Teologi PB
Teologi PB
Dalam setiap pertandingan olahraga, selalu ada hadiah yang disediakan bagi
pemenang. Dan setiap peserta pertandingan/perlombaan akan berusaha dengan
maksimal agar mereka dapat memperoleh apa yang mereka kejar.
Merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai ketika kemenangan itu dapat
diraih. Bahkan kita dapat melihat satu kota atau satu negara yang merayakan
kemenangannya jika tim yang mewakili mereka dapat meraih juara. Tim tersebut
akan dielu-elukan dan diarak ke seluruh kota.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tentunya mereka meraih posisi juara bukan tanpa perjuangan. Berbagai latihan
keras mereka jalani agar mendapatkan performa yang maksimal. Kedisiplinan
dalam berlatih harus terus dipertahankan agar mereka dapat menjadi juara.
Berbagai teknik dan strategi diterapkan agar mereka dapat bersaing dengan
lawannya dan memenangkan pertandingan.
Dan bagi mereka yang benar-benar mempersiapkan latihannya dengan sangat baik
akan memperoleh juara dan menerima piala/medali atas kemenangannya.
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita,
dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” Ibrani
12:1
Tentu saja kita tidak sekedar mengikuti perlombaan itu tanpa memperoleh hasil.
Sama dengan perlombaan/pertandingan olahraga, mahkota juara juga disediakan
Tuhan bagi setiap kita yang dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik. Dan
mahkota yang disediakan bukan sekedar mahkota yang fana dan dapat pudar
seperti piala/medali yang diperoleh olahragawan, tetapi merupakan mahkota yang
kekal dan abadi, yang jauh lebih mulia dan berharga dibanding mahkota di dunia
ini (1 Kor 9:25).
II Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus,
supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang
dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Dari kebenaran ini kita bisa mengerti bahwa ternyata untuk bisa diterima di dalam
Kerajaan Allah Bapa di sorga, kita harus serius mengerjakannya. Oleh sebab itu
firman Tuhan juga katakan, kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar.
Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "mahkota" adalah stephanos (asal kata dari
nama Stefanus, sang martir), yang memiliki makna "lambang kebangsawanan, hadiah
dalam permainan atau simbol kehormatan pada umumnya."
Mahkota digunakan dalam pertandingan Yunani kuno; rangkaian atau untaian daun yang
diletakkan di atas kepala pemenang sebagai hadiah untuk memenangkan kontes atletik.
Kehormatan atletik ini digunakan sebagai kiasan dalam Perjanjian Baru terhadap
imbalan surga yang Allah janjikan kepada orang-orang yang setia. 1 Korintus 9: 24-25
menjelaskan dengan baik bagaimana mahkota-mahkota tersebut diberikan.
Orang Kristen akan menerima sebuah mahkota yang abadi yang tidak akan pernah rusak
(Incorruptible crown)
Ada lima mahkota surgawi yang disebutkan dalam Perjanjian Baru, yang akan diberikan
kepada para orang-percaya. Mereka adalah mahkota yang abadi, mahkota sukacita,
mahkota kebenaran, mahkota kemuliaan, dan mahkota kehidupan
1) Mahkota yang Abadi - (1 Korintus 9:24-25) "Tidak tahukah kamu, bahwa dalam
gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu
orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu
memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam
pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian
untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh
suatu mahkota yang abadi."
Sebagai orang Kristen, kita memiliki lebih banyak alasan untuk bersukacita
dalam kehidupan ini ketimbang orang lain. Lukas mengatakan kepada kita
bahwa ada sukacita di surga, bahkan pada saat ini (Luk 15:7). Mahkota sukacita
akan menjadi imbalan kita di mana "Ia akan menghapus segala air mata . . . dan
maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis,
atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu" (Why 21:4).
Kata ini juga berarti bahwa puji dan hormat yang kita berikan kepada Allah
semata-mata karena-Nya dan karena siapa Dia (Yes 42:8; 48:11; Gal 1:5). Para
orang-percaya sangat diberkati karena bisa masuk ke dalam kerajaan-Nya; untuk
menerima mahkota kemuliaan; untuk menerima keserupaan dengan Kristus
sendiri. Seperti yang Paulus katakan, "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan
zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan
dinyatakan kepada kita" (Rm 8:18).
5) Mahkota Kehidupan - (Wahyu 2:10) "Jangan takut terhadap apa yang harus
engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari
antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh
kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku
akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." Mahkota ini adalah untuk
semua orang-percaya, tapi khususnya diperuntukkan bagi mereka yang
bertahan dalam penderitaan, berani dianiaya, bahkan sampai mati syahid
karena Yesus.
Dialah yang memberikan "air hidup." Dialah "roti hidup" (Yoh 4:10; 6:35).
Kehidupan duniawi kita akan berakhir. Tapi, kita memiliki janji yang luar biasa
bagi semua yang datang kepada Allah melalui Yesus: "Dan inilah janji yang telah
dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal" (1 Yoh 2:25).
1. Mahkota Kehidupan
Diberikan untuk bertahan dalam percobaan dan bagi mereka yang mati
martir karena mempertahankan imannya kepada Kristus.
Wahyu 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!
Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu
ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh
kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati,
dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan atau the
crown of life.
2. Mahkota Kemuliaan
5. Mahkota Abadi
“Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita.”
Ibrani 12:1
*courtesy of PelitaHidup.com
Jika seorang olahragawan mengikuti pertandingan dengan membawa sebuah tas
yang tidak diperlukan dalam pertandingan tersebut, maka tas tersebut justru akan
menjadi beban bagi dia dalam bertanding. Beban itu akan menganggu
performanya sehingga akan mempersulit dia untuk meraih posisi juara.
Sama juga dengan beban hidup kita dan juga dosa yang masih kita perbuat, akan
menganggu kerohanian kita. Beban hidup bisa berupa amarah, kekecewaan, sakit
hati, iri hati, kesombongan, keputusasaan, keras hati dan lain sebagainya.
Jika kita masih membawa beban-beban tersebut dan melakukan dosa dalam
kehidupan kita, maka kita akan kesulitan untuk dapat bertanding secara iman. Kita
akan sulit berdoa, sulit membaca Firman Tuhan, sulit mengasihi sesama, sulit
mengampuni dan masih banyak hal lagi yang akan menjadi sulit untuk dilakukan
ketika masih ada beban dan dosa dalam hidup kita.
69,177 views
Share437
Dalam setiap pertandingan olahraga, selalu ada hadiah yang disediakan bagi
pemenang. Dan setiap peserta pertandingan/perlombaan akan berusaha dengan
maksimal agar mereka dapat memperoleh apa yang mereka kejar.
Merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai ketika kemenangan itu dapat
diraih. Bahkan kita dapat melihat satu kota atau satu negara yang merayakan
kemenangannya jika tim yang mewakili mereka dapat meraih juara. Tim tersebut
akan dielu-elukan dan diarak ke seluruh kota.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tentunya mereka meraih posisi juara bukan tanpa perjuangan. Berbagai latihan
keras mereka jalani agar mendapatkan performa yang maksimal. Kedisiplinan
dalam berlatih harus terus dipertahankan agar mereka dapat menjadi juara.
Berbagai teknik dan strategi diterapkan agar mereka dapat bersaing dengan
lawannya dan memenangkan pertandingan.
Dan bagi mereka yang benar-benar mempersiapkan latihannya dengan sangat baik
akan memperoleh juara dan menerima piala/medali atas kemenangannya.
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita,
dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” Ibrani
12:1
Tentu saja kita tidak sekedar mengikuti perlombaan itu tanpa memperoleh hasil.
Sama dengan perlombaan/pertandingan olahraga, mahkota juara juga disediakan
Tuhan bagi setiap kita yang dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik. Dan
mahkota yang disediakan bukan sekedar mahkota yang fana dan dapat pudar
seperti piala/medali yang diperoleh olahragawan, tetapi merupakan mahkota yang
kekal dan abadi, yang jauh lebih mulia dan berharga dibanding mahkota di dunia
ini (1 Kor 9:25).
*courtesy of PelitaHidup.com
.
Terima ayat Alkitab melalui Facebook. Ayo gabung dengan lebih dari 54.000
member di Facebook Page Pelita Hidup. Klik like berikut ini:
“Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita.”
Ibrani 12:1
*courtesy of PelitaHidup.com
Jika seorang olahragawan mengikuti pertandingan dengan membawa sebuah tas
yang tidak diperlukan dalam pertandingan tersebut, maka tas tersebut justru akan
menjadi beban bagi dia dalam bertanding. Beban itu akan menganggu
performanya sehingga akan mempersulit dia untuk meraih posisi juara.
Sama juga dengan beban hidup kita dan juga dosa yang masih kita perbuat, akan
menganggu kerohanian kita. Beban hidup bisa berupa amarah, kekecewaan, sakit
hati, iri hati, kesombongan, keputusasaan, keras hati dan lain sebagainya.
Jika kita masih membawa beban-beban tersebut dan melakukan dosa dalam
kehidupan kita, maka kita akan kesulitan untuk dapat bertanding secara iman. Kita
akan sulit berdoa, sulit membaca Firman Tuhan, sulit mengasihi sesama, sulit
mengampuni dan masih banyak hal lagi yang akan menjadi sulit untuk dilakukan
ketika masih ada beban dan dosa dalam hidup kita.
2. Melatih diri
“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang
sembarangan saja memukul.” 1 Korintus 9:26
Demikian juga dalam pertandingan iman, kita harus menjalani kehidupan rohani
kita dengan seksama. Kita harus melatih hidup kita agar kita menjadi kuat dalam
iman. Iman yang kuat dan bertumbuh tidak diperoleh dalam sekejap saja, tetapi
merupakan iman yang dibina hari lepas hari dengan tuntunan Firman Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti
dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan
semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Ibrani 10:25
“Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu
berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini
maupun untuk hidup yang akan datang.” 1 Timotius 4:7b-8
.
“…. dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”
Ibrani 12:1
Ketekunan yang mereka jalani pasti akan membuahkan hasil yang manis pada
waktunya. Olahragawan-olahragawan sukses yang berada di sekitar kita
merupakan sosok-sosok yang bertekun dalam berlatih, bangkit dari kekalahan dan
terus berlatih hingga meraih kemenangan.
Kegagalan dalam kehidupan kita merupakan hal yang biasa terjadi. Tidak ada
kesuksesan yang tanpa diawali dengan kegagalan. Bahkan Thomas Alfa Edison
mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali sebelum dia sukses menemukan lampu
pijar. Dan setelah itu dia menemukan banyak alat dan telah dipatenkan semuanya
dengan jumlah 1.093 penemuan. Dia mengatakan bahwa:
“Saya sukses, karena saya telah kehabisan apa yang disebut dengan
kegagalan”
Ketekunan kita pasti akan membuahkan hasil. Tuhan akan memberikan upah bagi
setiap orang yang setia. Iman kita akan bertumbuh menjadi kuat. Dan setiap
kegagalan yang kita alami justru akan mempersiapkan kita untuk sesuatu yang
lebih besar, untuk meraih kemenangan dan sekaligus mahkota yang abadi.
PENUTUP
Motivasi Akhir
Martin Luther berkata bahwa di dalam kalendernya hanya ada dua hari: “hari ini”
dan “Hari itu” (Hari ketika Tuhan mengadili dan mengganjar semua orang
menurut perbuatannya). Akankah kita menggunakan segenap hidup dan semua
yang kita miliki hari ini di dalam terang pemahaman yang kita miliki tentang Hari
itu?
Pikirkanlah hal-hal apa yang ingin kamu mulai lakukan, lakukan lebih banyak,
atau justru berhenti lakukan dalam hidupmu, untuk meraih mahkota kehidupan
yang Tuhan janjikan.
Mahkota kontes ratu kecantikan termahal saat ini dipegang oleh mahkota Miss
World, yang sering dikenal dengan nama Blue Crown karena warna dan fitur batu
pirus pada mahkota tersebut. Mahkota ini didesain oleh David Morris atas
permintaan Eric Morley, sang penggagas Miss World. Selain batu pirus, mahkota
ini juga terbuat dari berlian terkenal dengan kualitas terbaik dunia. Harga mahkota
asli Miss World mencapai US$ 4 juta atau sekitar Rp 36 miliar. Mahkota ini
hanya digunakan ketika malam final penganugerahan Miss World yang baru
terpilih. Sedangkan saat bertugas, sang ratu dunia menggunakan mahkota replika
dengan harga US$ 500.000 atau setara dengan Rp 6,5 miliar.
Ada 2 kata Yunani untuk kata miskin, yaitu penes dan ptokheia. Kata ’penes’ menunjuk
kepada orang yang sama sekali tidak mempunyai sisa atau kelebihan. Kata yang
digunakan dalam ayat ini adalah ’ptokheia’ yang berarti sama sekali tidak punya apa-
apa, sangat miskin; lebih parah dari kata penes. Kata ’kesusahan’ dalam bahasa Yunani
menggunakan kata ’thlipsis’ yang berarti pengaiayaan. Pada masa itu, gereja mengalami
penganiayaan yang sangat hebat dari Kerajaan Romawi. Bukan hanya penganiayaan fisik
saja tetapi juga mengalami penganiayaan secara ekonomi yang menyebabkan mereka
menjadi sangat miskin. Saat itu, jika masyarakat mengetahui bahwa seseorang adalah
pengikut Kristus, mereka akan ditangkap, dianiaya atau mereka akan dikucilkan dari
masyarakat. Para pedagang Kristen diboikot barang dagangannya sehingga tidak ada
yang mau membeli barang mereka. Sehingga banyak dari mereka menjadi miskin.
Padahal kota Smirna adalah kota yang begitu kaya, maka diduga bahwa mereka yang
bergabung dalam jemaat Kristus menjadi miskin, bukan karena lapisan masyarakat
mereka rendah, tetapi karena dianiaya. Namun di dalam kesusahan dan kemiskinan
mereka, roh mereka semakin diteguhkan oleh Roh Kudus. Mereka mengalami
kebangkitan rohani. Mereka bersuka cita karena mereka boleh dianiaya oleh karena
Tuhan Yesus. Dan kasih mereka kepada Kristus semakin bertambah-tambah. Karena itu
walaupun mereka miskin secara materi tetapi mereka kaya secara rohani.
Wahyu 2:10 ”Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis
akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu
dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia
sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Untuk menghadapi penderitaan lebih lanjut, Tuhan Yesus memberi peringatan: ”Jangan
Takut!” Sebenarnya untuk terjemahan tepat ditulis ’Jangan takut lagi!”, menggunakan
istilah ’lagi’ karena pemakaian bentuk Present Imperative, pada kata ’takut’ (fobou) dari
kata ’fobeo’ yang berarti ’waktu itu mereka sedang takut’. Sangatlah wajar demikian,
karena beberapa anggota jemaat akan dilemparkan ke dalam penjara. Zaman itu, kalau
orang dipenjarakan, biasanya mereka disiksa atau mereka hanya dapat menantikan
waktu dimana mereka akan dihukum mati.
Tuhan Yesus minta, ’setialah sampai dibunuh?’ Tuhan Yesus berani karena Dia sendiri
sudah setia sampai mati, dan Dia sudah hidup kembali. Tuhan Yesus layak menuntut
kesetiaan yang sedemikian berdasarkan salib-Nya sendiri. Kesetiaan yang diminta
dengan kata ’sampai mati’ (Yunani: akhri thanatou) dapat berarti ’setialah selama kamu
hidup, sampai titik akhir hidupmu, sampai kamu meninggal’. Istilah ’sampai’
menitikberatkan waktu, seperti Wahyu 2:25; atau ’setialah dalam penganiayaan sampai
/ yang seberat pembunuhan’, istilah sampai menitiberatkan derajat, seperti Kis.22:4,
Wah.12:11.
Secara geografis, Smirna terletak di pantai Barat Asia Kecil atau di sebelah Utara
dari Efesus – sekarang disebut kota Izmir, yang merupakan kota kedua di Turki
bagian Asia. Kota ini memiliki pelabuhan yang cukup strategis bagi perdagangan
kuno melalui lembah Hermus – sehingga Smirna menjadi kota niaga. Pada zaman
Paulus, populasi penduduknya mencapai 250.000 orang dan orang Yahudi cukup
banyak di sana.
Secara politis, Smirna merupakan sekutu yang setia bagi kekaisaran Romawi. Di
Smirna pernah dibangun sebuah kuil bagi Dewi Romawi. Bahkan pada tahun 26
M., Smirna membangun sebuah kuil dan dipersembahkan bagi Kaisar Tiberius
sekaligus menobatkan diri mereka sebagai kelompok yang pertama menyembah
kepada kaisar. Di Smirna juga terdapat kuil Zeus dan Cybele. Dengan penataan
kota yang simetris seperti mahkota, sehingga kota ini seringkali disebut dengan
“Mahkota Smirna” (bdk. Ramsay 1979, 256-57).
Bahwa penderitaan, penganiayaan bahkan diskriminasi, yang dialami oleh Gereja Tuhan
di Smirna bersumber dari kelompok yang tidak diduga, yakni: kelompok Yahudi.
Kelompok yang mengklaim diri sebagai umat Tuhan, taat kepada hukum Taurat – akan
tetapi justru menjadi aktor dibalik semua penderitaan yang dirasakan oleh Gereja.
Kesetiaan seperti ini sudah diperlihatkan oleh Polikarpus, di mana pada tanggal 23
Februari 155 di hadapan petinggi pemerintah Roma atau Gubernur, dia diberikan pilihan
untuk menyelamatkan nyawanya tetapi harus menyangkal Tuhan Yesus. Akan tetapi,
apa yang dia katakan? Polikarpus berkata: “Delapan puluh enam tahun saya melayani
Kristus, dan Ia tidak pernah berbuat salah kepada saya, bagaimana mungkin saya
menghujat Raja yang telah menyelamatkan saya?”. Akhirnya dia dibunuh di tiang
pancang (bdk. Kistemaker 2009, 130). Kehidupan Kristen yang setia sampai mati telah
diperlihatkan oleh Polikarpus.
Ibrani 2:9, di mana itu diklaim bahwa Yesus dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat
karena menderita kematian bagi umat manusia (bdk. Aune 1997, 167). Itu artinya
mahkota kehidupan ini nanti akan dihadiahkan bagi setiap orang Kristen yang mati
karena mempertahankan kesetiaannya kepada Tuhan.
Filipi 4:12-13
Konteks
4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala
hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku;
baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, y baik dalam hal
kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. z 4:13 Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia 1 yang memberi kekuatan a kepadaku.
1 Korintus 9:24-27
Konteks
9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta
turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah 1 ? k
Karena itu larilah l begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya 2 ! 9:25 Tiap-tiap
orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam
segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota m yang
fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. n 9:26 Sebab itu
aku tidak berlari tanpa tujuan o dan aku bukan petinju yang sembarangan p saja
memukul. 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku q dan menguasainya seluruhnya,
supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak
3 r
.