Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERUBAHAN

LINGKUNGAN ATMOSFER
Lilik Slamet S.
Penetiti Bidang Aplikasi klimatologi Dan Lingkungan, LAPAN

RINGKASAN

Ketika gelombang air laut naik sampai mencapai ketinggian 10 meter yang menyertai tsunami
di provinsi Xangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara, bersamaan dengan itu senyawa Dintetit
Sulphide (DMS) terlepas ke atmosfer. Senyawa DMS dilepaskan oteh phytoplankton secara alaird.
Senyawa DMS adalah termasuk golongan aerosol sulphat Peranan aerosol adalah sebagai inti
kondensasi dalam pembentukan awan dan hujan. Perubahan pada jumlah aerosol yang terlepas ke
atmosfer memungkinkan perubahan pada lingkungan atmosfer terutama variabilitas curah hujan.

1 PENDAHULUAN laut. Gempa ini sering juga diserlai oleh naiknva


permukaan air laut dan gelombang air. Seperli
Belum hilang dari ingatan kita akan
tsunami yang melanda pantai barat provinsi
bencana tsunami besar yang melanda provinsi
Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara.
Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara.
Selain getaran gempa yang hebat berkekuatan 8,9
Setelah musibah itu terjadi, Tsunami merupakan
skala richter, disertai juga ketinggian gelombang
suatu kejadian yang menakutkan bagi masyarakat
laut yang mencapai lebih dari 10 meter. Bencana
Indonesia pada umumnya, dan khususnya
tsunami yang melanda provinsi Nangroe Aceh
masyarakat yang tinggal di sekitar pantai
Darusalam dan Sumatera Utara merupakan
nusantara ini. Hal ini dikarenakan jalur lemjx'ng
bencana tsunami terbesar sepanjang sejarah
geologi memang terletak pada sepanjang pantai
schingga mengakibatkan banyak menelan korban
Barat pulau Sumatera, terus membelok ke pantai
jiwa, harta, dan bangunan serta infrastruktur
Selatan Jawa.
rusak berat.
Gempa bumi berdasarkan sumber
energinya dapat dibedakan menjadi gempa 2 PROSES TERJADINYA PERUBAHAN
eksogen yang sumber energinya berasal dari DAMPAK TSUNAMI PADA UNGKUNG-
luar sistem Bumi dan gempa endogen yang AN ATMOSFER
bersumber dari dalam Bumi. Gempa eksogen Dampak psikologis berupa trauma
seperti jatuhnya meteor ke permukaan bumi, terhadap getaran dan air pasang mungkin
contohnya di Arizona, Amerika Serikat yang masih dirasakan oleh masyarakat yang tinggal
menimbulkan kawah (cekungan) di permukaan di pesisir pantai. Pada sektor pariwisata, dampak
bumi dengan diameter (garis tengah) yang tsunami mengakibatkan lesu dan berkurangnya
cukup besar sekitar 1 km. Gempa bumi endogen kunjungan wisatawan untuk mengunjungi
adalah gempa tektonik dan vulkanik. Gempa objek wisata bahari terutama yang terletak
tektonik terjadi karena adanya gerakan patahan, dekat pantai dan laut. Lalu adakah potensi
Upatan, atau munculnya daratan baru (pulau) dampak tsunami baik Iangsung maupun tidak
dari lapisan dalam Bumi baik yang terjadi di langsung terhadap lingkungan atmosfer ?
laut atau darat. Gempa vulkanik terjadi jika
Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan
gunung berapi meletus.
melihat hubungan proses antara tsunami dengan
Tsunami adalah gelombang pasang air lingkungan atmosfer. Sumber energi terjadinya
laut yang terjadi akibat dari gempa Bumi dengan tsunami adalah adanya patahan dari lempeng
pusat gempa (hiposentrum) terletak di bawah geologi (termasuk ke dalam Iithosfer; ling-
13
kungan/lapisan batuan) yang lalu menggerakkan kecil. Industri menghasilkan 80 juta ton sulfur
air laut (termasuk ke dalam hidrosfcr; lingkungan/ (Bryant, 1997).
Lapisan air). Di dalam laut terdapat banyak jenis Proses dari phytoplankton sampai meng-
organisme hidup (biosfer) dengan melabolisme hasilkan kemunj.'.kiiian vaiiasi iklim alau dampak
biokimianya. Baik hidrosfer maupun biosfer pada lingkungan atmosfer dimulai dari meta-
terhubung dengan atmosfer di atasnya sehingga bolisme phytoplankton yang menghasilkan senyawa
keliga jenis lingkungan tersebut dapat saling Dimetilsulphoniopropionute (DMSP) dengan rumus
berintcraksi. Se]>erti diketahui bahwa iklim tidak kimia (CH3)2S-(CH2);>COO-. Senyawa ini oleh
hanya terbentuk oleh almosfer (lingkungan udara) phytoplankton digunakan untuk menjaga ke-
saja, tetapi sebagai hasil interaksi antara biosfer seimbangan osmotik antara tubuhnya dengan
(lingkungan makhluk hidup), hidrosfer (lingkungan air laut dan mencegah dehidrasi. Jika phyto-
air), cryosfer (lingkungan salju/es), lilhosfer plankton mati atau dimangsa oleh zooplankton,
(lingkungan batuan), dan atmosfer. DMSP akan terurai membentuk senyawa DMS
dengan rumus kimia C(CH})2S. Dimethyl sulphide
2.1 Proses Terbentuknya Dimetil Sulphide termasuk ke dalam golongan sulpat. Sulpat
(DMS) sendiri adalah aerosol. Sebanyak 10 % senyawa
DMS berdifusi ke dalam kolom air iaut radikal.
Mekanisme proses interaksi antara
Senyawa DMS akan bereaksi dengan OH" dan
tsunami dengan iklim akan dimulai pada saal
N ( V menghasilkan gas sulpat dan partikel asam
tsunami yang diserlai dengan naiknya gelombang
mctanosulpat ^v\SA=mdanosiilpluid add). Ke dua
air laut (sampai mencapai ketinggian 10 meter)
zat ini adalah pembentuk inti kondensasi yang
membawa dan melepaskan ke luar juga senyawa
dapat menghasilkan awan jenis stratus dan
Dimethy Sulphide (DMS) dari permukaan laut ke
altosrratus di atas laut (Bryant, 1997).
atmosfer.
Senyawa DMS yang dihasilkan oleh
sebagian besar phytoplankton yang hidup di 2.2 Peranan Aerosol pada Lingkungan Atmosfer
lapisan atas permukaan laut dilepas ke atmosfer Adanya aerosol sulpat akan mengubah
dalam bentuk gas. Ptiytoplankton adalah tumbuhan gaya radiasi sebesar -0,3 sampai -0,9 W/m z melalui
yang berukuran kecil dan dapat berfotosintesis. pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar
Termasuk ke dalam phytoplankton adalah jenis -1,3 W/m 2 . Tanda minus artinya aerosol sulpat
ganggang (algae). Berbagai jenis ganggang akan memantulkan radiasi gelombang pendek
menghasilkan jumlah DMS yang berbeda, sebagai dari matahari sehingga bersifat mendinginkan
contoh ganggang jenis Coccolithophores dalam atmosfer. Pemantulan radiasi surya oleh aerosol
kondisi media tumbuh yang kekurangan nutrisi sulpat mengakibatkan awan berkembang menjadi
dapat menghasilkan senyawa DMS yang besarnya matang, lalu jenuh (Jones eL al, 1994).
100 kali lebih dari pada yang dihasilkan oleh
Aerosol adalah partikel lialus berukuran
ganggang Diatomae yang tumbuh dalam kondisi
0,001 um - 10 um (mikron) yang berasal dari
media yang lebih baik. Phytoplankton tumbuh
pecahan benda-benda padat di Bumi. Sumber
dalam kondisi medium nutrisi yang cukup dan
aerosol dan komposisinya secara global adalah
suhu air yang relatif hangat sehingga kondisi
debu sebagai hasil dari hembusan angin
medium tumbuh yang baik untuk phytoplankton
sebanyak 20 %, garam dari air laut yang terpercik
adalah di sekitar pantai dan muara sungai.
bersamaan gelombang laut sebanyak 40 %, abu
Ganggang mampu menghasilkan dan sebagai hasil dari kebakaran hutan sebanyak 10 %,
mentransfer sebanyak 27 sampai 56 juta ton dan sisanya berasal dari partikel asap sebagai
sulfur/tahun dalam bentuk DMS dari laut ke hasil dari kegiatan industri sebanyak 5 %
atmosfer. Jika dibandingkan dengan sulfur yang (Rogers, 1979 dalam Rozari, 1991). Komposisi dan
dihasilkan industri, nilai tersebut masih lebih sumber aerosol tersebut menunjukkan bahwa

14
laut sebagai penyumbang aerosol terbesar jika sulfat sebagai inti kondensasi yang terbawa ke
dibandingkan dcngan sumber aerosol yang lain. luar dari laut inenuju atmosfer.
Aerosol sulfat dari senyawa DMS yang Konsentrasi aerosol sulpat di atmosfer
dihasilkan phytoplankton dari hasil penelitian sangat dipengaruhi olch kegiatan di Bumi, baik
Giarlson el al. (1987) dinyatakan sebagai sumber alami maupun yang sengaja dilakukan oleh
alami aerosol sulpat yang mungkin berperanan manusia secara tidak langsung. Peristiwa alam
penting dalam regulasi iklim bumi. Partikel seperti Ietusan gunung api juga melepaskan
aerosol sulpat akan menghamburkan, memantul- aerosol sulpat ke atmosfer. Letusan gunung El
kan, mengubah, dan sedikit menyerap radlasi Chichon (1982) atau gunung Pinatubo (1991)
gelombang pcndek matahari. mengakibatkan efek pendinginan pada Bumi
Aerosol dengan ukuran jari-jari 0,2 um selama beberapa tahun karena banyaknya
sampai dengan 10 um dalam proses iklim aerosol sulpat yang terekspos ke atmosfer. Pada
berperan sebagai inti kondensasi (inti peng- kejadian fenomena el nino, suhu permukaan
embunan) dalam pembentukan butir air di laut (SST; Sea Surface Temperature) akan lebih
dalam awan. Tanpa adanya inti kondensasi di besar dari pada kondisi normal. Pada kondisi
atmosfer, butir air hujan akan sulit terbentuk di seperti ini senyawa DMS yang dihasilkan
dalam awan. phytoplankton semakin besar.

Booming plankton (ledakan populasi


3 PEMBAHASAN plankton) karena eutrofikasi (pengkayaan nutrisi
Dengan adanya tsunami yang terjadi di pada badan air) dapat juga mengakibatkan
provinsi Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera banyaknya senyawa DMS yang dihasilkan
Utara, di mana air laut menoapai ketinggian di phytoplankton terlepas ke atmosfer. Eutrofikasi
atas normal, berarti senyawa DMS banyak yang pada badan air (seperti sungai dan danau)
terbawa dan terlepas dari laut, lalu ke luar dan terjadi karena perubahan lata guna lahan yang
masuk ke dalam atmosfer hingga banyak mengakibatkan erosi dan sedimentasi pada
partikel aerosol sulpat di atmosfer. Konsentrasi badan air. Nutrisi yang terkandung dalam
aerosol sulpat yang lebih besar dapat meng- butiran tanali terbawa bersamaan dengan air
akibatkan banyak terkumpulnya awan-awan hujan yang mengerosi lahan pertanian dan
penghasil hujan. Aerosol sulpat memiliki life mengendapkannya pada sungai atau danau.
time (kala hidup) pcriode pendok, yaitu hanya
beberapa tahun saja jika dibandingkan dengan 4 PENUIUP
CO2 yang sampai ratusan tahun. Setelah
Dari hasil pembahasan dapat dijelaskan
digunakan sebagai inti kondensasi, partikel
bahwa, besar kemungkinan dampak tsunami
aerosol sulpat ini akan terbawa turun ber-
yang terjadi di provinsi Nangroe Aceh Darusalam
samaan dengan hujan.
dan Sumatera Utara secara tidak langsung
Dari penjelasan dan proses di atas dapat mempengaruhi lingkungan atmosfer yaitu ter-
diketahui adanya potensi pengaruh tsunami jadinya variasi iklim, tcrutama variabilitas curah
secara tidak langsung terhadap variasi iklim hujan lokal. Tulisan ini merupakan wacana dan
dan dampak pada lingkungan atmosfer. Aerosol kajian proses sehingga perlu dilakukan peneli-
sulpat hanya berpengaruh lokal. Adanya tsunami tian lebih lanjut.
pada 26 Desember 2004 secara proses dapat
mengakibatkan variasi iklim pada skala lokal, DAFTAR RUJUKAN
yaitu kemungkinan musim penghujan yang
Bryant, Edward, 1997. Climate Process and Gwnge,
lebih panjang atau musim penghujan yang lebih
Cambridge University Press, London.
intensif. Hal ini dikarenakan banyaknya aerosol

15
Carlson, R. J, Lovelock J. E, Andreae M. O, Rozari, M. B, 1991. Diktat KUmatologi Dasar,
Warren S. G, 1987. Oceanic Phytoplankton, Jurusan Geomet, FMIPA, IPB, Bogor.
Atttiospheric Sulphur, Cloud Albedo and Qimate,
Nature 326,655-661.
Jones, A. Robert D. L, Slingo, J. A, 1994. Climate
Model Study of indirect Radiative Forcing by
Anthropogenic Sulphate Aerosols, Nature,
370,450-453.

16

Anda mungkin juga menyukai