Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Betty Neuman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari
konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman, manusia merupakan
makhluk dengan kombinasi kompleks yang dinamis dan fisiologis, sosiokultural,
dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem
terbuka, manusia berinteraksi dan beradaptasi dengan disesuaikan oleh lingkungan
yang digambarkan sebagai stressor (Mubarak, Wahid Iqbal, dkk., 2006).
Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu yang memengaruhi yang berasal
dari dalam diri klien (intrapersonal), sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari
segala sesuatu yang berasal dari luar diri klien (interpersonal). Pembentukan
lingkungan merupakan usaha klien untuk menciptakan lingkungan yang aman,
yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang didasari maupun yang tidak
didasari. Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stressor yang
dapat merusak sistem. Model Neuman mencakup stressor intrapersonal dan
interpersonal (Mubarak, Wahid Iqbal, dkk., 2006).
Neuman meyakini bahwa keperawatan memerhatikan manusia secara utuh.
Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga, dan kelompok
dalam mencapai dan memertahankan tingkat kesehatan yang optimal. Perawat
mengkaji, mengatur, dan mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada
variabel-variabel yang memengaruhi respon klien terhadap stressor (Potter, Perry,
2005).
Tindakan perawat terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui
identifikasi faktor-faktor resiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor
tertentu. Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber
internal melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala
yang tampak. Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip
dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh
terhadap stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam
mencegah terjadinya masalah yang sama (Potter, Perry, 2005).

1
Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan
mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan
kondisi masyarakat Indonesia. Model keperawatan Neuman dikenal dengan model
adaptasi. Aplikasi proses keperawatan pada keluarga telah banyak diterapkan,
namun tidak banyak yang mengaplikasikan sesuai dengan teori keperawatan
keluarga Neuman (Potter, Perry, 2005). Oleh sebab itu kelompok ingin mengetahui
dan mengkaji lebih jauh tentang bagaimana teori keperawatan keluarga menurut
Betty Neuman sehingga dapat diketahui bagaimana cara mengaplikasikan dengan
baik dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga.

1.2. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah dengan judul “Teori Model dalam Keperawatan
Keluarga menurut Betty Neuman” adalah sebagai berikut:
a) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga di Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat;
b) Untuk mengetahui biografi Betty Neuman;
c) Untuk mengidentifikasi konsep holistik Betty Neuman;
d) Untuk mengidentifikasi konsep stress Betty Neuman;
e) Untuk memahami keyakinan dan tata nilai;
f) Untuk mengidentifikasi model Betty Neuman dalam lingkungan komunitas atau
keluarga;
g) Untuk mengidentifikasi aplikasi penerapan model konseptual Betty Neuman
komunitas;
h) Untuk memahamai integrasi model sistem Neuman dengan konsep duka cita.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BIOGRAFI BETTY NEUMAN


Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang
petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dengan rasa cintanya pada tanah
kelahirannya, beliau bermaksud untuk membangun desanya, Ohio. Beliau pertama
kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of Nursing yang sekarang
berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947.
Kemudian beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan keluarganya di
California. Beliau memegang jabatan penting yaitu sebagai staf keperawatan rumah
sakit di California. Beliau melanjutkan pendidikannya di University of California
dengan jurusan psikologi. Beliau menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahu
1957. Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental,
konsultan kesehatan masyarakat di University of California, beliau melanjutkan
program administrasi pendidikan tinggi di Ohio University.

2.2 KONSEP HOLISTIK BETTY NEUMAN


Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal. Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus
input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis.
Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu,
kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat
diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan. Tujuan ideal dari model ini adalah
untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka
akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya
untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara

3
berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai
stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa
potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi. Betty
Neuman (dalam, Marriner-Tomey, 1994) mengubah istilah holistik menjadi
wholistik yang makna dan pengertiannya sama, yaitu memandang manusia (klien)
sebagai suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya saling mempengaruhi dan
berinteraksi secara dinamis. Bagian-bagian tersebut meliputi fisiologis, psikologis,
sosiokultural dan spiritual. Perubahan istilah tersebut untuk meningkatkan
pemahaman terhadap manusia secara keseluruhan. Kozier (1995), mengemukakan
bahwa dalam holistik, memandang semua kehidupan organisme sebagai interaksi.
Holistik berkaitan dengan kesejahteraan (wellness) yang diyakini mempunyai
dampak terhadap status kesehatan manusia. Neuman memandang klien sebagai
sistem terbuka yang terdiri atas struktur dasar atau inti pusat sumber energi
(fisiologi, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual) yang dikelilingi
oleh dua batasan atau lingkaran konsentrs yang disebut sebgai garis pertahanan.
Garis pertahanan mewakili faktor internal yang membantu klien bertahan dalam
melawan suatu stresor; salah satu contohnya adalah peningkatan hitung jumlah sel
darah putih untuk melawan infeksi. Di luar garis pertahanan terdapat dua lapisan
perlawanan. Bagian dalam atau garis normal perlawanan, digambarkan dengan
garis tebal,menunjukkan kondisi ekuilibrium seseorang atau kondisi adaptasi yang
dikembangkan dan dipertahankan sepanjang waktu dan dianggap normal bagi orang
tersebut. Lapisan perlawanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus-putus,
bersifat dinamis dan mudah berubah dalm waktu singkat. Ini adalah pelindung yang
berfungsi sebagai penyeimbang yang mencegah stersor agar tidak menembus
masuk garis perlawanan normal. Variabel tertentu (misalnya gangguan tidur) dapat
mengakibatkan perubahan yang sangat cepat terhadap perlawanan fleksibel.

2.3 KONSEP STRESS BETTY NEUMAN


Betty Neuman (Neuman & Fawcett, 2002), seorang perawat kesehatan
komunitas dan psikilog klinis, mengembangkan suatu model yang berdasarkan
pada hubungan individu terhadap stres, reaksi terhadap stress tersebut, dan faktor

4
rekonsitusi yang bersifat dinamis. Rekonstitusi adalah kondisi adaptasi terhadap
stresor.
Neuman mengelompokkan stresor sebagai stresor intrapersonal, yakni stresor
yang terjadi dalam diri individu; stresor interpersonal, yakni stresor yang terjadi
antara individu (misalnya harapan peran yang tidak realistis) ; dan stresor ekstra
personal, yakni stresor yang terjadi diluar pribadi individu tersebut (misalnya
masalah keuangan). Reaksi individu terhadap stresor bergantung pada kekuatan
lapisan perlawanan. Saat lapisan perlawanan gagal, reaksi yang muncul bergantung
pada kekuatan lapisan pertahanan. Sebagai bagian dari reaksi, sistem seseorang
dapat menyesuaikan diri terhadap stresor, suatu efek yang dikenal dengan
rekonstitusi.
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal.
Adanya stresor seperti penyakit misalnya, menyebabkan seseorang bereaksi
untuk mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan masalah atau
koping tertentu. Penyebab stresor dapat berasal pada diri sendiri, dari luar individu
atau karena interaksi dengan orang lain. Pengaruh stresor pada seseorang
tergantung pada tingkatan stresor, lamanya stresor serta kemampuan dan
keefektifan koping digunakan.
Menurut Neuman asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi reaksi tubuh akibat adanya stresor. Peran ini disebut pencegahan
penyakit yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer berfokus melindungi lapisan perlawanan normal dan
memperkuat lapisan perlawanan fleksibel. Tindakan pencegahan primer untuk
mengidentifikasi adanya stresor, mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya
stresor serta mendukung koping pasien yang konstruktif.
Pencegahan sekunder berfokus memperkuat lapisan pertahanan internal,
mengurangi reaksi, dan meningkatkan fokus pertahanan. Tindakan pencegahan

5
sekunder untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh
lainnya karena adanya stresor.
Pencegahan tersier berfokus pada readaptasi dan stabilitas serta melindungi
rekonsitusi atau mengembaliakan ke kondisi sehat setelah terapi. Pencegahan
tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih
lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.

2.4 KEYAKINAN DAN TATA NILAI


Model ini menginteraksi 4 variabel yang menunjang dalam keperawatan
komunitas atau keluarga yaitu:
a) Aspek Fisik
b) Aspek Psikologi
c) Aspek Sosial
d) Aspek Kultural dan Spiritual
Adapun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam
lingkumgan yang dinamis. Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman tentang
4 konsep utama yang terkait dengan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel: fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spritual.
2. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien.
3. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stressor.
4. Keperawatan
Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan stressor melalui
pencegahan primer, sekunder dan tertier.

6
2.5 MODEL BETTY NEUMAN DALAM LINGKUNGAN KOMUNITAS
ATAU KELUARGA
Neuman model system dikembangkan berdasarkan pada teori umum dan
memandang keluarga sebagai suatu system terbuka yang bereaksi terhadap stressor
dan lingkungan. Variabel klien adalah fisiologis, psikologis, social budaya,
perkembangan dan spiritual. Intervensi keperawatan terjadi melalui tiga cara
pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier. Model ini digunakan
dalam pendidikan keperawatan, riset, administrasi dan langsung dipelayanan
keperawataN (Mubarak, wahid iqbal,SKM.2005).
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi
yaitu (Kozeir dkk. 2010).

1. Intervensi yang bersifat promosi


Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat
fleksibel yang berupa: pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan
keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien dirumah atau
komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
2. Intervensi yang bersifat preventif
Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu: deteksi dini gangguan
kesehatan, misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll.
Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya:
konseling pra nikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
4. Intervensi yang bersifat rehabilitative
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten
yang terganggu.
5. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif untuk gagguan pada garis
pertahanan resisten dapat berupa:
a) Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat.
Misal: melatih klien duduk atau berjalan;

7
b) Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah;
c) Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk penyelesaian
masalah;
d) Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawata bisa lintas program
dan lintas sektor.

2.6 APLIKASI PENERAPAN MODEL KONSEPTUAL BETTY NEUMAN


KOMUNITAS
Dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu komunitas
yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan,
yang terdiri dari lima tahapan:
1. Pengkajian
Pengkajian Yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok adalah:
a) Care atau inti delapan sub sistem yang mempengaruhi komunitas;
b) Perumahan
Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk;
c) Pendidikan komunitas
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuannya;
d) Keamanan dan keselamatan
Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal,
apakah tidak menimbulkan stress;
e) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas
mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan;
f) Pelayanan kesehatan yang tersedia
Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau
gangguan yang terjadi;
g) Sistem komunikasi

8
Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di
komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan penyakit;
h) Sistem ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan upah minimum regional, dibawah atau diatas sehingga upaya
pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi masing-masing;
i) Rekreasi
Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah terjangkau
komunitas atau tidak.
2. Diagnosis keperawatan komunitas atau keluarga
Diagnosis keperawatan komunitas dan kelompok diagnosis ditegakkan
berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen:
 P (problem atau masalah)
 E (etilogi atau penyebab)
 S (symtom atau menifestasi/ data penunjang)
3. Perencanaan
Perencanaan Perencanaan yang dapat dilakukan adalah:
a) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan
kardiovaskuler;
b) Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik
relaksasi;
c) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler
melalui pemeriksaan tekanan darah;
d) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat
bagi yang berisiko;
e) Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat
untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadi
penyebab stressor;
f) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan

9
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan yang sifatnya:
a) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler
di komunitas;
b) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat
melaksanakan peningkatan kesehatan;
c) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit kardiovaskuler;
d) Sebagai advokat komunitas yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
5. Evaluasi
Evaluasi dan penilaian:
a) Menilai respons verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi;
b) Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.

2.7 MENGINTEGRASIKAN MODEL SISTEM NEUMAN DENGAN


KONSEP DUKA CITA
Model Sistem Neuman (1982) dapat digunakan untuk menjelaskan kerangka
konsep duka cita. Variabel yang tidak bisa dipisahkan dalam sistem klien, yaitu :
fisiologis, psikilogis, rohani, perkembangan, dan sosial budaya, dapat digunakan
untuk menguraikan atribut dari duka cita. Kehilangan di masa lalu dapat dijelaskan
sebagai sebuah stressor, dan akibat dari duka cita diartikan sebagai suatu proses
yang serupa dengan konsep Neuman yaitu rekonstitusi. Intervensi untuk membantu
klien dalam menghadapi pengalaman duka cita dapat dikatagerikan sebagai upaya
pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Reed,2003). Penggunaan terminologi
dari teori Neuman untuk menguraikan konsep duka cita dimulai dengan terlebih
dahulu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul sebelumnya.
Dalam terminologi Neuman, kejadian di masa lalu merupakan stressor, dan dalam
kasus duka cita, stressor adalah perasaan kehilangan. Perasaan kehilangan mugkin
bersifat intra-personal (misalnya: kehilangan salah satu anggota badan. Kehilangan

10
peran atau fungsi), interpersonal (misalnya: berpisah dengan pasangannya, anak,
atau orangtua), atau ekstra-personal (misalnya : hilangnya pekerjaan, rumah, atau
hilangnya limgkungan yang dikenal).Neuman (1995) menyatakan bahwa dampak
dari stressor dapat didasarkan pada dua hal, yaitu : kekuatan stressor dan banyaknya
stressor. Modifikasi terhadap respon duka cita diidentifikasi sebagai kombinasi dari
beberapa pengalaman yang bersifat individual dan dipengaruhi oleh banyak faktor
yang terdiri dari hubungan antara orang yang berduka dengan objek yang hilang,
sifat alami dari kehilangan, dan kehadiran sistem pendukung (support system).
Faktor-faktor lain memiliki efek yang kuat pada perasaan duka cita, seeperti
penglaman individu yang sama sebelumnya,kepercayaan spiritual dan budaya yang
dianut. Penjelasan mengenai modofikasi respon duka cita sama halnya dengan
gagasan Neuman mengenai interaksi antar variabel (fisik, psikologis, sosial budaya,
perkembangan, dan rohani). Kombinasi beberapa variabel yang unik pada diri
seseorang (pengalaman sebelumnya dengan duka cita, nilai-nilai, kepercayaan
spiritual, status fisiologis, batasan sosial budaya, dan yang lainnya) dapat
dibandingkan dengan variabel-variabel yang menyusun garis pertahanan normal
(normal lines of defense) dan garis perlawanan. Masing-masing garis pertahanan
dan garis perlawanan memodifikasi pada tingkatan tertentu dimana stressor
mempumyai efek yang negatif pada diri seseorang. Garis pertahanan normal
membantu sistem klien untuk menyeduaikan dengan stres akibat kehilangan ; garis
perlawanan bertindak sebagai kekuatan untuk membantu klien kembali ke kondisi
yang stabil. Faktor yang lain, seperti pengalaman individu sebelumnya dengan
perasaan kehilangan dan duka cita, budaya, dan kepercayaan religius
menjadibagian dari struktur dasar individu. Garis pertahanan dan perlawanan
melindungi struktur dasar dari gangguan stres yang menimpa individu (Reed,
1993).

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal.
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal.

3.2 SARAN
Semoga para pembaca dapat mengambil ilmu yang terdapat dalam makalah
ini. Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat, apabila teman-teman
menemukan kekurangan dalam kekurangan makalah ini karena keterbatasan ilmu
yang kami miliki. Semoga bermanfaat terimakasih

12
DAFTAR PUSTAKA

Kozier,Barbara;Erb,Glenora,Berman,Audrey,Snyder,Shirlee J. 2010. Fundamental


Keperawatan Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC Medical Publisher

Kusmanto. 2003. Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC

Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV.
Sagung Seto.

Mubarak, wahid iqbal, SKM.2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta:


CV. Sagung Seto

Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai