Abstract
LatarBelakang: Pergerakantanahataulongsormerupakan salah satubencanaalam yang
seringterjadiketikacurahhujansedangtinggi.
Longsorakanmenjadiancamanbagimanusiaapabilaterjadididaerahpemukiankarenadapatmerusakin
frastruktur dan membuatmanusiamengalamikerugianhartabenda. Tujuan:
penelitianinibertujuanmengidentifikasikondisilapisanbawahpermukaan
yangberfungsisebagaibidanggelincir pada ruasjalanTavaili - Toboli, DesaNupabomba,
KecamatanTanantovea, KabupatenDonggala.Jenispenelitian:
Penelitianinimerupakanpenelitiansurveidenganmenggunakanmetodegeolistrikhambatanjenis.
Hasil penelitian: Hasil
interpretasimenunjukkanbahwapenyusuntanahwilayahpenelitianadalahkerikil, batupasir, dan
genes. Nilai hambatanjenissetiaplapisanbatuanyaitukerikilberkisarantara 10 Ωm – 84 Ωm,
lapisanbatupasirberkisarantara 84 Ωm – 158 Ωm, dan lapisan genes berkisarantara 232 Ωm –
565 Ωm. Pada wilayahpenelitianlapisan genes didugamerupakanbidanggelincir.
Bentukbidanggelincir yang diperoleh pada wilayahpenelitianyaitugelincirrotasi.
Setiaplintasanmemilikikedalamanbidanggelincirberbeda – beda, yaitu L-1 dan L4 terletak pada
kedalaman 8 m, L-2 terletak pada kedalaman 3 m, dan L-3 terletak pada kedalaman 7
m.Kesimpulan: keempatlintasanmemilikipenyusunlapisantanah yang sama, yaitukerikil,
batupasir, dan genes. Bidanggelincirberada pada lapisanbatuan yang kedap air yaitu
genes.Saran: Untukmemperkecilkemungkinanlongsor yang
dapatmenutupijalanperludibuatdindingpenahan di
sepanjangjalansesuaidengankedalamanbidanggelincir. Dindingpenahandapatberupageotekstil,
dan bronjong.
A. PENDAHULUAN
Pergerakantanahataulongsormerupakan salah satubencanaalam yang
seringterjadiketikacurahhujansedangtinggi(Dai, Lee, & Ngai, 2002; Malamud, Turcotte,
Guzzetti, & Reichenbach, 2004; Stark & Hovius, 2001; USGS, 2004; Varnes J, 1958). Pada
musim hujan, volume air yang
meresapkedalamtanahbertambahbesarsehinggamenyebabkanterjadinyaalterasiteganganpermukaa
n dan menambah berat massa tanah. Hal inidapatmemicuketidakstabilan lereng. Ketidakstabilan
juga dapatterjadi pada suatuwilayah yang memilikibidanggelincir pada
strukturbawahpermukaannya(Bekler, Ekinci, Demirci, Erginal, & Ertekin, 2011; Chigira, Wang,
Furuya, & Kamai, 2003; Souisa, Hendrajaya, & Handayani, 2015). Tanah longsorbanyakterjadi
pada topografiterjaldengansudutlereng 15– 450 dan pada
batuanvolkaniklapukdengancurahhujantinggi. Pada musimhujan,
perubahanteganganpermukaandalamporitanah dan peningkatanbobotmassatanahakibatdari air
yang meresapkedalamtanahdapatmemicuperpindahan (ketidakstabilangravitasi).
Ketidakstabilangravitasidapatterjadi pada suatudaerah yang memilikibidanggelincir pada
strukturbawahpermukaan(Supeno, Priyantari, N., dan Halik, 2008).
Gejalaumumtanahlongsorditandaidenganmunculnyaretakan-retakan di lereng yang
sejajardenganarahtebing, biasanyaterjadisetelahhujan, munculnyamata air barusecaratiba-tiba
dan tebingrapuhsertakerikilmulaiberjatuhan. Ada 6 jenistanahlongsoryaknilongsorantranslasi,
longsoranrotasi, pergerakanblok, runtuhanbatuan, rayapantanah, dan
aliranbahanrombakan(Cardinali и др., 2002; Fell, Whitt, Miner, & Flentje, 2008). Proses
terjadinyatanahlongsordapatditerangkansebagaiberikut: air yang
meresapkedalamtanahakanmernambahbobottanah. Jika air tersebutmenembussampaitanahkedap
air yang berperansebagaibidanggelincir, makatanahmenjadilicin dan
tahananpelapukandiatasnyaakanbergerakmengikutilereng dan luarlereng.
Bidanggelincirdapatdiperolehdarikontrashambatanjenisantarduabatuan yang salingberdekatan.
Bilahambatanjenislapisanatasnyajauhlebihrendahdarihambatanjenislapisanbawahnya,
makasangatmemungkinkanterjadilongsoranhalinidikarenakanlapisantersebutakangampangterkiki
s dan mengalir, apalagibiladidukung oleh bidang yang cukupterjal dan
curahhujandiwilayahtersebutcukuptinggi(ESDM, 2005; Luchman Hakim,
2015
)
.Longsorakanmenjadiancamanbagimanusiaapabilaterjadididaerahpemukiankarenadapatmerusaki
nfrastruktur dan membuatmanusiamengalamikerugianhartabenda(Ahmed, 2015; Glade,
Anderson, & Crozier, 2012; Lari, Frattini, & Crosta, 2014; Pardeshi, Autade, & Pardeshi, 2013;
Shahabi & Hashim, 2015; Shanmugam & Wang, 2015).
Tanah longsorseringterjadi di ruasjalanTavaili - Toboli, DesaNupabomba,
KecamatanTanantovea, KabupatenDonggala. Jalurdenganpanjangnyasekitar 40 km ini,
merupakanjalanutamapenghubung Kota Paludengan Kota atauProvinsilainnya yang
adadisekitarnya. Ketikaterjadilongsormakaruasjalaniniterputus, sehinggatidakbisadilalui oleh
kendaraan. Ruasjalaniniberada di sepanjanglerengpegunungan pada ketinggiansekitar 700 – 900
m di ataspermukaanlaut (m dpl). Wilayah inimemilikikemiringanlereng yang terjal. Kondisi yang
demikianmemungkinkanlapisantanah di atasnyaakanmudahterkikis, bila air
meresapmenembussampailapisankedap air yang berperansebagaibidanggelincir.
Berdasarkanhaltersebutruasjalaninidapatdikatakanwilayah yang rawanterhadapbencanalongsor.
Salah satumetodegeofisika yang
dapatdigunakandalammenyelidikibidanggelinciryaitumetodegeolistrikhambatanjenis(Irayani,
Permanajati, Haryadi, Wihantoro, & Azis, 2016; Pranata, Jufriadi, Ayu, & Wahyuningsih, 2016;
Sugito, Irayani, & Jati, 2010).
Pengukurandilakukandenganmenginjeksiaruslistrikkedalambumimelaluiduabuahelektrodaarus
dan dilakukanpengukuranbedapotensialmelaluiduabuahelektrodapotensial. Dari
hasilpengukuranarus dan bedapotensiallistrikakandapatdihitungvariasinilaihambatanjenis pada
lapisanpermukaanbumi di bawahtitikukur (Sounding point).
Metodegeolistrikhambatanjenisdidasarkan pada
anggapanbahwabumimempunyaisifathomogenisotropis, denganasumsiini, hambatanjenis yang
terukurmerupakanhambatanjenis yang sebenarnya dan tidaktergantung pada spasielektroda.
Namun pada kenyataannyabumitersusunataslapisan-lapisandenganhambatanjenis yang berbeda-
beda, sehinggapotensial yang terukurmerupakanpengaruhdarilapisan-lapisantersebut.
Karenanyanilaihambatanjenis yang diukurseolah-
olahmerupakannilaihambatanjenisuntuksatulapisansaja. Hambatanjenis yang
B. METODE PENELITIAN
Penelitianinidilaksanakan di ruasjalanTawaili - Toboli, DesaNupabomba,
KecamatanTanantovea, KabupatenDonggala. Letakgeografisdaerahpenelitian 119055’16,841’’-
119059’39,431’’ BT dan 0042’28,613’’- 0043’52,641’’ LS.
Pengukurandilakukandengangeolistrikhambatanjenis, konfigurasi dipole-dipole,
menggunakanmetodeElectrical Resistivity Tomografi (ERT), untukmemperoleh data
hambatanjenisbatuanbawahpermukaan, pada lokasipenelitian yang
memilikikemiringanlerengterjal(de Bari, Lapenna, Perrone, Puglisi, & Sdao, 2011; Drahor,
Göktürkler, Berge, & Kurtulmuş, 2006; Göktürkler, Balkaya, & Erhan, 2008; Lebourg и др.,
2010; Ling, Xu, Zhang, Ran, & Lv, 2016; Perrone, Lapenna, & Piscitelli, 2014; Piegari и др.,
2009).Pengukuranmenggunakankonfigurasi dipole-dipole dengan 4 lintasanpengukuran. Pada
setiaplintasanelektroda yang digunakansebanyak 25 buah, denganspasiantarelektroda 5 m,
sehinggapanjanglintasansebesar 120 m. Pada awalpengukuranuntukmemperoleh data n=1, C 2
diletakkan pada titikawallintasan (titik 0), titik C1 berada pada jarak 5 m, P1 berada pada jarak 10
m, dan P2berada pada jarak 15 m. Setelah itu, C2digesersejauh 5 m darititiksebelumnya,
haliniterusdilakukansampaititik P2berada pada titikakhirlintasan (titik 120).
Kemudiansusunaninidirubahuntukmendapatkan n=2, sampai n maksimum (n=8).
C. HASIL
Pengukuran geolistrik dilakukan untuk mengidentifikasi lapisan batuan bawah permukaan
yang berfungsi sebagai bidang gelincir pada ruas jalan Tavaili - Toboli di Wilayah Kebun Kopi,
Desa Nupabomba. Konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi dipole-dipole. Data
pengukuran terdiri dari beda potensial (V), kuat arus listrik (I), jarak (a), faktorpengali (n. Pada
penelitian ini data pengukuran hambatan jenis dibatasi sampai kadalaman n=8. Dari data tersebut
kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai hambatan jenis semu (ρa).
Pengolahan data menggunakansoftwareRes2dinv, dengan data masukanadalahjaraktitik
S 15o U
S 60o U
Gambar2. Hasil pengolahan data hambatanjenis L-2 tanpakoreksitopografi
3. Lintasan 3
Koordinat L-3 berada pada 119o56’57,523” BT dan 0o43’4,251” LS, arahlintasanyaitu S 55o
N. Titik 0 terletak pada ketinggian 338 m dpl yang beradadisebelahselatan, sehingggaintasan
naik kearahutarayaitusampai pada titik 120 terletak pada ketinggian 605 m dpl.
S 55o U
S 68o U
2. Lintasan 2
Dari hasilpengolahan data diperolehbahwapenyusunlapisantanah pada L-2
samadenganpenyusuntanah pada L-1, yaitukerikil, batupasir,dan genes. Genes yang
didugasebagaibidanggelincirpada L-2 berada pada kedalaman 3 m dibawahpermukaanbumi.
Bidanggelincir pada lintasaniniterlihat pada jarakke 25 m – 90 m dariawallintasan.
3. Lintasan 3
Berdasarkangambarpenampang yang diperoleh, dapatdiketahuibahwapenyusunlapisantanah
pada L-3 samadenganL-1 dan L-2, yaitukerikil, batupasir dan genes. Pada L-3 genes yang
didugasebagaibidanggelincirberada pada kedalaman 7 m dibawahpermukaanbumi.
Bidanggelincir pada lintasaniniterlihat pada jarakke 65 m – 90 m dariawallintasan.
4. Lintasan 4
Berdasarkangambarpenampang yang diperolehdapatdiketahuibahwapenyusunlapisantanah
L-4 samadenganL-1, L-2, dan L-3 yaitukerikil, batupasir, dan genes. Genes yang
didugasebagaibidanggelincirberada pada kedalamanyang samadenganL-1 yaitu pada
kedalaman 8 m dibawahpermukaanbumi. Bidanggelincir pada lintasaniniterlihat pada
jarakke 35 m – 50 m dan jarakke 75 m – 85 m dariawallintasan.
Gambar 8. Penampang hambatan jenis L-4 hasil inversi RES2DINV dengan koreksi
topografi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, B. (2015). Landslide susceptibility mapping using multi-criteria evaluation techniques in
Chittagong Metropolitan Area, Bangladesh. Landslides. https://doi.org/10.1007/s10346-
014-0521-x
Ayu, N. S. (2016). Identifikasi potensi tanah longsor dengan menggunakan metode seismik
refraksi di daerah kebun kopi Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten
Donggala. Palu: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako.
Bekler, T., Ekinci, Y. L., Demirci, A., Erginal, A. E., & Ertekin, C. (2011). Characterization of a
Landslide using Seismic Refraction, Electrical Resistivity and Hydrometer Methods,
Adatepe - Canakkale, NW Turkey. Journal of Environmental & Engineering Geophysics.
https://doi.org/10.2113/jeeg16.3.115
Cardinali, M., Reichenbach, P., Guzzetti, F., Ardizzone, F., Antonini, G., Galli, M., … Salvati, P.
(2002). A geomorphological approach to the estimation of landslide hazards and risks in
Umbria, Central Italy. Natural Hazards and Earth System Sciences.
https://doi.org/10.5194/nhess-2-57-2002
Chigira, M., Wang, W. N., Furuya, T., & Kamai, T. (2003). Geological causes and
geomorphological precursors of the Tsaoling landslide triggered by the 1999 Chi-Chi
earthquake, Taiwan. Engineering Geology. https://doi.org/10.1016/S0013-7952(02)00232-6
Dai, F. C., Lee, C. F., & Ngai, Y. Y. (2002). Landslide risk assessment and management: An
overview. Engineering Geology. https://doi.org/10.1016/S0013-7952(01)00093-X
de Bari, C., Lapenna, V., Perrone, A., Puglisi, C., & Sdao, F. (2011). Digital photogrammetric
analysis and electrical resistivity tomography for investigating the Picerno landslide
(Basilicata region, southern Italy). Geomorphology.
https://doi.org/10.1016/j.geomorph.2011.06.013
Drahor, M. G., Göktürkler, G., Berge, M. A., & Kurtulmuş, T. Ö. (2006). Application of
electrical resistivity tomography technique for investigation of landslides: A case from
Turkey. Environmental Geology. https://doi.org/10.1007/s00254-006-0194-4
ESDM. (2005). Pengenalan Gerakan Tanah. Esdm.
Fell, R., Whitt, G., Miner, T., & Flentje, P. (2008). Guidelines for landslide susceptibility, hazard
and risk zoning for land use planning. Engineering Geology.
https://doi.org/10.1016/j.enggeo.2008.03.009
Glade, T., Anderson, M., & Crozier, M. J. (2012). Landslide Hazard and Risk. В Landslide
Hazard and Risk. https://doi.org/10.1002/9780470012659
Göktürkler, G., Balkaya, Ç., & Erhan, Z. (2008). Geophysical investigation of a landslide: The
Alti{dotless}ndaǧ landslide site, İzmir (western Turkey). Journal of Applied Geophysics.
https://doi.org/10.1016/j.jappgeo.2008.05.008
Irayani, Z., Permanajati, I., Haryadi, A., Wihantoro, W., & Azis, A. N. (2016). Investigasi Bidang
Gelincir Tanah Longsor Dengan Metode Tahanan Jenis Dan Pengujian Sifat Plastisitas
Tanah Di Bukit Pawinihan Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten
Banjarnegara. Dinamika Rekayasa. https://doi.org/10.20884/1.dr.2016.12.2.145
Lari, S., Frattini, P., & Crosta, G. B. (2014). A probabilistic approach for landslide hazard
analysis. Engineering Geology. https://doi.org/10.1016/j.enggeo.2014.07.015
Lebourg, T., Hernandez, M., Zerathe, S., El Bedoui, S., Jomard, H., & Fresia, B. (2010).
Landslides triggered factors analysed by time lapse electrical survey and multidimensional
statistical approach. Engineering Geology. https://doi.org/10.1016/j.enggeo.2010.05.001
Ling, C., Xu, Q., Zhang, Q., Ran, J., & Lv, H. (2016). Application of electrical resistivity
tomography for investigating the internal structure of a translational landslide and
characterizing its groundwater circulation (Kualiangzi landslide, Southwest China). Journal
of Applied Geophysics. https://doi.org/10.1016/j.jappgeo.2016.06.003
Luchman Hakim, S. P. S. (2015). ANALISIS POTENSI LONGSORAN PADA DAERAH
RANU PANI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS
KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG. JURNAL NEUTRINO.
https://doi.org/10.18860/neu.v0i0.1656
Malamud, B. D., Turcotte, D. L., Guzzetti, F., & Reichenbach, P. (2004). Landslide inventories
and their statistical properties. Earth Surface Processes and Landforms.
https://doi.org/10.1002/esp.1064
Pardeshi, S. D., Autade, S. E., & Pardeshi, S. S. (2013). Landslide hazard assessment: Recent
trends and techniques. SpringerPlus. https://doi.org/10.1186/2193-1801-2-523
Perrone, A., Lapenna, V., & Piscitelli, S. (2014). Electrical resistivity tomography technique for
landslide investigation: A review. Earth-Science Reviews.
https://doi.org/10.1016/j.earscirev.2014.04.002
Piegari, E., Cataudella, V., Di Maio, R., Milano, L., Nicodemi, M., & Soldovieri, M. G. (2009).
Electrical resistivity tomography and statistical analysis in landslide modelling: A
conceptual approach. Journal of Applied Geophysics.
https://doi.org/10.1016/j.jappgeo.2008.10.014
Pranata, K. B., Jufriadi, A., Ayu, H. D., & Wahyuningsih, D. (2016). PENERAPAN METODE
GEOFISIKA UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DAS BRANTAS
KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG. JURNAL NEUTRINO.
https://doi.org/10.18860/neu.v8i2.3311
Reynolds, J. (2011). An Introduction to Applied and Environmental Geophysics.
Shahabi, H., & Hashim, M. (2015). Landslide susceptibility mapping using GIS-based statistical
models and Remote sensing data in tropical environment. Scientific Reports.
https://doi.org/10.1038/srep09899
Shanmugam, G., & Wang, Y. (2015). The landslide problem. Journal of Palaeogeography.
https://doi.org/10.3724/sp.j.1261.2015.00071
Souisa, M., Hendrajaya, L., & Handayani, G. (2015). Determination of Landslide Slip Surface
Using Geoelectrical Resistivity Method at Ambon City Moluccas-Indonesia. International
Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering.
Stark, C. P., & Hovius, N. (2001). The characterization of landslide size distributions.
Geophysical Research Letters. https://doi.org/10.1029/2000GL008527
Sugito, Irayani, Z., & Jati, I. P. (2010). Investigasi Bidang Gelincir Tanah Longsor Menggunakan
Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab. Banyumas.
Berkala Fisika.
Supeno, Priyantari, N., dan Halik, G. (2008). Penentuan struktur bawah permukaan daerah rawan
longsor berdasarkan interpretasi data resistifitas. Jurnal Ilmu Dasar.
USGS. (2004). Landslide Types and Processes. Highway Research Board Special Report.
https://doi.org/Fact Sheet 2004-3072
Varnes J, D. (1958). LANDSLIDE TYPES AND PROCESSES. Highway Research Board
Special Report.