Anda di halaman 1dari 21

Prosedur diagnosis, perawatan penunjang, dan intepretasinya

Sangat penting untuk mengetahui beberapa tipe maloklusi dan memiliki


kemampuan untuk mengklasifikasikannya. Pengetahuan mengenai kemungkinan
faktor etiologi penting bagi mahasiswa kedokteran gigi dalam bidang ortodontik.
Bagaimanapun, hanya dengan melalui diagnosis yang tepat kita dapat memperoleh
informasi. Prosedur diagnosis yang tepat dan interpretasi analisis dari pemeriksaan
penunjang merupakan dasar dari perawatan ortodontik . kecangihan dari alat-alat
yang modern dan efisien dapat mendukung dokter gigi dan juga dapat dipelajari
dalam waktu yang relatif singkat. Tetapi butuh pembelajaran beberapa tahun dan
analisis yang sangat hati-hati dari informasi yang tersedia dari beberapa sumber
sebelum dapat mengembangkan kemampuan diagnosis.
Klinisi telah siap untuk melakukan interpretasi berdasarkan informasi yang
telah mereka peroleh dan mungkin membuat diagnosis tentatif atau diagnosis tetap.
Informasi terdahulu dari berbagai aspek diperlukan untuk mendapatkan diagnosis
tetap dan rencana perawatan yang tepat. (gambar 8-1) Namun, pengembangan dari
rencana perawatan mungkin bukan merupakan akibat dari diagnosis secara langsung,
seperti observasi Moorees dan Gron, “ Jenis maloklusi yang tampaknya sama sering
memerlukan waktu dan penanganan yang berbeda mengenai perawatan” . Diagnosa
berdasarkan klasifikasi Ackerman-Proffit (bab 5) adalah langkah untuk membedakan
karakteristik maloklusi dan mencegah terapi yang “ekstrim”. Beberapa aspek
diagnosis harus dianalisis, diagnosis banding harus dibuat, indikasi dan kontra
indikasi, indikasi dan kontra indikasi dari “terapi yang dimodifikasi” harus
dipertimbangkan secara klinis. Setelah semua informasi diurutkan dan dipilih
pertanyaan nya adalah apakah mungkin untuk diobati, bukannya bagaimana untuk
mengobatinya. Meskipun terapi tersebut diindikasikan, klinisi yang akan berhasil
dengan baik bahwa beberapa rencana perawatan harus dianggap tentative dan harus
bersiap-siap untuk dilakukan modifikasi ataupun bahkan ditinggalkan, tergantung dari
respon jaringan,koperatif pasien, pertumbuhan dan perkembangan dan faktor lainnya.
Dokter gigi perlu mengetahui kapan harus berbalik ke informasi yang
spesifik; drg harus mengetahui cara menggabungkan informasi-informasi tersebut
secara total sampai menjadi suatu diagnosis yang tepat. Kesuksesan atau kegagalan
dari suatu kasus tergantung dari keahlian dokter gigi tersebut dalam mencapai
diagnosis dan analisis kasus yang tepat.
Tidak bisa dikatakan bahwa suatu diagsosis itu bersifat sementara dan
berkelanjutan. Respon terapi terhadap keputusan yang dicapai pada awal perawatan
terus menerus mengubah rencana perawatan. Tidak ada formula yang pasti, hasil
sefalometrik yang pasti dan tidak ada hasil model studi yang maya.

Kriteria diganostik dasar. Apakah dokter gigi tersebut membatasi


prakteknya terhadap perawatan orthodontik atau tidak, dibawah ini adalah kriteria
diagnostik yang perlu diketahui:
1. Sejarah kasus
2. Pemeriksaan klinis
3. Studi model
4. Radiografi (periapikal, bite-wing dan panoramik)
5. Fotografi kasus

Kriteria diagnostik penunjang. Berikut ini adalah beberapa kriteria


diagnostik penunjang yang dapat memberikan informasi yang berharga tetapi
memerlukan alat dan bahan yang mungkin tidak semua dokter gigi memilikinya
dalam tempat prakteknya, yaitu:
1. Spesifik X-Ray
a. radiografi Sefalometrik-skeletal
(1) Proyeksi Lateral dengan posisi gigi oklusi
(2) Proyeksi lateral, posisi istirahat
(3) Proyeksi frontal
(4) Rekam fungsi
(a) Insisi – “gigitan” end-to-end
(b) pelafalan
(c) buka mulut lebar
(d) analisis radiografi dengan media radioopak
b. Proyeksi oklusal
c. Proyeksi lateral rahang
2. Pemeriksaan elektromyografi
3. Radiografi pergelangan tangan (untuk mengetahui umur dan maturasi tulang)
4. Pemeriksaan endokrin dan metabolisme basal
KRITERIA DIAGNOSTIK DASAR
RIWAYAT KASUS

Biasanya riwayat kasus terdiri dari riwayat medis dan riwayat dental.
Riwayat medis terkadang memberikan orthodontis informasi yang berharga.
Merupakan suatu ide yang baik untuk mencatat kelainan-kelainan yang mungkin
terjadi pada masa anak-anak, respon alergi, operasi yang mungkin pernah dijalani,
kelainan kongenital atau kelainan lainnya yang tidak biasa pada suatu keluarga
pasien. Rekam medis tentang obat-obatan yang sedang dikonsumsi, baik dahulu
maupun sekarang, juga dapat memberikan informasi, terutama apabila mengkonsumsi
kortikosteroid dan jenis lainnya yang dapat mensupresi kelenjar endokrin. Apabila
memunginkan, pemeriksaan dental jg dilakukan pada orang tua pasien yang
bersangkutan, karena peran signifikan herediter. Kelainan dental pada anggota
keluarga harus dicatat, karena perilaku pemberian makanan sejak bayi dapat dikaitkan
dengan kondisi saat ini. Riwayat perilaku buruk, seperti menghisap ibu jari, menggigit
bibir atau kuku, menjulurkan lidah, dll juga dapat diikutsertakan.
Banyak bentuk dari kartu rekam medis yang disebarluaskan secara komersil;
dipakai dan digunakan tergantung dari kenyamanan pengguna. Banyak data dari
riwayat kasus dapat dan perlu diperoleh dari asisten yang cakap, bahkan lebih baik
sebelum dokter gigi melakukan pemeriksaan klinis pada pasien. Meminta refrensi dari
dokter keluarga juga dapat dilakukan untuk menambah dan melengkapi rekam medis
pasien tersebut.
PEMERIKSAAN KLINIS

Sebagian besar informasi yang diperlukan untuk menentukan manajemen


perawatan orthodontik dari pasien didapat dan dicatat oleh dokter gigi pada saat
kunjungan pertama. Setelah itu barulah perkembangan dari sensor diagnosti
diutamakan. Penggunaan kriteria diagnostik lainnya seperti radiografi dan panoramik
juga sama pentingnya. Kenyataannya, informasi penting yang didapat dari
pemeriksaan ini dapat membantu menjelaskan dan meningkatkan kriteria diagnostik
lainnya.
Tidak dapat ditekankan bahwa seorang dokter gigi dapat mencapai suatu
diagnosis yang signifikan tanpe menggunakan alat-alat spesifik dan hanya
menggunakan pengetahuan dan kemampuan observasi yang kuat. Dokter gigi tersebut
dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan mental dari pasien yang akan
dihadapi, kesehatan gigi dan jariangan sekitarnya, tipe fasial, keseimbangan estetik,
umur dentalis, fungsi dan letak bibir dan mandibula, fungsi lidah, tipe maloklusi,
prematur loss atau persistesi yang berkepanjangan. Sebagaimana kita tahu dari
pembelajaran kita tentang etiologi maloklusi, hal-hal diatas dapat dijadikan informasi
dasar. Kriteria diagnostik lainnya mungkin hanya memperkuat atau berhubungan.
Untuk pemeriksaan awal , dokter gigi memerlukan kaca mulut atau tongue
blade, eksplorer no.17, Boley gauge, articulating paper yang tipis, ujung jari yang
sensitif dan harus memiliki gambaran tentang apa yang seharusnya menjadi hal yang
normal pada pasien tersebut. Hal terakhir yang diperlukan dan penting untuk diingat
adalah kita tidak dapat menentukan atau mengetahui kelainan yang terjadi tanpa
pengertian tentang apa yang seharusnya menjadi hal yang normal. Beberapa sistem
yang harus ada dalam pencatatan rekam dental secara klinis, yaitu:
1. Kesehatan secara umum, tipe dan postur tubuh
2. Penampakan fasial
a. Morfologi
(1) Tipe fasial (dolikofasial, brakifasial, mesofasial)
(2) Analisis profil (anteroposterios dan hubungan vertikal)
(a) Protruded atau retruded mandibula
(b) protrudedatau retruded maksila
(c) hubungan maksila dan mandibula terhada struktur kranial
(3) postur bibir (ukuran, warnam sulkus mentolabial, dll)
(4) hubungan simetri dari struktur fasial
(a) bentuk dan ukuran hidung (hal ini kemungkinan dapat mengurangi
keberhasilan perawatan dan apabila perlu dilakukan rhinoplasti)
(b) bentuk dan ukuran dagu ( seperti halnya pada hidung, ada batasan
dalam peningkatan profil dari “chinless wonders”. Pembedahan
(genioplasti) dapat diindikasikan)
b. Fisiologi
(1) aktivitas otot pada saat:
(a) mastikasi (pengunyahan)
(b) Proses menelan
(c) respirasi (pernafasan)
(d) pelafalan
3. pemeriksaan dalam mulut (pemeriksaan dan persiapan awal)
a. klasifikasi maloklusi (kelas I, kelas II, kelas III (Angle, dll))
(1) relasi anteroposterior (overjet)
(2) relasi vertikal ( over-bite)
(3) relasi lateral (cross-bite)
b. pemeriksaan gigi-geligi
(1) jumlah gigi yang ada
(2) identitas gigi yang ada
(3) kelainan pada gigi (bentuk, ukuran, posisi)
(4) status restoratif (karies, penambalan, dll)
(5) perbandingan gigi dengan tulang (jarak anatr gigi yang diperlukan
untuk gigi permanen erupsi)
(a) pada kasus mixed dentition, ukur jarak gigi yang ada dengan
jangka dan catat berapa banyak jarak yang ada, hal ini dapat
dilakukan pada model studi atau radiografi.
(6) OH
c. pemeriksaan jaringan lunak
(1) gingiva (warna dan tekstur, hipertrofi, dll)
(2) frenulum labial (atas dan bawah)
(3) ukuran, bentuk dan postur lidah
(4) palatum, tonsil dan adenoid
(5) mukosa vestibulum
(6) morfologi bibir (warna, tekstur dan karakter jaringan)
(a) hipotonus, flaccid, hipertonus, tidak berfungsi, pendek, panjang,
dll.)
d. analisis fungsional
(1) posisi istirahat dan interocclusal clearance
(2) path of closure dari posisi istirahat sampai oklusi
(3) prematur kontak
(4) pergeseran
(5) jarak pergerakan mandibula – protusif, retrusif, lateral
(6) kliking, krepitasi dari TMJ
(7) mobilitas yang berlebihan dari satu individu gigi pada saat palpasi
(8) posisi dari bibir atas dan bawah datgan maksila dan mandila pada saat
proses mastikasi, penelanan, respirasi dan pelafalan
(9) posisi lidah dan tekanan yang dihasilkan pada saat pergerakan
fungsional

Daftar pemeriksaan klinis diatas tampak sulit pada saat pertama dilihat. semua
informasi diatas dapat diperoleh hanya dengan waktu lima menit oleh dokter gigi
yang kompeten. Pada saat ini, keutamaan dan ketajaman dari sensor diagnostik akan
mengurangi waktu yang terbuang di kemudian hari, dan memungkinkan bagi dokter
gigi untuk menghindari perkembangan masalah orthodontik berkelanjutan. Pada saat
inilah fase preventif orthodontik diperoleh.
Pasien anak yang tidak kooperatif pada saat proses pengumpulan data akan
membrikan efek yang kurang baik. Dapat diberikan pengertian kepada pasien bahwa
kesan pertama ini dikaitkan dengan permainan mencari tahu. Kehadiran ibu dari
pasien tersebut biasanya sangat diharapkan pada saat ini. Aktivitas overprotektif
seperti genggaman tangan sedapat mungkin dihindari. Bagaimanapun juga,
menggunakan tehnik palpasi yang tepat dalam pemeriksaan klinis seperti memeriksa
ketebalan bibir, jaringan lunak, kelenjar limfe, aktivitas tmj, mukosa bukal dan
interdental papil akan memberikan informasi tanpa memberikan pengertian kepada
pasien anak tersebut bahwa sedang dilakukan pemeriksaan.
Bentuk fasial dan keseimbangannya juga penting. Seringkali, tampak wajah
merupakan suatu alasan mengapa pasien datang untuk diperiksa. Catat semua asimetri
yang ada, kontur hidung dan dagu, dll. Kontur bibir, ketidaksimetrisan bibir dapat
menjadi perhatian bagi pasien dan orang tuanya. Hal ini bisa dijadikan motivasi
perawatan bagi pasien tersebut. Beberapa perawatan memang dianjurkan untuk
memperbaiki tampak muka. Salah satu cara terbaik untuk mempelajari pemeriksaan
orthodontik rutin ialah dengan cara memprediksi maloklusi dari pemeriksaan wajah
dan kemudian di periksa kembali. Dengan sedikit latihan dapat membuat dokter gigi
tersebut cepat memahami suatu kasus dengan memperhatikan analisis wajah.
Pemeriksaan radiografi juga diperlukan untuk melihat kelainan yang mngkin
terjadi, yang tidak dapat dilihat secra klinis. Tehnik radiografi yang biasa digunakan
yaitu tehnik bite-wing dan panoramik.
ingeee.....
rani....
Penyelesaian Model
Menghilangkan bubble. Bubble yang muncul pada marginal gingival dapat
dihilangkan dengan scaler universal yang kecil. Bubbles yang terbentuk akibat
tekanan pada mucobuccal fold dapat dihilangkan dengan Kingsley tipe scraper.
Setelah bubble dihilangkan bagian anatomi dapat dibuat secara simetris dengan
mengukir sebuah peripheral agar menyatu dengan basis. Penyelesaian akhir
diselesaikan dengan menghaluskan model menggunakan amplas tahan air (setelah
menggunakan pisau atau scraper) dan dilanjutkan dengan Arkansas stone dan air pada
bagian basis.
Individualisasi Model. Meskipun basis model berbentuk sama dan rapi,
kebanyakan orthodontis meng-individlualisasi-kan setiap model dengan penambahan
informasi yang didapat dan pendoman yang lebih akurat pada bidang oklusal yang
sejajar dengan basis. Posisi yang paling hati-hati adalah saat dimana membalikan tray
pada saat proses penuangan, perlu diperkiraan relasi hubungan bidang oklusal.
Beberapa perbaikan tambahan, bagian atas dan bawah basis dapat dibuat parallel
dengan bidang oklusal dan diatur sehingga midline tegak lurus dengan bagian
belakang. Dengan demikian, mereka dapat mengartikulasikan model dengan benar,
hanya dengan melihat bagian belakang model. Modifikasi ini membutuhkan alat
pembentuk model dan plaster file. Jika alat pembentuk model tidak ada, gergaji ukir
dapat digunakan untuk membentuk bagian kasar.
Langkah dalam Pembuatan Basis. Dalam membentuk model studi, membutuhkan
sedikit waktu dan sudut yang akurat dapat dibuat dengan mudah oleh asisten yang
belum berpengalaman. Asisten perlu diinstruksikan untuk mengikuti langkah-langkah
berikut:
1. Dimulai dengan model rahang atas dan melepaskan plaster dari dasar basis
sehingga bidang oklusal model dan basis sejajar. Proporsi yang baik untuk
ketebalan model adalah 1/3 bagian gigi, 1/3 jaringan lunak, dan 1/3 basis.
2. Dengan hati-hati buat garis halus, dengan menarik garis median raphe dari
model rahang atas. Permukaan posterior harus berakhir lurus dengan alat
pembentuk model atau dengan plaster file sehingga tegak lurus dengan
median raphe dan dasar basis. Langkah ini akan membuat visualisasi yang
mudah pada lengkung yang asimetris. Keahlian perlu diasah agar tidak
memotong permukaan posterior terlalu dekat, memotong tuberositas, atau
bagian gigi yang paling akhir.
3. Menempatkan model rahang atas pada basis, bagian sisi-sisinya perlu dibentuk
sehingga sejajar dengan bagian bukal dan tegak lurus dengan dasar basis. Sisi
perlu membentuk sudut yang kira-kira sama dengan permukaan posterior.
Perlu dilakukan secara hati-hati, agar tidak melakukan kesalah yang sama
dengan yang dilakukan pemula – memotong basis terlalu dekat dengan bagian
anatomi dan merusak bagian perlekatan otot.
4. Meletakkan model rahang atas pada tempat, bentuk dengan hati-hati pada
depan sehingga terbentuk dua permukaan datar berbentuk “v” pada bagian
midline model.
5. Model rahang bawah kemudian dikatupkan pada model rahang atas yang telah
dibentuk dan model dibalik sehingga model rahang bawah berada diatas dalam
keadaan oklusi. Jika gigitan malam telah dibuat, akan membantu mengarahkan
model dengan benar dan membantu melindungi gigi anterior dari kerusakan
saat proses pembentukkan. Meletakkan model pada basis rahang atas,
permukaan posterior pada model rahang bawah secara perlahan didekatkan
dengan roda gerinda dari alat pembentuk model. Model akan terbentuk
sehingga sejajar dengan permukaan posterior model rahang atas, dengan
kedua permukaan posterior keduanya menyentuh roda gerinda. Hal ini dapat
diperiksa dengan menetapkan model atas dan bawah secara bersama-sama
pada bagian belakang. Jika terlihat posisi oklusi yang tetap maka langkah ini
telah dilakukan dengan benar. Penting diperhatikan tuberositas dan detail
retromolar tetap terjaga.
6. Menempatkan model rahang bawah pada permukaan posteror, basis rahang
atas dibentuk sehingga tegak lurus dengan permukaan posterior dan ketebalan
model kurang lebih 1/3 bagian, 1/3 bagian anatomi, 1/3 bagian gigi. Hal ini
dapat diperiksa dengan mengatupkan model rahang atas dan bawah pada
hubungan relasi oklusi yang benar untuk memastikan bagian dasar basis
sejajar satu sama lain dengan bidang meja.
7. Meletakkan model rahang bawah pada basis, sisi-sisinya dibentuk sehingga
sejajar dengan bagian bukal. Permukaan harus tegak lurus dengan basis rahang
bawah. Seperti pada model rahang atas, kedua sisinya kira-kira membentuk
sudut yang sama dengan permukaan posterior. Hati-hati agar tidak
menghilangkan ‘gulungan’ jaringan.
8. Bentuk desain yang biasa digunakan untuk bagian depan model adalah elips
atau melengkung dari kaninus sampai kaninus. Hal ini dibentuk dengan alat
pembentuk model sehingga lengkungan kira-kira menyerupain lengkungan
gigi daerah tersebut.
9. Model rahang atas dan bawah tertutup dan bersudut yang dibentuk oleh
permukaan posterior dengan sisi kanan dan kiri. Terbentuk dua permukaan
lebih, dengan lebar satu setengah sampai tiga perempat inci. Permukaan
posterior dan masing-masing sisi model membentuk sudut tumpul.
10. Bagian lingual model rahang bawah, yang normalnya diisi oleh lidah,
kemudian dibentuk dengan lecron sehingga dasar mulut paralel dengan basis
rahang bawah, dan sisi-sisinya saling berhubungan dengan kontur jaringan
lingual. Bagian model haluskan dengan amplas tahan air bersamaan dengan
Arkansas stone dan air, untuk mehilangkan bekas yang tertinggal, dihilangkan
dengan plaster pembentuk model. Amplas halus dapan digunakan untuk
memperjelas bagian model.

