Disampaikan oleh :
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
Jakarta, 16 Februari 2016
1
TOPIK BAHASAN
A PENDAHULUAN
2
A PENDAHULUAN
• Dari perspektif ekonomi, besi baja merupakan logam dasar paling utama,
dengan nilai penjualan global sebesar USD 225 Miliar per tahun. Produsen Produksi tahun 2015
utama besi baja adalah Tiongkok yang memberikan kontribusi sebesar 50% No Jenis Logam
(dalam Juta)
produksi dunia, yang kemudian diikuti Jepang, USA dan India.
1 Iron Ore 3,000
• Industri logam tembaga (copper) berada di peringkat 2 sebagai logam dasar 2 Aluminium 49.3
utama, dengan nilai penjualan global mencapai USD 130 miliar per tahun.
3 Copper 18.7
Produsen tembaga terbesar berasal dari Chili, yang diikuti Tiongkok dan Peru.
4 Nickel 2.40
• Aluminium berada di peringkat ke 3 sebagai logam dasar utama, dengan nilai
penjualan global USD 90 miliar per tahun. Produsen utama berasal dari
Tiongkok, diikuti Rusia, Kanada, dan Uni Emirat Arab.
• Nikel berada di peringkat ke 4, dengan nilai penjualan global USD 40 miliar per
tahun. Nikel digunakan sebagai paduan untuk membuat Stainless steel.
Produsen utama berasal dari Brazil diikuti oleh Rusia.
Sumber: World Economy Outlook , IMF (Oct ’15)
3
A PENDAHULUAN (Lanjutan..)
Pasir Besi : 2,05 Miliar ton Bijih Nikel : 1,5 Miliar ton
Bijih Besi: 935 Juta Ton Bijih Tembaga : 23,8 Miliar ton
10
9.01
8 6.98
7.46 6.53
5.58
6.17 5.61
6 5.25
6.03
6.02 5.45
4 5.02 4.86
2.17
2
0
2011 2012 2013 2014 2015 (Prognosa)
Industri Andalan
Industri Pendukung
Industri Hulu
Industri Hulu Agro Industri Hulu Migas dan Batubara
Mineral Tambang
Modal Dasar
Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia Teknologi, Inovasi & Kreativitas
Prasyarat
INDUSTRI ALUMINIUM
INDUSTRI TEMBAGA
INDUSTRI NIKEL
8
C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)
Pig Iron
9
9
9
C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)
Lithographic Printing
Plates
Al Rod
Ladders
Al Sheet
High Pressure Gas
Al Scrap
Cylinder
Al Flat Bar
Sporting Goods
Bayer Hall-Heroult
Bauxite Process
Alumina Al Ingot
Process Al Tube
Machined
Components
Al Round Bar
10
10
10
C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)
Available in Indonesia
Not Available in Indonesia
11
11
11
C PROGRAM HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan)
Available in Indonesia
Not Available in Indonesia
12
12
12
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI
25
KEBUTUHAN DAN PASOKAN BAJA (CRUDE STEEL) Taget penambahan kapasitas
produksi 6 juta ton dan
tambahan energi 480 MW
10
10,29 Juta Ton
5
– 1, 71 Juta Ton
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
-0.5
– 0,76 Juta Ton
1. Demand sampai tahun 2025 diperkirakan sebesar 2,73 Juta Ton, dengan produksi dalam
negeri sebesar 0,25 Juta Ton pada tahun 2013 maka dibutuhkan minimal 2,5 Juta
Tambahan produksi dalam jangka waktu 12 tahun
2. Sampai tahun 2017 terdapat tambahan kapasitas produksi 0,15 Juta Ton dari PT. Inalum.
3. Pada tahun 2016, terdapat penambahan fasilitas pengolahan bauksit menjadi alumina (PT.
Harvest sebesar 1 juta ton dan PT. Antam sebesar 1,2 juta ton), ditargetkan pada tahun
2018 sudah mendirikan smelter untuk mengolah alumina tersebut untuk menghasilkan
aluminium ingot sebesar 1,1 juta ton.
4. Untuk memenuhi demand yang ada :
• pada tahun 2022 ditargetkan sudah membangun tambahan smelter dengan kapasitas 1 juta
ton.
• Pada Tahun 2025 ditargetkan juga menambah kapasitas smelter sebesar 1 juta ton.
Sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan terdapat kelebihan supply yang dapat
diekspor.
5. Guna memenuhi kebutuhan energi atas pembangunan smelter dengan kapasitas total 3,5
juta ton pada tahun 2025 maka dibutuhkan kepastian supply energi listrik sebesar 11.200
Mega Watt (asumsi : untuk menghasilkan 1000 ton Al ingot membutuhkan 3 MW dan 1000
ton Alumina membutuhkan 0,32 MW).
6. Untuk memenuhi kebutuhan demand produk Aluminium (Al Ingot) dari tahun 2013 s/d
tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan
setidaknya harus membutuhkan bahan baku bauksit sebesar 74,4 Juta Ton.
17
17
17
GAMBARAN INDUSTRI ALUMINIUM
-0.5
Produksi Demand Impor
1. Demand sampai tahun 2025 diperkirakan sebesar 1,37 Juta Ton, dengan produksi
dalam negeri sebesar 0,18 Juta Ton pada tahun 2013 maka dibutuhkan minimal
1,19 Juta Tambahan produksi dalam jangka waktu 12 tahun.
2. Untuk memenuhi demand yang ada :
• pada tahun 2020 ditargetkan sudah membangun tambahan smelter dengan
kapasitas 400 ribu ton.
• Pada Tahun 2025 ditargetkan juga menambah kapasitas smelter dengan
kapasitas 400 ribu ton.
Sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan terdapat kelebihan supply
yang dapat diekspor.
4. Guna memenuhi kebutuhan energi atas pembangunan smelter tembaga dengan
kapasitas total 1,5 juta ton pada tahun 2025 maka dibutuhkan kepastian supply
energi setara energi listrik sebesar 475 Mega Watt.
5. Untuk memenuhi kebutuhan demand produk Tembaga (Katoda Tembaga)
dari tahun 2013 s/d tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku
dari dalam negeri, diperkirakan setidaknya harus membutuhkan bahan
baku bijih tembaga sebesar 202 Juta Ton.
20
20
20
GAMBARAN INDUSTRI TEMBAGA
21
21
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI
600,000
400,000
Ton
300,000
Penambahan kapasitas produksi Penambahan kapasitas produksi
ferronickel 300 ribu ton dan ferronickel 200 ribu ton dan
tambahan energi 300 MW tambahan energi 200 MW
200,000
100,000
-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tahun
Produksi (nickel) Demand Produksi stainless steel
22
22
22
D ROADMAP HILIRISASI INDUSTRI
1. Demand stainless steel sampai tahun 2025 diperkirakan sebesar 410 Ribu Ton, dengan
produksi ferronickel dalam negeri sebesar 180 Ribu Ton pada tahun 2013 maka
dibutuhkan minimal 720 Ribu Ton tambahan produksi dalam jangka waktu 12 tahun.
2. Untuk memenuhi demand yang ada pada tahun 2025 ditargetkan sudah membangun
tambahan smelter dengan tambahan kapasitas 1,68 juta ton, dengan rincian
• Pada tahun 2014, terdapat tambahan kapasitas poduksi ferronickel PT. Feni Haltim
sebesar 300 Ribu Ton dan PT. Bumi Selaras sebesar 600 Ribu Ton
• Pada tahun 2015, terdapat tambahan kapasitas poduksi ferronickel PT. Weda Bay
Nickel sebesar 600 Ribu Ton.
• Ditargetkan hingga tahun 2025, terdapat penambahan investasi pada industri
ferronickel 300 Ribu Ton diantaranya dari perluasan kapasitas produksi PT. Antam
Unit Pomalaa sebesar 100.000 Ton, investasi baru PT. Multi Baja sebesar 100 Ribu
Ton dan investor lainnya sebesar 190 Ribu Ton
• Direncanakan PT. Antam akan membangun pabrik stainless steel pada tahun 2020
dengan kapasitas produksi sebesar 600 Ribu Ton
3. Guna memenuhi kebutuhan energi atas pembangunan smelter ferronickel dan
pabrik stainless steel pada tahun 2025 maka dibutuhkan kepastian supply energi
setara energi listrik sebesar 1.020 MW.
4. Untuk memenuhi kebutuhan demand produk Stainless Steel dari tahun 2013 s/d
tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan
setidaknya harus membutuhkan bahan baku bijih nikel sebesar 80 Juta Ton
23
23
23
GAMBARAN INDUSTRI NIKEL
INDUSTRI ALUMINIUM
Proyeksi konsumsi (ingot) pada tahun 2025 sebesar 10 kg perkapita, meningkat lebih dari tiga kali lipat
dibandingkan konsumsi saat ini sebesar 2,9 kg perkapita.
Faktor penggerak cabang industri aluminium adalah sektor transportasi, konstruksi bangunan, permesinan,
infrastruktur, energi, listrik, telekomunikasi, dan kemasan.
Tahun 2013 produksi aluminium dalam negeri sekitar 250 ribu ton, sehingga dengan target konsumsi 10 kg
perkapita kebutuhan aluminium akan mencapai 2,73 juta ton, memerlukan tambahan produksi sebesar 3,1 juta ton.
Pada tahun 2018 diproyeksikan akan terdapat tambahan kapasitas sebesar 1,1 juta ton yang akan menyerap
alumina produksi dari PT. Antam dan PT. Well Harvest Winning. Target tambahan kapasitas berikutnya sebesar 2
juta ton.
Sehingga sampai tahun 2025 akan memerlukan bauksit sebesar 74,4 Juta Ton. Untuk mencapai target kebutuhan
di tahun 2025 diperlukan tambahan energi sebesar 10.176 MW dan investasi sebesar Rp. 186 triliun.
25
25
E EXECUTIVE SUMMARY ROADMAP (Lanjutan..)
INDUSTRI NIKEL
Proyeksi konsumsi pada tahun 2025 dalam bentuk stainless steel sebesar 1,5 kg perkapita, meningkat hampir tiga
kali lipat dibandingkan konsumsi saat ini 0,6 kg perkapita.
Faktor penggerak cabang industri pengolah nikel adalah sektor transportasi, alat rumah tangga, alat kesehatan,
dan konstruksi.
Tahun 2013 produksi nikel dalam ferronickel sebesar 18 ribu ton, sehingga dengan target konsumsi stainless steel
1,5 kg per kapita kebutuhan stainless steel akan mencapai 400 ribu ton. Hal ini sesuai dengan rencana PT Antam
yang akan membangun pabrik stainless steel pada tahun 2020 dengan kapasitas 600 ribu ton. Adapun rencana
investasi yang akan membangun smelter ferronickel adalah PT. Bumi Makmur Selaras, PT. Feni Haltim, PT.
Antam, PT. Weda Bay Nickel dan PT.Multi Baja Selaras dengan kapasitas total sebesar 1,3 juta ton dan
diproyeksikan akan terdapat investasi lain sebesar 200 ribu ton sampai tahun 2025.
Sehingga sampai tahun 2025 memerlukan bijih nikel sebesar 80 juta ton, dengan tambahan energi sebesar 900
MW dan investasi sebesar Rp. 72 trilliun.
INDUSTRI TEMBAGA
Proyeksi konsumsi copper cathode pada tahun 2025 sebesar 5 kg perkapita, meningkat lebih dari dua kali lipat
dibandingkan konsumsi saat ini adalah 2,2 kg perkapita. Faktor penggerak cabang industri tembaga adalah sektor
transportasi, elektronik, listrik, dan energi.
Tahun 2013 produksi tembaga (copper cathode) sebesar 280 ribu ton, sehingga dengan target konsumsi 5 kg
perkapita kebutuhan tembaga akan mencapai 1,37 juta ton, memerlukan tambahan produksi sebesar 1,19 juta ton.
Rencana investasi dalam smelter tembaga adalah PT. Indovasi, PT Nusantara Smelting Corporation, dan PT
Indosmelt dengan kapasitas total sebesar 500 ribu ton dan diproyeksikan akan terdapat investasi lain 900 ribu ton
hingga tahun 2025. Sehingga sampai tahun 2025 akan memerlukan bijih tembaga sebesar 202 Juta Ton.
Untuk mencapai target kebutuhan di tahun 2025 diperlukan tambahan energi sebesar 330 MW dan investasi
sebesar Rp. 110 triliun.
26
26
Terima Kasih