Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP PERIODE

KEKAMBUHAN KLIEN SKIZOFRENIA

1. Pengetahuan keluarga dalam merawat klien skizofrenia terhadap periode kekambuhan.

Menurut Keliat (1996) Klien dan keluarga perlu mempunyai pengetahuan untuk mengantisipasi
masalah yang mungkin terjadi masalah yang mungkin terjadi dirumah. Keluarga perlu mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang pemberian obat, pemantauan obat, tanda dan gejala
skizofrenia atau gejala kekambuhan pada klien (nervous, tidak nafsu makan, sukar konsentrasi, sukar
tidur, depresi, tidak ada minat dan menarik diri). Pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala
kekambuhan sangat penting oleh karena setelah klien pulang ke rumah maka peran perawat di rumah
sakit jiwa digantikan oleh kerluarga yang ada dirumah.

Informasi-informasi yang akurat tentang skizofrenia, gejala-gejalanya, kemungkinan perjalanan


penyakitnya, berbagai bantuan medis dan psikologis yang dapat meringankan gejala skizofrenia
merupakan sebagian informasi penting yang sangat dibutuhkan keluarga. Informasi yang tepat akan
menghilangkan saling menyalahkan satu sama lain, memberikan pegangan untuk dapat berharap
secara realitas dan membantu keluarga mengarahkan sumber daya yang mereka miliki pada usaha-
usaha yang produktif (Handayani, 2008).

2. Sikap keluarga dalam merawat klien skizofrenia terhadap periode kekambuhan.

Keluarga klien perlu mempunyai sikap yang positif untuk mencegah kekambuhan pada klien
skizofrenia. Keluarga perlu mempunyai sikap menerima klien, memberikan respon positif kepada klien,
menghargai klien sebagai anggota keluarga dan menumbuhkan sikap tanggung jawab kepada
klien. Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh keluarga terhadap klien akan berpengaruh terhadap
kekambuhan klien. Keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi (bermusuhan, mengkritik, banyak
melibatkan diri dengan klien) diperkirakan klien kambuh dalam waktu 9 bulan (Keliat, 1996).

Menurut Torrey (dalam Handayani, 2008), keluarga perlu memiliki sikap yang tepat tentang
skizofrenia, disingkatnya sikap-sikap yang tepat itu dengan SAFE (Sense of humor, Accepting the
illness, Familliy balance, Expectations are realistic). Sedangkan menurut Suryantha (dalam Handayani,
2008) menerima kenyataan adalah kunci pertama proses penyembuhan atau pengendalian skizofrenia.
Keluarga harus tetap bersikap menerima, tetap berkomunikasi dan tidak mengasingkan penderita.

3. Tindakan keluarga dalam merawat klien skizofrenia terhadap periode kekambuhan.

Hospitalisasi yang lama memberi konsekuensi kemunduran pada klien yang ditandai dengan
hilangnya motivasi dan tanggung jawab, apatis, menghindar dari kegiatan dan hubungan sosial.
Kemampuan dasar sering terganggu, seperti perawatan mandiri dan aktifitas hidup seharian. Keluarga
perlu memberikan dukungan (support) kepada klien untuk meningkatkan motivasi dan tanggung jawab
untuk melaksanakan perawatan secara mandiri (Keliat, 1996). Keluarga perlu membantu klien
bersosialisasi kembali, menciptakan kondisi lingkungan suportif, menghargai klien secara pribadi,
membantu pemecahan masalah klien (Gilang, 2001). Tindakan keluarga yang sangat penting adalah
setelah klien pulang ke rumah, keluarga menemani klien melakukan perawatan lanjutan pada puskemas
perawatan lanjutan atau rumah sakit terdekat, misalnya pada bulan pertama : 2 kali per bulan, bulan
kedua : 2 kali perbulan, bulan ketiga : 2 kali per bulan dan selanjutnya 1 kali perbulan (Keliat, 1996).
Keluarga harus melakukan tindakan untuk membantu menumbuhkan sikap mandiri dalam diri si
penderita, keluarga harus sabar dan menerima kenyataan. Tindakan kasar, bentakan, atau mengucilkan
malah akan membuat penderita semakin depresi bahkan cenderung bersikap kasar. Akan tetapi terlalu
memanjakan juga tidak baik (Handayani, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Andri, 2008, Kongres Nasional Skizofrenia V Closing The Treathment Gap for Schizophrenia.

Arif, I.S., 2006, Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien, Refika Aditama, Bandung

Hawari, D., 2003, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Keliat, B.A., 1996, Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa, EGC, Jakarta

Isaacs, A., 2005, Panduan Belajar : Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik, Edisi 3, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai