Anda di halaman 1dari 27

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI

BERBASIS MINERAL TAMBANG

Disampaikan oleh :
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
Jakarta, 16 Februari 2016

1
TOPIK BAHASAN

A PENDAHULUAN

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI


B PEMBANGUNAN INDUSTRI

C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM

D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

EXECUTIVE SUMMARY ROADMAP INDUSTRI


E LOGAM

2
A PENDAHULUAN

PERKEMBANGAN INDUSTRI LOGAM DASAR DUNIA


Share Persentase Produksi Logam Dunia Share Persentase Konsumsi Logam Dunia

• Dari perspektif ekonomi, besi baja merupakan logam dasar paling utama,
dengan nilai penjualan global sebesar USD 225 Miliar per tahun. Produsen Produksi tahun 2015
utama besi baja adalah Tiongkok yang memberikan kontribusi sebesar 50% No Jenis Logam
(dalam Juta)
produksi dunia, yang kemudian diikuti Jepang, USA dan India.
1 Iron Ore 3,000
• Industri logam tembaga (copper) berada di peringkat 2 sebagai logam dasar 2 Aluminium 49.3
utama, dengan nilai penjualan global mencapai USD 130 miliar per tahun.
3 Copper 18.7
Produsen tembaga terbesar berasal dari Chili, yang diikuti Tiongkok dan Peru.
4 Nickel 2.40
• Aluminium berada di peringkat ke 3 sebagai logam dasar utama, dengan nilai
penjualan global USD 90 miliar per tahun. Produsen utama berasal dari
Tiongkok, diikuti Rusia, Kanada, dan Uni Emirat Arab.
• Nikel berada di peringkat ke 4, dengan nilai penjualan global USD 40 miliar per
tahun. Nikel digunakan sebagai paduan untuk membuat Stainless steel.
Produsen utama berasal dari Brazil diikuti oleh Rusia.
Sumber: World Economy Outlook , IMF (Oct ’15)
3
A PENDAHULUAN (Lanjutan..)

Potensi Mineral Logam Indonesia

Pasir Besi : 2,05 Miliar ton Bijih Nikel : 1,5 Miliar ton

Bijih Besi: 935 Juta Ton Bijih Tembaga : 23,8 Miliar ton

Bijih Bauksit: 918 Juta Ton


Sumber: Kajian Roadmap Industri Logam
A PENDAHULUAN (Lanjutan..)

14 Kinerja Industri Logam


12.36
12

10

9.01
8 6.98
7.46 6.53
5.58
6.17 5.61
6 5.25
6.03
6.02 5.45
4 5.02 4.86
2.17
2

0
2011 2012 2013 2014 2015 (Prognosa)

Industri Logam Ekonomi Nasional Industri Non Migas

Trend (%) 2015 2015


No. Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
(2010-14) Smt. 1 Prognosa
1 Jumlah Perusahaan Unit 988 1,005 1,036 1,131 1,369 8.01 - -
2 Jumlah Tenaga Kerja Orang 226,206 229,232 230,797 280,791 342,718 10.89 366,396 430,529
3 Utilisasi * % 63.10 66.92 67.60 69.54 65.39 66.51 67.46 67.46
4 Ekspor Juta USD 10,736.5 12,508.3 9,998.5 9,168.0 9,748.6 -4.91 4,445.2 8,865.5
5 Impor Juta USD 13,555.8 17,243.9 20,417.0 19,345.0 17,436.9 6.38 7,612.0 14,643.7
Total Investasi
6 (1 US$ : Rp 9.000-Rp. Triliun Rp. 75.6 77.8 79.6 105.4 143.6 17.19 163.1 211.4
13.866)
a. Investasi dalam USD Juta USD 5,729.8 5,871.2 5,927.6 7,735.4 9,147.2 12.88 9,680.1 12,097.6
b. Investasi dalam Rp. Miliar Rp. 24,036.2 24,983.2 26,253.7 31,907.9 36,199.4 11.22 36,602.0 43,634.4
Catatan : *) Angka Utilisasi pada kolom Trend (%) (2010-2014) adalah angka rata-rata (2010-2014)
5
B ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI

INDUSTRI PRIORITAS TAHUN 2015-2035

Industri Pangan Industri Pembangkit Energi

Industri Barang Modal,


Industri Farmasi, Kosmetik
Komponen, Bahan
dan Alat Kesehatan
Penolong dan Jasa Industri

Industri Tekstil, Kulit, Alas


Industri Hulu Agro
Kaki dan Aneka

Industri Logam Dasar dan


Industri Alat Transportasi
Bahan Galian Bukan Logam

Industri Kimia Dasar


Industri Elektronika dan
Berbasis Migas dan
Telematika / ICT
Batubara 6
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
B
INDUSTRI
BANGUN INDUSTRI NASIONAL

VISI & MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL

Industri Andalan

Industri Farmasi, Industri Tekstil dan Industri Industri


Industri Industri Alat
Kosmetik dan Alat Alas Kaki Elektronika & Pembangkit
Pangan Transportasi
Kesehatan & Aneka Telematika Energi

Industri Pendukung

Industri Bahan Penolong &


Industri Barang Modal Industri Komponen
Aksesoris
Industri Hulu

Industri Hulu
Industri Hulu Agro Industri Hulu Migas dan Batubara
Mineral Tambang

Modal Dasar

Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia Teknologi, Inovasi & Kreativitas

Prasyarat

Infrastruktur Kebijakan & Regulasi Pembiayaan


7 7
C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM
Komoditas Utama dalam Program hilirisasi industr

INDUSTRI BESI BAJA

INDUSTRI ALUMINIUM

INDUSTRI TEMBAGA

INDUSTRI NIKEL
8
C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)

POHON INDUSTRI BESI BAJA

Pig Iron

9
9
9
C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)

POHON INDUSTRI ALUMINIUM

Lithographic Printing
Plates
Al Rod

Ladders
Al Sheet
High Pressure Gas
Al Scrap
Cylinder
Al Flat Bar

Sporting Goods
Bayer Hall-Heroult
Bauxite Process
Alumina Al Ingot
Process Al Tube
Machined
Components
Al Round Bar

Road Barriers & Signs


Available in Indonesia
Al Square Bar
Not Available in Indonesia
Furniture

Ore Mining Smelting Forming Application

10
10
10
C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)

POHON INDUSTRI TEMBAGA

Available in Indonesia
Not Available in Indonesia

Ore Mining & Smelting Forming Application

11
11
11
C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)

POHON INDUSTRI NIKEL

Available in Indonesia
Not Available in Indonesia

Ore Mining & Smelting Forming Application

12
12
12
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI
25
KEBUTUHAN DAN PASOKAN BAJA (CRUDE STEEL) Taget penambahan kapasitas
produksi 6 juta ton dan
tambahan energi 480 MW

20 20,84 Juta Ton


Penambahan kapasitas
produksi 4 juta ton dan
tambahan energi 320 MW 19,12 Juta Ton
14,84 Juta Ton
15 Penambahan kapasitas
produksi 4 juta ton dan
14,57 Juta Ton
tambahan energi 374
Juta Ton

MW 10,84 Juta Ton

10
10,29 Juta Ton

5
– 1, 71 Juta Ton

– 0, 55 Juta Ton – 0, 26 Juta Ton

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

-5 Produksi Demand Impor

*)Dengan adanya penambahan investasi baru 13


13
13
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

PENJELASAN KEBUTUHAN DAN PASOKAN BAJA

1. Pada tahun 2015, KS Posco mulai berproduksi dengan kapasitas 3


juta ton crude steel dan peningkatan kapasitas produksi KS sebesar
1 juta ton crude steel, sehingga menambah kapasitas produksi
domestik menjadi 10,84 Juta Ton.
2. Pada Tahun 2020 ditargetkan penambahan kapasitas sebesar 4 Juta
Ton dari perluasan PT. Krakatau Posco tahap II (3 Juta Ton) dan
pengolahan produk yang dihasilkan PT. Jogja Magasa Iron (1 juta
Ton), sehingga menambah kapasitas produksi domestik menjadi
3. Pada Tahun 2025 ditargetkan tambahan produksi 6 Juta Ton untuk
memenuhi kebutuhan crude steel pada tahun 2025 yang
diperkirakan mencapai 20 Juta Ton.
4. Total Investasi yang dibutuhkan s.d tahun 2025 guna membangun
fasilitas smelter industri besi baja dengan total kapasitas 14 Juta
Ton adalah USD ± 14 miliar atau setara Rp 140 Triliun.
5. Total Kebutuhan Energi s.d tahun 2025 guna membangun fasilitas
smelter industri besi baja dengan total kapasitas 14 Juta Ton adalah
sebesar 1.174 MW.
6. Untuk memenuhi demand produk besi/baja dari tahun 2013 s/d
tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam
negeri, diperkirakan setidaknya harus membutuhkan bahan baku
bijih besi sebesar 250 juta ton dan pasir besi sebesar 110 juta ton. 14 14
14
GAMBARAN INDUSTRI BESI BAJA

POTRET INDUSTRI SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK


BIJIH BESI/PASIR BESI TRANSPORTASI
 Sumber daya : bijih besi  Terutama untuk industri pembuatan mobil dan perkapalan
(712 juta ton); Pasir  Pertumbuhan 12% per tahun
besi ( 2 milyar ton)
 Cadangan : Bijih besi
(65 juta ton) ; Pasir besi
(173 juta ton) KONSTRUKSI BANGUNAN
 Produksi: No. 16 di
dunia (2011)  Didominasi oleh kebutuhan untuk pembangunan infrastruktur
dan konstruksi bangunan
LOGAM
 Produksi Baja : 6 Juta Ton
 Konsumsi Domestik : 8,6
Juta Ton (2012) INFRASTRUKTUR ENERGI
PRODUK ANTARA DAN HILIR  Utamanya digunakan pada pipa industri Minyak, Gas,
Geothermal
 Ekspor produk 200 ribu  Pertumbuhan 10% per tahun
ton
 Impor produk 2,02 juta
ton (2012)
ENGINEERING PROCUREMENT CONSTRUCTION
 Utamanya digunakan untuk produk – produk engineering
KONSUMSI PER KAPITA  Pertumbuhan 10% per tahun
 Saat ini: 29.6 kg (2012)
 Target : 70 kg (2025)
15
15
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI
4.0
KEBUTUHAN DAN PASOKAN ALUMINIUM
3.5 3,5 Juta Ton
Target penambahan kapasitas 1 juta ton
Penambahan kapasitas produksi 1 dan tambahan energi 6.400 MW
3.0 juta ton dan tambahan energi 3776
MW 2,73 Juta Ton
2,5 Juta Ton
2.5

Penambahan kapasitas produksi 1,1 juta


2.0 ton dan tambahan energi 224 MW 2,19 Juta Ton
Juta Ton

1.5 1,5 Juta Ton


1,48 Juta Ton

0,99 Juta Ton


1.0

0.5 0,67 Juta Ton

0,32 Juta Ton – 0,011 Juta Ton


0.0 – 0,31 Juta Ton
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

-0.5
– 0,76 Juta Ton

-1.0 Produksi Demand Impor


16
*)Dengan adanya penambahan investasi baru 16
16
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

