Draf Sop Malaria
Draf Sop Malaria
2) Kelemahan umum
3) Kejang-kejang
8) Muntah terus-menerus
b) Pucat
c) Nadi cepat
d) Pernafasan cepat (takipnea)
2) Pada periode dingin dan berkeringat:
PENATALAKSANAAN MALARIA
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan apusan darah tebal dan tipis ditemukan
parasit plasmodium, atau
2) Menggunakan Rapid Diagnostic Test untuk malaria
(RDT)
Lini II
Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin
Pengobatan lini II
Pengobatan lini II malaria falsiparum diberikan jika pengobatan
lini I tidak efektif dimana ditemukan gejala klinis tidak
memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten)
atau timbul kembali (rekrudensi).
Lini II
Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin
Gambaran Laboratorium :
a) Hipoglikemia : gula darah < 40 mg%.
b) Asidemia (pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma
< 15 mmol/L).
c) Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15%) pada
keadaan hitung parasit > 10.000/uL, apabila
anemianya hipokromik mikrositik harus
dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi,
talasemia / hemoglobinopati lainnya.
d) Hiperparasitemia ≥ 2%.
e) Hiperlaktemia (asam laktat > 5 ugr/L).
f) Maroskopik hemoglobinuri oleh karena infesi malaria
akut (bukan karena oat anti malaria pada seorang
dengan defisiensi G6PD).
g) Gagal ginjal akut (urin < 400ml/24 jam pada orang
dewasa atau , 1 ml/kgBB/jam pada anak setelah
dilakuan rehidrasi, dengan kreatinin darah > 3 mg%).
Penatalaksanaan :
a) Pasien malaria berat harus segera dirujuk ke RS yang
mempunyai fasilitas yang lengkap.
b) Artesunate atau Artemeter ataupun Kina Hidroklorida
intramuskular sebagai dosis awal sebelum dirujuk ke
RS.
PENATALAKSANAAN MALARIA
1) Plasmodium Falsiparum :
1. ACT ( Ars + Amo), tanpa Primakuin, Trimester 2 -3
PENATALAKSANAAN MALARIA
Pemantauan Pengobatan
Dilakukan pada hari ke-4, 14 dan 28 secara klinis dan
mikroskopis
Antara Gagal
+ Tetap atau >>> Pindah Lini II
5-13 Pengobatan
Antara memburu
Tetap atau >>> Malaria berat Rujuk RS
15-27 k