Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA YANG MELEPASKAN ANAK USIA DEWASA MUDA

Tujuan Instruksional Umum :


Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah
kesehatan yang terjadi pada keluarga yang melepaskan anak usia muda

Tujuan Instruksional khusus :


Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan definisi keluarga yang melepaskan anak usia muda.
2. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga yang melepaskan anak usia
muda.
3. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga yang
melepaskan anak usia muda.
4. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada
keluarga yang melepaskan anak usia muda.
5. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada keluarga yang melepaskan anak
usia muda.
6. Menjelaskan peran perawat pada keluarga yang melepaskan anak usia muda

Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orangtua dengan “rumah kosong”, ketika anak-anak terakhir
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa
banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah setelah tamat dari SMA dan perguruan tinggi. Meskipun tahap ini
biasanya 6 atau 7 tahun, dalam tahun-tahun belakangan ini, tahap ini berlangsung lebih
lama dalam keluarga dengan dua orangtua, mengingat anak-anak yang lebih tua baru
meninggalkan orangtua setelah selesai sekolah dan mulai bekerja. Motifnya adalah
seringkali ekonomi-tingginya biaya hidup bila hidup sendiri. Akan tetapi, trend yang
meluas dikalangan dewasa muda, yang umumnya menunda perkawinan, hidup terpisah

1
dan mandiri dalam tatanan hidup mereka sendiri. Dari sebuah survey besar yang
dilakukan terhadap orang Kanada ditemukan bahwa anak-anak yang berkembangan
dalam keluarga dengan orangtua tiri dan keluarga dengan orangtua tunggal meninggalkan
rumah lebih dini dari pada mereka yang dibesarkan dalam keluarga dengan dua orangtua.
Perbedaan ini tidak dipandang karena dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, melainkan
karena perbedaan orangtua dan lingkungan keluarga (Mitchel et al, 1989).

Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak
untuk kehidupan dewasa yang mandiri. Orangtua, karena mereka membiarkan anak
mereka pergi, melepaskan 20 tahun peran sebagai orangtua dan kembali pada pasangan
perkawinan mereka yang asli. Tugas-tugas perkembangan menjadi penting karena
keluarga tersebut berubah dari sebuah rumah tangga dengan anak-anak ke sebuah rumah
tangga yang hanya terdiri dari sepasang suami dan isteri. Tujuan utama keluarga adalah
reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan
anak-anak yang dewasa kedalam kehidupan mereka sendiri (Duvall, 1977). Selama tahap
ini pasangan tersebut mengambil peran sebagai kakek nenek-perubahan lainnya dalam
peran maupun dalam citra diri mereka.

Usia pertengahan awal, yang merupakan usia rata-rata di mana para orangtua
melepaskan anak mereka yang tertua ditandai sebagai masa kehidupan yang
“terperangkap” ; terperangkap antara tuntutan-tuntutan kaum muda dan harapan-harapan
dari mereka yang lebih tua dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang
bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin
memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut. Akan tetapi studi-studi
membuktikan bahwa mereka yang berusia pertengahan mungkin merasa tertekan atau
terjepit diantara kutub orangtua dan muda, paling tidak bagi individu-individu golongan
kelas menengah dan kelas atas, mereka senantiasa dapat mengapresiasikan bagaimana
mereka dan prestasi mereka : “Mereka senantiasa mengetahui bahwa mereka adalah para
pembuatan keputusan negara ; mereka yang menggambarkan kualitas umum kehidupan
dalam masyarakat ini. Masyarakat tergantung kepada kepemimpinan dan produktifitas
dari orang yang berasal dari golongan usia pertengahan (Kerchoff, 1976).

2
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.
Sebagaimana keluarga membantu anak tertua dalam melepaskan diri, orangtua juga
membantu anak mereka yang lebih kecil agar mandiri. Dan ketiga anak laki-laki atau
perempuan yang “dilepas” menikah, tugas keluarga adalah memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga yang baru lewat perkawinan dan menerima nilai-
nilai dan gaya hidup dari pasangan itu sendiri (Tabel 9)

Tabel 9. Tahap VI Siklus Kehidupan Keluarga Inti yang melepaskan anak usia dewasa
muda dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan

Tugas-Tugas Perkembangan
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Keluarga
Keluarga melepas anak dewasa muda 1. Memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui
perkawinan anak-anak.
2. Melanjutkan untuk memperbaharui
dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan.
3. Membantu orangtua lanjut usia dan
sakit-sakitan dari suami maupun
istri.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)

Dengan rumah yang telah kosong, orangtua memiliki waktu lebih banyak untuk
mencurahkan perhatian pada kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan lain. Mereka
tidak tumbuh saling berjauhan dari satu sama lain dimana mereka tidak dapat
melembagakan atau membentuk kembali peran suami dan isteri yang pernah mereka
lakukan. LeShan (1973) memandang tahap ini sebagai tantangan bagi hubungan
perkawinan. Ketika anak-anak meninggalkan rumah, perkawinan menghadapi momen
kebenaran ; apakah ada cukup kekuatan untuk mempertahankannya tanpa alasan
kedudukan sebagai orangtua?.

3
Masa ini biasanya jauh lebih sulit bagi wanita daripada pria. Pada kebanyakan
keluarga, peran sentral dan abadi – abadi dalam arti bahwa peran tersebut telah
berlangsung selama 20 tahun-bagi wanita adalah peran sebagai seorang ibu. Meskipun
saat ini kurang lazim karena banyak wanita sekolah atau meniti karier, identitas dan
perasaan kompetensi wanita didasarkan pada menjadi sebagai seorang ibu yang baik.
Meskipun tahun-tahun perpisahan dengan anak yang berlangsung perlahan-lahan
mendahului tahap ini, pelepasan anak secara psikologis seringkali terjadi secara
mendadak. Dengan perginya anak, ibu yang tidak lagi bekerja menemukan dirinya sendiri
dalam sebuah rumah yang bersih (tidak ada banyak pekerjaan lagi) dan tidak lagi tempat
yang dituju atau tujuan terhadap eksistensinya.

Suami-suami dari golongan menengah keatas pada puncak kariernya


menghabiskan banyak waktu di luar rumah, masa-masa untuk meraih sukses dalam
jabatan, finansial, dan profesi dan mencoba memenuhi aspirasi mereka sebelum
terlambat. Banyak wanita yang begitu asyik dengan anak-anaknya sehingga tidak
mempersiapkan diri untuk tahap kehidupan mereka ini dan tidak mempunyai komitmen-
komitmen yang sama-sama akan dipenuhi yang mana dalam komitmen-komitmen
tersebut dalam rangka untuk menginvestasikan tenaga dan talenta mereka.

Krisis pada usia pertengahan lebih hebat bagi wanita bukan hanya karena anak-
anak meninggalkan rumah dan ketidakhadiran suami mereka, melainkan juga karena
perasaan kehilangan feminitas pada awal manupouse (biasanya antara 45 hingga 55
tahun) dan kehilangan kecantikan ketika tanda-tanda ketuaan mulai tampak. Jika seorang
wanita mempunyai komitmen di luar rumah (mis, bekerja dan kegemaran), biasanya ia
memiliki masalah yang jauh lebih sedikit daripada ia tetap berada di rumah menjalankan
fungsi peran tradisional sebagai ibu rumah tangga dan seorang ibu secara penuh.

Pria dalam masa usia pertengahan juga menghadapi krisis perkembangan. Salah
satu kemungkinan krisis tersebut adalah dorongan untuk maju dalam karier dan realisasi
bahwa mereka belum berhasil dan belum mencapai aspirasi mereka. Juga tanda-tanda
menurunnya maskulinitas, seperti tenaga menurun, potensi dan gairah seks berkurangnya,

4
dan juga figur, rambut, tanda-tanda kulit menua dan cemas dalam hal keuangan ;
semuanya merupakan stressor bagi pria dalam tahap siklus kehidupan keluarga ini, dan
menekankan krisis perkembangan usia pertengahan yang terjadi.

Friedman (1957) mengulangi pernyataan pentingnya hubungan perkawinan


dengan menggolongkan tahap perkembangan orangtua pada titik ini dalam siklus
kehidupan keluarga sebagai pembentuk suatu kehidupan baru bersama-sama. Tugas
perkembangan penting lainnya dari keluarga dengan usia pertengahan adalah membantu
mertua dari suami dan istri yang lanjut usia dan sakit-sakitan. Meskipun perawatan
orangtua yang lanjut usia dan/atau tidak mandiri bukanlah fungsi yang diharapkan dari
keluarga Amerika dengan pengecualian pada beberapa kelompok etnis, suami dan istri
diharapkan dapat membantu dan menyokong anggota keluarga yang lebih tua semaksimal
mungkin. Aktifitas tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk – mulai dari
menelepon secara rutin hingga bantuan finansial, transportasi dan mengunjungi serta
merawat orangtua mereka di rumah. Di Amerika, keluarga hanya bertanggungjawab atas
generasi berikutnya, keturunan, dan hanya untuk satu generasi sebelumnya yaitu orangtua
(Kalish, 1975).

Keluarga dengan tiga generasi, meskipun bukan pada pola biasa, namun hal ini
bukan tidak lazim, khusus pada keluarga-keluarga etnis Asia, Spanyo-Portugis, Yunani,
Italia, dan Keluarga Yahudi. Paling sering di Amerika Serikat, keluarga dengan multi
generasi tampaknya akan berkembang terutama bil keluarga inti dipecah oleh kematian
dan pereceraian, tapi kelayakan keuangan atau kebutuhan perawatan anak juga
mendorong tatanan kehidupan semacam itu. Sebenarnya orangtua yang telah lanjut usia
menghendaki hidup secara mandiri sehingga tidak mempengaruhi kehidupan anak-anak
mereka, yang lebih penting adalah untuk mempertahankan perasaan kompoten, mandiri
dan privasi (Bengston et al, 1987 ; Troll, 1971). Orangtua juga harus menyingkirkan
keputusan mereka untuk menempatkan orangtua mereka di panti perawatan atau fasilitas
pensiunan atau board-and-care selama tahun-tahun ini.

5
Secara singkat dapat dilihat bahwa anak-anak akan memisahkan diri, orangtua
perlu belajar lagi untuk mandiri. Dalam menyesuaikan diri kembali, perkawinan harus
terus berjalan jika kebutuhan-kebutuhan orangtua harus dipenuhi. Orangtua harus
mengatur kembali hubungan mereka untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan
menikah dari pada hanya sebagai orangtua. Agar tahap ini menjadi lengkap, anak-anak
harus mandiri sementara tetap menjaga ikatan dengan orangtua.

Masalah-Masalah Kesehatan.
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda
dengan orangtua mereka ; masalah-masalah transisi peran bagi suami istri, masalah orang
yang memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia) dan munculnya kondisi
kesehatan tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan darah tinggi. Keluarga
berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah manupouse
dikalangan wanita umum terjadi. Efek-efek yang dikaitkan dengan kebiasaan minum,
merokok yang lama dan praktek diet semakin lebih jelas. Terakhir, perlunya strategi
promosi kesehatan dan “gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga
yang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai