PENDAHULUAN
1
Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan
mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan
kondisi masyarakat Indonesia. Model keperawatan Neuman dikenal dengan model
adaptasi. Aplikasi proses keperawatan pada keluarga telah banyak diterapkan,
namun tidak banyak yang mengaplikasikan sesuai dengan teori keperawatan
keluarga Neuman (Potter, Perry, 2005). Oleh sebab itu kelompok ingin mengetahui
dan mengkaji lebih jauh tentang bagaimana teori keperawatan keluarga menurut
Betty Neuman sehingga dapat diketahui bagaimana cara mengaplikasikan dengan
baik dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga.
1.2. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah dengan judul “Teori Model dalam Keperawatan
Keluarga menurut Betty Neuman” adalah sebagai berikut:
a) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga di Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat;
b) Untuk mengetahui biografi Betty Neuman;
c) Untuk mengidentifikasi konsep holistik Betty Neuman;
d) Untuk mengidentifikasi konsep stress Betty Neuman;
e) Untuk memahami keyakinan dan tata nilai;
f) Untuk mengidentifikasi model Betty Neuman dalam lingkungan komunitas atau
keluarga;
g) Untuk mengidentifikasi aplikasi penerapan model konseptual Betty Neuman
komunitas;
h) Untuk memahamai integrasi model sistem Neuman dengan konsep duka cita.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai
stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa
potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi. Betty
Neuman (dalam, Marriner-Tomey, 1994) mengubah istilah holistik menjadi
wholistik yang makna dan pengertiannya sama, yaitu memandang manusia (klien)
sebagai suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya saling mempengaruhi dan
berinteraksi secara dinamis. Bagian-bagian tersebut meliputi fisiologis, psikologis,
sosiokultural dan spiritual. Perubahan istilah tersebut untuk meningkatkan
pemahaman terhadap manusia secara keseluruhan. Kozier (1995), mengemukakan
bahwa dalam holistik, memandang semua kehidupan organisme sebagai interaksi.
Holistik berkaitan dengan kesejahteraan (wellness) yang diyakini mempunyai
dampak terhadap status kesehatan manusia. Neuman memandang klien sebagai
sistem terbuka yang terdiri atas struktur dasar atau inti pusat sumber energi
(fisiologi, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual) yang dikelilingi
oleh dua batasan atau lingkaran konsentrs yang disebut sebgai garis pertahanan.
Garis pertahanan mewakili faktor internal yang membantu klien bertahan dalam
melawan suatu stresor; salah satu contohnya adalah peningkatan hitung jumlah sel
darah putih untuk melawan infeksi. Di luar garis pertahanan terdapat dua lapisan
perlawanan. Bagian dalam atau garis normal perlawanan, digambarkan dengan
garis tebal,menunjukkan kondisi ekuilibrium seseorang atau kondisi adaptasi yang
dikembangkan dan dipertahankan sepanjang waktu dan dianggap normal bagi orang
tersebut. Lapisan perlawanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus-putus,
bersifat dinamis dan mudah berubah dalm waktu singkat. Ini adalah pelindung yang
berfungsi sebagai penyeimbang yang mencegah stersor agar tidak menembus
masuk garis perlawanan normal. Variabel tertentu (misalnya gangguan tidur) dapat
mengakibatkan perubahan yang sangat cepat terhadap perlawanan fleksibel.
4
rekonsitusi yang bersifat dinamis. Rekonstitusi adalah kondisi adaptasi terhadap
stresor.
Neuman mengelompokkan stresor sebagai stresor intrapersonal, yakni stresor
yang terjadi dalam diri individu; stresor interpersonal, yakni stresor yang terjadi
antara individu (misalnya harapan peran yang tidak realistis) ; dan stresor ekstra
personal, yakni stresor yang terjadi diluar pribadi individu tersebut (misalnya
masalah keuangan). Reaksi individu terhadap stresor bergantung pada kekuatan
lapisan perlawanan. Saat lapisan perlawanan gagal, reaksi yang muncul bergantung
pada kekuatan lapisan pertahanan. Sebagai bagian dari reaksi, sistem seseorang
dapat menyesuaikan diri terhadap stresor, suatu efek yang dikenal dengan
rekonstitusi.
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal.
Adanya stresor seperti penyakit misalnya, menyebabkan seseorang bereaksi
untuk mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan masalah atau
koping tertentu. Penyebab stresor dapat berasal pada diri sendiri, dari luar individu
atau karena interaksi dengan orang lain. Pengaruh stresor pada seseorang
tergantung pada tingkatan stresor, lamanya stresor serta kemampuan dan
keefektifan koping digunakan.
Menurut Neuman asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi reaksi tubuh akibat adanya stresor. Peran ini disebut pencegahan
penyakit yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer berfokus melindungi lapisan perlawanan normal dan
memperkuat lapisan perlawanan fleksibel. Tindakan pencegahan primer untuk
mengidentifikasi adanya stresor, mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya
stresor serta mendukung koping pasien yang konstruktif.
Pencegahan sekunder berfokus memperkuat lapisan pertahanan internal,
mengurangi reaksi, dan meningkatkan fokus pertahanan. Tindakan pencegahan
5
sekunder untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh
lainnya karena adanya stresor.
Pencegahan tersier berfokus pada readaptasi dan stabilitas serta melindungi
rekonsitusi atau mengembaliakan ke kondisi sehat setelah terapi. Pencegahan
tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih
lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.
6
2.5 MODEL BETTY NEUMAN DALAM LINGKUNGAN KOMUNITAS
ATAU KELUARGA
Neuman model system dikembangkan berdasarkan pada teori umum dan
memandang keluarga sebagai suatu system terbuka yang bereaksi terhadap stressor
dan lingkungan. Variabel klien adalah fisiologis, psikologis, social budaya,
perkembangan dan spiritual. Intervensi keperawatan terjadi melalui tiga cara
pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier. Model ini digunakan
dalam pendidikan keperawatan, riset, administrasi dan langsung dipelayanan
keperawataN (Mubarak, wahid iqbal,SKM.2005).
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi
yaitu (Kozeir dkk. 2010).
7
b) Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah;
c) Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk penyelesaian
masalah;
d) Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawata bisa lintas program
dan lintas sektor.
8
Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di
komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan penyakit;
h) Sistem ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan upah minimum regional, dibawah atau diatas sehingga upaya
pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi masing-masing;
i) Rekreasi
Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah terjangkau
komunitas atau tidak.
2. Diagnosis keperawatan komunitas atau keluarga
Diagnosis keperawatan komunitas dan kelompok diagnosis ditegakkan
berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen:
P (problem atau masalah)
E (etilogi atau penyebab)
S (symtom atau menifestasi/ data penunjang)
3. Perencanaan
Perencanaan Perencanaan yang dapat dilakukan adalah:
a) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan
kardiovaskuler;
b) Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik
relaksasi;
c) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler
melalui pemeriksaan tekanan darah;
d) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat
bagi yang berisiko;
e) Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat
untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadi
penyebab stressor;
f) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan
9
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan yang sifatnya:
a) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler
di komunitas;
b) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat
melaksanakan peningkatan kesehatan;
c) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit kardiovaskuler;
d) Sebagai advokat komunitas yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
5. Evaluasi
Evaluasi dan penilaian:
a) Menilai respons verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi;
b) Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.
10
peran atau fungsi), interpersonal (misalnya: berpisah dengan pasangannya, anak,
atau orangtua), atau ekstra-personal (misalnya : hilangnya pekerjaan, rumah, atau
hilangnya limgkungan yang dikenal).Neuman (1995) menyatakan bahwa dampak
dari stressor dapat didasarkan pada dua hal, yaitu : kekuatan stressor dan banyaknya
stressor. Modifikasi terhadap respon duka cita diidentifikasi sebagai kombinasi dari
beberapa pengalaman yang bersifat individual dan dipengaruhi oleh banyak faktor
yang terdiri dari hubungan antara orang yang berduka dengan objek yang hilang,
sifat alami dari kehilangan, dan kehadiran sistem pendukung (support system).
Faktor-faktor lain memiliki efek yang kuat pada perasaan duka cita, seeperti
penglaman individu yang sama sebelumnya,kepercayaan spiritual dan budaya yang
dianut. Penjelasan mengenai modofikasi respon duka cita sama halnya dengan
gagasan Neuman mengenai interaksi antar variabel (fisik, psikologis, sosial budaya,
perkembangan, dan rohani). Kombinasi beberapa variabel yang unik pada diri
seseorang (pengalaman sebelumnya dengan duka cita, nilai-nilai, kepercayaan
spiritual, status fisiologis, batasan sosial budaya, dan yang lainnya) dapat
dibandingkan dengan variabel-variabel yang menyusun garis pertahanan normal
(normal lines of defense) dan garis perlawanan. Masing-masing garis pertahanan
dan garis perlawanan memodifikasi pada tingkatan tertentu dimana stressor
mempumyai efek yang negatif pada diri seseorang. Garis pertahanan normal
membantu sistem klien untuk menyeduaikan dengan stres akibat kehilangan ; garis
perlawanan bertindak sebagai kekuatan untuk membantu klien kembali ke kondisi
yang stabil. Faktor yang lain, seperti pengalaman individu sebelumnya dengan
perasaan kehilangan dan duka cita, budaya, dan kepercayaan religius
menjadibagian dari struktur dasar individu. Garis pertahanan dan perlawanan
melindungi struktur dasar dari gangguan stres yang menimpa individu (Reed,
1993).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal.
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal.
3.2 SARAN
Semoga para pembaca dapat mengambil ilmu yang terdapat dalam makalah
ini. Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat, apabila teman-teman
menemukan kekurangan dalam kekurangan makalah ini karena keterbatasan ilmu
yang kami miliki. Semoga bermanfaat terimakasih
12
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
13