PENJELASAN KEBUTUHAN DAN PASOKAN ALUMINIUM

1. Demand sampai tahun 2025 diperkirakan sebesar 2,73 Juta Ton, dengan produksi dalam
negeri sebesar 0,25 Juta Ton pada tahun 2013 maka dibutuhkan minimal 2,5 Juta
Tambahan produksi dalam jangka waktu 12 tahun
2. Sampai tahun 2017 terdapat tambahan kapasitas produksi 0,15 Juta Ton dari PT. Inalum.
3. Pada tahun 2016, terdapat penambahan fasilitas pengolahan bauksit menjadi alumina (PT.
Harvest sebesar 1 juta ton dan PT. Antam sebesar 1,2 juta ton), ditargetkan pada tahun
2018 sudah mendirikan smelter untuk mengolah alumina tersebut untuk menghasilkan
aluminium ingot sebesar 1,1 juta ton.
4. Untuk memenuhi demand yang ada :
• pada tahun 2022 ditargetkan sudah membangun tambahan smelter dengan kapasitas 1 juta
ton.
• Pada Tahun 2025 ditargetkan juga menambah kapasitas smelter sebesar 1 juta ton.
Sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan terdapat kelebihan supply yang dapat
diekspor.
5. Guna memenuhi kebutuhan energi atas pembangunan smelter dengan kapasitas total 3,5
juta ton pada tahun 2025 maka dibutuhkan kepastian supply energi listrik sebesar 11.200
Mega Watt (asumsi : untuk menghasilkan 1000 ton Al ingot membutuhkan 3 MW dan 1000
ton Alumina membutuhkan 0,32 MW).
6. Untuk memenuhi kebutuhan demand produk Aluminium (Al Ingot) dari tahun 2013 s/d
tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan
setidaknya harus membutuhkan bahan baku bauksit sebesar 74,4 Juta Ton.
17
17
17
GAMBARAN INDUSTRI ALUMINIUM

POTRET INDUSTRI SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK


BIJIH BAUKSIT TRANSPORTASI
 Cadangan: No. 15 di  Didominasi industri mobil dan sepeda motor
dunia (2010).  Konsumsi :400,000 ton per tahun
 Sumber daya : 971 juta  Pertumbuhan 10% Per Tahun
ton
 Cadangan : 432 juta ton
LOGAM  Produksi: No. 3 di dunia
(2011).
KONSTRUKSI
 Produksi Aluminium  Aplikasi fasad untuk perumahan dan bangunan tinggi
Primer : 250.000 Ton  Konsumsi billet Aluminium sebesar 150.000 ton per tahun
 Konsumsi Domestik  Pertumbuhan 12 - 15% per tahun
:700.000 Ton (2012)

PRODUK ANTARA DAN HILIR LISTRIK


 Ekspor produk 17.000 ton  Digunakan terutama dalam Transmisi Listrik
 Impor produk 20.000 ton  Konsumsi : 150.000 ton per tahun
(2012)  Pertumbuhan 10% per tahun

KONSUMSI PER KAPITA TELEKOMUNIKASI


 Saat ini: 2.9 kg (2012)  Kabel aluminium untuk telekomunikasi
 Target :10 kg (2025)  Saat ini jumlahnya belum signifikan, namun terus tumbuh
18
18
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI
2.0
KEBUTUHAN DAN PASOKAN TEMBAGA Target penambahan kapasitas
produksi 400 ribu ton dan
tambahan energi 120 MW
Penambahan kapasitas
1,58 Juta Ton
1.5 produksi 400 ribu ton dan
tambahan energi 120 MW

Penambahan kapasitas produksi


600 ribu ton dan tambahan 1,18 Juta Ton
1,37 Juta Ton
Juta Ton

1.0 energi 180 MW

0,94 Juta Ton


0,78 Juta Ton

0.5 0,52 Juta Ton

– 0,21 Juta Ton


– 0,26 Juta Ton – 0,24 Juta Ton
0.0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

-0.5
Produksi Demand Impor

*)Dengan adanya penambahan investasi baru 19


19
19
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

Penjelasan Kebutuhan dan PasokanTembaga


[Dengan adanya penambahan investasi baru]

1. Demand sampai tahun 2025 diperkirakan sebesar 1,37 Juta Ton, dengan produksi
dalam negeri sebesar 0,18 Juta Ton pada tahun 2013 maka dibutuhkan minimal
1,19 Juta Tambahan produksi dalam jangka waktu 12 tahun.
2. Untuk memenuhi demand yang ada :
• pada tahun 2020 ditargetkan sudah membangun tambahan smelter dengan
kapasitas 400 ribu ton.
• Pada Tahun 2025 ditargetkan juga menambah kapasitas smelter dengan
kapasitas 400 ribu ton.
Sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan terdapat kelebihan supply
yang dapat diekspor.
4. Guna memenuhi kebutuhan energi atas pembangunan smelter tembaga dengan
kapasitas total 1,5 juta ton pada tahun 2025 maka dibutuhkan kepastian supply
energi setara energi listrik sebesar 475 Mega Watt.
5. Untuk memenuhi kebutuhan demand produk Tembaga (Katoda Tembaga)
dari tahun 2013 s/d tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku
dari dalam negeri, diperkirakan setidaknya harus membutuhkan bahan
baku bijih tembaga sebesar 202 Juta Ton.
20
20
20
GAMBARAN INDUSTRI TEMBAGA

POTRET INDUSTRI SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK


BIJIH TEMBAGA TRANSPORTASI
 Cadangan: No. 9 di dunia  Terutama untuk pembuatan mobil
(2011).  Pertumbuhan 12% per tahun
 Sumber daya : 17 milyar
 Cadangan : 3 milyar ton
 Produksi: No. 8 di dunia
(2011).
ALAT – ALAT ELEKTRONIKA
LOGAM  Terutama digunakan untuk heat exchanger (penghantar panas)
 Produksi Copper Cathode  Pertumbuhan : 12 – 15% per tahun
: 280,000 Ton
 Konsumsi Domestik :
350,000 Ton
PRODUK ANTARA DAN HILIR LISTRIK & ENERGI
 Ekspor produk  Utamanya digunakan untuk Distribusi Listrik
180,000 ton  Pertumbuhan: 10% per tahun
 Impor produk 4,000
ton (2012)
KONSUMSI PER KAPITA SANITARY
 Saat ini: 1.2 kg (2012)  Penggunaan untuk Pipa dan Keran Perumahan
 Target : 5 kg (2025)  Saat ini belum signifikan

21
21
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

KEBUTUHAN DAN PASOKAN STAINLESS STEEL


700,000

600,000

Penambahan kapasitas produksi


ferronickel 400 ribu ton; 600 ribu
500,000
ton stainless steel dan tambahan
energi 520 MW

400,000

Ton
300,000
Penambahan kapasitas produksi Penambahan kapasitas produksi
ferronickel 300 ribu ton dan ferronickel 200 ribu ton dan
tambahan energi 300 MW tambahan energi 200 MW
200,000

100,000

-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Tahun
Produksi (nickel) Demand Produksi stainless steel
22
22
22
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI

PENJELASAN KEBUTUHAN DAN PASOKAN STAINLESS STEEL

1. Demand stainless steel sampai tahun 2025 diperkirakan sebesar 410 Ribu Ton, dengan
produksi ferronickel dalam negeri sebesar 180 Ribu Ton pada tahun 2013 maka
dibutuhkan minimal 720 Ribu Ton tambahan produksi dalam jangka waktu 12 tahun.
2. Untuk memenuhi demand yang ada pada tahun 2025 ditargetkan sudah membangun
tambahan smelter dengan tambahan kapasitas 1,68 juta ton, dengan rincian
• Pada tahun 2014, terdapat tambahan kapasitas poduksi ferronickel PT. Feni Haltim
sebesar 300 Ribu Ton dan PT. Bumi Selaras sebesar 600 Ribu Ton
• Pada tahun 2015, terdapat tambahan kapasitas poduksi ferronickel PT. Weda Bay
Nickel sebesar 600 Ribu Ton.
• Ditargetkan hingga tahun 2025, terdapat penambahan investasi pada industri
ferronickel 300 Ribu Ton diantaranya dari perluasan kapasitas produksi PT. Antam
Unit Pomalaa sebesar 100.000 Ton, investasi baru PT. Multi Baja sebesar 100 Ribu
Ton dan investor lainnya sebesar 190 Ribu Ton
• Direncanakan PT. Antam akan membangun pabrik stainless steel pada tahun 2020
dengan kapasitas produksi sebesar 600 Ribu Ton
3. Guna memenuhi kebutuhan energi atas pembangunan smelter ferronickel dan
pabrik stainless steel pada tahun 2025 maka dibutuhkan kepastian supply energi
setara energi listrik sebesar 1.020 MW.
4. Untuk memenuhi kebutuhan demand produk Stainless Steel dari tahun 2013 s/d
tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan
setidaknya harus membutuhkan bahan baku bijih nikel sebesar 80 Juta Ton
23
23
23
GAMBARAN INDUSTRI NIKEL

POTRET INDUSTRI SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK


BIJIH NIKEL TRANSPORTASI
 Cadangan No. 6 di  Terutama untuk industri pembuatan mobil
dunia  Konsumsi: 100.000 ton per tahun
 Sumber daya : 3 milyar  Pertumbuhan 12% per tahun
ton
 Cadangan : 1 milyar ton
 Produksi No. 2 di dunia HOME APPLIANCES
(2011).
LOGAM  Terutama digunakan untuk alat – alat rumah tangga
 Produksi Ferro Nickel :  Pertumbuhan : 10% per tahun
180,000 Ton
 Konsumsi Domestik (stainless
steel) : 150,000 Ton
 98% Produksi Ferro Nickel
digunakan dalam industri ALAT – ALAT KESEHATAN
stainless steel
 Terutama digunakan untuk peralatan yang memprioritaskan
PRODUK ANTARA DAN HILIR sterilisasi
 Pertumbuhan 10% per tahun
 Ekspor produk 7.200 ton
 Impor produk 1.200 ton
(2012)
KONSUMSI PER KAPITA
 Stainless Steel: 0.6 kg
 Target : 1.5 kg (2025)
24
24
E EXECUTIVE SUMMARY ROADMAP INDUSTRI LOGAM

 INDUSTRI BESI BAJA


 Proyeksi konsumsi baja (crude steel) pada tahun 2025 sebesar 70 kg perkapita, meningkat hampir dua kali lipat
dibandingkan konsumsi saat ini sebesar 36 kg perkapita.
 Faktor penggerak cabang industri baja adalah sektor transportasi, konstruksi bangunan, permesinan, infrastruktur,
kemasan dan energi.
 Tahun 2013 ini produksi crude steel dalam negeri sekitar 6,8 juta ton, sehingga dengan target konsumsi 70 kg
perkapita kebutuhan baja kasar yang akan mencapai 20 juta ton, memerlukan tambahan produksi sebesar 14 juta
ton.
 Pada tahun 2015 akan terdapat tambahan kapasitas sekitar 4 juta ton crude steel yang diperoleh dari PT. Krakatau
Posco, PT. Indoferro dan PT. Meratus Jaya Iron & Steel.
 Target tambahan kapasitas produksi berikutnya sebesar 10 juta ton. Sehingga sampai tahun 2025 akan
memerlukan bijih besi sebesar 250 juta ton dan pasir besi sebesar 110 juta ton.
 Untuk mencapai target kebutuhan di tahun 2025 diperlukan tambahan energi sebesar 1.120 MW dan investasi
sebesar Rp. 140 triliun. MW dan investasi sebesar Rp. 186 triliun

 INDUSTRI ALUMINIUM
 Proyeksi konsumsi (ingot) pada tahun 2025 sebesar 10 kg perkapita, meningkat lebih dari tiga kali lipat
dibandingkan konsumsi saat ini sebesar 2,9 kg perkapita.
 Faktor penggerak cabang industri aluminium adalah sektor transportasi, konstruksi bangunan, permesinan,
infrastruktur, energi, listrik, telekomunikasi, dan kemasan.
 Tahun 2013 produksi aluminium dalam negeri sekitar 250 ribu ton, sehingga dengan target konsumsi 10 kg
perkapita kebutuhan aluminium akan mencapai 2,73 juta ton, memerlukan tambahan produksi sebesar 3,1 juta ton.
 Pada tahun 2018 diproyeksikan akan terdapat tambahan kapasitas sebesar 1,1 juta ton yang akan menyerap
alumina produksi dari PT. Antam dan PT. Well Harvest Winning. Target tambahan kapasitas berikutnya sebesar 2
juta ton.
 Sehingga sampai tahun 2025 akan memerlukan bauksit sebesar 74,4 Juta Ton. Untuk mencapai target kebutuhan
di tahun 2025 diperlukan tambahan energi sebesar 10.176 MW dan investasi sebesar Rp. 186 triliun.

25
25
E EXECUTIVE SUMMARY ROADMAP (Lanjutan..)

 INDUSTRI NIKEL
 Proyeksi konsumsi pada tahun 2025 dalam bentuk stainless steel sebesar 1,5 kg perkapita, meningkat hampir tiga
kali lipat dibandingkan konsumsi saat ini 0,6 kg perkapita.
 Faktor penggerak cabang industri pengolah nikel adalah sektor transportasi, alat rumah tangga, alat kesehatan,
dan konstruksi.
 Tahun 2013 produksi nikel dalam ferronickel sebesar 18 ribu ton, sehingga dengan target konsumsi stainless steel
1,5 kg per kapita kebutuhan stainless steel akan mencapai 400 ribu ton. Hal ini sesuai dengan rencana PT Antam
yang akan membangun pabrik stainless steel pada tahun 2020 dengan kapasitas 600 ribu ton. Adapun rencana
investasi yang akan membangun smelter ferronickel adalah PT. Bumi Makmur Selaras, PT. Feni Haltim, PT.
Antam, PT. Weda Bay Nickel dan PT.Multi Baja Selaras dengan kapasitas total sebesar 1,3 juta ton dan
diproyeksikan akan terdapat investasi lain sebesar 200 ribu ton sampai tahun 2025.
 Sehingga sampai tahun 2025 memerlukan bijih nikel sebesar 80 juta ton, dengan tambahan energi sebesar 900
MW dan investasi sebesar Rp. 72 trilliun.

 INDUSTRI TEMBAGA
 Proyeksi konsumsi copper cathode pada tahun 2025 sebesar 5 kg perkapita, meningkat lebih dari dua kali lipat
dibandingkan konsumsi saat ini adalah 2,2 kg perkapita. Faktor penggerak cabang industri tembaga adalah sektor
transportasi, elektronik, listrik, dan energi.
 Tahun 2013 produksi tembaga (copper cathode) sebesar 280 ribu ton, sehingga dengan target konsumsi 5 kg
perkapita kebutuhan tembaga akan mencapai 1,37 juta ton, memerlukan tambahan produksi sebesar 1,19 juta ton.
 Rencana investasi dalam smelter tembaga adalah PT. Indovasi, PT Nusantara Smelting Corporation, dan PT
Indosmelt dengan kapasitas total sebesar 500 ribu ton dan diproyeksikan akan terdapat investasi lain 900 ribu ton
hingga tahun 2025. Sehingga sampai tahun 2025 akan memerlukan bijih tembaga sebesar 202 Juta Ton.
 Untuk mencapai target kebutuhan di tahun 2025 diperlukan tambahan energi sebesar 330 MW dan investasi
sebesar Rp. 110 triliun.

26
26
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai