Berat molekul : 78
Rumus molekul : Al(OH)3
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalm etanol, larut dalam asam mineral
encer dan larutan alkali hidroksida
Organoleptis : Serbuk amorf, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kadar : Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari 90%
dan tidak lebih dari 110% Al(OH)3 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia
1.3 Simetikon
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan etanol, fase cair larut dalam kloroform, dalam
eter dan dalam benzene. Tahan pemanasan sampai suhu 200◦C
Pemerian : Cairan kental, tembus cahaya, warna abu-abu
Peyimpanana : Dalam wadah tertutup baik
1.5 Sorbitol
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol dalam methanol dan
asam asetat
Rumus : C6H14O6
molekul dan
bobot jenis 182.17
Nama Kimia :
D-Glucitol
Stabilitas : Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel dengan sebagian besar
eksipien.
1.6 Na CMC
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Larut lambat dalam air lebih cepat larut dalam air yang mengandung mineral
Stabilitas : stabil, meskipun higroskopis, disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat
sejuk, kering tempat.
incompatibel : Tidak kompatibel dengan larutan asam dan dengan garam larut besi dan
beberapa lainnya logam, seperti aluminium, merkuri.
peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
1.7 Nipasol
Farmakodinamik
Aluminium hidroksida merupakan golongan antasida non sistemik.Antasida yang
digunakan untuk mengikat kimiawi dan menetralkan asamlambung efeknya adalah dengan
peningkatan pH, yang mengakibatkanberkurangnya kerja protelisis dari pepsin (optimal pH 2),
diatas pH 4pepsin menjadi minimal.
Farmakokinetik
daya menetralkan asam lambung relatif lambat tetapi daya kerjanya lebih panjang. Al(OH
3)dengan ion aluminiumnya dapat membentuk kompleksdengan protein sehingga bersifat
adstringen antasida ini mengabsorbsipepsin dan menginaktivasinya
Al(OH) 2,7
Mg(OH) 2,4
Simetikon 0,36
Gliserin 20%
Sorbitol 70%
CMC Na 1%
Nipagin 0,1 %
Nipasol 0,02%
Ol. Menthae pip. 3 tetes
Aqua ad 60
Dosis Al(OH)ɜ menurut Martindle halaman 2 : Dalam sediaan 15mL mengandung 500-1000
gram Al(OH)ɜ, hal tersebut sesuai dengan rentang dosis zat aktif pada pustaka Pharmaceutiacal
Dosage Forms Dispers System Volume 2.
Dalam sediaan 15mL mengandung 500-750mg Mg(OH)2, hal tersebut sesuai dengan literatur
yang ada.
c. Simeticon
Dosis simeticon menurut Pharmaceutiacal Dosage Forms Dispers System Vo lume 2
halaman 128 :
Dalam sediaan 5mL mengandung 20-40mg.
x 30 mg = 360 mg
d. Gliserin
BJ = 1,2620 g/cm3
Sediaan =
= 0,3mL
= 0,3mL x 0,75 g/ cm3
= 0,225 g = 225 mg
g. Sorbitol
BJ = 1,49 g/ cm3
Sediaan =
= 42mL
= 42mL x 1,49 g/ cm3
= 62,58 g = 6258 mg
h. Nipasol
BJ = 1,288 g/ cm3 , penggunaan nipasol 0,01% - 0,02%
Sediaan = 0,02% x 60mL
= 0,012mL
= 0,012mL x 1,288 g/ cm3
= 0,0155 g
= 15,5 mg
1. Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Syarat : jumlah cemaran
partikel/m3 » 0,5 µm, maksimal sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3 » 5 µm sebanyak
20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal 500, efisiensi saringan 95%, pertukaran
udara> 30 kali/jam, humidif 55% pada 70 0F (21,1 0C)
2. Siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,5%, etanol 75% dan
terakhir aqua kembali. Beri label “telah dibersihkan”. Set peralatan sesuai dengan master
formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label “siap digunakan”.
3. Karyawan harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Diruang ganti pakaian, karyawan
harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptic khusus,
keringkan, lalu ganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi, kenakan tutup
kepala, sarung tangan dan serta sepatu khusus. Karyawan masuk ke ruang produksi
melalui airlock khusus karyawan yang telah dilengkapi air shower. Hal ini untuk
mencegah perpindahan mikroba dari luar ke ruang produksi. Masuk ke ruang produksi,
sebelah ujung tidak boleh dalam keadaan terbuka untuk mencegah aliran udara luar
masuk ke ruang produksi
4. Botol dan tutup botol dicuci dengan Na pyrophospat 0.5% dengan mesin cuci otomatis.
Cuci dan bilas dengan aqua demineralisata keringkan dengan tunnel dryer suhu 600C
selama 2 jam. Dinginkan selama satu jam dalam suhu kamar, bawa ke ruang produksi
melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
5. Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan kelas III
mellalui airlock. Timbang sesuai dengan master formula. Cek oleh kepala regu dan
kepala unit. Setelah OK kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan baku
6. Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas, desuai dengan master
formula / CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing sekunder (black
area). Cetak nomor batch dan tanggal expired date sesuai master formula. Cek oleh
kepala regu dan kepala unit. Kalau sudah OK baru siap untuk dipakai mengemas produk
7. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan masing-
masing telah mengalami quality control terlebih dahulu pada masa karantina. Bahan yang
dipakai adalah yang telah lulus quality control. Bila tidak memenuhi spesifikasi standar,
maka bahan harus direject, dimusnahakan langsung atau dirusak terlebih dahulu.
9. Evaluasi Sediaan
10. Apabila produk sudah lulus QC, krim dimasukkan ke dalam botol serta dilabel.
11. Tiap 15 menit selama proses pengisian operator akan melakukan IPC: (1)keseragaman
volum dengan cara membandingkan dua botol produk pengisian dengan botol standar
kalibrasi, (2)kekencangan tutup botol secara manual, (3) kelengkapan register, batch dan
expired date.
12. Setelah pengisian, produk yang telah disusun pada rak khusus dikarantina, beri label
“quarantine”, lakukan IPC: (1)uji volume terpindahkan, (2)stabilitas sediaan,
(3)pengambilan produk untuk retain sample.
13. Bila lulus uji produk tersebut dikirim ke packing sekunder botol, brosur dan sendok teh
yang dimasukkan ke inner botol, lalu masukkan ke outer box, beri nomor batch register
pada outer box. Cek akhir.
14. Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian
logistic
1. Uji Organoleptis
Evaluasi organoleptis merupakan evaluasi dengan pengamatan panca indera terhadap
sediaan yang diperoleh. Adapun yang diamati yaitu bau, rasa, dan warna. Bau, rasa dan warna
yang diinginkan yaitu sediaan memiliki bau dan rasa mint serta berwarna putih. Setelah sediaan
selesai dibuat, organoleptisnya sesuai dengan yang direncanakan.dan setelah penyimpanan, sifat
organoleptis sediaan masih sama karena ditutup rapat dan ditepatkan ditempat yang sejuk agar
oleum menthae pip yang digunakan tidak cepat menguap.
2.Uji PH
Untuk uji pH menggunakan kertas pH universal, caranya dengan mencelupkan secara
langsung kertas ke dalam larutan hasil pembuatan. Dari uji tersebut didapatkan hasil bahwa pH
dari sediaan kami yakni. Hal ini berarti pH sediaan kami masih masuk dalam rentang dari pH
sediaan yang disyaratkan yakni sekitar 6-8 dan juga memenuhi spesifikasi dari pH efektif
antasida yakni sekitar 8.
3. Uji Viskositas
Uji viskositas ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekentalan dari sediaan suspense
kami. Kekentalan atau viskositas sediaan termasuk salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan sediaan. Uji viskositas dilakukan dengan viskometer, didapatkan hasil sediaan
suspensi memiliki viskositas 800 mpas.
Tunggal Kombinasi x
UNIT B O T O L
PBF Pendaftar
ALuim Suspensi
Formulir B2
Nama Industri Farmasi :
Informasi Produk
SEMOGA BERUNTUNG FARMA
Berat molekul : 78
Rumus molekul : Al(OH)3
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalm etanol, larut dalam asam mineral
encer dan larutan alkali hidroksida
Organoleptis : Serbuk amorf, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kadar : Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110% Al(OH)3 dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia
Simetikon
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan etanol, fase cair larut dalam kloroform, dalam
eter dan dalam benzene. Tahan pemanasan sampai suhu 200◦C
Pemerian : Cairan kental, tembus cahaya, warna abu-abu
Peyimpanana : Dalam wadah tertutup baik
Gliserin
Pemerian : Granul putih, bau khas,
Nama kimia : Propane-1,2,3-triol
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dan
kloroform dalam eter, dalam minyak dan dalam minyak menguap
Bobot jenis dan : C3H8O3 dan 92.09
rumus molekul
Stabilitas : Terurai pada pemanasan. Campuran gliserin dengan air, etanol
(95%), dan propilen glikol adalah kimia yang stabil.
1.5 Na CMC
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Larut lambat dalam air lebih cepat larut dalam air yang mengandung mineral
Stabilitas : stabil, meskipun higroskopis, disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat
sejuk, kering tempat.
Incompatible : Tidak kompatibel dengan larutan asam dan dengan garam larut besi dan
beberapa lainnya logam, seperti aluminium, merkuri.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
1.6 Nipagin
Pemerian : putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, bubuk kristal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagaian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%)Pndan dalam larutan alkili hidroksida
Titik didih : 115–1188C
Struktur kimia : C9H10O3 dan 166.18
dan Bobot jenis
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya , sejuk
dan kering
1.7 Nipasol
1. Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Syarat : jumlah cemaran
partikel/m3 » 0,5 µm, maksimal sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3 » 5 µm
sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal 500, efisiensi saringan 95%,
pertukaran udara> 30 kali/jam, humidif 55% pada 70 0F (21,1 0C)
2. Siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,5%, etanol 75% dan
terakhir aqua kembali. Beri label “telah dibersihkan”. Set peralatan sesuai dengan
master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label “siap digunakan”.
3. Karyawan harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Diruang ganti pakaian, karyawan
harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptic khusus,
keringkan, lalu ganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi, kenakan tutup
kepala, sarung tangan dan serta sepatu khusus. Karyawan masuk ke ruang produksi
melalui airlock khusus karyawan yang telah dilengkapi air shower. Hal ini untuk
mencegah perpindahan mikroba dari luar ke ruang produksi. Masuk ke ruang produksi,
sebelah ujung tidak boleh dalam keadaan terbuka untuk mencegah aliran udara luar
masuk ke ruang produksi
4. Botol dan tutup botol dicuci dengan Na pyrophospat 0.5% dengan mesin cuci otomatis.
Cuci dan bilas dengan aqua demineralisata keringkan dengan tunnel dryer suhu 60 0C
selama 2 jam. Dinginkan selama satu jam dalam suhu kamar, bawa ke ruang produksi
melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
5. Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan kelas III
mellalui airlock. Timbang sesuai dengan master formula. Cek oleh kepala regu dan
kepala unit. Setelah OK kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan baku
6. Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas, desuai dengan master
formula / CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing sekunder (black
area). Cetak nomor batch dan tanggal expired date sesuai master formula. Cek oleh
kepala regu dan kepala unit. Kalau sudah OK baru siap untuk dipakai mengemas produk
7. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan
masing-masing telah mengalami quality control terlebih dahulu pada masa karantina.
9. Evaluasi Sediaan
10. Apabila produk sudah lulus QC, krim dimasukkan ke dalam botol serta dilabel.
11. Tiap 15 menit selama proses pengisian operator akan melakukan IPC: (1)keseragaman
volum dengan cara membandingkan dua botol produk pengisian dengan botol standar
kalibrasi, (2)kekencangan tutup botol secara manual, (3) kelengkapan register, batch dan
expired date.
12. Setelah pengisian, produk yang telah disusun pada rak khusus dikarantina, beri label
“quarantine”, lakukan IPC: (1)uji volume terpindahkan, (2)stabilitas sediaan,
(3)pengambilan produk untuk retain sample.
13. Bila lulus uji produk tersebut dikirim ke packing sekunder botol, brosur dan sendok teh
yang dimasukkan ke inner botol, lalu masukkan ke outer box, beri nomor batch register
pada outer box. Cek akhir.
14. Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian
1. Uji Organoleptis
Evaluasi organoleptis merupakan evaluasi dengan pengamatan panca indera terhadap
sediaan yang diperoleh. Adapun yang diamati yaitu bau, rasa, dan warna. Bau, rasa dan warna
yang diinginkan yaitu sediaan memiliki bau dan rasa mint serta berwarna putih. Setelah sediaan
selesai dibuat, organoleptisnya sesuai dengan yang direncanakan.dan setelah penyimpanan, sifat
organoleptis sediaan masih sama karena ditutup rapat dan ditepatkan ditempat yang sejuk agar
oleum menthae pip yang digunakan tidak cepat menguap.
2.Uji PH
Untuk uji pH menggunakan kertas pH universal, caranya dengan mencelupkan secara
langsung kertas ke dalam larutan hasil pembuatan. Dari uji tersebut didapatkan hasil bahwa pH
dari sediaan kami yakni. Hal ini berarti pH sediaan kami masih masuk dalam rentang dari pH
sediaan yang disyaratkan yakni sekitar 6-8 dan juga memenuhi spesifikasi dari pH efektif
antasida yakni sekitar 8.
3. Uji Viskositas
Uji viskositas ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekentalan dari sediaan suspense
kami. Kekentalan atau viskositas sediaan termasuk salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan sediaan. Uji viskositas dilakukan dengan viskometer, didapatkan hasil sediaan
suspensi memiliki viskositas 800 mpas.
12. Dosis& : Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendokteh -1
Administrasi sendok teh.
Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 – 2
jam setelah makan dan menjelang tidur.
15. Peyimpanan Di temapat yang terlindung dari cahaya matahari dan temapt yang
Nama obat :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1o 11 12 13 14 15
Keterangan :
Kotak no 9,10, dan 11 menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masing-
masing pabrik
Kotak no 12 dan 13 menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi. Macam sediaan yang ada
yaitu :
12 : Tablet isap
37 : Sirup
24 : bedak/talk
62 : Inhalasi
33 : Suspensi
30 : Salep
29 : krim
10 : Tablet
01 : Kapsul
46 : Collyria
36 : Drops
Kotak nomor 15 menunjukkan kemasan yang berbeda untuk tiap nama, kekuatan dan bentuk
sediaan obat jadi.
“1” : Menunjukkan kemasan yang pertama
“2” : Menunjukkan beda kemasan yang pertama
“3” : Menunjukkan beda kemasan.
INFORMASI HARGA :
JAYA LABORATORIES
1. ZAT AKTIF
a. Alumunium Hidroksida
Berat molekul : 78
Rumus molekul : Al(OH)3
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalm etanol, larut dalam asam mineral
encer dan larutan alkali hidroksida
Organoleptis : Serbuk amorf, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kadar : Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110% Al(OH)3 dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia
Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 1105
Al(OH)3 dari jumlah yang tertera pada etiket. Dapat mengendung minyak permen, gliserol,sorbitol,
sukrosa, sakarin, atau penambah rasa lain dan dapat mengendung bahan anti ikroba yang sesuai
1. masukan 1 gran zat dalam labu bersumbat dilengkapi pipa kaca yang ujungnya dicelupkan ke dalam
kalsium hidroksida LP dalam tabung reaksi. Tamabahakan ke dalam labu 5 ml Hcl 3 N dan tutup segera,
terbentuk gas dalam labu dan terbentuk endapan dalam tabung reaksi.
2. larutan dalam labu yang diperoleh dari identifikasi A memberikan reaksi aluminium cara A dan B
seperti yang tertera pada uji indentifikasi umum
2. Obat
2.1 Formula
Obat jadi yang telah diluluskan QC selanjutnya dikirim ke gudang obat jadi.
Magnesium hidroksida
Berat molekul : 58,32
Rumus molekul : Mg ( OH)2
Kelarutan : Pratis tidak larut dalam air dan dalam etanol,larut dalam asam encer
Organoleptis : Serbuk,putih, ruah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari
Khasiat : Mengatasi gejala dyspepsia
Identifikasi :
Larutan (1 dalam 20) dalam asam klorida 3 N menunjukan reaksi Magnesium Cara A seperti
yang tertera pada uji identifikasi umum
Susut pengeringan : tidak lebih dari 2% lakukan pengeringan pada suhu 105 c selama 2 jam.
Simetikon
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan etanol, fase cair larut dalam kloroform, dalam
eter dan dalam benzene. Tahan pemanasan sampai suhu 200◦C
Pemerian : Cairan kental, tembus cahaya, warna abu-abu
Peyimpanana : Dalam wadah tertutup baik
Baku pembanding : Polidimetilsiloksan BPFI, wadah selalu tertutup rapat dan tidak boe
dikeringkan sebelum digunakan
Identifikasi : Spektrum serapan infra merah larutan uji yang seperti tertera pada penetapan kadar
dalam sel 0,5 mm, menunjukan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
pada larutan baku
Penetapan kadar : larutan ditimbang seksama lebih kuran 50 mg, masukan ke dalam botol bulat
120 ml, bertutup ulir. Tambhakan 25 ml ml karbon tetraklorida P dan kcok hingga terdispersi.
Tambahakan 50 ml larutan asam klorida p ( 2 dalam 5) tutup botol rapat-rapat dengan tutup
berlapis inert, kocok 5 menit tepat pada pengocokan resprirokal dengan kecepatan yang sesuai
lebih kurang 200 goyangan per menit dan hempaskan 38 mm dan 2 mm. masukan campuran
Gliserin
Pemerian : Granul putih, bau khas,
Nama kimia : Propane-1,2,3-triol
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dan
kloroform dalam eter, dalam minyak dan dalam minyak menguap
Bobot jenis dan : C3H8O3 dan 92.09
rumus molekul
Stabilitas : Terurai pada pemanasan. Campuran gliserin dengan air, etanol
(95%), dan propilen glikol adalah kimia yang stabil.
Identifasi : Spektrum serapam infarmerah lapisan tipis menunjukan pita menunjukan pita yang
lebar dan kuat pada 2,7 um samapi 3,3 um puncak lembah yang kuat pada 3,4 µm, maksimum
lebih kurang 6,1 um daerah yang lebih kuat pada 7,1 um, 7,6 um, dan 8,2 um dan serapan yang
sangat kuat pada daerah pita lebih kurang 9,0 dan 9,6 um, 10,1 um, 10,9 um dan 11, 8 um
Identifikasi : Spektrum serapan infra merah yang terdispersikan dalam kalium bromide p,
menunjuka panpang gelombang yang sam apada baku pembandig menurt BPFI
Na CMC
Pemerian : berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal, higroskopis bubuk
Kelarutan : Larut lambat dalam air lebih cepat larut dalam air yang mengandung mineral
Stabilitas : stabil, meskipun higroskopis, disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat
sejuk, kering tempat.
Incompatible : Tidak kompatibel dengan larutan asam dan dengan garam larut besi dan
beberapa lainnya logam, seperti aluminium, merkuri.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Nipagin
Pemerian : putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, bubuk kristal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagaian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%)Pndan dalam larutan alkili hidroksida
Titik didih : 115–1188C
Struktur kimia : C9H10O3 dan 166.18
dan Bobot jenis
Nipasol
Pemerian : putih, kristal, tidak berbau, dan tidak berasa
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter,
sukar larut dalam ait mendidih
Titik Lebur : 297 c
Struktur kimia C10H12O3
dan berat
molekul 180.20
Incompatibel : Aktivitas antimikroba propylparaben berkurang jauh dengan adanya
surfaktan nonionik sebagai akibat dari micellization
Mencakup :
1. Farmakologi
2. Toksikologi
3. Uji mikrobiologi
4. Kesimpulan
5. Daftar Pustaka
ALium Suspensi
Dosis & Administrasi : Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendokteh -1
sendok teh.
Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 – 2
jam setelah makan dan menjelang tidur.
Farmakokinetik
daya menetralkan asam lambung relatif lambat tetapi daya kerjanya lebih panjang.
Al(OH
3)dengan ion aluminiumnya dapat membentuk kompleksdengan protein sehingga bersifat
adstringen antasida ini mengabsorbsipepsin dan menginaktivasinya
Etiket
Alium suspensi®
Komposisi :
Tiap 5ml mengandung :
Alminuim hidroksida .................................................................................... 2,7 gram
Indikasi :
Kelbihan asam lambung, Gastritis,tukak lambung, tukak duodenum
Aturan pakai :
Dewasa : 3 kali sehari 1-2 sendok the sebelum makan.
Kemasan :
Botol bermulut lebar @ 60ml
No. Reg : DBL 0913103332 A1
Diproduksi oleh :
PT. SEMOGA BERUNTUNG FARMA
Padang-Indonesia
Alium suspensi®
Komposisi :
Alium suspensi®
Indikasi:
Kemasan :
Anonim. 2002. Britis Pharmacopera Vol II Book II. The Stationary Office : London
Anonim. 2005. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta : Bagian farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Parfitt, Kathleen. 1999. Martindale. The Complete Drug Reference, 32nd ed.
Pharmaceutical Press : UK