Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Mobilisasi Fisik dan Discharge Planning


Sub pokok bahasan: Latihan Gerakan ROM Aktif dan Pasif serta Discharge
Planning
Hari/Tanggal : Sabtu, 7 September 2019
Waktu : 09.00 – 09.30
Tempat : Ruang Dahlia Garing BRSU Tabanan

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien dan keluarganya
diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang gerakan ROM,
tujuan dari gerakan ROM, prinsip gerakan ROM, klasifikasi gerakan
ROM, cara gerakan ROM baik aktif maupun pasif dan mengetahui
dan memahami tentang discharge planning (perencanaan pulang).
2. Tujuan Khusus
- Klien dan keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian dari
ROM
- Klien mampu menyebutkan tujuan dari Gerakan ROM.
- Klien mampu menyebutkan prinsip dari gerakan ROM.
- Klien dan Keluarga mampu menyebutkan klasifikasi dari ROM
- Klien dan keluarga mampu mempraktekkan/ mendemonstrasikan
cara gerakan ROM pada ektremitas bawah
- Klien dan keluarga pahan tentang perencanaan pulang dan
perawatan yang dilakukan saat di rumah

B. Sasaran
Keluarga dan pasien yang mengalami Intoleransi Aktivitas di Ruang
Dahlia Garing BRSU Tabanan

C. Pembahasan Materi
1. Gerakan ROM
2. Tujuan dilakukan ROM
3. Prinsip dari gerakan ROM
4. Klasifikasi ROM
5. Pengertian discharge planning
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

E. Media
 Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Durasi Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
Peserta
1. 09.00 – 5 menit Pembukaan
1. Membuka Menjawab
09.05
pertemuan dengan salam
mengucapkan
Memperhatikan
salam Menjawab
2. Memperkenalkan
pertanyaan
diri
3. Menanyakan kabar Memperhatikan
dengan menanyai
Memperhatikan
beberapa peserta
4. Menjelaskan tujuan
acara / penyuluhan
5. Menjelaskan materi
apa saja yang akan
disajikan
2. 09.05 – 15 menit Penatalaksanaan
1. Gerakan ROM Mendengarkan
09.20
2. Tujuan dilakukan
dan
ROM
memperhatikan
3. Prinsip dari
gerakan ROM
4. Klasifikasi ROM
5. Pengertian
discharge planning
3. 09.20 – 5 menit 1. Tanya Jawab
2. Memberikan Bertanya
09.25
kesempatan peserta kepada
untuk bertanya pemateri dan
3. Mengevaluasi
menjawab
dengan cara
pertanyaan
menanyakan
pemateri
kembali mengenai
materi yang telah
diberikan tadi
5. 09.25 – 5 menit 4. Terminasi
5. Mengucapkan Mendengarkan
09.30
terima kasih kepada
peserta atas peran Menjawab
peserta Salam
6. Mengucapkan
salam penutup

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan dari
sebelum kegiatan
 Kesiapan SAP.
 Kesiapan media: Leaflet.
2. Evaluasi Proses
 Klien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar
 Waktu sesuai dengan rencana (30 menit)
3. Evaluasi Hasil
 Mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali pengertian
gerakan ROM
 Keluarga dan pasien mengetahui tentang tujuan dilakukan ROM
 Keluarga dan pasien mengetahui prinsip dari gerakan ROM
 Keluarga dan pasien paham tentang discharge planning dan
tindakan yang diilakukan di rumah
Materi Penyuluhan
Latihan ROM (Range Of Motion) dan Discharge Planning

A. Pengertian ROM
Latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

B. Tujuan
Latihan ini memberikan manfaat yaitu :
- Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot
- Memperbaiki tonus otot
- Meningkatkan pergerakan sendi
- Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
- Meningkatkan massa otot
- Mengurangi kelemahan
- Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian

C. Indikasi dilakukan ROM


1. Stoke atau penurunan kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring lama

D. Kontra indikasi
1. Kelainan sendi atau tulang
2. Nyeri hebat
3. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
4. Trauma baru yang kemungkinan ada fraktur yang tersembunyi

E. Prinsip gerakan ROM


1. ROM harus diulang pada tiap gerakan sebanyak 8 kali dan di lakukan
sehari minimal 2 kali
2. ROM harus dilakukan perlahan dan hati-hati
3. Bagian – bagian tubuh yang dapat digerakkan meliputi persendian seperti
leher, jari, lengan , siku, tumit, kaki, dan pergelangan kaki
4. ROM dapat dilakukan pada semua bagian persendian atau hanya pada
bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit

F. Klasifikasi ROM
1. Gerakan ROM Pasif
Latihan ROM yang dilakukan dengan bantuan perawat setiap gerakan.
Indikasinya adalah pasien semi koma dan tidak sadar, pasien usia lanjut
dengan mobilisasi terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan
paralisis.
Gerakan yang dapat dilakukan meliputi
 Fleksi  Gerakan menekuk persendian
 Ekstensi  yaitu gerakan meluruskan persendian
 Abduksi  gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis
tubuh
 Adduksi  gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis tubuh
 Rotasi  gerakan memuatar melingkari aksis tubuh
 Pronasi  gerakan memutar ke bawah
 Supinasi  gerakan memutar ke atas
 Inversi  gerakan ke dalam
 Eversi  gerakan ke luar
2. Gerakan ROM Aktif
Latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat
dari setiap gerakan yang dilakukannya. Indikasinya adalah pasien yang
dirawat dan mampu untuk ROM sendiri dan Kooperatif.

G. Gerakan ROM Pasif dan Aktif


Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

b. Fleksi dan Ekstensi Siku

c. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah


d. Fleksi dan Ekstensi Bahu

e. Abduksi dan Adduksi Bahu

f. Rotasi bahu

Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah


a. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari kaki

b. Inversi dan Eversi Kaki

c. Fleksi dan ekstensi Lutut


d. Rotasi Pangkal Paha

e. Abduksi dan Adduksi Pangkal Paha

Latihan ROM Aktif


a. Kepala

b. Bahu
c. Siku

d. Pergelangan Tangan

e. Jari-jari

H. Pengertian Discharge Planning

Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan proses


terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan
asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden and Trafft, 1990).
I. Tujuan
Menurut Jipp dan Sirass (1998) perencanan pulang (Discharge
Planning) bertujuan :
a. Menyiapkan pasien secara fisik, psikologis dan sosial.
b. Meningkatkan kemandirian pasien.
c. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
d. Membantu rujukan pasien pada system pelayanan yang lain.
e. Membantu pasien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan sikap dalam mempertahankan status kesehatan pasien.
f. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat.
J. Komponen Perencanaan Pulang
1. Perawatan di rumah
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health
education) mengenai : diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat kontrol.
Pemberian pembelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman
pasien dan keluarga mengenai perawatan selama pasien di rumah nanti.
2. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya.
Pada pasien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih
diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
3. Obat-obatan yang dihentikan
Meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien, obat-
obatan tersebut tetap dibawakan ke pasien.
4. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama MRS
dibawakan ke pasien waktu pulang
5. Surat-surat seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dll Lain-lain
K. Tindakan keperawatan pada waktu perencanan pulang
Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan pulang
yaitu meliputi :
a. Pendidikan (edukasi, redukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan
diharapkan bisa mengurangi angka kambuh dan meningkatkan
pengetahuan pasien.
b. Program pulang bertahap
Bertujuan untuk melatih pasien kembali kelingkungan keluarga dan
masyarakat antara lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah, apa
yang harus dilakukan keluarga.
c. Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung
antara perawatan community dengan rumah sakit sehingga dapat
mengetahui perkembangan pasien dirumah.

L. Jenis pemulangan Pasien


a. Conditional discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan
pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien bagus tidak terdapat
kompilikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus
ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
b. Absulate discharge (pulang mutlak atau selmanya) cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun
apabila pasien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat
dilakukan kembali.
c. Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk
pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerjasama
dengan perawat puskesmas terdekat.
Daftar Pustaka
Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar ;
Alih bahasa, Didah Rosidah, Monica Ester ; Editor bahasa Indonesia,
Monica Ester – Edisi 5. Jakarta, EGC
Meltzer, Suzanne C &Bare,Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi
bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8 Vol. 3. Jakarta : EGC.
Surratun dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai