Anda di halaman 1dari 42

I.

TINJAUAN KIMIA FARMASI

1.1 Alumunium Hidroksida

Berat molekul : 78
Rumus molekul : Al(OH)3
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalm etanol, larut dalam asam mineral
encer dan larutan alkali hidroksida
Organoleptis : Serbuk amorf, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kadar : Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari 90%
dan tidak lebih dari 110% Al(OH)3 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia

1.2 Magnesium hidroksida

Berat molekul : 58,32


Rumus molekul : Mg ( OH)2
Kelarutan : Pratis tidak larut dalam air dan dalam etanol,larut dalam asam encer
Organoleptis : Serbuk,putih, ruah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia

1.3 Simetikon

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan etanol, fase cair larut dalam kloroform, dalam
eter dan dalam benzene. Tahan pemanasan sampai suhu 200◦C
Pemerian : Cairan kental, tembus cahaya, warna abu-abu
Peyimpanana : Dalam wadah tertutup baik

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 1


1.4 Gliserin
Pemerian : Granul putih, bau khas,
Nama kimia : Propane-1,2,3-triol
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dan
kloroform dalam eter, dalam minyak dan dalam minyak menguap
Bobot jenis dan : C3H8O3 dan 92.09
rumus molekul
Stabilitas : Terurai pada pemanasan. Campuran gliserin dengan air, etanol
(95%), dan propilen glikol adalah kimia yang stabil.

1.5 Sorbitol
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol dalam methanol dan
asam asetat
Rumus : C6H14O6
molekul dan
bobot jenis 182.17
Nama Kimia :
D-Glucitol
Stabilitas : Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel dengan sebagian besar
eksipien.

1.6 Na CMC
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Larut lambat dalam air lebih cepat larut dalam air yang mengandung mineral
Stabilitas : stabil, meskipun higroskopis, disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat
sejuk, kering tempat.
incompatibel : Tidak kompatibel dengan larutan asam dan dengan garam larut besi dan
beberapa lainnya logam, seperti aluminium, merkuri.
peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 2


1.6 Nipagin
Pemerian : putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, bubuk kristal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagaian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%)Pndan dalam larutan alkili hidroksida
Titik didih : 115–1188C
Struktur kimia : C9H10O3 dan 166.18
dan Bobot jenis
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya , sejuk
dan kering
Khasiat : Antimikrobila
Inkompatibilitas : Sifat antimikroba dari ethylparaben yang jauh berkurang dengan adanya
surfaktan nonionik sebagai akibat dari
Micellizatio

1.7 Nipasol

Pemerian : putih, kristal, tidak berbau, dan tidak berasa


Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter,
sukar larut dalam ait mendidih
Titik Lebur : 297 c
Struktur kimia C10H12O3
dan berat
molekul 180.20
Incompatibel : Aktivitas antimikroba propylparaben berkurang jauh dengan adanya
surfaktan nonionik sebagai akibat dari micellization

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 3


II. TINJAUAN FARMAKOLOGI

Indikasi : Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan


kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada
duodenum dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri
ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.
Kontraindikasi : hipersensitivitas
Efek Samping : Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan
gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.
Mekanisme Kerja : Farmakologi
Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magmesium Hidroksida
merupakan antasida yang bekerja menetralkan asam lambung dan
meninaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh
asam lambung dan pepsin berkurang. Disamping itu, efek laksatif
dari magnesium Hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari
aluminium hidroksida.

Perhatian :  Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi


ginjal yang berat karena dapat menimbulkan hipermagnesia.
 Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2
minggu kecuali atas petunjuk dokter.
 Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti
Simetidin atau antibiotika Tetrasiklin harap diberikan dengan
selang waktu 1-2 jam.
 Tidak dianjurkan pemberian pada anak-anak di bawah 6
tahun kecuali atas petunjuk dokter karena biasanya kurang
jelas penyebabnya.
 Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan
pemakaian lama karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam
darah.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 4


Dosis & Administrasi :  Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendokteh -1
sendok teh.
 Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 – 2 jam
setelah makan dan menjelang tidur.

Interaksi obat  Antibakteri : antasida mengurangi absorbasi azikromisin,


sefadoksin,isoniazid, aflaksosin, rifampisin, dan sebagai
besar tetrasiklin
 Antiaritmia : ekskresi kinidin diturunkan dalam urine basa (
kadang dapatmenurunkan kadar plasma)-
 Analgetik : ekskresi asetosal dipertinggi dalam urine basa,
antasidamengurangi absorban diflusinal

Farmakodinamik
Aluminium hidroksida merupakan golongan antasida non sistemik.Antasida yang
digunakan untuk mengikat kimiawi dan menetralkan asamlambung efeknya adalah dengan
peningkatan pH, yang mengakibatkanberkurangnya kerja protelisis dari pepsin (optimal pH 2),
diatas pH 4pepsin menjadi minimal.

Farmakokinetik
daya menetralkan asam lambung relatif lambat tetapi daya kerjanya lebih panjang. Al(OH
3)dengan ion aluminiumnya dapat membentuk kompleksdengan protein sehingga bersifat
adstringen antasida ini mengabsorbsipepsin dan menginaktivasinya

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 5


III. TINJAUAN FARMASETIK

3.1 SEDIAAN BEREDAR


Acitral,adimag,almacon,altidin,alugel,amtacid,berlosid,Maalox,magnegel,magil.

3.2 FORMULA STANDAR

Al(OH) 2,7
Mg(OH) 2,4
Simetikon 0,36
Gliserin 20%
Sorbitol 70%
CMC Na 1%
Nipagin 0,1 %

Nipasol 0,02%
Ol. Menthae pip. 3 tetes
Aqua ad 60

(Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse system vol 2 hal 131)

3.3 FORMULA YANG DIRENCANAKAN


Al (OH) 2,7
Mg( OH) 2,4
Simetikon 0,36
Gliserin 20%
Sorbitol 70%
Na CMC 1%
Nipagin 0,1%
Nipasol 0,02%
Ol. Manthae pip 3 tetes
Agua ad 60

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 6


3.4 PERHITUNGAN FORMULA YANG DIRENCANAKAN

BAHAN % 1 botol (60 ml) UNTUK 1000 botol


ZAT AKTIF
Al ( OH) 2,7 g 2700 g
Mg ( OH) 2,4 g 2400 g
Simeticon 0,36 g 360 g
BAHAN TAMBAHAN
Gliserin 20% 15,2 g 15200 g
Sorbitol 70% 62,58 mg 62580 mg
Na CMC 1% 225 mg 225000 mg
Nipagin 0,1% 81,12 mg 81120 mg
Nipasol 0,02% 15,5 mg 15500 mg
Ol. Manthae pip 3 tetes q.s q.s
Agua ad 60 60 ml 60000 ml

a. Aluminium hidroxida Al(OH)ɜ


Dosis Al(OH) menurut Pharmaceutical Dosage Forms ɜ Dispers System Volume 2 halaman 128 :
Dalam sediaan 5mL mengandung 225mg Aluminium hidroxid.

Dosis Al(OH)ɜ menurut Martindle halaman 2 : Dalam sediaan 15mL mengandung 500-1000
gram Al(OH)ɜ, hal tersebut sesuai dengan rentang dosis zat aktif pada pustaka Pharmaceutiacal
Dosage Forms Dispers System Volume 2.

Tiap 5mL mengandung 225mg


Kemasan terkecil 60mL penimbangan :

x 225 mg = 2700 mg = 2,7gram

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 7


b. Magnesium hidroxida Mg(OH)2
Dosis Mg(OH)2 menurut Pharmaceutiacal Dosage Forms Dispers System Volume 2 halaman
128 :

Dalam sediaan 5mL mengandung 200mg

Dosis Mg(OH)2 menurut Martindle halaman 82 :

Dalam sediaan 15mL mengandung 500-750mg Mg(OH)2, hal tersebut sesuai dengan literatur
yang ada.

Tiap 5mL mengandung 200mg


Kemasan terkecil 60mL penimbangan :

x 200 mg = 2400 mg = 2,4 gram

c. Simeticon
Dosis simeticon menurut Pharmaceutiacal Dosage Forms Dispers System Vo lume 2
halaman 128 :
Dalam sediaan 5mL mengandung 20-40mg.

Tiap 5mL mengandung 30mg


Kemasan terkecil 60mL penimbanga

x 30 mg = 360 mg

d. Gliserin
BJ = 1,2620 g/cm3

Sediaan = 20% x 60mL = 12mL

= 12mL x 1,2620 g/cm3 = 15,144 g

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 8


e. Nipagin
BJ = 1,352 g/cm3
Penggunaan nipagin 0,015% - 0,2% → excipient halaman 310
Sediaan = 0,1% x 60mL
= 0,06mL
= 0,06mL /x 1,352 g/ cm3
= 0,08112 g
= 81,12 mg
f. Na CMC
BJ = 0,75 g/ cm3

Sediaan =

= 0,3mL
= 0,3mL x 0,75 g/ cm3
= 0,225 g = 225 mg
g. Sorbitol
BJ = 1,49 g/ cm3

Sediaan =

= 42mL
= 42mL x 1,49 g/ cm3
= 62,58 g = 6258 mg

h. Nipasol
BJ = 1,288 g/ cm3 , penggunaan nipasol 0,01% - 0,02%
Sediaan = 0,02% x 60mL
= 0,012mL
= 0,012mL x 1,288 g/ cm3
= 0,0155 g
= 15,5 mg

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 9


3.5 ALASAN PEMILIHAN BAHAN
a. Alumunium Hidroksida
Alasan pemilihan bahan aktif :
Bahan aktif ini dipilih karena memiliki daya menetralkan asam lambung lambat,
tetapi masa kerjanya lebih panjang. Alumunium ini bersifat demulsen dan absorben.
Dan juga absorbsi makanan setelah pemberian alumunium dipengaruhi dan komposisi
tinja tidak berubah. Efek samping pada antasida yang mengandung Al(OH)3 yaitu
konstipasi.
b. Magnesium Hidroksida
Alasan Pemilihan bahan aktif :
Bahan aktif ini dipilih karena antasida yang mengandung magnesium relatif tidak
larut air sehingga bekerja lebih lama bila berada dalam lambung dan sebagian besar
tujuan pemberian antasida tercapai
c. Simetikon
Alasan pemilihan bahan aktif :
Bahan aktif dipilih karena simetikon digunakan sebagai anti kembung (antiflatulen)
dan sebagai penurun tegangan permukaan yang bersifat anti busa.

d. CMC Na (Carboxy Methyl Cellulose Sodium)


Alasan pemiliahan : CMC tidak memiliki efek terpetik dan tidak
berbahaya. Selain itu, CMC juga berfungsi sebagai coating agent. Dalam sediaan
ini CMC digunakan sebagai emulsifying agent yaitu untuk membentuk emulsi
dengan simetikon yang berupa minyak.

e. Nipagin (Methyl Paraben)


Alasan pemilihan : Karena efektif mencegah jamur dan bakteri,
toksisitasnyakecil, dikombinasikan dengan nipasol untuk menambah kelarutan
nipasol dalam air.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 10


f. Nipasol ( Propyl Paraben)
Alasan pemilihan : merupakan pengawet yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba karena sediaan dalam air sangat baik untuk pertumbuhan
mikroba.Nipasol aktif dalam pH yang luas (4-8) sehingga efektif untuk antasida.
g. Gliserin
Alasan pemilihan : Karena gliserin dapat digunakan sebagi zat pembasah
yang dapat mendesak lapisan udara yang ada di permukaan partikel dan melapisi
bahan obat sehingga menyebabkan sudut kontak turun
h. Sorbitol
Alasan pemilihan : diberikan sebagai pemanis sediaan dan dapt pula
digunakan sebagai zat pembasah agar bahan obat mudah didispersikan dalam air
karena sifat sorbitol yang mudah larut air.Sorbitol stabil pada pH 4,5-7
i. Oleum Menthae Pip.
Alasan pemilihan ; berguna sebagai corigen odoris, dipih karena dapat
menuupi rasa pahit dari bahan obat dan juga lebih disukai orang dewasa karena
ada sensasi dingin.

3.6 CARA KERJA


A. Urutan dan tahapan pencampuran dalam skala laboratori
 Pembuatan Suspensi
a) Timbang Mg(OH)2 2400 mg, masukkan ke dalam mixer
b) Timbang Al(OH)3 2700 mg, tambahkan ke dalam mixer, ad homogeny
c) Timbang gliserin15,144 g ambil setengah bagian kemudian masukkan mixer, aduk ad
homogen sisihkan (a)
d) Timbang sorbitol 6258 mgtambahkan ke dalam campuran di atas ad homogeny, sisihkan
e) Timbang Nipagin 81,12 mg masukkan mixer yang berbeda, lalu sisihkan
f) Timbang Nipasol 15,5 mg tambahkan ke dalam mixer
g) Larutkan dengan sisa gliserin,aduk ad homogeny
h) Campurkan ke dalam mixer (a) dan campurkan CMC Na ad homogeny
i) Masukkan ke dalam botol 60 ml dan tambahkan 2 tetes ol.menthae pip

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 11


B. Urutan pembuatan skala industri

1. Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Syarat : jumlah cemaran
partikel/m3 » 0,5 µm, maksimal sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3 » 5 µm sebanyak
20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal 500, efisiensi saringan 95%, pertukaran
udara> 30 kali/jam, humidif 55% pada 70 0F (21,1 0C)
2. Siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,5%, etanol 75% dan
terakhir aqua kembali. Beri label “telah dibersihkan”. Set peralatan sesuai dengan master
formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label “siap digunakan”.
3. Karyawan harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Diruang ganti pakaian, karyawan
harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptic khusus,
keringkan, lalu ganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi, kenakan tutup
kepala, sarung tangan dan serta sepatu khusus. Karyawan masuk ke ruang produksi
melalui airlock khusus karyawan yang telah dilengkapi air shower. Hal ini untuk
mencegah perpindahan mikroba dari luar ke ruang produksi. Masuk ke ruang produksi,
sebelah ujung tidak boleh dalam keadaan terbuka untuk mencegah aliran udara luar
masuk ke ruang produksi
4. Botol dan tutup botol dicuci dengan Na pyrophospat 0.5% dengan mesin cuci otomatis.
Cuci dan bilas dengan aqua demineralisata keringkan dengan tunnel dryer suhu 600C
selama 2 jam. Dinginkan selama satu jam dalam suhu kamar, bawa ke ruang produksi
melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
5. Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan kelas III
mellalui airlock. Timbang sesuai dengan master formula. Cek oleh kepala regu dan
kepala unit. Setelah OK kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan baku
6. Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas, desuai dengan master
formula / CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing sekunder (black
area). Cetak nomor batch dan tanggal expired date sesuai master formula. Cek oleh
kepala regu dan kepala unit. Kalau sudah OK baru siap untuk dipakai mengemas produk
7. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan masing-
masing telah mengalami quality control terlebih dahulu pada masa karantina. Bahan yang
dipakai adalah yang telah lulus quality control. Bila tidak memenuhi spesifikasi standar,
maka bahan harus direject, dimusnahakan langsung atau dirusak terlebih dahulu.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 12


8. Ruang Produksi
a. Timbang Mg(OH)2 2400 mg, masukkan ke dalam mixer
b. Timbang Al(OH)3 2700 mg, tambahkan ke dalam mixer, ad homogeny
c. Timbang gliserin15,144 g ambil setengah bagian kemudian masukkan mixer,
aduk ad homogen sisihkan (a)
d. Timbang sorbitol 6258 mgtambahkan ke dalam campuran di atas ad homogeny,
sisihkan
e. Timbang Nipagin 81,12 mg masukkan mixer yang berbeda, lalu sisihkan
f. Timbang Nipasol 15,5 mg tambahkan ke dalam mixer
g. Larutkan dengan sisa gliserin,aduk ad homogeny
h. Campurkan ke dalam mixer (a) dan campurkan CMC Na ad homogeny
i. Masukkan ke dalam botol 60 ml dan tambahkan 2 tetes ol.menthae pip

9. Evaluasi Sediaan

10. Apabila produk sudah lulus QC, krim dimasukkan ke dalam botol serta dilabel.

11. Tiap 15 menit selama proses pengisian operator akan melakukan IPC: (1)keseragaman
volum dengan cara membandingkan dua botol produk pengisian dengan botol standar
kalibrasi, (2)kekencangan tutup botol secara manual, (3) kelengkapan register, batch dan
expired date.

12. Setelah pengisian, produk yang telah disusun pada rak khusus dikarantina, beri label
“quarantine”, lakukan IPC: (1)uji volume terpindahkan, (2)stabilitas sediaan,
(3)pengambilan produk untuk retain sample.

13. Bila lulus uji produk tersebut dikirim ke packing sekunder botol, brosur dan sendok teh
yang dimasukkan ke inner botol, lalu masukkan ke outer box, beri nomor batch register
pada outer box. Cek akhir.

14. Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian
logistic

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 13


3.7 EVALUASI SEDIAAN

1. Uji Organoleptis
Evaluasi organoleptis merupakan evaluasi dengan pengamatan panca indera terhadap
sediaan yang diperoleh. Adapun yang diamati yaitu bau, rasa, dan warna. Bau, rasa dan warna
yang diinginkan yaitu sediaan memiliki bau dan rasa mint serta berwarna putih. Setelah sediaan
selesai dibuat, organoleptisnya sesuai dengan yang direncanakan.dan setelah penyimpanan, sifat
organoleptis sediaan masih sama karena ditutup rapat dan ditepatkan ditempat yang sejuk agar
oleum menthae pip yang digunakan tidak cepat menguap.

2.Uji PH
Untuk uji pH menggunakan kertas pH universal, caranya dengan mencelupkan secara
langsung kertas ke dalam larutan hasil pembuatan. Dari uji tersebut didapatkan hasil bahwa pH
dari sediaan kami yakni. Hal ini berarti pH sediaan kami masih masuk dalam rentang dari pH
sediaan yang disyaratkan yakni sekitar 6-8 dan juga memenuhi spesifikasi dari pH efektif
antasida yakni sekitar 8.

3. Uji Viskositas
Uji viskositas ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekentalan dari sediaan suspense
kami. Kekentalan atau viskositas sediaan termasuk salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan sediaan. Uji viskositas dilakukan dengan viskometer, didapatkan hasil sediaan
suspensi memiliki viskositas 800 mpas.

4. Uji Bobot jenis dengan piknometer


Untuk mengetahui berat jenis dari sediaan drops dilakukan pengujian dengan cara
menimbang larutan uji pada piknometer.Hasilnya adalah :
Bobot piknometer kosong : Replikasi 1= 30,0452 g
Replikasi 2= 30,0322 g
Replikasi 3= 30,0284 g

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 14


Bobot pikno kosong rata-rata = 30,0353 g
Volume pikno=volume air = 9,907 g
Bobot pikno+larutan : Replikasi 1= 41,3699 g
Replikasi 2= 41,3756 g
Bobot sediaan rata-rata adalah 11,3375 g
Bobot jenis sediaan = Bobot sediaan/volume pikno
= 11,3375 /9,907 = 1,144 g/ml
5. Uji volume sedimentasi
Pada uji ini dilakukan pengukuran volume sedimentasi dengan mengambil beberapa Ml
suspensi yang kemudian dimasukkan dalam gelas ukur 50 mL, kemudian didiamkan selama 2
hari. Setelah 2 hari tersebut suspensi yang kami formulasi tidak menunjukkan adanya endapan.
Ini berarti suspensi yang kami buat stabil dan termasuk suspensi yang baik. Suspensi ini
tergolong dalam suspensi terdeflokulasi.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 15


IV. FORMULIR REGISTRASI

Nama Obat : Aluim suspensi

Bentuk Sediaan : Suspensi

Kelas Terapi : Obat saluran cerna

Tunggal Kombinasi x

JENIS KEMASAN : Botol

UNIT B O T O L

Jenis kemasan lain yang terdaftar

NOMOR IZIN EDAR

Nama Industri Farmasi/ : SEMOGA BERUNTUNG FARMA

PBF Pendaftar

Alamat : Jalan Tunggang No. 30 Padang

Alamat Surat-menyurat : Jalan Tunggang No. 30 Padang

Nama Industri Farmasi Luar Negeri/ : --

Nama Industri Farmasi (khusus untuk penerima kontrak) : --

Padang, 16 Juli 2013


Penanggung Jawab

(ELIZA ARMAN, S.Farm. Apt)


SIK : 013/SIK-010/200

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 16


CAS Nomor Nama (INN) Jumlah (%) Tipe
Al (OH) 2,7 Zat aktif
67762-27-0 dan 8005-44-5 Mg( OH) 2,4
9005-00-9 Simetikon 0,36
9005-00-9 Gliserin 20%
8002-74-2 Sorbitol 70%
99-76-3 Na CMC 1%
7732-18-5 Nipagin 0,1%
57-55-6 Nipasol 0,02%
57-55-8 Ol. Manthae pip 3 tetes
Agua ad 60

 Cara pemberian obat : Oral


 Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya
 Pendaftaran ke : Badan POM Jakarta
 Catatan:
 CAS No : Chemistry Abstract Service
 Gunakan nama INN-Inggris yang tersedia

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 17


Nama Obat :

ALuim Suspensi
Formulir B2
Nama Industri Farmasi :
Informasi Produk
SEMOGA BERUNTUNG FARMA

1. Nama Obat Jadi : Aluim Suspensi


2. Bentuk Sediaan : Suspensi
3. Golongan Obat : OBAT BEBAS
4. Cara Pemakaian : ORAL
5. Pemerian :
5.1 Zat Aktif
a. Alumunium Hidroksida

Berat molekul : 78
Rumus molekul : Al(OH)3
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalm etanol, larut dalam asam mineral
encer dan larutan alkali hidroksida
Organoleptis : Serbuk amorf, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kadar : Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110% Al(OH)3 dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 18


5.2 ZAT TAMBAHAN
 Magnesium hidroksida
Berat molekul : 58,32
Rumus molekul : Mg ( OH)2
Kelarutan : Pratis tidak larut dalam air dan dalam etanol,larut dalam asam encer
Organoleptis : Serbuk,putih, ruah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia

 Simetikon

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan etanol, fase cair larut dalam kloroform, dalam
eter dan dalam benzene. Tahan pemanasan sampai suhu 200◦C
Pemerian : Cairan kental, tembus cahaya, warna abu-abu
Peyimpanana : Dalam wadah tertutup baik

 Gliserin
Pemerian : Granul putih, bau khas,
Nama kimia : Propane-1,2,3-triol
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dan
kloroform dalam eter, dalam minyak dan dalam minyak menguap
Bobot jenis dan : C3H8O3 dan 92.09
rumus molekul
Stabilitas : Terurai pada pemanasan. Campuran gliserin dengan air, etanol
(95%), dan propilen glikol adalah kimia yang stabil.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 19


1.4 Sorbitol
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol dalam methanol dan
asam asetat
Rumus : C6H14O6
molekul dan
bobot jenis 182.17
Nama Kimia :
D-Glucitol
Stabilitas : Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel dengan sebagian besar
eksipien.

1.5 Na CMC
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Larut lambat dalam air lebih cepat larut dalam air yang mengandung mineral
Stabilitas : stabil, meskipun higroskopis, disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat
sejuk, kering tempat.
Incompatible : Tidak kompatibel dengan larutan asam dan dengan garam larut besi dan
beberapa lainnya logam, seperti aluminium, merkuri.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

1.6 Nipagin
Pemerian : putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, bubuk kristal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagaian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%)Pndan dalam larutan alkili hidroksida
Titik didih : 115–1188C
Struktur kimia : C9H10O3 dan 166.18
dan Bobot jenis
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya , sejuk
dan kering

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 20


Khasiat : Antimikrobila
Inkompatibilitas : Sifat antimikroba dari ethylparaben yang jauh berkurang dengan adanya
surfaktan nonionik sebagai akibat dari
Micellizatio

1.7 Nipasol

Pemerian : putih, kristal, tidak berbau, dan tidak berasa


Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter,
sukar larut dalam ait mendidih
Titik Lebur : 297 c
Struktur kimia C10H12O3
dan berat
molekul 180.20
Incompatibel : Aktivitas antimikroba propylparaben berkurang jauh dengan adanya
surfaktan nonionik sebagai akibat dari micellization

6 Formula, Spesifikasi dan Metoda Pengujian


Komposisi :Tiap 5 gram krim mengandung:
Nama (INN) Jumlah (%)
Al (OH) 2,7
Mg( OH) 2,4
Simetikon 0,36
Gliserin 20%
Sorbitol 70%
Na CMC 1%
Nipagin 0,1%
Nipasol 0,02%
Ol. Manthae pip 3 tetes
Agua ad 60

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 21


Cara kerja:

1. Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Syarat : jumlah cemaran
partikel/m3 » 0,5 µm, maksimal sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3 » 5 µm
sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal 500, efisiensi saringan 95%,
pertukaran udara> 30 kali/jam, humidif 55% pada 70 0F (21,1 0C)
2. Siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,5%, etanol 75% dan
terakhir aqua kembali. Beri label “telah dibersihkan”. Set peralatan sesuai dengan
master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label “siap digunakan”.
3. Karyawan harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Diruang ganti pakaian, karyawan
harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptic khusus,
keringkan, lalu ganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi, kenakan tutup
kepala, sarung tangan dan serta sepatu khusus. Karyawan masuk ke ruang produksi
melalui airlock khusus karyawan yang telah dilengkapi air shower. Hal ini untuk
mencegah perpindahan mikroba dari luar ke ruang produksi. Masuk ke ruang produksi,
sebelah ujung tidak boleh dalam keadaan terbuka untuk mencegah aliran udara luar
masuk ke ruang produksi
4. Botol dan tutup botol dicuci dengan Na pyrophospat 0.5% dengan mesin cuci otomatis.
Cuci dan bilas dengan aqua demineralisata keringkan dengan tunnel dryer suhu 60 0C
selama 2 jam. Dinginkan selama satu jam dalam suhu kamar, bawa ke ruang produksi
melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
5. Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan kelas III
mellalui airlock. Timbang sesuai dengan master formula. Cek oleh kepala regu dan
kepala unit. Setelah OK kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan baku
6. Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas, desuai dengan master
formula / CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing sekunder (black
area). Cetak nomor batch dan tanggal expired date sesuai master formula. Cek oleh
kepala regu dan kepala unit. Kalau sudah OK baru siap untuk dipakai mengemas produk
7. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan
masing-masing telah mengalami quality control terlebih dahulu pada masa karantina.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 22


Bahan yang dipakai adalah yang telah lulus quality control. Bila tidak memenuhi
spesifikasi standar, maka bahan harus direject, dimusnahakan langsung atau dirusak
terlebih dahulu.
8. Ruang Produksi
a. Timbang Mg(OH)2 2400 mg, masukkan ke dalam mixer
b. Timbang Al(OH)3 2700 mg, tambahkan ke dalam mixer, ad homogeny
c. Timbang gliserin15,144 g ambil setengah bagian kemudian masukkan mixer,
aduk ad homogen sisihkan (a)
d. Timbang sorbitol 6258 mgtambahkan ke dalam campuran di atas ad homogeny,
sisihkan
e. Timbang Nipagin 81,12 mg masukkan mixer yang berbeda, lalu sisihkan
f. Timbang Nipasol 15,5 mg tambahkan ke dalam mixer
g. Larutkan dengan sisa gliserin,aduk ad homogeny
h. Campurkan ke dalam mixer (a) dan campurkan CMC Na ad homogeny
i. Masukkan ke dalam botol 60 ml dan tambahkan 2 tetes ol.menthae pip

9. Evaluasi Sediaan

10. Apabila produk sudah lulus QC, krim dimasukkan ke dalam botol serta dilabel.

11. Tiap 15 menit selama proses pengisian operator akan melakukan IPC: (1)keseragaman
volum dengan cara membandingkan dua botol produk pengisian dengan botol standar
kalibrasi, (2)kekencangan tutup botol secara manual, (3) kelengkapan register, batch dan
expired date.

12. Setelah pengisian, produk yang telah disusun pada rak khusus dikarantina, beri label
“quarantine”, lakukan IPC: (1)uji volume terpindahkan, (2)stabilitas sediaan,
(3)pengambilan produk untuk retain sample.

13. Bila lulus uji produk tersebut dikirim ke packing sekunder botol, brosur dan sendok teh
yang dimasukkan ke inner botol, lalu masukkan ke outer box, beri nomor batch register
pada outer box. Cek akhir.

14. Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 23


logistic

3.7 EVALUASI SEDIAAN

1. Uji Organoleptis
Evaluasi organoleptis merupakan evaluasi dengan pengamatan panca indera terhadap
sediaan yang diperoleh. Adapun yang diamati yaitu bau, rasa, dan warna. Bau, rasa dan warna
yang diinginkan yaitu sediaan memiliki bau dan rasa mint serta berwarna putih. Setelah sediaan
selesai dibuat, organoleptisnya sesuai dengan yang direncanakan.dan setelah penyimpanan, sifat
organoleptis sediaan masih sama karena ditutup rapat dan ditepatkan ditempat yang sejuk agar
oleum menthae pip yang digunakan tidak cepat menguap.

2.Uji PH
Untuk uji pH menggunakan kertas pH universal, caranya dengan mencelupkan secara
langsung kertas ke dalam larutan hasil pembuatan. Dari uji tersebut didapatkan hasil bahwa pH
dari sediaan kami yakni. Hal ini berarti pH sediaan kami masih masuk dalam rentang dari pH
sediaan yang disyaratkan yakni sekitar 6-8 dan juga memenuhi spesifikasi dari pH efektif
antasida yakni sekitar 8.

3. Uji Viskositas
Uji viskositas ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekentalan dari sediaan suspense
kami. Kekentalan atau viskositas sediaan termasuk salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan sediaan. Uji viskositas dilakukan dengan viskometer, didapatkan hasil sediaan
suspensi memiliki viskositas 800 mpas.

4. Uji Bobot jenis dengan piknometer


Untuk mengetahui berat jenis dari sediaan drops dilakukan pengujian dengan cara
menimbang larutan uji pada piknometer.Hasilnya adalah :
Bobot piknometer kosong : Replikasi 1= 30,0452 g
Replikasi 2= 30,0322 g
Replikasi 3= 30,0284 g

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 24


Bobot pikno kosong rata-rata = 30,0353 g
Volume pikno=volume air = 9,907 g
Bobot pikno+larutan : Replikasi 1= 41,3699 g
Replikasi 2= 41,3756 g
Bobot sediaan rata-rata adalah 11,3375 g
Bobot jenis sediaan = Bobot sediaan/volume pikno
= 11,3375 /9,907 = 1,144 g/ml
5. Uji volume sedimentasi
Pada uji ini dilakukan pengukuran volume sedimentasi dengan mengambil beberapa Ml
suspensi yang kemudian dimasukkan dalam gelas ukur 50 mL, kemudian didiamkan selama 2
hari. Setelah 2 hari tersebut suspensi yang kami formulasi tidak menunjukkan adanya endapan.
Ini berarti suspensi yang kami buat stabil dan termasuk suspensi yang baik. Suspensi ini
tergolong dalam suspensi terdeflokulasi.
7. Indikasi : Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan
kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada
duodenum dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung,
nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.
8. Kontraindikasi : hipersensitivitas
9. Efek Samping : Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah
dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian obat
dihentikan.
10. Mekanisme Kerja : Farmakologi
Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magmesium Hidroksida
merupakan antasida yang bekerja menetralkan asam lambung
dan meninaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat
iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Disamping itu,
efek laksatif dari magnesium Hidroksida akan mengurangi efek
konstipasi dari aluminium hidroksida.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 25


11. Perhatian :  Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi
ginjal yang berat karena dapat menimbulkan
hipermagnesia.
 Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2
minggu kecuali atas petunjuk dokter.
 Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti
Simetidin atau antibiotika Tetrasiklin harap diberikan
dengan selang waktu 1-2 jam.
 Tidak dianjurkan pemberian pada anak-anak di bawah 6
tahun kecuali atas petunjuk dokter karena biasanya kurang
jelas penyebabnya.
 Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan
pemakaian lama karena dapat mengurangi kadar fosfor
dalam darah.

12. Dosis& :  Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendokteh -1
Administrasi sendok teh.
 Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 – 2
jam setelah makan dan menjelang tidur.

13. Interaksi obat  Antibakteri : antasida mengurangi absorbasi azikromisin,


sefadoksin,isoniazid, aflaksosin, rifampisin, dan sebagai
besar tetrasiklin
 Antiaritmia : ekskresi kinidin diturunkan dalam urine basa
( kadang dapatmenurunkan kadar plasma)-
 Analgetik : ekskresi asetosal dipertinggi dalam urine basa,
antasidamengurangi absorban diflusinal
14. Dosis  Dosis
1sendok obat 1 jam setelah makan & sebelum tidur.

15. Peyimpanan  Di temapat yang terlindung dari cahaya matahari dan temapt yang

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 26


kering

Nama obat :

Alium Suspensi FORMULIR B2

Nama Industri Farmasi : Cara Pemberian Nomor Bets

SEMOGA BERUNTUNG FARMA

CARA PENOMORAN NO.REGISTRASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1o 11 12 13 14 15

Keterangan :

Kotak no 1 membedakan nama obat jadi


D : Nama Dagang
G : Nama Generik

Kotak No 2 menggolongkan golongan obat


N : Golongan obat narkotik
P : Golongan obat Psikotropika
T : Golongan obat Bebas terbatas
B : Golongan obat bebas
K : Golongan obat keras

Kotak nomor 3 membedakan jenis produksi


I : Obat jadi Impor
E : Obat jadi untuk keperluan ekspor
L : Obat jadi produksi dalam negeri/lokal
X : Obat jadi untuk keperluan khusus

Kotak nomor 4 dan 5 membedakan priode pendaftaran obat jadi

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 27


72 : Obat jadi yang telah di setujui pendaftarannya pada priode 1972-1974, dan seterusnya.

Kotak nomor 6,7 dan 8 menujukkan nomor urut pabrik.

Kotak no 9,10, dan 11 menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masing-
masing pabrik

Kotak no 12 dan 13 menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi. Macam sediaan yang ada
yaitu :
12 : Tablet isap
37 : Sirup
24 : bedak/talk
62 : Inhalasi
33 : Suspensi
30 : Salep
29 : krim
10 : Tablet
01 : Kapsul
46 : Collyria
36 : Drops

Kotak nomor 14 menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi


A : Menunjukkan kekuatan obat yang pertama di setujui
B : Menunjukkan kekuatan obat yang kedua di setujui
C : Menunjukkan kekuatan obat yang ketiga di setujui

Kotak nomor 15 menunjukkan kemasan yang berbeda untuk tiap nama, kekuatan dan bentuk
sediaan obat jadi.
“1” : Menunjukkan kemasan yang pertama
“2” : Menunjukkan beda kemasan yang pertama
“3” : Menunjukkan beda kemasan.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 28


Nama obat:

Alium Suspensi FORMULIR B4

Nam Industri Farmasi : Informasi Harga

SEMOGA BERUNTUNG FARMA

INFORMASI HARGA :

Kelas Terapi : Obat saluran cerna


Nama Industri Farmasi : Semoga beruntung Farma
Nama Obat : Alium Suspensi
Bentuk Sediaan : Suspensi
Zat Aktif : Aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, simetikon
Kekuatan : Aluminium hidroksida 2,7 gram
Kemasan : Botol ( 60 ml)
HNA : Rp 13.000/ botol

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 29


Nama Obat :

B_zol® Cream FORMULIR C1

Nama Industri Farmasi : Dokumen Mutu dan Teknologi

JAYA LABORATORIES

1. ZAT AKTIF
a. Alumunium Hidroksida

Berat molekul : 78
Rumus molekul : Al(OH)3
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalm etanol, larut dalam asam mineral
encer dan larutan alkali hidroksida
Organoleptis : Serbuk amorf, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kadar : Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110% Al(OH)3 dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia

1.2 Sumber bahan baku zat aktif

Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 1105
Al(OH)3 dari jumlah yang tertera pada etiket. Dapat mengendung minyak permen, gliserol,sorbitol,
sukrosa, sakarin, atau penambah rasa lain dan dapat mengendung bahan anti ikroba yang sesuai

1.3 Spesifikasi dan metode pengujian zat aktif

1. masukan 1 gran zat dalam labu bersumbat dilengkapi pipa kaca yang ujungnya dicelupkan ke dalam
kalsium hidroksida LP dalam tabung reaksi. Tamabahakan ke dalam labu 5 ml Hcl 3 N dan tutup segera,
terbentuk gas dalam labu dan terbentuk endapan dalam tabung reaksi.

2. larutan dalam labu yang diperoleh dari identifikasi A memberikan reaksi aluminium cara A dan B
seperti yang tertera pada uji indentifikasi umum

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 30


1.4 Baku Pembanding zat aktif
Gel Aluminium Hidroksida kering BPFI, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan

1.5 Spesifikasi Kemasan Zat aktif


Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.

2. Obat
2.1 Formula

Nama (INN) Jumlah (%)


Al (OH) 2,7
Mg( OH) 2,4
Simetikon 0,36
Gliserin 20%
Sorbitol 70%
Na CMC 1%
Nipagin 0,1%
Nipasol 0,02%
Ol. Manthae pip 3 tetes
Agua ad 60

2.2 Prosedur pembuatan

2.2.1 Proses produksi

a. Timbang Mg(OH)2 2400 mg, masukkan ke dalam mixer


b. Timbang Al(OH)3 2700 mg, tambahkan ke dalam mixer, ad homogeny
c. Timbang gliserin15,144 g ambil setengah bagian kemudian masukkan mixer,
aduk ad homogen sisihkan (a)
d. Timbang sorbitol 6258 mgtambahkan ke dalam campuran di atas ad homogeny,
sisihkan
e. Timbang Nipagin 81,12 mg masukkan mixer yang berbeda, lalu sisihkan
f. Timbang Nipasol 15,5 mg tambahkan ke dalam mixer
g. Larutkan dengan sisa gliserin,aduk ad homogeny

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 31


h. Campurkan ke dalam mixer (a) dan campurkan CMC Na ad homogeny
i. Masukkan ke dalam botol 60 ml dan tambahkan 2 tetes ol.menthae pip
2.2.2 Pengiriman barang ke gudang

Obat jadi yang telah diluluskan QC selanjutnya dikirim ke gudang obat jadi.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 32


2.3 Spesifikasi Zat Tambahan dan identifikasi

 Magnesium hidroksida
Berat molekul : 58,32
Rumus molekul : Mg ( OH)2
Kelarutan : Pratis tidak larut dalam air dan dalam etanol,larut dalam asam encer
Organoleptis : Serbuk,putih, ruah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia

Identifikasi :
Larutan (1 dalam 20) dalam asam klorida 3 N menunjukan reaksi Magnesium Cara A seperti
yang tertera pada uji identifikasi umum
Susut pengeringan : tidak lebih dari 2% lakukan pengeringan pada suhu 105 c selama 2 jam.

 Simetikon

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan etanol, fase cair larut dalam kloroform, dalam
eter dan dalam benzene. Tahan pemanasan sampai suhu 200◦C
Pemerian : Cairan kental, tembus cahaya, warna abu-abu
Peyimpanana : Dalam wadah tertutup baik
Baku pembanding : Polidimetilsiloksan BPFI, wadah selalu tertutup rapat dan tidak boe
dikeringkan sebelum digunakan
Identifikasi : Spektrum serapan infra merah larutan uji yang seperti tertera pada penetapan kadar
dalam sel 0,5 mm, menunjukan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
pada larutan baku
Penetapan kadar : larutan ditimbang seksama lebih kuran 50 mg, masukan ke dalam botol bulat
120 ml, bertutup ulir. Tambhakan 25 ml ml karbon tetraklorida P dan kcok hingga terdispersi.
Tambahakan 50 ml larutan asam klorida p ( 2 dalam 5) tutup botol rapat-rapat dengan tutup
berlapis inert, kocok 5 menit tepat pada pengocokan resprirokal dengan kecepatan yang sesuai
lebih kurang 200 goyangan per menit dan hempaskan 38 mm dan 2 mm. masukan campuran

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 33


pisah 125 ml, pindahkan lebih kurang 5 ml lapisan organik ke dalam tabung reaksi 15 ml
bertutup putar yang berisi 500 mg natrium sulfas anhidrat, tutup labu, goyang kuat-kuat dan
sentrifus campuran samapi diperoleh beningan yang jernih larutan baku pembanding dengan cara
yang sma, mengandung 25 ml, larutan polidimetisiloksan BPFI dalam karbon tetra tetraklorida p
dengan kadar lebih kurang 2 mg per ml. Larutan blangko buat campuran 10 ml karbon
tetraklorida p dengan 500 mg natrium sulfas anhidrat p sentrifus sampai diperoleh beningnya
yang jernih.Prosedur ukur serapan larutan uji dan larutan baku dalam sel 0,5 m pada serapan
maksimum lebih kurang 7,9 um dengan spectrum inframerah yang sesuai, menggunakan larutan
blangko untuk mempersiapan alat.

 Gliserin
Pemerian : Granul putih, bau khas,
Nama kimia : Propane-1,2,3-triol
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dan
kloroform dalam eter, dalam minyak dan dalam minyak menguap
Bobot jenis dan : C3H8O3 dan 92.09
rumus molekul
Stabilitas : Terurai pada pemanasan. Campuran gliserin dengan air, etanol
(95%), dan propilen glikol adalah kimia yang stabil.

Identifasi : Spektrum serapam infarmerah lapisan tipis menunjukan pita menunjukan pita yang
lebar dan kuat pada 2,7 um samapi 3,3 um puncak lembah yang kuat pada 3,4 µm, maksimum
lebih kurang 6,1 um daerah yang lebih kuat pada 7,1 um, 7,6 um, dan 8,2 um dan serapan yang
sangat kuat pada daerah pita lebih kurang 9,0 dan 9,6 um, 10,1 um, 10,9 um dan 11, 8 um

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 34


 Sorbitol zat
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol dalam methanol dan
asam asetat
Rumus : C6H14O6
molekul dan
bobot jenis 182.17
Nama Kimia :
D-Glucitol
Stabilitas : Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel dengan sebagian besar
eksipien.

Identifikasi : Spektrum serapan infra merah yang terdispersikan dalam kalium bromide p,
menunjuka panpang gelombang yang sam apada baku pembandig menurt BPFI
 Na CMC
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Larut lambat dalam air lebih cepat larut dalam air yang mengandung mineral
Stabilitas : stabil, meskipun higroskopis, disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat
sejuk, kering tempat.
Incompatible : Tidak kompatibel dengan larutan asam dan dengan garam larut besi dan
beberapa lainnya logam, seperti aluminium, merkuri.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

 Nipagin
Pemerian : putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, bubuk kristal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagaian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%)Pndan dalam larutan alkili hidroksida
Titik didih : 115–1188C
Struktur kimia : C9H10O3 dan 166.18
dan Bobot jenis

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 35


Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya , sejuk
dan kering
Khasiat : Antimikrobila
Inkompatibilitas : Sifat antimikroba dari ethylparaben yang jauh berkurang dengan adanya
surfaktan nonionik sebagai akibat dari
Micellizatio

 Nipasol
Pemerian : putih, kristal, tidak berbau, dan tidak berasa
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter,
sukar larut dalam ait mendidih
Titik Lebur : 297 c
Struktur kimia C10H12O3
dan berat
molekul 180.20
Incompatibel : Aktivitas antimikroba propylparaben berkurang jauh dengan adanya
surfaktan nonionik sebagai akibat dari micellization

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 36


Nama Obat

Alium Suspensi FORMULIR C2

Nama Industri Farmasi : Dokumen Uji Preklinik

SEMOGA BERUNTUNG FARMA

Mencakup :

1. Farmakologi
2. Toksikologi
3. Uji mikrobiologi
4. Kesimpulan
5. Daftar Pustaka
ALium Suspensi

Indikasi : Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan


kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada
duodenum dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung,
nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.
Kontraindikasi : hipersensitivitas
Efek Samping : Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah
dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian obat
dihentikan.
Mekanisme Kerja : Farmakologi
Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magmesium Hidroksida
merupakan antasida yang bekerja menetralkan asam lambung
dan meninaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat
iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Disamping itu,
efek laksatif dari magnesium Hidroksida akan mengurangi efek
konstipasi dari aluminium hidroksida.

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 37


Perhatian :  Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi
ginjal yang berat karena dapat menimbulkan
hipermagnesia.
 Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2
minggu kecuali atas petunjuk dokter.
 Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti
Simetidin atau antibiotika Tetrasiklin harap diberikan
dengan selang waktu 1-2 jam.
 Tidak dianjurkan pemberian pada anak-anak di bawah 6
tahun kecuali atas petunjuk dokter karena biasanya kurang
jelas penyebabnya.
 Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan
pemakaian lama karena dapat mengurangi kadar fosfor
dalam darah.

Dosis & Administrasi :  Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendokteh -1
sendok teh.
 Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 – 2
jam setelah makan dan menjelang tidur.

Interaksi obat  Antibakteri : antasida mengurangi absorbasi azikromisin,


sefadoksin,isoniazid, aflaksosin, rifampisin, dan sebagai
besar tetrasiklin
 Antiaritmia : ekskresi kinidin diturunkan dalam urine basa
( kadang dapatmenurunkan kadar plasma)-
 Analgetik : ekskresi asetosal dipertinggi dalam urine basa,
antasidamengurangi absorban diflusinal

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 38


Farmakodinamik
Aluminium hidroksida merupakan golongan antasida non sistemik.Antasida yang
digunakan untuk mengikat kimiawi dan menetralkan asamlambung efeknya adalah dengan
peningkatan pH, yang mengakibatkanberkurangnya kerja protelisis dari pepsin (optimal pH 2),
diatas pH 4pepsin menjadi minimal.

Farmakokinetik
daya menetralkan asam lambung relatif lambat tetapi daya kerjanya lebih panjang.
Al(OH
3)dengan ion aluminiumnya dapat membentuk kompleksdengan protein sehingga bersifat
adstringen antasida ini mengabsorbsipepsin dan menginaktivasinya

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 39


ETIKET DAN BROSUR

Etiket

Alium suspensi®

Komposisi :
Tiap 5ml mengandung :
Alminuim hidroksida .................................................................................... 2,7 gram

Indikasi :
Kelbihan asam lambung, Gastritis,tukak lambung, tukak duodenum
Aturan pakai :
Dewasa : 3 kali sehari 1-2 sendok the sebelum makan.

Kemasan :
Botol bermulut lebar @ 60ml
No. Reg : DBL 0913103332 A1

Diproduksi oleh :
PT. SEMOGA BERUNTUNG FARMA
Padang-Indonesia

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 40


Brosur

Alium suspensi®
Komposisi :

Alminuim hidroksida ................................................................. 2,7 gram

Alium suspensi®

Farmakologi : Kombinasi Aluminium Hidroksida dan


Magmesium Hidroksida merupakan antasida yang bekerja
menetralkan asam lambung dan meninaktifkan pepsin sehingga
rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin
berkurang. Disamping itu, efek laksatif dari magnesium
Hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari aluminium
hidroksida.

Indikasi:

Kelebihan asam lambung, Gastritis,tukak lambung, tukak duodenum


Aturan Pakai:

Dewasa : 3 kali sehari 1-2 sendok the sebelum makan.


Efek Samping:

Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual,


muntah dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian
obat dihentikan ngguan pendengaran, mual, muntah, poliuria, diare

Kontra Indikasi: hipersensitivitas

Cara Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung


dari cahaya pada suhu kamar.

Kemasan :

Botol bermulut lebar @60 ml botol

No. Reg : DBL 0913103332 A1


Diproduksi oleh :

PT. BRANDED FARMA


Padang-Indonesia

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 41


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Britis Pharmacopera Vol II Book II. The Stationary Office : London

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatban


Republik Indonesia

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan


Republik Indonesia

Anonim. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients.2nded. The Pharmaceutical press


: London

Anonim. 2005. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta : Bagian farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Harvey, Ricard. 1995. Farmakologi Ulasan Bergambar. Rutger Yniversity.

Parfitt, Kathleen. 1999. Martindale. The Complete Drug Reference, 32nd ed.
Pharmaceutical Press : UK

ELIZA ARMAN, S.Farm | Aluminium hidroksida suspensi 42

Anda mungkin juga menyukai