Setelah model benar-benar kering, penggunaan bedak biasa dan pemolesan


chamois akan menghasilkan akhiran yang mengkilap. Beberapa operator
merendam kering dan memoles model dalam larutan sabun dan menyelesaikan
pemolesan dengan chamois. Preparat commercial plaster cast gloss soap
semaking lama, cenderung akan berwarna kuning namun serpihan sabun dalam
larutan masih bekerja.
Pembentukkan model untuk menentukan hubungan relasi oklusal yang stabil.
Pemasangan bidang oklusal yang sejajar dengan permukaan meja adalah metode
yang sering dilakukan, teknik gnathostatic mengikuti kemiringan bidang aklusal
dengan mengacu pada garis Frankfrot (mata-telinga). Tujuan tahapan
pembentukkan model, agar gips memberikan gambaran perkiraan bidang oklusi
pasien. Informasi ini penting, namun dapat dilihat lebih akurat dari foto
sefalometrik. Hal ini juga penting, untuk menghubungkan kemiringan bidang
oklusal dengan bindang mandibula dan hal ini tidak dapat dilakukan dengan baik
dengan model studi.
INFORMASI YANG DIPEROLEH DARI MODEL STUDI
Setelah pemeriksaan klinis, tidak ada standar disgnosis dan prognosis yang
lebih penting daripada model gips yang telah diambil dan dipersiapkan pada gigi
pasien dan jaringan sekitarnya. Sebagian besar informasi yang didapat dari model
studi, menggambar lebih sejalas dan mempertegas pengamatan yang telah dibuat
selama pemeriksaan intra oral.
Masalah premature loss, daerah retensi, ruang yang tidak memadai, rotasi,
malposisi masing-masing gigi, diastema frenulum, perlekatan otot, dan morfologi
papilla interdental adalah hal yang jelas terjadi. Sebagai dokter gigi, perlu menilai
secara langsung ukuran anomaly, bentuk, dan posisi. Pertanyaan-pertanyaan
seperti bentuk dan kesejajaran lengkung rahang, kesejajaran gigi, ukuran gigi, dan
bentuk ketidaksesuaian satu rahang dengan yang lainnya akan dapat terjawab jika
dilakukan pengamatan, pengukuran, dan penilaian. Ketebalan tulang alveolar pada
gigi, kedalaman kelengkuan tulang basal terlihat dari jarak marginal gingival,
hubungan relasi basis apical gigi didalam setiap rahang dan relasi apikal lengkung
gigi atas dan bawah satu sama lain, baik secara anteroposterior, kanan dan kiri,
merupakan beberapa informasi diagnosis penting yang harus diperoleh sehingga
menghasilkan diagnosis dan rencana perawatan yang lengkap. Pada pembahasan
sebelumnya dikatakan ujung jari merupakan bagian yang sensitif, karena
menggambarkan gigi, jaringan gingival, lengkung palatal, panjang superior dan
inferior mukosa bukal, sehingga dapat mengumpulkan banyak informasi pada
awal pemeriksaan klinis, tetapi pengamatan pada model studi adalah yang paling
penting, dan membuat pengukuran pada apa yang terlihat secara klinis. Masalah
pergeseran, tipping, overerupsi, undererupsi, dan cuve of spee yang abnormal, dan
prematusitas perlu dicatat dengan cermat dan dihubungkan dengan analisis
fungsional dan pemeriksaan radiografi. Bahkan lebar, kedalaman, dan bentuk
palatum penting dicatat seperti contoh pada pada kasus Kelas I Divisi I.
Pentingnya membuat model studi yang terperinci tidak dapat terlalu
ditekankan. Salah satu alasan kenapa kami member banyak bahasan tentang
metode yang tepat dalam pengambilan dan pengecoran model, pembentukkan dan
penghalusan. Tidak penting seberapa pintar anda, tidak penting seberapa teliti
anda melihat kaca mulut, tidak penting seberapa anda membungkukkan kepala
anda untuk mendapatkan penglihatan yang bagus tentang keadaan mulut pasien
saat ia duduk di dental unit dan membuka mulut lebar-lebar, anda tidak akan
mendapatkan ketepatan dan kelengkapan seperti apa yang didapat dalam model
studi. Tambahan ‘plus’ bagi anda adalah anda memiliki waktu tambahan
mencatat, membujurkan, dan rekaman tiga dimensi dalam menentukan status gigi
dan keadaan jaringan pada waktu tertentu. Ketika anda memberikan perawatan
dan kembali melihat catatan ini lagi danlagi, maka anda akan menyadari
pentingnya catatan ini untuk setiap pasien, tidak hanya bagi pasien yang dalam
perawatan ortodontik. Pada bab 9 membahas tentang model gigi yang ‘pincang’.
Situasi ini tidak dapat dibangun dalam semalam. Berbekal satu rangkaian rekaman
diagnosis yang adekuat, dokter gigi dapat mengikuti pola perkembangan bagian
yang digunakan, yang tidak digunakan, kehilangan gigi, pergeseran dan
perubahan sumbu (shifting) serta dokter gigi memiliki kesempatan menunjukkan
hal ini kepada pasien. Dokter gigi dapat menghindari perubahan dan bertambah
buruknya keadaan yang dapat terjadi secara perlahan karena hal itu adalah
keadaan awal yang terjadi sebelum dilakukan pengamatan dan pencatatan data
pasienselama kunjungan rutin tiap sekali atau dua kali kunjungan.
Modifikasi analisis Schwars merupakan metode yang efektif dalam mengatur
garis besar informasi dari model. Gambar 8-17 memperlihatkan model studi
Maloklusi Kelas II Divisi I. Tabel 8-2 memperlihatkan bagaimana data analisis
model dilengkapi dengan informasi yang bermanfaat dari model secara langsung.
Keterangan dibuat kembali pada Bab I tentang Current Orthodontic Concept and
Technique, untuk pembahasan analisis model lebihl anjut. Berdasarkan tabel pada
bab 2 tentang diameter mesiodistal dari mahkota gigi (Moorrees) untuk
membedakan antara gigi sulung dan permanen. Ingat, pada gigi insisivus 11.6
mm, dapat terjadi pada rahang atas laki-laki, sedangkan gigi posterior sebanyak
8.4 mm, dapat menyediakan leeways space. Sebaliknya, jika tersedia ruangan
yang sangat sedikit, maka tergantung dari masing-masing pasien. Sehinga
dibutuhkan ketelitian dalam menganalisis model dan mengukur dari foto
radiografi.
Mengambil cetakan model setiap pasien; mempelajari variasi normal dan
permulaan kebiasaan dari daftar keadaan normal diatas. Membuat daftar
pemeriksaan sehingga anda tidak melewatkan satu hal apapun. Setiap kunjungan
berikutnya, lihat kembali model studi dan bandingkan dengan keadaan dalam
mulut yang ada sekarang. Apakah terjadi perubahan? Apakah mereka
menguntungkan atau tidak? Apakah ada pergeseran, overerupsi, prematuritas,
keadaan yang abnormal dalam pemakaian, masalah overbite? Hal tersebut perlu
diatasi secepatnya sebelum berkembang lebih parah.Tindakan ini adalah yang
paling baik dalam kedokteran gigi—pelayanan pencegahan dan interceptif .

inez...
inka...
Analisis fungsional dan equilibrium oklusi
Analisis fungsional adalah hal yang sama pentingnya, studi mengenai pola erosi dan
aspek keausan pada gigi.Perubahan fungsi mandibula dapat dilihat pada model studi
untuk melihat inclined plane dan cups pada gigi dan melihat kontak prematur, tahanan
gigi, cups interference dengan cara menggunakan 1 lembar wax dan articulating
paper.Kemungkinan trauma dan masalah berasal dari erupsi m3, P berada di bukal/
lingual, crossbite, retorasi tidak baik. Bisa juga frekuensi dan besarnya efek dari
bruxism yang berhubungan dengan overbite dan iritasi pada nervus.Pada kasus ini
oklusal equilibration bukan pilihan yang baik, tapi lebih baik daripada bite plane.
Model studi bs digunakan untuk melihat kesalahan/ kelainan dengan jelas dan
membetulkan sebelum alat dipasang dan pasien merasa sakit, inflamasi jaringan
gingiva yang berdarah, kehilangan dukungan tulang.
salah satu layanan yang paling baik bagi seorang dokter gigi ialah dapat
membuat equilibrium oklusi pasiennya. Tanpa satu set studi model ini adalah
procedur yang sulit untuk dilakukan. Untuk perawatan disarankan model sesuai
dengan anatomis saat dipasang pada articulator untuk mendapatkan hasil yang baik
dan sesuai dengan pergerakan fungsi normalnya. Hal ini akan dibahas pada chapter
14.
Klasifiksi Maloklusi
Klasifikasi maloklusi dibuat lebih mudah dengan model rahang atas dan rahang
bawah dioklusikan. Hubungan basal lebih cepat jelas daripada dari ujian lisan saja.
Permukaan cusp bagian lingual memiliki fungsi sama pentingnya dengan permukaan
labial dan bukal. Tentu saja,dengan mempelajari studi model. Hal ini ditekankan
dalam bab 5 bahwa klasifikasi maloklusi ialah salah satu cara untuk menentukan
diagnosis berdasarkan kategori berdasarkan morfologi, variasi spasial dan fungsional.
Tujuannya adalah untuk menyatukan cara berfikir dari dokter gigi. Brader
mengamati, “pengujian waktu dan akumulasi pengalaman klinis mempengaruhi
71

menuju kesimpulan bahwa klasifikasi sudut maloklusi gigi tidak memadai untuk
evaluasi diagnostik masalah dentofacial kompleks.” Dengan demikian, itu akan
menjadi kesalahan bila hanya mengandalkan kategori yang telah ditentukan sebagai
dasar untuk keputusan terapeutik”. Sebagai petunjuk untuk pengobatan- ya, tidak
sebagai penopang. Variabel individu yang bervariasi harus membuat diagnosis
banding suatu bagi setiap pasien, dengan rencana pengobatan tentatif berdasarkan
seluruh kriteria diagnostiknya: pemeriksaan klinis, bukti radiografi, tes laboratorium
di tempat yang ditentukan, sejarah kasus, gips plester dan foto klinis.
Plaster gips memberikan catatan kondisi tertentu pada waktu tertentu. Karena tulang
adalah plastik(bergerak), karena ada berbagai gaya yang bekerja pada gigi disebabkan
oleh otot-otot, makanan, dll. Karena gigi dapat menjadi karies dan harus diperbaiki,
karena gigi akan hilang, meninggalkan ruang yang harus di restorasi, oleh karena itu
sangat penting bagi pasien memiliki satu set model studi agar dokter gigi dapat
memberikan pelayanan yang optimal. Dengan model studi dan radiografi gigi,
ortodontik benar-benar interceptive dan kedokteran gigi interceptive selamanya.
Tanpa syarat tersebut dokter gigi biasanya konfrontasi berbeda dengan” fait
accompli” dan kemudian harus menggunakan prosedur perbaikan atau reparatif.
Stabilitas paska perawatan
Ketika seorang pasien mengalami perawatan ortodontik, model studi dapat
ditunjukan kepada pasien dan orang tua untuk melihat kemajuan dari perawatan.
Tidak ada perbaikan stabilitas paska perawatan pada gambar 8-22,8-23. Jika tujuan
pengobatan belum tercapai atau jika terjadi pergerakan gigi yang tidak diinginkan
atau ada perubahan pasca perawatan yang tidak diinginkan , hal ini dapat dilihat lebih
mudah dengan model studi di tangan Akhirnya , sejarah kasus dan rekam kondisi
mulut tidak kalah penting untuk pasien dibandingkan dengan bagian lain tubuh .
Mengetahui bagaimana catatan longitudinal sangat penting bagi dokter gigi dalam
membantu membuat layanan profesional yang lebih baik , dokter gigi dapat
sepenuhnya menghargai bahwa langkah pasien untuk lokasi yang berbeda .” Seberapa
sering dokter gigi melihat pasien untuk pertama kalinya,” atau mungkin ia bertanya
pada diri sendiri , “Bagaimana pasien ini bisa seperti ini ?” ,“Apakah ini oklusi stabil
atau oklusi yang berubah? “Pasien mungkin akan berbicara tentang pergeseran gigi ,
meningkatnya ketidakteraturan gigi seri , ruang membuka atau ruang yang menutup ,
kondisi yangberbeda. Gips/model studi memberikan catatan waktu akurat dari setiap
perubahan tersebut . Sehingga dokter gigi melindungi pasien dan dirinya sendiri
dengan catatan tersebut . (Lihat chap .9 )
Gambar:
Gambar 8-22 bagian(kiri) frontal dan lateral studi plester gips /model studi sebelum
perawatan ortodontik (A), setelah peralatan telah dicopot (B), setelah retensi (C), satu
tahun kemudian (D) dan dua tahun kemudian (E). (Kanan) tampak oklusal model
studi rahang atas dan bawah pada interval waktu yang sama. Perubahan yang telah
terjadi selama rentang 7 tahun manajemen ortodontik dan prostodontik dapat
dianalisis secara tepat. Hasilnya stabil.
Gambar 2:

Gambar 8-23 pandangan oklusal mandibula studi model. Sebelum pengobatan (1),
setelah perawatan ortodontik (2), dua tahun kemudian (3) dan empat tahun kemudian
(4). Perhatikan perubahan dalam dimensi inter caninus yang kembali ke ukuran asli
27 mm. meskipun premolar telah di angkat selama terapi ortodontik.

Intraoral dan radiografi panoramik

Seperti gunung es, faktor tersembunyi mungkin lebih sulit ditemukan daripada
yang mudah terlihat. Seorang dokter gigi yang cerdik dengan jari sensitif dan mata
yang tajam dapat meraba adanya tonjolan tinggi di lipatan mucobuccal, atau ia dapat
mencatat tonjolan yang mencurigakan di palatal,melihat ruangan tak bergigi yang
dicurigai hilang atau erupsi abnormal, melihat bagian gigi desidui pada molar
pertama turun di bawah oklusi. Memang, ia mungkin melihat beberapa hal secara
klinis, tapi ia harus melihat kembali pada radiografi intraoral atau radiograf
panoramik untuk bukti konfirmasi dari pengamatan klinis (gambar 8-24). Sering
informasi dapat diperoleh dari radiografi saja, model studi saja, namun tidak lengkap.
Dokter gigi tidak boleh terbuai mengandalkan pada salah satu kriteria. harus ada tim
atau pendekatan total diagnostik, jika memungkinkan dengan informasi yang
diperoleh dari sejumlah sumber informasi yang kuat atau berkorelasi lebih dari satu
kriteria diagnostik.

Gambar:

Gambar 8-24, beberapa kondisi di mana radiografi gigi memberikan informasi yang
signifikan. A, mempertahankan fragmen akar desidui. B, Abnormal jalur erupsi. C.
resorpsi abnormal. D, kelainan kongenital. E, Ankylosis, F, gigi yang tidak erupsi dan
perawatan ortodontik.
Gambar:
Gambar 8-25 Tiga gambar menunjukkan pasien yang sama memiliki nilai dari
pengujian secara periode longitudinal dengan pemeriksaan radiografi. A, pola yang
normal pada usia 6 tahun. B dan C. Terlihat posisi memutar dan malposisi gigi
insisivus sentral yang telah berubah posisi dalam dua tahun sejak A diambil. (lihat gbr
7-62). Dari tanya jawab, pasien mengungkapkan bahwa telah terjadi pukulan keras
saat main baseball di daerah insisivus ketika berusia 6 1/2 tahun
Bab 6 dan 7 pada etiologi maloklusi menunjukkan bahwa tabel pertumbuhan
dan perkembangan oklusi yang normal sangat rentan terhadap banyak dorongan.
Menahan dorongan kuati dan menjaga kemajuan gigi berkembang sesuai jadwal,
radiograf gigi sangat penting. Dokter gigi rata-rata menyadari hal ini, karena ia
terlatih dalam interpretasi radiografi gigi dan dia mengakui pentingnya pemeriksaan
radiografi rutin (gbr 8-25)
Gambar :

Gambar 8-26 A, tidak adanya bawaan dari satu atas molar pertama permanen dan
erupsi ektopik pesanan, tidak adanya bawaan dari gigi premolar kedua bawah, semua
molar kedua dan molar ketiga mungkin. Lebih rendah molar sulung kedua mungkin
ankylosed. B, jalur letusan Abnormal semua premolar kedua dengan kemungkinan
ankilosis awal rendah geraham sulung kedua. C, tidak adanya bawaan dan ankilosis
maju. D, malposisi, jalan erupsi abnormal dan lengkungan panjang defiency. Jenis
informasi yang terlihat lebih baik dan lebih efektif berkorelasi pada radiografi grafis
lamina.
Gambar

Gambar 8-27 Views laminagraphic Panoral, menunjukkan (A) amellobalstoma, belum


diakui oleh prosthodontist yang membuat gigi tiruan. B, kista besar, juga tidak
ditemukan di pemeriksaan gigi rutin. C, Mengembangkan kista di daerah gigi seri
yang lebih rendah, dengan tidak adanya bawaan dari gigi insisivus lateral rahang atas.
D, empat premolar pertama dihapus untuk tujuan ortodontik sebelumnya, tapi
geraham keempat berkembang di tiga kuadran
Untuk melihat beberapa kondisi yang memerlukan pengamatan radiografi dan
konfirmasi: (1) pola dan jumlah resorpsi akar gigi sulung, (2) ada atau tidak adanya
gigi permanen, ukuran, bentuk, posisi dan keadaan relatif; (3) kelainan kongenital dari
gigi atau adanya gigi supernumerary, (4) karakter tulang alveolar dan immidiate
lamina dura dan periodontal membran, (5) morfologi dan inklinasi akar gigi
permanen; (6) kondisi patologis mulut seperti karies, membran periodontal
menembal, infeksi apikal, fraktur akar, mempertahankan akar gigi desidui, kista, dll
Pertimbangan khusus harus dilakukan pada foto panoramik. Dengan lebih dari
3500 unit sekarang dalam tindakan dan banyak laboratorium menyediakan layanan
radiografi panoramik untuk dokter gigi, nilai nyata dari alat diagnostik ini harus
ditekankan. Berdasarkan kemampuannya untuk mengambil gambar tunggal seluruh
informasi penting sistem stomatognathic gigi, rahang, sendi temporomandibular,
sinus, dapat diperoleh secara rutin dengan sebagian kecil dari radiasi yang diperlukan
untuk pemeriksaan intraoral dan bahkan tanpa menempatkan film di mulut. Seluruh
pengambilan gambar prosedur memakan waktu kurang lebih 90 detik, dan terbatas
pada satu film.
Dalam memantau oklusi yang berkembang, radiografi panoramik secara
tahunan akan sangat penting. Status rekam medis gigi dan jadwal mudah ditentukan
dengan mencatat hal-hal berikut:resorpsi akar gigi desidui , perkembangan akar gigi
permanen, jalur erupsi, prematur loss, retensi berkepanjangan, ankilosis,
supernumerary teeth, kelainan kongenital dan cacat gigi, impaksi, kista, patah tulang,
karies , keterlibatan apikal dan sebagian daftar yang lain (Gambar 8-26, 8-27). Untuk
prosedur ekstraksi , informasi penting dapat diperoleh (lihat bab 15). Sebagai korelasi
kriteria diagnostik lainnya, panoramik membantu dalam sintesis fase diagnostik dan
terapi manajemen pasien.
Fotografi fasial
Bahkan sebagai model studi berfungsi sebagai catatan gigi dan jaringan
investasi pada waktu tertentu,juga foto. Photograph mengasumsikan lebih penting
ketika dokter gigi tidak memiliki peralatan yang memungkinkan untuk mengambil
headplates cephalometri
Facial harmoni dan keseimbangan memiliki tujuan terapeutik penting oleh
dokter gigi. Dengan pertumbuhan yang menguntungkan dan pengembangan,
penghapusan penyimpangan otot dan terapi alat yang tepat, perubahan wajah dalam
kasus tertentu dapat sangat bermanfaat dan cukup(lihat bab 1) catatan permanen dari
profil asli dan penampilan wajah dibandingkan serupa dengan pasca perawatan
adalah contoh grafis untuk kedua pasien dan orang tua dari apa yang telah dicapai
dengan ortodontik (gambar 8-28). Sementara semua perubahan wajah yang
menguntungkan tidak hanya dikerjakan dengan terapi ortodontik, terapi dengan
memfokuskan pada pertumbuhan dan pematangan menghasilkan perubahan yang
signifikan. Foto-foto, seperti radiografi intraoral, model studi dan rekam medis, hanya
satu bagian dari gambaran keseluruhan. Interpretasi yang dibuat pada foto-foto harus
berkorelasi dengan catatan lain dan harus dihitung dengan data yang dikumpulkan
dari kriteria diagnostik lainnya. Dengan demikian, bibir atas hipotonus, bibir bawah
yang menjadi bantalan pada lingual dari gigi seri atas dan overjet yang berlebihan
harus dicatat dalam pemeriksaan klinis awal dan dikuatkan oleh analisis studi cluster
yang diartikulasikan dengan model studi. Sebuah hubungan retrisi mandibula dari
model studi diartikulasikan biasanya akan muncul pada foto profil. Dokter gigi dapat
memutuskan bahwa murni retrution mandibular gigi, atau retrusi keseluruhan atau
kombinasi keduanya.
Tidak semua fitur ini dapat diubah dengan "upaya tim" ortodontik saja.,
Dengan asisten bedah dalam bentuk rhinoplasties, dagu implan, dan prosedur bahkan
lip lenghtening, akan menghasilkan layanan total yang lebih baik kepada pasien.orang
tua harus dibuat dominan dari pola morfogenetik, pengaruh jaringan lunak di atas
struktur rangka (para Matriks fungsional) dan kebutuhan yang mungkin kemudian
untuk alternose, bibir atau kontur dagu.

Kening yang miring mempengaruhi keseimbangan wajah. bahkan gaya rambut


sangat penting. yang secara efektif"beatle," alami "atau" afro "tampilan dapat
mengubah kesan panjang dan lebar wajah. gaya rambut dapat mempengaruhi
penampilan wajah, tergantung masalahnya.
Gambar

Gambar 8-28 jenis perubahan wajah yang dapat ditimbulkan oleh prosedur ortodontik.
Catatan restorasi fungsi otot normal
Tipe wajah adalah penting untuk dokter gigi (gambar 8-28). operator telah
mempelajari kasusnya selama bertahun-tahun bahwa ia tidak dapat mengubah jenis
wajah tetapi harus bekerja dengan wajah sempit panjang misalnya, membutuhkan
bentuk lengkung tertentu agar sesuai wajah tersebut. Bentuk lengkung hanyalah salah
satu dari banyak karakteristik yang mencerminkan jenis wajah. Banyak wajah yang
indah "hollywood" profil wajah lurus dilakukan oleh orthodontist, menghubungkan
ini untuk usaha ortodontik mereka. Pada kenyataannya, tipe wajah yang sudah ada
menunjukkan, sebagai studi tentang pola herediter dan radiografi cephalometri. Jika
pasien dan foto itu menunjukkan profil wajah convek dan jika orang tua dan saudara
kandung juga memiliki wajah konveks, dokter gigi akan melakukannya perbaikan
untuk membangun hasil ortodontik di sekeliling tipe wajah ini. Banyak dokter gigi
yang mengalami masalah serius dengan mengabaikan jenis wajah dan bentuk
lengkung yang tergantung pada kekuatan keturunan dan fungsional. Literatur
ortodontik baru-baru ini menekankan pentingnya inklinasi aksial dari gigi seri atas
dan bawah. Beberapa penulis kategoris menyatakan bahwa gigi seri bawah harus
ditetapkan dekat dengan 90 derajat dengan bidang mandibula , atau sama dan tidak
realistis 65 derajat terhadap bidang horisontal frankfort. (lihat pembahasan
cephalometrik kemudian dalam bab ini). Indeks Pont atau pengukuran serupa ukuran
gigi yang digunakan untuk menentukan lebar lengkung , tanpa memperhatikan tulang
dan sistem otot keterbatasan basal . Mereka memiliki nilai kecil . Ekstraksi atau tidak
ekstraksi yang terlalu sering ditentukan oleh pengukuran sudut tunggal dari gigi seri
bawah. Ras dan jenis wajah, jenis kelamin, usia , perbedaan apikal , dll, dengan
mudah diabaikan . Bagaimana pendekatan untuk mengetahui sebab nya . saran
mengabaikan perbedaan individu , kekuatan fungsional dan keterbatasan mekanis .
apa yang normal untuk satu individu dan satu jenis wajah atau ras mungkin normal
untuk waktu tertentu,tapi berbeda dengan yang lain . Pada wajah cembung , misalnya,
gigi seri atas dan bawah cenderung lebih atau maju lebih ke depan . Ini adalah hal
yang normal untuk tipe wajah ini . tipe wajah cekung biasanya memiliki gigi seri atas
dan bawah lebih tegak ( gambar8-36 ) . Arah dari setiap gigi berorientasi berbeda-
beda , Standar adalah tidak fisiologis dan terikat dokter gigi . Bahkan jika gigi
tersebut mampu mencapai inklinasi aksial berdasar pergerakan alat. Setelah peralatan
tersebut dilepas , perlahan-lahan kecenderungan aksial kembali ke posisi semula
ditentukan oleh pola keturunan , oleh hubungan tulang dan dengan kekuatan
fungsional . Foto-foto adalah petunjuk penting untuk jenis wajah, jangan
mengabaikan petunjuk ini

Anda mungkin juga menyukai