A. Deskripsi
Materi kaidah tata tulis karya ilmiah ini dimanfaatkan ketika penulis merujuk atau mengutip
referensi dalam penulisan karya ilmiah serta menulis daftar pustaka. Materi ini sangat penting dalam
penulisan karya ilmiah karena kekeliruan dalam penulisan karya ilmiah dalam berakibat hokum. Penuli
dapat berurusan dengan pihak yang berwajib karena melanggar undang-undang hak cipta. Oleh karena itu
,penguasaan terhadap kaidah tata tulis karya ilmiah mutlak dikuasai oleh penulis karya ilmiah.
Menurut Arifin (2003) Penulisan karya ilmiah mengikuti dua kaidah, yaitu kaidah umum dan
khusus. Kaidah yang bersifat umum tentang bahasa Indonesia baku dan ejaan yan berlaku secara umum.
Kaidah khusus adlah kaidah tentang teknis penulisan yang telah disepakati bersama dan berlaku di
lingkungan tertentu. Kedua kaidah tersebut harus ditetapkan secara taat asas atau konsisten oleh penulisan
karya ilmiah.
Karya tulis ilmiah ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yakni bahasa Indonesia
yang mengikuti kaidah penggunaan ragam buku keilmuan. Dalam ragam buku keilmuan atau ragam
ilmiah itu secara taat asas memilih kata-kata atau istilah yang baku, skruktur kata, frasa, klausa, kalimat
yang baku, susunan wacana dan paragraph yang rasional, dan ditulis dengan ejaan yang benar.
Kaidan umum penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis telah ditetapkan oleh pemerntah,
diantaranya sebagai berikut. 1) penggunaan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan (EYD)
ditetapkan oleh permendiknas No.46 tahun 2009 tentang pedoman penggunaan ejaan bahasa indnesia
yang disempurnakan. 2) penggunaan tata istilah dalam penulisan karya ilmiah ditetapkan berdasarksn
permendiknas no. 146 /u/2004 tentang pedoman pembentukan istilah. 3) penggunaan kalimat dan
penataan paragraf diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 4) penggunaan kata baku
dalam penulisan karya ilmiah mengacu pada ketentuan yang tertuang pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi IV.
Kaidah tata tulis karya ilmiah yang bersifat khusus adalah aturan penulisan karya ilmiah yang
bertolak dari konvensi aturan-aturan penulisan yang lebih teknis yang harus diikuti oleh penulis karya
ilmiah dalam lingkup wilayah tertentu. Kaidah khusu meliputi 1)cara menulis judul dan sub judul 2) cara
merujuk dan menuliskan daftar pustaka , 3) cara menyajikan tabel dan gambar 4) cara pengetikan yang
praktis.
B. Capaian pembelajaran
Capaian pembelajaran yang harus dikuasai dari pembelajaran materi ini adalah memahami dan
mampu membuat karya ilmiah dengan baik dan benar. Dalam materi tata cara penulisan karya ilmiah ini
akan dipelajari yaitu kaidah umum penulisan karya ilmiah dan juga kaidah khusus dalam penulisan karya
ilmiah. Kaidah umum berupa kaidah tentang bahasa Indonesia baku dan ejaan yang berlaku secara umum.
Dan kaidah khusus berupa 1)cara penulisan judul dan sub judul 2)cara merujuk dan menuliskan daftar
pustaka 3)cara menyajikan tabel dan gambar 4)cara pengetikan yang praktis.
C. Uraian Materi
1. Penomoran
Untuk pemeringkatan judul dan subjudul dalam karya ilmiah terdapat dua aturan, yakni menggunakan
jenis huruf, ukuran , pencetakan, serta letak yang berbeda dan menggunakan angka arab atau perpaduan
angka arab dan huruf latin. Menurut Doyin (2009) cara penulisan judul yang menggunakan aturan
pertama adalah sebagai berikut.
1) Judul ditulis ditengah atas halaman, menggunakan huruf kapital dan dicetak tebal (bold)
2) Subjudul peringkat pertama ditulis rata mulai dari tepi kiri, menggunakan huruf capital semua
dan dicetak tebal.
3) Sub judul peringkat kedua juga ditulis rata mulai dari tepi kiri , diawali dengan huruf capital
pada awal setiap kata ,kecuali kata tugas , dan dicetak tebal.
4) Sub judul peringkat ketiga ditulis rata mulai dari tepi kiri ,digaris bawah atau dicetak miring
,dan diawali dengan huruf capital pada awal setiap kata, kecuali kata tugas.
5) Sub judul setelah sub judul peringkat ketiga disarankan untuk ditiadakan dan ditulis
terintegrasi dalam esai /uraian. Penomoran dalam uraian dibenarkan hanya pada urutan yang
bersifat procedural , yakni urutan yang tidak boleh dibalik atau diacak. Bentuk penomoran
pada esai/uraian menggunakan angka arab dengan diberi tanda kurung dua (….).
Cara 1
BAB I
Penulisan judul cara kedua atdan ketiga adlah dengan menggunakan angkat arab atau
penggabungan angka arab ,angka romawi,dan huruf latin. Cara penulisan judul menggunakan aturan
kedua adalah sebagai berikut.
1) Judul karya ilmiah atau judul bab ditulis ditengah atas halaman,menggunakan huruf capital
semua,dicetak tebal (bold). Bab ditulis dengan angka romawi (misalnya : BAB IV).
2) Subjudul peringkat pertama diberi nomor dengan huruf latin capital/besar. (A.), ditulis rata tepi
kiri ,menggunakan huruf kapital pada awal setiap kata , kecuali kata tugas ,dicetak tebal, atau
menggunakan dua angka arab (1.1). angka arab pertama menunjukka bab dan angka arab kedua
menunjukkan sub judul peringkat pertama.
3) Sub judul peringkat kedua diberi nomor dengan angkat arab (1.), ditulis mengikuti nomor subbab
di atasnya , menggunakan huruf kecil (non kapital) tegak, diawali dengan huruf capital pada awal
setiap kata ,kecuali kata tugas, dicetak tebal, atau menggunakan tiga angka arab (1.1.1).
4) Sub judul peringkat ketiga diberi nomor dengna huruf latin kecil(a.), ditulis mengikuti nomor
subbab diatasnya, menggunakan huruf kecil (non capital tegak), diawali dengan huruf capital
pada awal setiap kata kecuali kata tugas, dicetak tebal,atau menggunakan empat angka arab
(1.1.1.1).
5) Sub judul peringkat keempat diberi nomor dengan angka arab diberi kurung 1), huruf latin kecil ,
ditulis mengikuti nimor subbab di atasya, menggunakan huruf kecil (non kapital) tegak , diawali
dengan huruf capital pada pada awal setiap kata,kecuali kata tugas,dan dicetak tebal atau
menggunakan lima angkat arab (1.1.1.1.1)
Cara 2
BAB I
BAB I
Jika kalimat yang akan dikutip lebih dari empat baris maka tidak perlu menggunakan
tanda petik pada baris yang baru, terpisah dari teks yang mendahuluinya, diketik dengan spasi
tunggal dan dimulai dengan karakter keenam dari garis tepi sebelah kiri. Jika kutipan
mengandung paragraf baru maka penulisannya dengan mengosongkan lima karakarter dari
pinggir dimulainya teks.
Contoh :
Suyanto (1998:202) menyimpulkan sebagai berikut.
Alih latihan memungkinkan mahasiswa memanfaatkan apa yang di dapatkan dalam PBM
untuk memecahkan persoalan nyata dalam kehidupan. kemampuan transfer telah dimiliki oleh
mahasiswa jika mahasiswa itu mampu menerapkan pengetahuan, ketrampilan, informassi, dan
sebagainya sebagai hasil belajar pada latar yang berbeda (kelas, labortorium, simulasi, dan
sejenisnya) kelatar yang nyata, yaitu kehidupan nyata dalam masyarakat. Jika kemampuan ini
dapat dibekalkan pada mahasiswa mereka akan memiliki wawasan pencipta kerja setelah lulus
dari perguruan tinggi.
Jika ingin menghilangkan kata dalam kutipan maka dapat diganti dengan titik tiga (...)
jika yang ingin dihilangkan adalah kalimat maka diganti dengan titik empat (....).
Contoh :
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan disekolah ... diharapkan sudah
melaksanakan kurikulum baru” (Manan 1995:278).
“ Gerak manipulatif adalah ketrampilan yang memerlukan koordinasi antara lain mata, tangan,
atau bagian tubuh lain ... yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola,
menendang bola, dan menggambar “ (Asim 1995:315).
3. Daftar Pustaka
Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir (tidak perlu ganti halaman
baru), sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku, atau penelitian ditulis dengan berganti halaman
baru. Jenis penulisan daftar pustaka diberi judul DAFTAR PUSTAKA, dicetak tebal dengan huruf tegak,
kapital semua.
Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: (1) nama pengarang ditulis
dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3)
judul, termasuk subjudul, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsure-unsur tersebut dapat
bervariasi bergantung kepada jenis sumber pustakanya. (Zulaeha dkk, 2016)
Pada jurnal, makalah, ataupun laporan secara umum dibagi kedalam dua jenis yaitu yang
berupa print out dan berupa online atau digital. Berikut akan dijelaskan susunan penulisan daftar
pustaka yang bersumber dari jurnal:
1. Nama penulis
Sama seperti pada menulis nama penulis yang bersumber dari buku dan majalah.
2. Tahun penerbit jurnal
Tahun terbit harus ditulis dengan angka dan tidak berupa kalimat.
3. Judul jurnal
4. Nama penerbit
5. Menyertakan informasi tentang volume atau edisi jurnal
Cara menulis daftar pustaka sumber skripsi, tesis, atau disertasi
Penulisan daftar pustaka yang bersumber dari skripsi, tesis atau disertasi memiliki format
yang sama, yaitu sebagai berikut:
1. Nama penulis
2. Tahun terbit
3. Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang baik ditulis dalam tanda petik (“ ”)
4. skripsi, tesis, atau disertasi
5. Nama universitas
6. Lokasi kota dari universitas
Sebelum memilih sumber yang berasal dari internet Anda harus memastikan bahwa
website yang Anda jadikan referensi adalah website yang ilmiah dan yang bisa
dipertanggunjawabkan kebenaran informasinya. Berikut penulisan untuk daftar pustaka yang
bersumber dari website:
1. Nama penulis artikel
2. Tahun penulisan
3. Judul artikel
4. Link url
5. Sertakan pula tanggal dan jam diaksesnya artikel
Setelah dijelaskan tentang cara penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber, maka kali
ini Anda akan diberikan beberapa contoh penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber pula.
Contoh penulisan daftar pustaka bersumber dari jurnal, makalah, atau laporan
Contoh penulisan daftar pustaka yang bersumber dari koran atau majalah
Nama Pengarang.(titik) Tanggal Terbit (tahun bulan tanggal).(titik) Judul atikel (tidak dicetak
miring).(titik) Nama Surat Kabar.(titik) Informasi Seksi:(titik dua) halaman (kolom)
Contoh:
Piliang Ij. 2010 Jun 10. Demokrasi di era otonomi daerah. Kompas. Rubrik Opini: 6 (kol 1-6)
4. Penyajian Tabel dan Gambar
a. Penyajian Tabel
Penggunaan tabel merupakan salah sat cara penyajian informasi yang efektif dan sistematik untuk
menyajikan data-data statistik ke dalam kolom dan lajur sesuai dengan klasifikasi masalahnya. Tabel
membantu pembaca untuk dapat memahami suatu data secara cepat dan efektif. Dalam pembuatan tabel
hendaknya dibuat sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide. Tabel harus diletakkan pada halaman
tersendiri apabila tabel tersebut cukup besar ( lebih dari setengah halaman ), namun apabila tabel cukup
pendek (Kurang dari setengah halaman) sebaiknya dintegrasikan dengan teks.
Berikut adalah ketentuan penyajian tabel menurut Rustono dkk (2018) yaitu
1. Daftar tabel dibuat hanya jika didalam nas jumlahnya dua atau lebih.
2. Angka pertama pada penomoran tabel merujuk kepada bab di tempat tabel yang bersangkutan
tersaji, angka kedua adalah nomor urut tabel. Misalnya, tabel bernomor 4.1 berarti tabel pertama
yang terdapat di dalam bab 4.
3. Di dalam nas karya ilmiah, nomor dan judul tabel ditulis di atas tabel yang dirujuknya.
Menurut Zulaeha,dkk (2016) dijelaskan bahwa dalam penyajian tabel haruslah sebagai berikut.
1. Mencantumkan identitas (berupa nomor dan nama tebel) dan ditempatkan diatas tabel. Hal
tersebut dimaksudkan untuk mempermudah perujukan.
2. Apabila ukuran tabel terlalu besar sehingga melebihi satu halaman maka bagian kepala tabel
(termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya. Lalu pada akhir tabel halaman
pertama tidak perlu diberi garis horisontal. Pada halaman berikutnya diberi tulisan Lanjutan tabel
...pada tepi sebelah kiri, tiga spasi diatas garis horisontal teratas tabel. Penulisan judul tabel
menggunakan huruf kapital pada setiap huruf pada kata pertama kecuali kata tugas. Kata Tabel
ditulis di tepi kiri, diikuti nomor dan judul tabel.
3. Penulisan judul tabel.Apabila judul terlalu panjang sehingga lebih dari satu baris , maka baris
berikutnya ditulis sejajar dengan huruf pertama judul dengan jarak satu spasi. Judul tabel tidak
diakhiri dengan tanda titik.
4. Jarak antara tabel dengan teks sebelum dan sesudahnya adalah tiga spasi.
5. Penggunaan istilah seperti nomor, persen, frekuensi, dituliskan dalam bentuk singkatan/lambang:
No.,%, dan f.
6. Pembuatan garis digunakan apabila dipandang dapat lebih mempermudah membaca tabel. Garis
horisontal perlu dibuat, tetapi garis vertikal pada bagian kiri, tengah, dan kanan tidak diperlukan.
7. Pengutipan tabel. Apabila tabel tersebut dikutip pada sumber lain maka wajib diberi keterangan
mengenaik nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli dibawah tabel
dengan jarak tiga spasi dari garis horisontal terbawah mulai dari tepi kiri.
8. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan dibawah tabel, dua spasi dibawah sumber, bukan pada
bagian bawah halaman.
b. Penyajian Gambar
Istilah gambar disini mengacu pada foto, diagram, grafik, peta, chart, sket, dan gambar lainnya.
Penyajian gambar dalam menyampaikan informasi dalam bentuk visual sehingga memudahkan pembaca
dalam memahami informasi.
Pedoman penggunaan gambar pada Zulaeha dkk (2016) adalah sebagai berikut.
1. Judul gambar diletakkan di bawah gambar, berbeda dengan tabel yang berada di atas. Cara
penulisan judul pada gambar dan tebel sama.
2. Gambar harus sederhana, hal ini agar informasi dapat tersampaikan dengan jelas dan mudah
dipahami.
3. Gambar harus digunakan secara hemat. Jangan terlalu banyak menyajikan gambar karena dapat
mengurangi nilai penyajian data.
4. Apabila gambar lebih dari setengah halaman, maka harus ditempatkan pada halaman tersendiri.
5. Penyebutan adanya gambar hendaknya mendahului gambar.
6. Gambar diacu dengan menggunakan nomor gambar (angka), bukan menggunakan kata-kata.
Sedangkan menurut Rustono dkk (2018) hanya dijelaskan bahwa di dalam nas, nomor dan judul bagan
(charts), gambar (figures), grafik (graphs), atau diagram (diagrams) ditulis dibawah tampilan bagan,
gambar, grafik, atau diagram yang dirujuk. Misalnya,
Syncretism between
Islam Religious values
Islam and Javanese Cultural Javanese Cultural
Religious Values forming Coastal Values
Javanese Culture
a) Jarak antara tabel atau gambar dan teks sebelum dan sesudahnya 3 spasi.
b) Judul tabel atau gambar harus diketik pada halaman yang sama dengan tabel atau gambarnya.
c) Tepi kanan teks sedapat mungkin rata, dengan tetap memperhatikan kaidah pemenggalan kata
yang benar. Jarak antarkata harus tetap sama (satu – dua ketukan)dan tidak boleh ada jarak yang
terlalu longgar.
d) Tidak boleh ada bagian halaman yang kosong kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir
karya ilmiah.
e) Tidakboleh member tanda apa pun sebagai tanda berakhirnya sebuah karya ilmiah, termasuk
gambar untuk pengisi ruang kosong.
f) Penyajian rincian numeric hendaknya dihindari. Diusahakan perincian dengan penyajian
berbentuk esai. Perincian dengan menggunakan angkat ata huruf hanya digunakan untuk
perincian yang bersifat prosedural atau langkah – langkah. Angka atau huruf tersebut diletakkan
di dalam tanda kurung dua (…). Tanda diusahakan agar tidak digunakan.
g) Tidak boleh menambahkan spasi antarkata dalam satu baris dengan tujuan meratakan tepi kanan.
h) Tidak boleh menggunakan catatan kaki untuk perujukan. Catatan kaki hanya digunakan untuk
menerangkan identitas penulis pada halaman pertama karya ilmiah.
SOAL DAN KUNCI JAWABAN TERKAIT MATERI PENOMORAN.
1. Berikanlah satu contoh penulisan judul dan sub judul yang benar!
Cara 1
BAB I
atau
Cara 2
BAB I
atau
Cara 3
BAB I
2. Bagaimankah cara pengutipan yang benar jika ingin menghilangkan satu buah kata dalam
kutipan?
Jwab :Penulisan kutipan ynag benar jika ingin menghilangkan kata adalah dengan mengganti kata yang
ingin dihilangkan tersebut dengan titik tiga (...)
2. Bagaimana penulisan Daftar Pustaka yang benar untuk buku dibawah ini?
Pengarang : JA Bellanti
Penerjemah : Samik W
Jawab : Bellanti, JA. 1985. Immunology III. Samik W. Malang, Indonesia: Brawijawa University Press.
4. Manakah penulisan judul pada gambar yang tepat
a. b.
Jawaban : B
5. Berapa jarak antara tabel atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya?
Jawab : ada 3 spasi
SIMPULAN MATERI PENOMORAN
1. Untuk pemeringkatan judul dan subjudul dalam karya ilmiah terdapat dua aturan, yakni
menggunakan jenis huruf, ukuran , pencetakan, serta letak yang berbeda dan menggunakan angka
arab atau perpaduan angka arab dan huruf latin.
2. Penulisan kutipan dibagi menjadi dua yaitu pengutipan langsung dan tidak langsung.
3. Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir (tidak perlu ganti halaman
baru), sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku, atau penelitian ditulis dengan berganti
halaman baru. Jenis penulisan daftar pustaka diberi judul DAFTAR PUSTAKA, dicetak tebal
dengan huruf tegak, capital semua.
Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: (1) nama
pengarang ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik,
(2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk sub judul, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Unsure-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung kepada jenis sumber pustakanya.
4. Penggunaan tabel merupakan salah satu cara penyajian informasi yang efektif dan sistematik
untuk menyajikan data-data statistik ke dalam kolom dan lajur sesuai dengan klasifikasi
masalahnya. Berikut adalah ketentuan penyajian tabel menurut (Rustono dkk, 2018) yaitu
1. Daftar tabel dibuat hanya jika didalam nas jumlahnya dua atau lebih.
2. Angka pertama pada penomoran tabel merujuk kepada bab di tempat tabel yang
bersangkutan tersaji, angka kedua adalah nomor urut tabel. Misalnya, tabel bernomor 4.1
berarti tabel pertama yang terdapat di dalam bab 4.
3. Di dalam nas karya ilmiah, nomor dan judul tabel ditulis di atas tabel yang dirujuknya.
Sedangkan penyajian gambar dalam menyampaikan informasi dalam bentuk visual
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami informasi.Menurut (Rustono dkk, 2018)
mengenai penyajian gambar dijelaskan bahwa di dalam nas, nomor dan judul bagan (charts),
gambar (figures), grafik (graphs), atau diagram (diagrams) ditulis dibawah tampilan bagan,
gambar, grafik, atau diagram yang dirujuk.
DAFTAR PUSTAKA
Doyin, Mukh. 2009. Karya Tulis Ilmiah : Bentuk dan Teknik Penulisannya. Semarang: Bandungan
Institute.
Rustono, Januaris Mujiyanto, Rudi Hartono, Wagiran, Ahmad Syaifudin, Surahmat. 2018. Panduan
Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES PRESS.
Zulaeha, Ida, Mukh Doyin, Wagiran. 2016. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: UNNES PRESS.