(RPP)
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan analogi, menggunakan model
pembelajaran discovery learning, dengan metode pengamatan dan identifikasi, diskusi,
dan tanya jawab peserta didik dapat menyebutkan tujuan, manfaat dan dasar-dasar
klasifikasi, menjelaskan macam-macam klasifikasi, menjelaskan kronologi
perkembangan sistem kingdom, dan menyusun laporan hasil identifikasi tumbuhan.
sehingga peserta didik dapat membangun kesadaran akan kebesaran Tuhan YME,
menumbuhkan prilaku disiplin, jujur, aktif, responsip, santun, bertanggungjawab, dan
kerjasama.
C. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
KD 1. Sikap Spiritual:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KD 2. Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsive, dan pro aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
masalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
No KD Pengetahuan No KD Keterampilan
3.3 Menjelaskan prinsip- 4.3 Menyusun kalodogram berdasarkan
prinsip klasifikasi prinsip-prinsip klasifikasi makhluk
makhluk hidup dalam hidup.
lima kingdom.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta:
Kingdom- kingdom misalnya eubacteria, archaebacteria, protista, fungi, plantae,
dan animalia
2. Materi konsep:
Sistem klasifikasi makhluk hidup: sistem alamiah, artifisial (buatan), filogenetik, dan
modern.
Dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup.
Sistem klasifikasi kingdom.
3. Materi Prosedural
Klasifikasi makhluk hidup
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan: scientific dan analogi
2. Metode dan Model Pembelajaran
Metode: diskusi, pengamatan dan identifikasi, tanya jawab.
Model: discovery learning.
F. Alat dan Media Pembelajaran.
Alat:
1. Mikroskop
2. Laptop
3. Lcd
4. Spidol dan papan tulis
Media:
1. Organ-organ tumbuhan.
2. Gambar-gambar makhluk hidup.
3. LDS tentang klasifikasi makhluk hidup.
4. Power point tentang materi klasifikasi makhluk hidup.
G. Sumber Belajar
1. Syamsuri, Istamar, dkk. 2017. Biologi Untuk SMA/MA kelas X Kurikulum 2013.
Edisi revisi. Jakarta: Erlangga. Halaman 69-82.
2. Internet
3. Sumber lain yang relevan.
H. Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN KE-1
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, meminta ketua kelas
memimpin doa untuk memulai pembelajaran sebagai implementasi sikap
religius.
Motivasi
● Setelah siswa menjawab, guru menjelaskan, “benar sekali jadi yang salah satu
tahapan yang digunakan dalam proses mengelompokkan tadi adalah
mengamati ciri-ciri luarnya atau morfologinya. Jadi pembelajaran kali ini kita
akan mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup.
● Menyampaikan bahwa akan diberikan reward and punishmen bagi siswa yang
aktif dan melanggar aturan.
I. Penilaian
Aspek Teknik Bentuk Instrumen Rubrik
Penilaian penilaian Penilaian Penilaian
Sikap Observasi Penilaian sikap Lembar Terlampir
dalam Observasi dan
pembelajaran Jurnal
(terlampir)
Pengetahuan Penugasan Pengerjaan Lembar Terlampir
LDS. penilaian LDS
(Terlampir)
Ketrampilan Penilaian Pembuatan Lembar Terlampir
(psikomotorik) laporan laporan penilaian
pengamatan laporan
J. Lampiran
Lampiran 1. Materi
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
kelas (classis)
ordo (bangsa)
famili (suku)
genus (marga)
spesies (jenis)
Kamu tentu sering menemukan suatu jenis makhluk hidup, misalnya tanaman
mangga dalam bahasa Indonesia memiliki nama yang berbeda-beda. Misalnya orang
Jawa Tengah menyebutnya pelem, paoh bagi orang Jawa Timur, sedangkan di
Sumatera Barat disebut pauh. Contoh lain, pisang dalam bahasa Indonesia, di Jawa
Barat disebut cau, sedangkan di Jawa Tengah dinamakan gedang. Nama mangga dan
pisang dapat berbeda-beda menurut daerah masing-masing, dan hanya dimengerti
oleh penduduk setempat.
Agar nama-nama tersebut dimengerti oleh semua orang, maka setiap jenis
makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin, sesuai
dengan kode Internasional Tata Nama Tumbuhan dan Hewan. Nama ilmiah makhluk
hidup digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia. Walaupun kadang-
kadang sulit di eja atau diingat, tetapi diharapkan suatu organisme hanya memiliki
satu nama yang benar. Upaya memberi nama ilmiah makhluk hidup yang dirintis oleh
para ilmuwan, akhirnya melahirkan sistem tata nama binomial nomenklatur (tata
nama biner) yang meliputi ketentuan pemberian nama takson jenis.