sendiri.
o Antagonis narkotik seperti naltrexone (Trexan) telah dilaporkan menurunkan
perilaku melukai diri sendiri pada pasien retardasi mental yang juga memenuhi
kriteria diagnostik untuk gangguan austik infantile. Satu hipotesis yang
diajukan sebagai mekanisme kerja terapi naltrexone adalah bahwa obat
mempengaruhi pelepasan opioid endogen yang dianggap berhubungan dengan
melukai diri sendiri.
o Carbamazepine (Tegretol) dan valproic acid (Depakene) adalah medikasi yang
juga bermanfaat pada beberapa kasus perilaku melukai diri sendiri.
 Gerakan motorik stereotipik
Medikasi antipsikotik, seperti haloperidol (Haldol) dan chlorpromazine (Thorazine),
menurunkan perilaku stimulasi diri yang berulang pada pasien retardasi mental, terapi
medikasi tersebut tidak meningkatkan perilaku adaptif. Beberapa anak dan orang
dewasa (sampai sepertiga) dengan retardasi mental menghadapi resiko tinggi
mengalami tardive dyskinesia dengan pemakaian kontinu medikasi antipsikotik.
 Perilaku kemarahan eksplosif
Penhambat-β, seperti propranolol dan buspirone (BuSpar), telah dilaporkan
menyebabkan penurunan kemarahan ekspolasif di antara pasien dengan retardasi
mental dan gangguan autistik. Penelitian sistematik diperlukan sebelum obat dapat
ditetapkan sebagai manjur.
 Gangguan defisit atensi/hiperaktivitas
Penelitian terapi methylphenidate pada pasien retardasi mental ringan dengan
gangguan defisit atensi/hiperaktivitas telah menunjukkan perbaikan bermakna dalam
kemampuan mempertahankan perhatian dan menyelesaikan tugas. Penelitian terapi
metylphenidate tida menunjukkan bukti adanya perbaikan jangka panjang dalam
keterampilan sosial atau belajar.

Rumah Sakit/Panti Khusus


Penempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial
keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan
orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk

27
membimbing orangtua dan sosialisasi anak. Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak
retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang
lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak.

Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak
tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan
obat-obatan
dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.

Konseling
Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya
retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan
pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling
pranikah dan pranatal.

Pendidikan
Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan
pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan
untuk retardasi mental.
• Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa
• Sekolah luar biasa C
• Panti khusus
• Pusat latihan kerja (sheltered workshop)
Latihan dan Pendidikan
Pendidikan anak dengan retardasi mental secara umum ialah:
1) Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.
2) Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.
3) Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.

Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :


1) Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian sendiri,
kebersihan badan.
2) Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.
3) Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan sosial.
4) Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang tidak
baik. Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu disertai dengan
hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu disertai hadiah.

LO 1.8 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Retardasi Mental


1. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau
menurunkan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan
retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk (1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental, (2) usaha terus menerus dari
profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan
masyarakat (3) aturan yang memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal
4) eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat. Konseling
keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga dengan
riwayat gangguan genetik retardasi mental. (Kaplan, 2008)

28
Pencegahan primer juga dapat di lakukan dengan perbaikan sosio ekonomi dan tindakan
kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik,
kehamilan pada wanita adolesen dan di atas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan
otak pada anak –anak )

2. Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis
(sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali
yang kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit metabolik dan endokrin yang menurun
seperti Phenil Keton Uria (PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.

3. Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang
sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi
hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis yang rendah sampai
mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti
kejang. Konseling untuk orang tua. (Soetjiningsih, 1995)
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain
membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi
mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi
penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai,
hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.

Konsultasi iasic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak
retardasi mental mengenai penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi MMR secara
dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella sebagai salah satu penyebab retardasi
mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan amniosentesis dan
pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita
Sindrom Down. USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk
mendeteksi Sindrom Down dan spina bifida juga bias dilakukan pengukuran kadar alfa-protein
serum.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat di lakukan untuk mencegah retardasi mental :
1. Genetik. Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi
genetik untuk keluarga- keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian
retardasi mental yang penyebabnya adalah factor genetik.
2. Sosial. Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan
pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental ringan akibat
kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
3. Keracunan. Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun
lainnya akan mengurangi retardasi mental akibat keracunan. Meningkatkan kesadaran
masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat
mengurangi angka kejadian retardasi mental.
4. Infeksi. Pencegahan rubella merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk
mencegah salah satu bentuk retardasi mental. Kewaspadaan yang konstan ( misalnya yang
berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis,dan kehamilan) membantu mengurangi
retardasi mental akibat toksoplasmosis.
5. Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan
yang merangsang pertumbuhan.

29
6. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang
hidup dalam kemiskinan dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler,
pelayanan dukungan keluarga.

LO 1.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Retardasi Mental


Retardasi mental yang diketahuipenyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi
pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan dengan retardasi
mental ringan dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya
umur harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi
mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Peran Gizi pada Pertumbuhan Anak dan Remaja
LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2000).

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi
dengan lingkungannya (Kania, 2006).
a. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
30
Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak,
yaitu:
1) Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak
merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya (Kania, 2006).

2) Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini
lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan
menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan
menghambat tumbuh kembangnya (Kania, 2006).
♥ Faktor lingkungan pranatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam
kandungan. Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh pada tumbuh kembang
janin mulai dari konsepsi sampai lahir. Antara lain gizi ibu pada waktu hamil,
mekanis, toksik atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan
anoksia embrio (Soetjiningsih, 2000).
♥ Faktor lingkungan posnatal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang
teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem
yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu
sendiri. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
secara umum dapat digolongkan menjadi (Soetjiningsih, 2000):
1. Lingkungan biologis.
2. Lingkungan fisik
3. Faktor psikososial
4. Faktor keluarga dan adat istiadat.

b. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan.
Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Rusmila, 2008):
1) Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya
perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak
dan serabut saraf.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-

31
beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak.
4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan
berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental,
memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah
berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh
terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu
di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola
sefalokaudal); b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak
mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi
terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

1. Pertumbuhan Anak
Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ tubuh sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya fungsi organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya untuk perkembangan yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi. Sebuah organ yang tumbuh
atau menjadi besar karena sel-sel jaringan yang mengalami proliferasi atau hiperplasia dan
hipertrofi. Pada awalnya organ ini masih sederhana dan fungsinya pun belum sempurna.
Dengan bertambahnya umur atau waktu, organ tersebut berikut fungsinya akan tumbuh dan
berkembang. Pertumbuhan seorang anak memberikan gambaran tentang perkembangan
keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk berbagai
proses biologis termasuk untuk tumbuh (Harahap, 2004).
Periode pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam kandungan ibu sampai
umur 2 tahun disebut masa kritis tumbuh-kembang. Bila anak gagal melalui periode kritis ini
maka anak tersebut sudah terjebak dalam kondisi “point of no return”, artinya walaupun anak
dapat dipertahankan hidup tetapi kapasitas tumbuh-kembangnya tidak bisa dikembalikan ke
kondisi potensialnya (Buku saku gizi, 2010).
Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang bersifat linier dan
pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini
mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang
dihubungkan pada saat lampau, dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi
yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran (Supariasa dkk, 2002).
a. Pertumbuhan linier
Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan
pertumbuhan skeletal. Contoh ukuran linier adalah panjang badan, lingkar dada dan
lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi kurang
akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang
paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan (Supariasa dkk, 2002; Yayuk
H dan Tryanti, 2008).
b. Pertumbuhan Massa Jaringan
bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa tubuh
adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit, apabila
ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi

32
dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang
sering digunakan adalah berat badan (Supariasa dkk, 2002).
c. Tahap pertumbuhan anak
Tahap perkembangan anak berangsur-angsur mulai dari (Harahap, 2004):
1) Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian mengurang
secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.
2) Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.
3) Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).
4) Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu waktu (kira-
kira umur 18 tahun) berhenti. Dalam tahun pertama panjang badan bayi bertambah
dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga anak pada umur 1 tahun panjangnya
menjadi 71 cm (75 cm di negeri maju).Kemudian kecepatan pertambahan panjang
badan kira-kira 5 cm per-tahun (Harahap, 2004).

2. Perkembangan Anak
Perkembnagan (development) adalah bertambahnya kemapuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2000).
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuntitatif,
melainkan kualitatif. Jadi perkembangan itu adalah proses terjadinya perubahan pada
manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai
manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan
manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan
adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya perkembangan dan
pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan
mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya.
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan
Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi
(lahir – usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif
(perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan –
perubahan yang lain (Administrator, 2010).
Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan
secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari
perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak
adalah:
1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).
2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).
3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan).
4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).

a. Jenis – jenis Perkembangan


1) Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat
badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan
anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran
beberapa organ tubuh lainnya (Administrator, 2010)
2) Perkembangan Motorik Kasar

33
a) Perkembangan Motorik Kasar
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Rusmil, 2009).
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan
badannya (Administrator, 2010).
b) Perkembangan Motorik Halus
Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus
melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit,
menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri
dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam,
berenang, dll (Administrator, 2010; Rusmil, 2009).
c) Tahap Perkembangan Motorik
Berikut tahapan-tahapan perkembangannya Admin (2010):
Usia 1-2 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• merangkak • mengambil benda kecil dengan ibu


• berdiri dan berjalan beberapa jari atau telunjuk
langkah • membuka 2-3 halaman buku secara
• berjalan cepat bersamaan
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh • menyusun menara dari balok
• merangkak di tangga • memindahkan air dari gelas ke gelas
• berdiri di kursi tanpa pegangan lain
• menarik dan mendorong benda- • belajar memakai kaus kaki sendiri
benda berat • menyalakan TV dan bermain remote
• melempar bola • belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun


Motorik Kasar Motorik Halus

• melompat-lompat • mencoret-coret dengan 1 tangan


• berjalan mundur dan jinjit • menggambar garis tak beraturan
• menendang bola • memegang pensil
• memanjat meja atau tempat tidur • belajar menggunting
• naik tangga dan lompat di anak • mengancingkan baju
tangga terakhir • memakai baju sendiri
• berdiri dengan 1 kaki

34
Usia 3-4 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat dengan 1 kaki • menggambar manusia
• berjalan menyusuri papan • mencuci tangan sendiri
• menangkap bola besar • membentuk benda dari plastisin
• mengendarai sepeda • membuat garis lurus dan lingkaran cukup
• berdiri dengan 1 kaki rapi

Usia 4-5 tahun


Motorik Kasar Motorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat • menggunting dengan cukup baik
• seimbang saat berjalan mundur • melipat amplop
• melompati rintangan • membawa gelas tanpa
• melempar dan menangkap bola menumpahkan isinya
• melambungkan bola • memasikkan benang ke lubang besar

d) Fungsi Perkembangan Motorik


Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh
perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu
dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut (Perdani, 2009):
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap
bola atau memainkan alat-alat mainan.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak
berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang
independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan
dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang
perkembangan rasa percaya diri.
3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal
Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis,
dan barisberbaris.
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak
normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman
sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer
(terpinggirkan).
5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan
selfconcept atau kepribadian anak.

e) Uji Perkembangan Motorik

35
Berikut adalah beberapa tes perkembangan motorik yang sering digunakan
dalam menilai perkembangan anak, yaitu (Narendra, 2006) :
1. Brazelton Newborn Behaviour Assessment Scale, berfungsi menaksir
kondisi bayi, refleks dan interaksi. Skala ini digunakan untuk anak umur
neonatus
Uzgiris-Hunt Ordinal Scale, berfungsi menaksir stadium sensorimotor
menurut Piaget, yang digunakan pada anak umur 0-2 tahun.
2. Gesell Infant Scale dan Catell Infant Scale, berfungsi terutama menaksir
perkembangan motorik pada tahun pertama dengan beberapa
perkembangan sosial dan bahasa, digunakan pada umur 4 minggu-3,5/6
tahun.
3. Bayley Infant Scale of Development, berfungsi menaksir perkembangan
motorik dan sosial, digunakan pada usia 8 minggu – 2,5 tahun.
4. The Denver Developmental Screening Test, berfungsi menaksir
perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar
pada usia 1 bulan – 6 tahun.
5. Yale Revised Development Test, berfungsi menaksir perkembangan
motorik kasar, motorik halus, adaptif, perilaku sosial dan bahasa,
diguanakn pada usia 4 minggu – 6 tahun
6. Geometric Forms Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik halus
dan intelektual.
7. Motor Milestone Development

Kartu perkembangan motorik anak merupakan kartu yang digunakan


Depkes dan dokter anak. Kurva perkembangan anaknya hanya
mencantumkan satu titik kemampuan gerak anak yang merupakan hasil
perhitungan modus sejumlah anak pada umur tertentu pada studi
perkembangan anak di luar negeri. Secara alamiah setiap anak dalam
perkembangannya memiliki variasi kemampuan gerak (motorik
milestone) pada umur yang dicapai.

Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi dan. Makanan Bogor pada


pertengahan tahun 2003; telah me1akukan penelitian studi motorik·
milestone untuk pembuatan KMS perkembangan anak. Penelitian ini
adalah untuk memperoleh jawaban karena menurut kronologis
kemampuan motorik milestone serta variasinya menurut umur anak,
sehingga mendapatkan suatu kurva perlcembangan anak yang sesuai
dan relevan dengan program nasional gizi dan kesehatan.

Hasil penelitiannya menghasilkan sutau Irurva perkembangan anak


yang merupakan cikal bakal untuk kurva perkembangan anak. Kurva
perkembangan anak yang terbentuk ini merupakan gambaran dari
perkembangan anak sehat Indonesia, Berikut ini, antropometri yang
digunakan untuk mengukur motorik bayi dengan mengggunakan
Milestone Perkembangan Motori :

Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik yang dikembangkan oleh


Depkes.

36
Gambar 1 : Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik

3) Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara
berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat
imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah
berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya
menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar
(Administrator, 2010).
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut
pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas
mental yang difokuskan pada objek – objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam
upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan
informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai
kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan
sesungguhnya (Administrator, 2010).

37
b. Ciri – Ciri Perkembangan
Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki ciri-ciri
sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut, sebagai berikut Soetjiningsih
(2000):

1) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah proses yang


kontinue dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak
didalam kandungan, dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana
perkembangan dapat dengan mudah diamati.
2) Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan. Terdapat
3 (tiga) periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun,
dan masa pubertas.
3) Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya
berbeda.
4) Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi akan
menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya.
5) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakan volunter tercapai.
Sumber :
repository.unhas.ac.id/bitstream/123456789/400/3/BAB%20II.docx
http://idai.or.id/downloads/CDC/Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf

Skala Yaumil-mimi
Perkembangan Mental Anak
(Gerakan-gerakan Kasar&Halus,Emosi,Sosial,Perilaku,Bicara).

Perkembangan anak balita:


 Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni prasekolah,
sekolah, akil balig dan remaja
 Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:1. Kesehatan & gizi yang baik dari ibu
hamil, bayi dan anak prasekolah2. Stimulasi/ rangsangan yang cukup dalam kualitas
dan kuantitas
 Keluarga dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) mempunyai peran yang penting dalam
pembinaan fisik, mental sosial anak balita

Dari lahir sampai 3 bulan:


 Belajar mengangkat kepala
 Belajar mengikuti objek dengan matanya
 Melihat ke muka orang dengan tersenyum
 Bereaksi terhadap suara/ bunyi
 Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
 Menahan barang yang dipegangnya
 Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

Dari 3 bulan sampai 6 bulan:


 Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
 Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar
jangkauannya.
 Menahan benda-benda di mulutnya

38
 Berusaha memperluas lapangan pandangan
 Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
 Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

Dari 6 bulan sampai 9 bulan:


 Dapat duduk tanpa dibantu
 Dapat tengkurap dan berbailik sendiri
 Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
 Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
 Memegang benda kecil daengan ibu jari dan jari telunjuk
 Bergembira dengan melempar benda-benda
 Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
 Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/ lain
 Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian

Dari 9 bulan sampai 12 bulan:


 Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
 Dapat berjalan dengan dituntun
 Menirukan suara
 Mengulang bunyi yang didengarnya
 Belajar menyatakan satu atau dua kata
 Mengerti perintah sederhana atau larangan
 Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh
apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya (memasuki fase oral sepertinya)
 berpartisipasi dalam permainan

Dari 12 bulan sampai 18 bulan:


 Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
 Menyusun 2 atau 3 kotak
 Dapat mengatakan 5-10 kata
 Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Dari 18 sampai 24 bulan:


 Naik turun tangga
 Menyusun 6 kotak
 Menunjuk mata dan hidungnya
 Menyusun dua kata
 Belajar makan sendiri
 Menggambar garis di kertas atau pasir
 Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/ kencing
 Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
 Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Dari 2 sampai 3 tahun:


 Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
 Membuat jembatan dengan 3 kotak
 Mampu menyusun kalimat
 Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya
 Menggambar lingkaran

39
 Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar
keluarganya

Dari 3 sampai 4 tahun:


 Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
 Berjalan pada jari kaki
 Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
 Menggambar garis silang
 Mengenal 2 atau 3 warna
 Menggambar orang hanya kepala dan badan
 Bicara dengan baik
 Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
 Banyak bertanya
 Bertanya bagaimana anak dilahirkan
 Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, dan sisi belakang
 Mendengarkan cerita-cerita
 Bermain dengan anak lain
 Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudranya
 Dapat melakasanakan tugas-tugas sederhana

Dari 4 sampai 5 tahun:


 Melompat dan menari
 Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
 Menggambar segi empat dan segi tiga
 Pandai bicara
 Dapat menghitung jari-jarinya
 Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
 Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
 Minat kepada kata baru dan artinya
 Memprotes bila dilarang apa yang diingininya
 Mengenal 4 warna
 Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil
 Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

Pendidikan/ stimulasi yang perlu diberikan:


 Akademik sederhana: pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan berhitung
 Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat
 Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman
 Menyanyi, menggambar
 Bahasa: bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucapkan syair sederhana
 Melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan, menyampaikan berita
 Menggambar
 Membuat permainan dari kertas
 Mengenal tugas, larangan-larangan
 Aktivitas sehari-hari: makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air besar (BAB),
kontrol buang air kecil (BAK).

Tumbuh Kembang Masa Remaja .


Wanita :

40
-Tumbuh Rambut halus
-Payudara membesar
-Pinggul membesar
-Kulit dan Rambut berminyak.
-Bokong berkembang lebih besar.
-Pada vagina megeluarkan cairan.
-Menstruasi.

Laki-Laki :
-Tumbuh rambut halus
-Keringat bertambah
-Kulit dan rambut berminyak
-Dada bertambah besar dan bidang.
-Tumbuh jakun.
-Suara bertambah berat.
-Mimpi basah.

(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-Jenis Zat Gizi yang Dibutuhkan untuk
Pertumbuhan Anak dan Remaja
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat
diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga
usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting
dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak. (Soekirman, 2000)
Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
1. Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai
sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru.
2. Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan
penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel
otak satu ke sel otak yang lain.
3. Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak
baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling
utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan
DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan
kod.
4. Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang
kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin D  menjaga kesehatan tulang dan gigi.
DHA 224 mg/5 ml  membantu perkembangan sel-sel otak.

41
Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat
gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga
anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan
bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.

Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok
asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).

1. Asam lemak tak jenuh


Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan
diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam
lemak tak jenuh itu adalah:

a. DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan


sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu
perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh,
daya ingat, mental, dan penglihatan.
b. AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu
pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah
dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.

Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini
bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.
(Moersintowati, 2008)

2. Kalori dan protein


Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan
mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses
metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk
otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk
olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.
3. Zat besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut
dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan
eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah
tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan,
telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

4. Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1,
B3, B6, dan B12.
Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja
sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam

42
proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa
kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang,
serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12
jga membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan,
biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
5. Seng (Zn)

Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng
juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng
dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng
banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
(Hurlock, 2007)

Jenis Nutrisi Fungsi Sumber


Air Pelarut untuk pertukaran seluler Air, makanan
Transportasi nutrien dan produk buangan tubuh
Mengatur suhu tubuh
Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan Susu, telur, daging,
dan perbaikan jaringan kacang-kacangan,
Menjaga keseimbangan osmotik padi-padian
Membentuk hemoglobin, nukleoprotein,
glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi
Karbohidrat Sebagai sumber energi Susu, padi-padian,
Membentuk glikogen dan lemak buah, sirup, tepung,
Membantu pembentukan asam amino sayuran
Lemak Sebagai sumber cadangan energi Susu, mentega, telur,
Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organ- daging, ikan, minyak
organ tubuh sayur
Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar
Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K
Memperlambat proses pengosongan lambung

(Nelson, 1999)

Jenis Vitamin Fungsi Sumber


Penglihatan Susu, telur, buah,
Vitamin A Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitel sayur, cod & halibut
Diferensiasi sel-sel epitel liver oil
Vitamin B
Thiamine Sebagai koenzim dalam metabolisme Padi-padian, ragi,
karbohidrat jeroan
Riboflavin Konduksi membran dan saraf Susu, telur, daging,
Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan kacang-kacangan
FMN
Berperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD
Niasin dehidrogenase Ikan tuna dan halibut,
daging, sereal gandum

43
Merupakan komponen dari hampir semua zat-zat
Asam pembawa elektron dalam sel hidup Kuning telur, susu,
Pantothenat Berperan dalam berbagai proses metabolisme kacang-kacangan
Piridoksin Sebagai bagian dari koenzim A dan protein Daging, ikan, tepung
pembawa asil kedelai, ragi
Asam Folat Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan Sayuran hijau, kacang-
piridiksamine fosfat kacangan, telur, ikan
Kobalamin Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam Telur, susu
metabolisme asam amino, purin, dan nukleat
Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA
Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks Kacang-kacangan,
potensial tubuh sayuran hijau, buah-
Integritas epitel melalui kesehatan kolagen buahan
Vitamin C Mekanisme imunitas
Mempercepat absorbsi besi
Sintesis hormon norepinefrin dan reseptor
neurotransmitter asetilkolin
Homeostasis kalsium dalam plasma Minyak ikan laut,
Mengatur sintesis protein yang mengatur kuning telur
Vitamin D transpor Ca
Pembentukan garam Ca di jaringan yang
membutuhkan
Sebagai antioksidan alam paling kuat Minyak biji-bijian,
Vitamin E
Berperan dalam metabolisme selenium buah, sayur, lemak
Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan X Sayuran hijau, sereal,
Vitamin K Sebagai kofaktor enzim yang mempercepat susu, telur
reaksi karboksilase pada hati

(Nelson, 1999)

Jenis Mineral Fungsi Sumber


Kalsium Membentuk struktur tulang dan gigi Susu, sayur hijau,
Membantu proses kontraksi otot dan kerja salmon, kerang
jantung
Membantu koagulasi darah Garam, daging, susu,
Klorida Membantu keseimbangan asam basa telur
Membentuk HCl lambung
Khromium Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin Ragi
Kobalt Merupakan komponen pembentuk molekul Tersebar luas
vitamin B12 dan eritropoietin
Tembaga Penting untuk produksi sel darah merah, Hati, tiram, daging,
transferin, dan hemoglobin ikan, butir padi,
Membantu penyerapan besi kacang
Fluorin Membentuk struktur gigi dan tulang Air, makanan laut
Iodium Merupakan komponen pembentuk hormon T3 Garam, makanan laut
dan T4
Besi Membentuk struktur hemoglobin, enzim Hati, daging, kuning
oksidatif, sitokrom C, dan katalase telur, sayuran hijau

44
Magnesium Membentuk struktur tulang dan gigi Biji-bijian, kacang,
Iritabilitas otot dan saraf daging, susu
Kation intraseluler
Mangan Berperan dalam aktivasi enzim Sayuran hijau, biji-
Metabolisme karbohidrat bijian
Molibdenum Komponen enzim santin oksidase Sayuran
Mobilisasi feritin dalam hati
Fosfor Membantu pembentukan tulang dan gigi Susu, kuning telur,
Struktur nukleus dan sitoplasma sel kacang-kacangan
Kalium Berperan dalam kontraksi otot Tersebar luas
Hantaran impuls saraf
Keseimbangan cairan dalam tubuh
Selenium Kofaktor glutation peroksidase Sayuran, daging
Sulfur Unsur pokok protein seluler Makanan berprotein
Berperan dalam pembentukan melanin
Natrium Berperan dalam menjaga tekanan osmotik Garam, susu, telur
Menjaga keseimbangan asam basa
Seng Unsur pokok enzim Daging, susu, kacang

(Nelson, 1999)

Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan


Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua.
Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan
beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi,
lingkungan yang sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah
7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :
1. Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.
2. Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan
daya ingat.
3. Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem
saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.
4. Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat
penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.
5. Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat
memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.
6. Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa
dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara
kesehatan sistem saraf. Gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung
kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.
7. Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi,
khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat

45
penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak
nutrisinya.
(Hurlock, 2007)
Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi
Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah
dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3.
Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2
tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak.
1. Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
2. Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
3. Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.
4. Pada umur 10 tahun mencapai 99%.

LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Kebutuhan Zat Gizi untuk Pertumbuhan


Anak dan Remaja
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja
setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat
meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk
lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok
untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.

Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat
gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh. Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-
hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan
energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun
kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/
hari.

Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat.


Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan
protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun
adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang
(hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan
disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen
Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per
hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari.
Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak
mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat
mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu
vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme
energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin
B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel
dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

46
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah
yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran
berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama
dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
Adapun kebutuhan gizi pada bayi antara lain:
Energi
Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi
menurut usia dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama, yaitu
pada masa pertumbuhan cepat adalah 120 kkal/ kg BB/ bulan pertama. Secara umum
selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi memrlukan energi sebesar kira-kira 115-120
kkal/BB/hari pada 6 bulan sesudahnya.
Energi dipasok terutama oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga bisa
digunakansebagai sumber energi jika sumber lain sangat terbatas. Cara terbaik untuk
menghitung taksiran kebutuhan energi bayi adalah dengan mengamati pola pertumbuhan
yang meliputi BB, TB, linkar kepala, kesehatan dan kepuasan bayi. Asupan energi juga
dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan. Jumlah
tersebut secara sederhana dapat ditentukan bsarkan berat badan. Bayi seberat 0 - 10 kg
memerlukan 100 kkal/kg BB, mereka yang seberat 11 - 20 kg membutuhkan 1000 kkal/
kgBB ditambah dengan 50 kkal/ kgBB di atas 10kg untuk kelebihan berat di atas 10 kg.

Cairan
Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan kalori, suhu lingkungan,kegiatan
fisik, kecepatan pertumbuhan, dan berat jenis air seni. Air menyusun kira-kira 70% berat badan
pada saat lahir yang kemudian menurun sampai 60%menjelang bayi berusia 12 bulan. Jumlah
air yang dibutuhkan oleh bayi lebih besar 50% dibandingkan kebutuhan orang dewasa. Rasio
cairan:kalori adalah 1,5 cc/1kkal (rasio orang dewasa = 1 cc/kkal.

Lemak
Air susu ibu memasok sekitar 40 ± 50% energi sebagai lemak (3 ± 4 g/ 100cc).Lemak
minimal harus menyediakan 30% energi yang dibutuhkan bukan saja untuk mencukupi
kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan asam lemak esensial, vitamin
yang terlarut dalam lemak, kalsium, serta mineral lain, dan juga untuk menyeimbangkan diet
agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber lain. Setidaknya 10% asam lemak sebaiknya
dalam bentuk tak jenuh ganda yang biasanya dalam bentuk asam linoleat. Asam linoleat juga
merupakan asam lemak esensial. Dari ASI, bayi menyerap sekitar 85 ± 90% lemak. Enzim
lipase di dalammulut (lingual lipase) mencerna zat lemak sebesar 50 ± 70%.

Karbohidrat
Kebutuhan akan karbohidrat bergantung pada besarnya kebutuhan akan kalori.Belum ada
anjuran berapa jumlah karbohidrat yang harus dikonsumsi dalam satuhari. Namun, sebaiknya
60 ± 70% energi dipasok oleh karbohidrat. Jeniskarbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah
laktosa, bukan sukrosa, karena laktosa bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi. Manfaat ini
berupa pembentukan florayang bersifat asam dalam usus besar sehingga penyerapan kalsium
meningkat dan penyerapan fenol dapat dikurangi. Pada ASI dan sebagian besar susu
formula,laktosa memang menjadi sumber karbohidrat utama. Sumber kalori
pasokankarbohidrat diperkirakan sebesar 40 ± 50% yang sebagian besar dalam bentuk laktosa.

Protein
Besaran pasokan protein dihitung berdasarkan kebutuhan untuk bertumbuhkembang dan
jumlah nitrogen yang hilang lewat air seni, tinja, dan kulit. Mutu protein bergantung pada

47
kemudahannya untuk dicerna dan diserap (digestibility danabsorpability) serta komposisi asam
amino di dalamnya. Jika asupan asam amino kurang, pertumbuhan jaringan dan organ, berat
dan tinggi badan, serta lingkar kepala akan terpengaruh. Sedangkan bila asupan protein
berlebihan, terutama pada bayi kecil akan menyebabkan kelebihan asam amino yang harus
dimetabolisme dandieliminasi sehingga menimbulkan stress berat pada hati dan ginjal.

dan asam amino, serta 0,3 ± 0,4 g nitrogen yang bukan asam amino per kilogram berat
badan perhari. Nilai biologi protein ASI lebih tinggi ketimbang protein lain. Kebanyakan
susuformula dirancang untuk memenuhi kebutuhan sebesar 2,3 gram/ 100 kkal(bandingkan
dengan 1,6/ 100 kkal). Takaran yang dianjurkan adalah sebesar 1,8/100 kkal dengan PER setara
dengan casein (takaran minimum).Koefisien pemakaian protein ASI dianggap 100%.
Berdasarkan koefisien tersebut, kebutuhan akan protein kemudian dihitung menjadi sebesar:
1,6 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 ± 4 bulan
1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 ± 12 bulan
1,2 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 ± 36 bulan

Jika bahan pangan yang digunakan tidak bernilai biologi tinggi (misalnya susuformula),
besarnya protein yang harus diberikan adalah:
1,9 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 ± 4 bulan
1,7 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 ± 12 bulan
1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 ± 36 bulan

Jika dihitung berdasarkan berat badan, besarnya kebutuhan protein adalah:


2,2 g/ kg/ hari pada usia < 6 bulan
2 g/ kg/ hari pada usia 6 ± 12 bulan
1 ± 1,5 g/ kg/ hari pada usia di atas 1 tahun

Asupan protein yang berlebih dapat menyebabkan intoksikasi protein, yang


memilikigejala: letargi, hiperammonemia, dehidrasi, dan diare.

Vitamin dan Mineral


Air susu ibu yang sehat dan cukup makan dianggap cukup mengandung elemenkelumit kecuali
vitamin D dan di beberapa daerah tertentu, flour. Sebelum diputuskan untuk memberikan
suplementasi, perlu dipertimbangkan keadaanseperti:
a. Status gizi bayi serta ibunya
b. Perkiraan asupan makanan ibunya
c. Makanan padat apa yang akan diberikan pada bayi pada saat penyapihan

Komposisi zat gizi dalam makanan tersebutJika bayi telah diberikan ASI dalam jumlah yang
adekuat, dan ibu memiliki statusgizi yang baik, suplementasi tidak perlu diberikan, kecuali
pada daerah tertentuyang memerlukan tambahan fluor dan vitamin D.
Fluor yang ditambahkan 0,25 cc/hari. Vitamin D dianjurkan 400 IU (10 µg)/ hari, terutama
bagi mereka yang jarang bersentuhan dengan matahariSementara itu, pemberian dua suplemen
lain yaitu besi dan vitamin K, masihdiperdebatkan.

Zat Besi
Sebagian klinisi menganjurkan agar bayi baru lahir diberi 7 mg Fe sulfat (keterserapan 10%).
Sebagian lagi tidak setuju, kecuali jika bayi telah berusia 4 ± 6 bulan, karena tambahan ini akan
menjenuhkan protein bakteriostatik dalam ASI, yaitu laktoferin yang pada gilirannya dapat

48
menurunkan keefektifan laktoferin.Gejala yang tidak diinginkan akibat Fe ialah sembelit,
muntah, diare, pewarnaangigi, serta defisiensi Zn (karena penyerapannya diganggu oleh Fe).

Vitamin K
Untuk mencegah perdarahan dianjurkan pemberian vitamin K secara parenteral.Sebab
produksi vitamin K oleh mukosa usus belum berlangsung karena selama beberapa hari sesudah
lahir., saluran usus bayi masih steril. (Hurlock, 2007)

Kebutuhan gizi pada anak


1. Kebutuhan Gizi untuk anak sekolah (6 – 13 tahun)
Pada usia sekolah ini, anak akan melakukan banyak aktivitas fisik maupun
mental,seperti : bermain, belajar, berolahraga, dll. Zat gizi yang diberikan pada nya akan
membantudalam meningkatkan kesehatan tubuh anak sehingga sistem pertahanan
tubuhnya berkembang dengan baik atau tidak mudah untuk terserang penyakit. Hal yang
tidak mudahadalah mengawasi jenis makanan atau jajanan anak baik disekolah maupun
dilingkungannya karena pada saat ini anak sudah mulai berinteraksi dengan orang lain
(temansebaya).
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi yang lebih
dibandingdengan anak balita. Diperlukan pula tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat
besikarena pertumbuhan pada kisaran usia ini sedang pesat dan aktivitas anak semakin
bertambah.Untuk memneuhi kebutuan energi dan zat gizi, anak terkadang makan hingga 5
kalisehari. Namun sebaiknya anak tetap diajari untuk makan 3 kali sehari dengan menu
giziyang tinggi, yaitu : sarapan, makan siang, dan makan malam. Anak juga perlu untuk
diajarisarapan pagi agar dapat berfikir dengan baik di sekolah.

LI 3 Memahami dan Menjelaskan Tanggungjawab dan Kewajiban Orangtua pada


Anak dalam Pandangan Islam
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Setiap bayi itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhid, iman).
Orang tuanyalah yang (potensial) menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

Oleh karena itu tanggung jawab orang tua terhadap anak-anak mereka amat besar. Mereka
dituntut untuk bersungguh-sungguh mendidik, mengasuh, dan mengajar, serta memperhatikan
anak-anak mereka sejak usia dini, baik dari segi agama (ibadah dan akidah), intelektualitas,
mental, akhlak, maupun jasmani. Juga sikap istiqamah (konsistensi) terhadap kebenaran dan
petunjuk agama yang lurus.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim [66]: 6)

Tanggung jawab para bapak terhadap anak-anak mereka besar, tetapi tanggung jawab para ibu
lebih lebih berat dan penting. Sungguh indah kata mutiara Ahmad Syauqi: “Ibu adalah sekolah
(utama). Jika engkau persiapkan dia dengan sungguh-sungguh, engkau telah mempersiapkan
(lahirnya) sebuah generasi bangsa yang harum namanya.

49
Bukan saja sang anak, orang tua pun mempunyai kewajiban terhadap anak yang harus
ditunaikan. Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah sebuah wujud aktualitas hak-hak
anak yang harus dipenuhi oleh orang tua
1. Anak mempunyai hak untuk hidup
Allah berfirman:
‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan
memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap
bisa hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi
jaminan kepada kita bahwa Allah pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua
maupun sang anak, asalkan tentu saja berusaha.
2. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman
Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS AI Baqarah: 233)

Allah berfirman, yang artinya:


Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
lbunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkanya dengan susah
payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (QS Al
Ahqaf 15).
Al ‘Allamah Siddiq Hasan Khan berkata,
“Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Maksudnya, adalah
jumlah waktu selama itu dihitung dari mulai hamil sampai disapih.”
Allah ta’ala berfirman; “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah tambah, dan menyapihnya dalamdua tahun…dst” . ( QS: 31; 14 ).

3. Memberi Nama yang Baik


Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam
memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir.
Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak
dewasa.” Rasulullah saw diketahui telah memberi perhatian yang sangat besar
terhadap masalah nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik
(patut) dan tak berarti, beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang pantas.
Beliau mengubah macam-macam nama laki-laki dan perempuan. Seperti dalam hadits
yang disampaikan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw biasa merubah nama-nama
yang tidak baik. (HR. Tirmidzi).

Beliau sangat menyukai nama yang bagus. Bila memasuki kota yang baru, beliau
menanyakan namanya. Bila nama kota itu buruk, digantinya dengan yang lebih baik.
Beliau tidak membiarkan nama yang tak pantas dari sesuatu, seseorang, sebuah kota
atau suatu daerah. Seseorang yang semula bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat)
diganti dengan Jamilah (cantik), Harb diganti dengan Salman (damai), Syi’bul
Dhalalah (kelompok sesat) diganti dengan Syi’bul Huda (kelompok yang benar) dan
Banu Mughawiyah (keturunan yang menipu) diganti dengan Banu Rusydi (keturunan
yang mendapat petunjuk) dan sebagainya (HR. Abu Dawud dan ahli hadits lainAn-
Nawawi, Al Azkar: 258)

50
Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama
kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud)
Pemberian ‘nama yang baik’ bagi anak adalah awal dari sebuah upaya pendidikan
terhadap anak anak. Ada yang mengatakan; ‘apa arti sebuah nama’. Ungkapan ini tidak
selamanya benar. Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah
do’a. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai
dengan namanya. Adapun setelah kita berusaha memberi nama yang baik, dan telah
mendidiknya dengan baik pula, namun anak kita tetap tidak sesuai dengan yang kita
inginkan, maka kita kembalikan kepada Allah s.w.t.
4. Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; ‘ menyembelih kambing untuk (bayi)
yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya. Rasulullah
s.a.w. bersabda; ‘Tiap tiap seorang anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih
(‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy,
hadits dari Samurah ).

5. Mendidik anak
Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang
tamu lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, “Anakku ini sangat bandel.”
tuturnya kesal. Amirul Mukminin berkata, “Hai Fulan, apakah kamu tidak takut
kepada Allah karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?”
Anak yang pintar ini menyela. “Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya
kewajiban memenuhi hak anak?”
Umar ra menjawab, “Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan
sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga,
mendidik mereka dengan al-Qur’an.”
Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, “Demi Allah,
ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama “Kelelawar
Jantan”, sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu
ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya
berkata, “Kau telah berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu….”

Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia
senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad
dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati
seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang
diberikan Allah kepada seorang ibu.

Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti
(misalnya) mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan
mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi
penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang
akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.
Berikut beberapa perkara yang wajib diperhatikan oleh ibu dalam mendidik anak-
anaknya: Menanamkan aqidah yang bersih, yang bersumber dari Kitab dan Sunnah
yang shahih.

Allah berfirman yang artinya:

51
Maka ketahuilah bahwa sesugguhnya tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah.
(QS Muhammad: 19)

Rasulullah bersabda, yang artinya:


Dari Abul Abbas Abdullah bln Abbas, dia berkata: Pada suatu hari aku membonceng
di belakang Nabi, kemudian beliau berkata, ‘Wahai anak, Sesungguhnya aku
mengajarimu beberapa kalimat, yaitu: jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.
Jagalah Allah, niscaya engkau mendapatiNya di hadpanmu. Apablla engkau meminta,
maka mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau mohon pertotongan, maka mohonlah
pertotongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat berkumpul untuk
memberimu satu manfaat, niscaya mereka tidak akan dapat memberimu manfaat,
kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan jika mereka berkumpul
untuk memberimu satu bahaya, niscaya mereka tidak akan bisa membahayakanmu,
kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan
tinta telah kering.”

Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang
sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang
bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap
agama ini kepada anak-anaknya.

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah
seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warisanpun berkewajiban demikian. Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Cukup berdosa orang yang menyia nyiakan (tanggung jawab) memberi makan
keluarganya.’ ( HR Abu Daud )./1100;247/33.

6. Memberi rizqi yang ‘thayyib’


Rasulullah s.a.w. bersabda;
Dari Abu Rafi’ r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w. ‘Kewajiban orang
tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan
memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim/Depag;51.

7. Mendidik anak tentang agama


Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Tiap bayi dilahirkan dalam kadaan suci ( fithrah Islamy ) . Ayah dan Ibunyalah kelak
yang menjadikannya Yahudi, Nashrany, atau Majusyi. HR Bukhary.;1100;243/15.
Mendidik anak pada umunya baik laki laki maupun perempuan adalah kewajiban bagi
kedua orang tuanya.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka
akan menyebabkannya masuk sorga. ( HR Al Bukhary )/ 1100; 244/20.

8. Mendidik anak untuk sholat

9. Menyediakan tempat tidur terpisah antara laki laki dan perempuan


Islam mengejarkan ‘hijab’ sejak dini. Meskipun terhadap sesama Muhrim , Bila telah
berusia tujuh tahun tempat tidur mereka harus dipisahkan.
Rasulullah s.a.w. bersabda;

52
‘Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika
mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka ( putra putri ).
Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak
berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum juga mau
mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan
pukulan yang membekas atau menyakitkan
10. Mendidik anak tentang adab yang baik
Banyak anak terpelajar, namun sedikit anak yang ‘terdidik’. Banyak orang pandai,
namun sedikit orang yang taqwa’.
Islam mengutamakan pendidikan mental. ‘Taqwa itu ada disini’, kata Rasulullah seraya
menunjukkan kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber yang menentukan
baik buruknya perilaku seseorang. Nabi tidak menunjukkan kearah ‘kepalanya, tapi
kerah dadanya.

11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik


Berkata shahabat ‘Aly r.a.;
‘Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda
dengan zamanmu.’ (Depag;19).

12. Memberi pengajaran Al Quran


Rasulullah s.a.w. bersabda;’Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur
aan dan mengajarkannya’.
Pengetahuan tentang Al Quraan harus lebih diutaman dari Ilmu ilmu yang lainnya. Nabi
s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun
yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Qur aan) yang muhkamat, ilmu
tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).

13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis


Rasulullah s.a.w. bersabda;
Dari Abu Rafi’ r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w. ‘Kewajiban orang
tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan
memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim/Depag;51.

14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan


Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Jagalah kebersihan* dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya
Allah Ta’ala menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga
kecuali orang yang memelihara kebersihan.’ ( HR At Thabarany )/Depag; 57.

15. Memberikan pengajaran ketrampilan.


Islam memberantas pengangguran. Salah satu penyebab adanya panganguran adalah
apabila seseorang tidak mempunyai ketrapilan tertentu. Bila dia punya ketrampilan
tertentu, paling tidak bisa melakukan sesuatu yang berguna buat dirinya ataupun orang
lain.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya
sendiri’.
Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan;
‘Mengapa tidak kau ajarkan padanya ( anak itu ) menenun sebagaimana dia telah
diajarkan tulis baca?’ ( HR An- Nasai ) /Depag; 52.

53
Kerajinan tangan apapun selama bermanfa’at dan tidak dilarang Agama adalah suatu
hal yang ma’ruf.

16. Memberikan kepada anak tempat yang yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, do’akan dia selalu,
agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, shobarlah
menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan,
jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas
pada hati anda, belailah dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun.
Satukan hati kita dengan anak anak. Semoga Allah menjadikan mereka ‘ waladun
shoolihun yad’uu lahu’. Itulah harapan orang tua yang baik.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:


Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah hak anakku
ini? Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang
baik dan memberinya kedudukan yang baik ( dalam hatimu ) .
( HR At Tuusy )./1100;243/16.

17. Memberi kasih sayang


Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik
berupa pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu
adalah adanya perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan ( bukan
dari golongan kami ) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.’
( HR At Tirmidzy ). Depag; 42

18. Menikahkannya
Bila sang buah hati telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan
mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Do’akan dan dorong mereka untuk
hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja. Bila muncul rasa
khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji
akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya,
sebagaimana firman-Nya, “Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan
orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki
ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah
akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS. An-Nur:32)

19. Mengarahkan anak


Orang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka untuk memilih
kawan, teman duduk maupun teman dekat yang baik. Hendaknya orang tua
menjelaskan kepada anak tentang manfaat di dunia dan di akhirat apabila duduk dan
bergaul dengan orang-orang shalih, dan bahaya duduk dengan orang-orang yang suka
melakukan kejelekan ataupun teman yang jelek. (Fiqh Tarbiyatil Abna`, hal. 154)
Bila suatu ketika orang tua mendapati anaknya berbuat kejelekan dan kerusakan, tidak
mengapa orang tua berusaha mencari tahu tentang keadaan anaknya. Walaupun dengan
hal itu mereka terpaksa melakukan salah satu bentuk perbuatan tajassus (mata-mata).
Ini tentu saja dengan tujuan mencegah kejelekan dan kerusakan yang terjadi, karena
sesungguhnya Allah tidak menyukai kerusakan. (Fiqh Tarbiyatil Abna`, hal. 156)

54
DAFTAR PUSTAKA
Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta. Karisma.
Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.
Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (1999). Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta.
EGC
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000
Sebastian, C.S. (22 Okt 2013). Pediatric Mental Retardation.
http://emedicine.medscape.com/article/289117-overview
Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.
Zeldin, A.S. et al. (3 Feb 2014). Intellectual Disability.
http://emedicine.medscape.com/article/1180709-overview
http://idai.or.id/downloads/CDC/Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf

55

Anda mungkin juga menyukai