Metode Pemeriksaan Kebuntingan Ternak
Metode Pemeriksaan Kebuntingan Ternak
1. Palpasi Rektal
Umur Kebuntingan
Perubahan yang Terjadi
(Bulan)
Ketujuh-menjelang akhir Cotyledon, fremius dan bagian dari fetus dapat diraba
Kebuntingan 5 bulan
Fetus tidak bisa diraba keseluruhan tubuhnya, hanya bagian anteriornya
saja kalau situs longitudinal anterior dan bagian posteriornya saja bila situsnya
longitudinal posterior. Kedudukan fetus didasar abdomen sebelah kanan, tapi
belum mencapai kedudukan paling jauh dari aboral. Placentum teraba sebesar
buah kemiri, fremitus arteri uterine terasa semakin deras.
Kebuntingan 6 bulan
Fetus paling sering tidak dapat diraba sebab kedudukannya paling jauh ke
oral didasar abdominal sebelah kanan. Placentom (karunkula dan kotiledon) terasa
semakin besar (1 buah pala) setiap placentom yang berjumlah 80-100 buah.
Demikian pula fremitus (arterial thrill) akan terasa semakin keras. Walaupun
hanya 2 gejala klinis yang dapat diraba tanpa dapat meraba foetus, ini sudah suatu
pertanda bahwa kebuntingan berumur 6 bulan, sebab “false positif” sangat jarang
tejadi pada sapi.
Perubahan yang terjadi di dalam uterus pada umur kebuntingan diatas tiga
bulan, bahwa serviks dalam keadaan tertarik ke arah pinggir pelvis dan sementara
karena berat turun ke lantai pelvis. Fetus mencapai abdomen pada umur
kebuntingan antara 5- 7 bulan. Fetus dapat dipalpasi pada umur kebuntingan 120 -
160 hari dan dalam prakteknya lebih dari 50% dapat dilakukan, walaupun dalam
kasus lain mungkin fetus tidak dapat dipalpasi.
Progesteron
Progesteron dapat digunakan sebagai test kebuntingan karena CL hadir
selama awal kebuntingan pada semua spesies ternak. Level progesteron dapat
diukur dalam cairan biologis seperti darah dan susu , kadarnya menurun pada
hewan yang tidak bunting. Progesteron rendah pada saat tidak bunting dan tinggi
pada hewan yang bunting. Test pada susu lebih dianjurkan dari pada test pada
darah, karena kadar progesteron lebih tinggi dalam susu daripada dalam plasma
darah. Lagi pula sample susu mudah didapat saat memerah tanpa menimbulkan
stress pada ternaknya. Sample susu ditest menggunakan radio immuno assay
(RIA). Sample ini dikoleksi pada hari ke 22 – 24 setelah inseminasi. Teknik
koleksi sample bervariasi namun lebih banyak diambil dari pemerahan sore hari.
Bahan preservasi seperti potasium dichromate atau mercuris chloride ditambahkan
untuk menghindari susu menjadi basi selama transportasi ke laboratorium.
Metoda ini cukup akurat, tetapi relatif mahal, membutuhkan fasilitas laboratorium
dan hasilnya harus menunggu beberapa hari. ”Kit” progesteron susu sudah banyak
digunakan secara komersial di peternakan-peternakan dan dapat mengatasi
problem yang disebabkan oleh penggunaan RIA yaitu antara lain karena
keamanan penanganan dan disposal radioaktivnya.. Test dapat dilakukan baik
dengan enzyme-linked immuno assay (ELISA) maupun latex aggluination assay.
Estrone Sulphate
Pada usia kebuntingan 4 bulan akhir sapi akan mengekskresikan 10 X lipat
hormone esterogon didalam air seninya dibanding sesudah melahirkan. Estrone
sulphate adalah derifat terbesar estrogen yang diproduksi oleh konseptus dan
dapat diukur dalam plasma maternal, susu atau urine pada semua species ternak.
Estrone sulphate dapat dideteksi dalam plasma lebih awal pada sapi hari ke 72.
Gonadotropin
Equine chorionic gonadotropin (eCG atau PMSG) muncul dalam darah
sapi 40 hari setelah konsepsi dan deteksi kehadirannya merupakan bukti
terjadinya kebuntingan. Diagnosa kebuntingan secara imunologi pada sapi
berdasarkan pada eCG tersebut, dimana kehadirannya dalam sampel darah
diperiksa dengan hemagglutination – inhibition ( HI ) test. Bila terjadi aglutinasi
dari sel darah merah berarti negative (yaitu tidak bunting) dan apabila terjadi
inhibisi dari aglutinasi, artinya hasilnya positive. Test ini akan lebih akurat apabila
dilakukan antara hari ke 50 dan 100 kebuntingan. Pada kejadian fetus yang mati
dalam periode ini, plasma eCG akan tetap tinggi. Oleh sebab itu apabila
pengukuran eCG dilakukan setelah fetus mati, maka akan menghasilkan false
positive.
3. Non Return to Estrus (NR)