Anda di halaman 1dari 4

2.

2 Pengendalian Mutu Pakan Akibat Kerusakan Lingkungan

Bahan pakan termasuk salah satu komoditas secara umum berasal dari hasil

pertanian, termasuk hasil ikutannya (by product) . Bahan dari hasil pertanian

umumnya memeliki sifat mudah rusak, meskipun ada yang tidak mudah rusak dan

ada yang sangat mudah rusak. Menurut Kushartono (1996) , Pengeluaran pakan dari

tempat penyimpanan pakan agar diatur sedemikian rupa sehingga pakan tidak

terlalu lama di penyimpanan. Penyimpanan pakan yang terlalu lama akan

menurunkan kualitas dari pakan tersebut. Berdasarkan pengalaman dilapangan

bahwa kerusakan bahan pakan terjadi setelah satu bulan bahan tersebut disimpan.

Pengawasan atau pemeriksaan mutu (quality assurance) yaitu pemeriksaan apakah

segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan, instruksi-instruksi

yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang dianut. Adapun salah satu proses

pengawasan mutu adalah pengendalian mutu.

2.2.1 Penyebab Penurunan Mutu Pakan

Menurut Prof. Bhadriraju Subramanyam seperti dikutip dalam Trobos

(2013), ada tiga hal yang menjadi perhatian dalam penyimpanan bahan pakan

terutama yang berupa biji-bijian yaitu bagaimana mempertahankan kualitas, dan

bagaimana mengatur ekosistem penyimpanan .Ekosistem penyimpanan merupakan

kombinasi faktor fisik dan biologis atau dikenal juga dengan kombinasi faktor

biotik dan abiotik.

1. Faktor Biotik

Faktor biotik merupakan faktor penyebab penurunan pakan yang dilakukan

oleh makhluk hidup. Hal-hal yang temasuk ke dalam faktor-faktor biotik adalah

kerusakan yang disebabkan oleh jazad renik (mikroorganisme), serangga,


burung, dan lainnya. Tumbuhnya bakteri, jamur dan kapang di dalam bahan

akan menyebabkan terjadinya perubahan mutu dan nilai gizi, serta dapat juga

menimbulkan bahaya keracunan. Serangga yang merupakan hama gudang

terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pijer (Lepidoptera) dan golongan

kumbang dan tungau (Coleoptera). Hewan-hewan seperti burung dapat

merusak biji-bijian secara langsung, meninggalkan kotorannya yang disebut

dengan frass, dan merusak kernel (bagian inti) biji-bijian.

2. Faktor Abiotik

Faktor abiotik meliputi segala hal yang tak hidup, seperti cahaya, suhu,

kelembaban, dan benda-benda eksternal lainnya (batu, besi, dan biji-bijian non

bahan baku pakan). Penurunan mutu akibat faktor abiotik dapat disesbabkan

oleh kerusakan yang disebabkan secara fisik-mekanik dan secara kimiawi.

Kerusakan secara fisik-mekanik biasanya disebabkan oleh adanya benturan,

himpitan, dan gesekan selama pakan berada di dalam gudang penyimpanan dan

serta kegiatan pengangkutan pakan yang dilakukan secara kasar sehingga

menyebabkan kualitas pakan menurun.

Hal yang dapat menyebabkan penurunan kualitas pakan secara kimiawi,

misalnya cahaya, suhu, dan kelembaban. Suhu dan kelembaban merupakan

faktor lingkungan fisik yang terpenting, sebab kedua faktor ini

mempengaruhi kadar air dan aktifitas air. Kadar air dan aktifitas air sangat

menentukan perkembangbiakan serangga (terutama suhu) dan jasad renik

(terutama kelembaban). Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

terjadinya pengembunan sehingga mempermudah pertumbuhan jasad renik.

Kerusakan kemik disebabkan akibat penggunaan bahan-bahan kimia seperti zat


warna, racun dan sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan perubahan fisik,

penurunan mutu dan kemungkinan dapat menimbulkan keracunan.

Kondisi lingkungan mempengaruhi kadar air bahan pakan (butiran)

menentukan tingkat kerusakan dan penyusutan selama

penyimpanan. Lingkungan yang lembab dan kotor merupakan salah satu

penyebab kenaikan kadar air, hama, jamur dan jasad pengganggu perusak lain

sehingga mempercepat kerusakan. Kandungan air yang terlalu tinggi

mengakibatkan kerusakan mekanis sehingga bahan pakan kurang tahan

disimpan, karena mikroorganisme mudah menyerang (Kushartono, 2002).

2.2.2 Pengendalian Mutu

Pengendalian (controlling) mutu adalah salah satu fungsi manajemen yang

merupakan pengukuran dan koreksi di semua kegiatan di dalam rangka

memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana perusahaan untuk

memproduksi bahan atau produk yang bermutu dapat terlaksana dengan

baik.Pentingnya pengendalian mutu pakan, karena :

1. Kebutuhan Pengendalian Kualitas

Tanpa adanya pengendalian kualitas produk maka akan menimbulkan

kerugian yang besar bagi perusahaan, karena penyimpangan-penyimpangan

yang tidak diketahui sehingga tidak dapat dilakukan pebaikan dan

meyebabkan penyimpangan berkelanjutan. Pengendalian kualitas yang

dilakukan dengan baik dan secara teratur akan mengurangi kemungkinan

kecacatan produk karena dapat langsung dievaluasi.

2. Mendapatkan produk yang sesuai dengan mutu dan seragam


Pengendalian mutu dapat mencegah produk dari kerusakan dan kecacatan

yang parah, sehingga didapatkan produk akhir yang sesuai dengan mutu

yang diinginkan dan seragam

3. Mengenali berbagai macam penyebab kerusakan produk

Setiap kerusakan atau penyimpangan yang tejadi pada produk tentunya akan

dievalusi secara teratur dan dicari tau sumber serta pencegahannya. Hal ini

kemudian dapat menjadi peringatan dini sehingga apabila tanda kerusakan

itu muncul dapat dicegah

4. Mencegah kerusakan semakin menyebar

Kerusakan pada pakan dapat dicegah penyebarannya apabila diketahui

dengan cepat, sehingga pakan di sekitarnya tidak ikut terkena.

DAFTAR PUSTAKA

Kushartono. B . 1996 . Pengendalian Jasad Pengganggu Bahan Pakan Ternak

Selama Penyimpanan . Prosiding Lokakarya Fungsional Non Peneliti . Pusat

Penelitian clan Pengembangan Peternakan. hal 94-97.

Kushartono. B . 2000 . Penentuan Kualitas Bahan Baku dengan Cara Organoleptik.

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti . Pusat Penelitian Peternakan . hal

217-223.

Trobos.Edisi 160 Tahun XIV.Januari 2013.Hal.41-48.

Anda mungkin juga menyukai