Anda di halaman 1dari 2

KONTRA

IZIN PERTAMBANGAN
Otonomi daerah
Pengertian Otonomi Daerah Istilah otonomi secara etimologis berasal dari kata yunani “autos” yang
berarti sendiri dan “nomos” yang berarti hukum atau peraturan. Menurut Encyclopedia of Social Science,
bahwa otonomi dalam pengertian orisinil adalah the legal self sufficiency of social body and its actual
independence. Jadi ada dua ciri hakikat dari otonomi, yakni legal self suffiency dan actual independence.
Dalam kaitan dengan politik atau pemerintahan, otonomi daerah berarti self government atau condition
of living under one’s own law. Dengan demikian otonomi daerah yang memiliki legal self sufficiency yang
bersifat self government yang diatur dan diurus oleh own laws.
Secara global, isu mengenai otonomi daerah banyak mengemuka di negara-negara utamanya
menyangkut persoalan penyebaran kekuasaan kekuasaan (dispersion of power) sebagai manifestasi riil
dari demokrasi. Dengan kata lain, otonomi daerah sebagai manifestasi demokrasi pada hakekatnya
merupakan penerapan konsep teori “areal division of power”yang membagi kekuasaan secara vertikal
suatu negara, sehingga menimbulkan adanya kewenangan penyelenggaraan pemerintahan di satu sisi
oleh Pemerintah Pusat, sedangkan di sisi lain dilaksanakan oleh Pemerintahan Daerah
Porsi otonomi daerah menurut Prof Laica Marzuki tidak cukup dengan wujud otonomi daerah yang luas
dan bertanggungjawab, tetapi juga harus diwujudkan dalam format otonomi yang seluas-luasnya
Prof Bagir Manan menyebut dengan istilah “sistem rumah tangga daerah”
Rondini dan cheema mendefinisikan otonomi daerah sebagia berikut: Decentralization is tehe tranfer of
planning, decission making, or administrative authority from tehe central government to it is field
organization, local admnistrative unit, semi autonomous and parastatal organization, local government
or non governmental organization
(otonomi daerah adalah proses pelimpahan wewenang perencanaan, pengambilan keputusan atau
pemerintahan dari pemerintah pusat kepada organisasi-oragnisasi kepa uit-unit pelaksana daerah,
kepada oragnisasi semi otonom dan parastatal ataupun kepada pemerintah atau organisasi non
pemerintah)
Landasan Konstitusionsl Pasal 18 UUD NRI 1945
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk;
(1) Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi. (2) Negara keatuan dengan sistem desentralisasi. Dalam
negara kesatuan dengan sistem sentralisasi segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat dan daerah-daerah hanya tinggal melaksanakan segala apa yang telah diinstruksikan
oleh pemerintah pusat.sedangkan dalam negara kesatuandengan sistem desentralisasi, kepada daerah-
daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
(otonomi daerah) yang dinamakan dengan daerah otonom.
Menurut Sri Soemantri adanya pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada daerah-daerah
otonom bukanlah hal itu ditetapkan dalam konstitusinya, akan tetapi karena masalah itu adlah
merupakan hakikat daripada negara kesatuan.
Otonomi nyata berarti menangani urusan pemerintah dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang
(Delegasi dan mandat: Pelimpahan) dan kewajiban yang senyatanya telah dan berpotensi unutk tumbuh,
hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan karakteristik masing-masing daerah.
Otonomi Daerah adalah instrumen untuk mencegah disintegrasi nasional
Kebijakan otonomi dan desentralisasi kewenangan ini dinilai sangat penting terutama untuk menjamin
agar proses integrasi nasional dapat dipelihara dengan sebaik-baiknya. Karena dalam sistem yang
berlaku sebelumnya, sangat dirasakan oleh daerah-daerah besarnya jurang ketidakadilan struktural yang
tercipta dalam hubungan antara pusat dan daerah-daerah.
Inde datae leges be fortior omnia posset Law were made lest the stonger should have unlimited power.
Hukum dibuat, jika tidak maka yang terbuat akan mempunyai kekuatan yang tidak terbatas.

Lex nemini operatur iniquum, neminini facit injuriam The law works an injustice to no one and does wrong to no
one. Hukum tidak memberikan ketidakadilan kepada siapapun dan tidak melakukan kesalahan kepada siapapun.

Lex prospcit, non respicit The law looks forward, not backward Hukum melihat kedepan bukan ke belakang.

Lex semper dabit remedium. The law always give a remedy Hukum selalu memberi obat

The law rejects superfluous, contraditory, and incongruous things. Hukum menolak hal yang bertentangan dan
tidak layak

Id perfectum est quad ex omnibus suis partibus constant

Sesuatu dinyatakan sempurnanya bila setiap bagiannnya komplit.

Facta sunt potentiora verbis. Deeds (or facts) are more powerful than words Perbuatan (atau fakta) lebih kuat dari
kata-kata.

Dormiunt aliquando leges, nunquam moriuntur.

Hukum terkadang tidur, tetapi hukum tidak pernah mati.

Droil ne done, pluis que soit demaunde Thed law give no more than is demanded. Hukum memberi tidak lebih dari
yang dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai