Anda di halaman 1dari 39

ANXIETY

DISORDER

Fransiska M.C - FKK


Definisi

 Anxiety is an emotional state commonly caused by


the perception of real or perceived danger that
threatens the security of an individual.
• It allows a person to prepare for or react to
environmental changes.
• Everyone experiences a certain amount of
nervousness and apprehension when faced with a
stressful situation
• Anxiety can produce uncomfortable and potentially
debilitating psychological (e.g., worry or feeling of
threat) and physiologic arousal (e.g., tachycardia or
shortness of breath) if it becomes excessive
Epidemiologi

□ Prevalensi ansietas di Amerika dalam satu tahun adalah 13,3


% yang terjadi pada usia 18 – 54 tahun, 10,6 % diatas usia
55 tahun.
□ Ansietas fobia merupakan jenis ansietas yang paling sering
terjadi di Amerika yaitu 8 % pertahun, sedangkan Generalized
anxiety disorder (GAD) sejumlah 2,8 % biasanya dialami pada
usia 20 – 30 tahun.
□ Panic disorder sejumlah 1,7 % yang biasanya dialami pada
akhir usia 20 tahun.
□ Kejadian social anxiety disorder (SAD) sejumlah 3,7 % dan
lebih banyak dialami pada pria.
Etiologi
1. Medical diseases

2. Psychiatric disease
Gejala ansietas sangat umum pada pasien dengan mood
disorders, schizophrenia, delirium, dimensia.
Etiologi……

 3. Drug induced anxiety


Pathophysiology

A. Neurochemical theory
1. Noradrenergic model
2. GABA receptor model
3. Serotonin model
B. Neuroimaging
1. Noradrenergic model

• Pada model ini sistem saraf


otonom dari pasien ansietas
menjadi hipersensitif dan
overreacts thd berbagai
rangsangan.
• Pada GAD: LC  NE >> 
down-regulasi reseptor 2
• Obat ansiogenik (misal: yohimbin
(antagonis 2) meningkatkan
kepekaan LC  aktivitas NE
meningkat  pelepasan glutamat
meningkat (eksitasi)
2. GABA receptor model

 Gejala ansietas mungkin berhubungan pada underactivity


dari sistem GABA (inhibitory neurotransmiter) dan
downregulasi reseptor BDZ  terjadi eksitasi berlebihan
3. Serotonin model

 Serotonin (5-HT) merupakan


inhibitory NT pada raphe nucleui.
Ansietas  abnormalitas pelepasan
dan reuptake serotonin
 Ansietas pd model preklinik tjd akibat
penurunan fungsi 5-HT. Besarnya aktivitas
5-HT akan menurunkan aktivitas NE
pada LC dan produksi CRF  SSRI
untuk meningkatkan jumlah 5-HT
sehingga panik dan cemas teratasi
Gejala Klinik

□ Kecemasan
□ Ketegangan motorik (Motor Tension)
□ Hiperaktivitas otonom
□ Kewaspadaan kognitif (Vigilance dan scanning)
□ Gejala somatik yang spesifik
□ Gejala depresi
Guideline WHO International Classification of
Diseases (ICD-10) or APA Diagnostic and Statistical
Manual (DSM-IV-TR) criteria for an anxiety disorder,
OCD or PTSD

1. Panic disorder
2. Agoraphobia
3. Generalized anxiety disorder (GAD)
4. Phobic disorder
• Social phobia (social anxiety disorder)
• Specific phobia
5.Obsessive-compulsive disorder (OCD)
6.Posttraumatic stress disorder (PTSD)
1. Panic disorder

□ Panic attack: serangan sering dimulai dengan gejala yang


meningkat dengan cepat dalam waktu 10-20 menit
□ Sesak nafas
□ Pusing, limbung atau pingsan
□ Palpitasi atau denyut jantung bertambah cepat
□ Gemetar
□ Berkeringat
□ Tercekik
□ Mual, sakit lambung atau diare
□ Merasa tidak nyata, aneh atau terlepas dari lingkungan
□ Mati rasa atau kesemutan
□ Wajah kemerahan atau menggigil

□ Nyeri atau rasa tidak enak di dada


□ Panic disorder (PD): serangan panik yang berulang dan
terkadang terjadi secara spontan
2. Agoraphobia

• Rasa ketakutan atas penolakan di tempat atau situasi


atau merasa bahwa pertolongan tidak tersedia saat
terjadi serangan panik yang tak terduga.
• Termasuk: berada di kerumunan, berdiri di barisan,
keluar rumah sendirian, traveling dengan bus, kereta,
atau mobil.
• Situasi tersebut akan selalu dihindari
3. Generalized anxiety disorder
(GAD)
□ Cemas berlebih dan khawatir berlebihan selama  6 bulan,
dpt disertai gejala psikis dan fisik sbb:
□ Kegelisahan
□ Menjadi mudah lelah
□ Sulit berkonsentrasi atau pikiran blank
□ Mudah marah
□ Ketegangan otot
□ Gangguan tidur
□ Takikardi, tremor, palpitasi
4. Phobic disorder

□ Social phobia (social anxiety disorder = SAD)


Ketakutan pada situasi sosial/dalam pengawasan orang-
orang yang tidak familiar.
Keadaan-keadaan yang sering memicu terjadi kecemasan
pada penderita fobia sosial adalah:
- berbicara di depan umum
- tampil di depan umum (main drama atau main musik)
- makan di depan orang lain
- menandatangani dokumen sebelum bersaksi
- menggunakan kamar mandi umum.
□ Specific phobia
Beberapa fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan
atau orang asing) mulai timbul pada masa kanak-kanak.
5. Obsessive-compulsive disorder (OCD)

□ Adanya gangguan obsesi, pikiran berulang yg tdk


diinginkan dan mengganggu, gambaran/desakan yg mybb
kecemasan
□ Obsesif
□ Pikiran berulang (pikiran ttg kontaminasi, keraguan thd
tindakan)
□ Gambaran dan desakan yg mengganggu dan
menyebabkan kecemasan
□ Kompulsif
□ Tindakan berulang (mencuci tangan berulang-ulang,
mengunci pintu, menghitung dsb)
□ Obsesif – kompulsif mybb kerugian  menghabiskan waktu
dan dpt mengganggu rutinitas harian dan aktivitas sosial
6. Posttraumatic stress disorder (PTSD)
□ Pengalaman yang mengancam jiwa atau cedera yang serius
bisa mempengaruhi penderita
□ Ketakutan, merasa tidak berdaya atau kengerian bisa
menghantui penderita.
□ Peristiwa traumatik kembali dialami penderita secara
berulang, biasanya sebagai mimpi buruk atau kilas balik.
□ Penderita menghindari benda-benda yang mengingatkannya
akan trauma tersebut.
□ Kadang gejalanya baru muncul beberapa bulan atau bahkan
beberapa tahun setelah kejadian traumatik berlalu.
□ Penderita memiliki respon yang tumpul dan kesiagaannya
meningkat (misalnya sulit tidur atau mudah terkejut).
□ Bisa terjadi akibat perang, bencana alam, dll
TATA LAKSANA TERAPI
Sasaran Terapi & Strategi Terapi

Sasaran terapi pada pasien Ansietas :


□ Faktor penyebab timbulnya penyakit : gangguan medis,
gangguan medis, lignkungan, drug induced anxiety.
□ Gejala dan tanda meliputi : kecemasan, ketegangan motorik,
hiperaktivitas otonom, kewaspadaan kognitif dan gangguan
somatik.
□ Perubahan fungsi pasien dalam kehidupan keluarga,
masyarakat/sosial, maupun dalam dunia kerja pasien.
□ Kemungkinan terjadinya komplikasi atau perkembangan
penyakit yang lebih parah.
□ Kondisi kambuh.
Strategi Terapi pada pasien Ansietas:

□ Mengatasi faktor penyebab timbulnya


penyakit.
□ Mengatasi gejala yang dialami pasien.
□ Mencegah terjadinya komplikasi atau
perkembangan penyakit yang lebih parah.
□ Menormalkan fungsi psikososial dan kehidupan
pekerjaan pasien.
□ Mencegah kondisi kambuh pada pasien
ansietas.
Terapi non farmakologi

□ CBT (cognitive behavioral therapy) 


identifikasi dan perubahan pola pikir
□ Exposure therapy  bag dr CBT, pasien
dipapar dg sumber kecemasannya
(efektif utk OCD dan fobia)
□ ACT (acceptance and commitment
therapy)
□ DBT (dialectical behavioral therapy)
□ IPT (interpersonal therapy)
□ EMDR (eye movement desensitization an
reprocessing)
Terapi farmakologi

□ SSRI (selective serotonine reuptake inhibitor)


□ SNRI (serotonin norepinefrin reuptake inhibitor)
□ Pregabalin
□ Benzodiazepin
□ TCA (tricyclic antidepressant)
A. Generalized anxiety disorder (GAD)

□ TERAPI NON FARMAKOLOGI


□ manajemen stress, psikoterapi,

meditasi/pemulihan, konseling jangka pendek.


□ Pasien GAD yang membutuhkan terapi

psikoterapi dapat menggunakan terapi tunggal


maupun kombinasi pengobatan antiansietas,
untuk mengatasi rasa takut dan memperbaiki
kemampuan berpikir.
A. Generalized anxiety disorder (GAD)

□ TERAPI FARMAKOLOGI
□ Goal therapy: adanya remisi dengan gejala

ansietas dan gangguan fungsional yang minimal


atau tidak ada sama sekali
□ Obat pilihannya: golongan antidepresan dengan

onset 2-4 minggu atau lebih


 first line: SSRI/SNRI

 second line: pregabalin, BDZ

 alternatif: hidroksizin
Algoritma terapi
Lanjutan …

(Dipiro, 2014)
B. Panic disorder

□ TERAPI NON-FARMAKOLOGIS
□ Pasien harus menghindari substansi yang dapat

mempercepat serangan panik, antara lain kafein,


penyalahgunaan obat, dan stimulan tanpa resep
dokter.
□ CBT memfokuskan pada koreksi perasaan dan

perilaku mal-adaptif dari pasien yang mulai


timbul, berkelanjutan, atau memperburuk gejala
panik.
B. Panic disorder

□ TERAPI FARMAKOLOGI
□ First line: Antidepresan (SSRI, venlafaxine)

□ Monitoring efektivitas  jumlah cukup adekuat

dalam 8-12 minggu


□ Clonazepam & alprazolam XR sbg alternatif IR

(second line)
□ Alternatif: TCA, MAO, gabapentin

□ Durasi optimal 12-24 bulan/lebih, penghentian

terapi 4-6 bulan


• Terapi Farmakologis
C. Social Anxiety Disorder (SAD)

 TERAPI NON-FARMAKOLOGIS
□ CBT

□ pemaparan terhadap situasi yang ditakuti,

□ pelatihan ketrampilan sosial,

□ terapi relaksasi.

□ Banyak pasien yang merespon terhadap kombinasi


terapi ini.
□ Pengobatan psikologis biasanya berlangsung beberapa
bulan dan sering dilakukan dalam lingkungan
berkelompok.
C. Social Anxiety Disorder (SAD)
 TERAPI FARMAKOLOGI
 SAD merupakan gangguan kronis yang membutuhkan terapi
jangka panjang .
 Efek pengobatan SAD baru terlihat minimal 12 minggu
 Setelah ada perbaikan kondisi, masih perlu terapi penjagaan
selama sekurang-kurangnya 1 tahun
 First line: SSRI, venlafaxine
 Lainnya: BDZ, fenelzin (MAOi)
Algoritma terapi
(Dipiro, 2014)
D. Specific Phobia

□ TERAPI NONFARMAKOLOGI
□ Terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku
dimana penderita secara bertahap dihadapkan kepada
benda atau keadaan yang ditakutinya.
□ Psikoterapi dilakukan agar penderita memahami
pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi
terjadinya fobia spesifik.
□ TERAPI FARMAKOLOGI
□ Obat-obatan tidak terlalu bermanfaat dalam mengatasi
fobia spesifik.
□ Benzodiazepin bisa diberikan sebagai pengendali
fobia jangka pendek pada penderita yang takut
terbang ketika akan bepergian dengan pesawat
terbang.
E. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

□ TERAPI NONFARMAKOLOGI
□ Psikoterapi meliputi terapi perilaku dengan
desensitisasi dan terapi keluarga bila terdapat
faktor disharmoni keluarga yang mempengaruhi
timbulnya gangguan tersebut
□ TERAPI FARMAKOLOGI
□ Firstline: SSRI (fluoksetin), TCA (klomipramin)

□ “The dose that makes you well, keeps you well” 


OCD membutuhkan terapi jangka panjang pada
level dosis yg efektif (8-12 minggu, sekurang-
kurangnya 4-6 minggu pd level dosis optimum)
F. Posttraumatic Stress Disorder (PTSD)
□ TERAPI NON FARMAKOLOGI
□ Psikoterapi untuk PTSD meliputi manajemen ansietas, CBT, eksposure therapy, play

therapy, dan psychoeducation.


□ TERAPI FARMAKOLOGI
□ First line: SSRI, venlafaxine
Algoritma terapi

Anda mungkin juga menyukai