Anda di halaman 1dari 2

PEMANTAUAN PELAKSANAAN

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
PEMERINTAH Tgl. Terbit :
KABUPATEN Halaman : 1/2
TAPANULI TENGAH
dr.MARULI SILALAHI
PUSKESMAS
NIP. 19830802 201001 2
PASARIBUTOBING
010

1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan bahan dan limbah
berbahaya dalam lingkup Puskesmas Poriaha.
2. Tujuan Untuk memastikan pelaksanaan penanganan bahan dan limbah
berbahaya tidak menimbulkan pencemaran dan membahayakan
lingkungan sekitar sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
dapat ditelusuri penyebabnya.
3. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas Nomor: tentang
Pengendalian Dan Pembuangan Limbah Berbahaya.
4. Referensi PP RI No.101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan
Beracun
5. Prosedur Alat dan bahan:
1. ATK
2. Wadah Limbah
6. Langkah- A. Identifikasi Limbah Berbahaya
a. Masing-masing unit penghasil limbah berbahaya
langkah
mengidentifikasi jenis, jumlah limbah berbahaya yang secara
periodik dihasilkan.
b. Identifikasi ditulis dalam buku inventaris limbah berbahaya.

B. Pengumpulan Limbah Berbahaya


a. Mengidentifikasi jenis, jumlah limbah berbahaya yang secara
periodik dihasilkan oleh unit tersebut.
b. Melaporkan kepada sanitarian mengenai hasil identifikasi
tersebut.
c. Mengangkut limbah berbahaya dari unitnya ke tempat sampah
khusus pembuangan sementara limbah berbahaya.
d. Petugas laboratorium dan sanitarian memverifikasi limbah
berbahaya yang sudah ditampung dan memberikan simbol/label
(dengan check list inventaris limbah berbahaya).
e. Masa simpan sementara adalah maksimal 90 hari sesuai
persyaratan atau bila limbah berbahaya sudah mencapai 50
kg/hari.

C. Pengelolaan Limbah Berbahaya Oleh Pihak Ketiga


a. Pihak ketiga sebagai pengumpul/pengelola limbah berbahaya
harus memiliki izin dari Kementrian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia.
b. Pihak transportir harus mempunyai izin dari Dirjen Perhubungan
Darat Kementrian Perhubungan RI dan mendapat rekomendasi
dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Izin
sesuai dengan jalur transportasi yang dilalui limbah berbahaya.
c. Adanya surat bentuk kerjasama antara puskesmas dengan pihak
ketiga perihal pembuangan limbah berbahaya.
d. Berita acara serah terima limbah berbahaya harus selalu
dilampirkan setiap pihak ketiga mengambil limbah berbahaya
dari tempat penyimpanan sementara di puskesmas.
7. Diagram Alir
Identifikasi Limbah Berbahaya

Pengumpulan Limbah Berbahaya

Pengelolaan Limbah Berbahaya Oleh


Pihak Ketiga

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Unit-unit pelayanan kesehatan di puskesmas
2. Pihak ketiga pengumpul limbah berbahaya
10. Dokumen 1. Buku inventaris bahan/limbah berbahaya
terkait 2. Check list identifikasi limbah berbahaya
11. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai