1.Black berry
-merengek minta blackberry alesan buat menunjang tugas kuliah dan sekolah,padahal cuma
pengen buat update status di facebook online 24 jam.
-kebawa2x temen yang dibeliin ortunya blackberry padahal bayar abodemen masih minta ke ortu
-biar kalo pass lagi mejeng bareng geng di Jco ato Starbuck disangka Eksekutif ( padahal yg bli
kopi cuma temen itu pun 1 orang )
-bilangnya sih fiturnya bagus padahal ga kepake contoh : "eh bisa nonton video resolusi **** X
**** padahal kapan juga mau nonton di kotak sekecil 1,5 bungkus rokok?
-kan buat menunjang kuliah dan sekolah,contoh : pass guru/dosen nerangin, confrence ym sama
temen 1 ruangan "eh kita chat di ym yu"
-dipake di mall pura2x ada ym ato sms padahal kesepian
-co diisiin video jav idol dan bokep laen,ce 50% isi memorinya foto narsis yg di cute-cute-kan
budget : 4-10juta
2.Behel
-fungsinya sih buat ngerapihin gigi,tapi seiring perkembangan behel makin banyak minta behel
yang diwarna warni.biasanya yang ce mikirnya nambah cute,yang co ikut2x-an temen co
-lagi model nih,nanti kalo udah bosen cabut lagi ah ( padahal belum waktunya dicabut )
budget : 3-12juta
3.Camera SLR
-bilangnya buat meningkatkan kreatifitas ato berminat mengambil jurusan ini tapi tujuan
sebenarnya "bisa ngebayakin foto2x narsis di facebook dengan resolusi tinggi"
-ikut2x-an temen
-ga ngerti settingan jadi 10 juta dipake cuma buat settingan auto
-ngerengek minta yang paling anyar tapi dapetnya seri yg paling ekonomis.
-camera slr ibarat pistol ( senjata kalo lagi sendirian dan kesepian )
-beraninya cuma dipake kalo lagi bareng temen,kalo sendirian malu ach...
-yg ce : minta temen yg jago fotografer buat motoin dirinya.habis difoto sampe ke rumah diedit
pake adobe photosop dengan segala pencahayaan yang menutupi semua jerawat dan
kekuarangan tubuh lainnya.angle diambil sudut 45 derajat.ditambahin tulisan "SeDang RapuH
DaN GalaW.."
-yg co : dikejar2x ce haus perhatian buat motoin dirinya ** ciee... bangga ya dikejar ce ( padahal
juru potret ) * berfikir "pasti ada harepan buat ngedeketin dia kalo gue tawarin foto"
budget : 6 - 20 jt ( kebanyakan )
4.Laptop
-sama kayak black berry kalo dibawa ke jco,mall,starbuck ato coffe shop lainnya disangka
eksklusif
-kalo kesepian dan sendirian buka laptop,isinya facebook lagi.
-ga tau spefikasi dan hal hal komputer tapi ngomongnya yang penting beli aja yang
PENTIUMNYA paling gde ( hare gene masih jaman pentium ? )
-pass tau laptopnya ga bisa maen game bagus bilang dibilang memori sama cure 2 duo nya
kurang ( padahal VGAnya cuma intel x3100 ),kadang disuruh nambah memori buat nambah
memori vga ( padahal kagak tau kalo vga yg pengaruh chipset )*mau aja dibodo bodoin sama
penjual laptop.
-pengen beli yang APPLE / MAC soalnya bentuknya cute dan imut siyyhh.. ( ga tau cara make
OSnya )
-HOT SPOT GRATISANNN!!!!!! bisa maen game online dan facebook gratess.....
-"eh ada virus loh!,wah antivirusnya jelek tuh" ( padahal ga pernah di update dan seri freeware )
budget : 5 - 24 juta
5.kebiasaan tambahan
-COPY PASTE DARI BLOG BLOG ORANG lalu di post di lounge kaskus dan notes di
facebook tanpa seijin yg punya blog,ngakunya hasil karangan sendiri,kalo di lounge kaskus
langsung ngarep ijo.*mikirnya alah ga mungkin yg laen tau,kan yg laen ga semelek gue soal IT*
-baru bikin facebook langsung kejar friend!( baru bikin sehari udah 100 besoknya ,minggu depan
dah 300an ,sebulan kemudian 1000-an, yang kenal ga lebih dari 70 orang )
kenal ga kenal add terooossss yang penting friend banyak,"apa kata orang kalo facebook gue
temennya dikit?" atau.."gimana kalo yg liat bukan temen tapi kecengan?" trus itu kecengan
dalem hatinya ngomong " ih friend di facebook kamu dikit yahh.." uuuooohhh sangat sangat
menyayat nyayat hati.
makannya beli lah blackberry beli lah laptop beli lah camera slr buat nambah2x-in pic
narsis,pasanglah behel biar cute siapa tau KASTA SOSIAL NAEK!!
NB: bole copy paste jg nih dari thread luar..yah tujuannnya buat bahan koreksi buat temen2 gw
aja lah ;p
anak-anak dalam hubungan seksual telah memasuki tahap yang mengawatirkan. Lebih dari 60%
remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak perawan lagi. Perilaku hidup bebas telah
meruntuhkan
sendi-sendi
kehidupan
masyarakat
kita.
Berdasarkan hasil survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga
Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007 diperoleh pengakuan remaja bahwa :
- Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
Sebanyak
62,7%
anak
SMP
mengaku
sudah
tidak
perawan.
Sebanyak
21,2%
remaja
SMA
mengaku
pernah
melakukan
aborsi.
- Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan.
- Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku suka menonton film porno.
seharusnya tegas melaksanakan undang-undang, dan para pengusaha, pedagang, dan web
internet cobalah berhenti menyebarkan hal-hal yang merusak (karena generasi kita masih rapuh).
Hal-hal
yang
harusnya
dilakukan:
- Pemerintah filtrasi tegas sinetron, film atau iklan yang berisi kekerasan seksual, pergaulan
bebas,
mistis-religi,
kekerasan-religi,
ramalan
serta
judi.
Menindak
tegas
para
pelanggar
UU
Perlindungan
Anak
- menfilter situs-situs porno di Indonesia. Hingga saat ini saja ada 6 Situs Porno yang Paling
Banyak
diakses
di
Indonesia
- Membangun Youth Centre, pusat pendidikan dan kreasi bagi remaja-remaja agar beraktivitas
yang
positif.
Secara
aktif
mengontrol
promosi
(iklan)
dan
peredaran
rokok.
- Memprioritaskan program pencegahan perdagangan anak, eksploitasi seksual komersial anak,
dan
narkoba.
- Edukasi pada masyarakat bahwa jangan mengasingkan anak-anak (yang menjadi korban),
bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan mereka (material maupun moril).
Referensi: (Komnas PA, Media Indonesia, Suara Merdeka, dan Kompas)
Beberapa penelitian empiris di lapangan menunjukkan bahwa banyak orang terjebak pada
pekerjaan yang bukan minatnya, sehingga orang tersebut menjalaninya denga terpaksa dan tidak
memberikan kontribusi terbaiknya pada bidang pekerjaan tersebut.
Sebaliknya, orang-orang yang telah mampu mengenali diri sendiri, mengerti bidang apa yang
menjadi passionnya terbukti lebih bahagia menjalani hidup dan pekerjaannya serta berusaha
memberikan yang terbaik yang ia bisa.
Mimpi dan passion menjadi bahan bakar efektif bagi seorang anak untuk mengeksplorasi
kemampuan terbaiknya. Masa Renaissance di Eropa telah membuktikan bahwa, spesialisasi
dalam pekerjaan yang dilakukan sejak dini justru mampu memacu produktivitas yang bernilai
tinggi . Banyak mahakarya yang diciptakan pada masa ini menjadi abadi, dan terpakai hingga
masa kini.
Telah menjadi fenomena, siswa dengan hasil raport bagus, saat lulus dari bangku kuliah
mengalami kegagalan beradaptasi menghadapi dunia nyata. Ketidakmampuan adaptasi,
keringnya kreativitas atau tidak jeli melihat berbagai peluang menyebabkan lulusan perguruan
tinggi akhirnya hanya menjadi beban karena tingkat pengangguran semakin bertambah dan
menuntut pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja baru.
Kepekaan menangkap peluang atau keberanian mengambil resiko terhadap tantangan jaman
itulah salah satu nilai yang seharusnya ditanamkan para guru pada siswa. Hidup memang bukan
sebuah perjalanan yang mudah, tapi tantangan-tantangan yang dihadapi dapat menempa
seseorang menjadi pribadi matang dan berkualitas yang bisa memberi warna pada lingkungan
sekitarnya.
Kemandirian berpikir dan bersikap sesuai keyakinan, pada akhirnya akan membuka peluang
pada berbagai kesempatan untuk menemukan passion (gairah) mereka terhadap ilmu atau satu
bidang tertentu yang membuat anak didik bergairah menjalankan proses belajar. Guru adalah
sarana pendorong dan penunjuk jalan atas berbagai pilihan siswa.
Pengayaan materi pembelajaran dengan mendatangkan pribadi sukses pada satu bidang tertentu
dapat dijadikan referensi dan pendorong penjelajahan profesi. Bedah buku tentang pemikiran
para tokoh-tokoh besar dunia seperti perjalanan hidup Soekarno, Mahatma Gandhi, Einstein,
mendalami semangat dan mimpi Bill Gates, atau pebisnis sukses era kontemporer Warren Buffet,
motivator Anthony Robbins atau Mario Teguh dan cerita klasik Petualangan Tom Sawyer, The
Alchemist dan lainnya dapat membuka wawasan segar siswa bahwa hidup adalah sebuah pilihan.
Penerapan nilai dan referensi terkini terhadap beratnya tantangan jaman, akan membantu mereka
untuk mengupdate diri sendiri secara terus menerus.
Di sinilah tugas guru seharusnya, bukan sebagai pencetak anak didik denga nilai tinggi namun
hanya cakap di level kelas pekerja. dengan standar hidup dan karakter pribadi ala kadarnya,
tetapi mencetak pribadi tangguh dengan pemikiran yang mendobrak dan mewarnai era hidupnya
bagi kemaslahatan dunia. Menciptakan anak didik yang yakin terhadap pilihan hidupnya
sehingga siswa lebih bertanggung jawab terhadap setiap langkah hidup yang akan dipilih dan
dijalaninya. Menanamkan sikap tak gampang menyerah ketika dihadapkan pada berbagai
kendala saat berusaha mewujudkan impiannya.
Perlu disadari bahwa globalisasi mendorong jaman bergerak maju dan cepat. Tingkat persaingan
semakin tinggi. Sebagaimana berbagai peristiwa sejarah telah membuktikan bahwa bukan
mereka yang kuat yang mampu eksis terhadap perubahan jaman tapi mereka yang berpikiran
terbuka dan bersikap adaptif-lah yang keluar sebagai pemenang dan mampu bertahan dalam
semua tantangan jaman.
Fenomena tersebut di atas memang menarik untuk dikaji mengingat semakin maraknya
aksi kenakalan remaja dewasa ini disamping fenomena tentang seks bebas di kalangan pelajar
dan tawuran antar pelajar. Hal tersebut sungguh sangat memprihatinkan. Di saat bangsa ini
berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya, fenomena-fenomena di atas justru menambah
daftar keterpurukan itu. Namun demikian, fenomena perilaku menyimpang dalam kehidupan
bermasyarakat memang menarik untuk dibicarakan, termasuk pula membicarakan tentang
fenomena maraknya komunitas gank pelajar saat ini.
Dari fenomena maraknya gank pelajar, muncul beberapa pertanyaan yang akan dikaji
dari tinjauan perspektif sosiologis dan akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Mengapa gank pelajar bisa terbentuk?
2. Dari manakah sumber kekerasan gank pelajar?
3. Apa sajakah dampak dari munculnya gank pelajar tersebut?
4. Bagaimana solusi terhadap permasalahan gank pelajar?
sedang mencari dan membentuk konsep diri (self-concept) dan jati diri (self-identity).
Sewnada dengan pernyataan tersebut, Nurhaya Nurdin menyatakan bahwa masa-masa
teenager atau masa remaja ini adalah merupakan masa pencarian identitas diri (Nurdin:
2008). Masa yang ditandai dengan keinginan untuk membentuk kelompok-kelompok di luar
dari pengawasan orangtua dan keluarga. Tiap remaja ingin diakui oleh remaja lainnya, entah
karena prestasi, kesamaan minat dan hobi ataukah karena alasan lain yang hanya mereka
sendiri yang tahu. Maka, dengan dasar alasan seperti itulah gang bengal semacam gang Nero
bisa terbentuk.
sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri
dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat
dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru dan dengan
masyarakat. Jadi, problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada remaja
di sekolah akibat perilakunya sendiri. Misalnya, perilaku malu dalam mengikuti berbagai
aktivitas yang digelar sekolah termasuk dalam kategori ini.
b. Perilaku Menyimpang (Behaviour Disorder). Seorang remaja mengalami hal ini jika ia
tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku
menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang
mengarah pada tindakan kejahatan. Wardi Bachtiar (2006 : 101) menyatakan bahwa
secara umum, yang digolongkan sebagai perilaku menyimpang antara lain adalah:
Tindakan yang nonconform, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
atau norma-norma yang ada.
Tindakan yang anti-sosial atau asosial
Tindakan kriminal, yaitu tindakan yang secara nyata melanggar aturan hukum
tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain.
Penyebab perilaku ini lebih banyak karena persoalan psikhologis yang selalu menghantui
dirinya.
a. Penyesuaian Diri yang Salah (Behaviour Maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai
yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam
menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya.
b. Perilaku Tidak Dapat Membedakan Benar-Salah (Conduct Disorder).
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku
benar dan salah. Wujud dari perilaku ini adalah munculnya cara pikIr dan perilaku yang
kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Selain itu, conduct
disorder juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder
yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang
akan merugikan orang lain.
Oleh karena itu, orang-orang dan remaja yang berperilaku menyimpang baik
disengaja ataupun tidak, dapat dianggap telah mengabaikan tata tertib atau aturan-aturan
yang telah ditetapkan masyarakat.
Sehubungan dengan pembentukan komunitas gank pelajar, penyimpangan ini
dianggap sebagai penyimpangan yang dilakukan oleh kelompok atau disebut juga subkultur
menyimpang dimana para anggota dari subkultur tersebut biasanya juga mengajarkan kepada
anggota-anggota barunya tentang berbagai keterampilan untuk melanggar hokum dan
menghindari kejaran agen-agen kontrol sosial (Wardi Bachtiar, 2006:108). Mereka juga
mengindoktrinasi suatu keyakinan yang berbeda dari keyakinan yang dianut mayoritas
masyarakat kepada anggota yuniornya. Begitu pula ketika menerima keanggotaan baru, ujian
yang cukup keras akan diberlakukan kepada anggota-anggota baru tersebut.
Teori Anomie berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai
ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami
tekanan dan akhirnya menjadi penyimpang.
b.
Teori Belajar atau Teori Sosialisasi menyebutkan bahwa penyimpangan perilaku adalah
hasil dari proses belajar. Sutherland dalam teori belajarnya yang dikenal dengan Asosiasi
Diferensial menyatakan bahwa penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan
penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang
menyimpang, terutama dari subkultur atau diantara teman-teman sebaya yang menyimpang.
c.
Teori Labeling (Teori Pemberian Cap atau Teori Reaksi Masyarakat) menganggap
penyimpangan sebagai suatu konsekuensi dari penerapan aturan-aturan dan sanksi oleh orang
lain kepada seorang pelanggar. Dengan kata lain, menyimpang adalah tindakan yang
dilabelkan kepada seseorang atau pada siapa label secara khusus telah ditetapkan. Dalam hal
ini, penyimpangan tidak ditetapkan berdasarkan norma tetapi melalui reaksi atau sanksi dari
penonton sosialnya.
d. Teori Kontrol menyatakan bahwa penyimpangan merupakan hasil dari kekosongan kontrol
atau pengendalian sosial. Teori ini dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia
cenderung untuk tidak patuh pada hokum atau memiliki dorongan untuk melakukan
pelanggaran hukum.
e.
Dengan melihat pada kenyataan di atas, konflik dipandang sebagai suatu hal yang
utama. Bahkan konflik dianggap sebagai fakta sosial yang mendasar (Wardi Bachtiar,
2006:108).
Namun demikian, konflik itu sendiri bagi para pelajar tersebut menunjuk pada
perjuangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan untuk berusaha
mempertahankan, meningkatkan dan menjaga posisi sosial mereka dalam kehidupan seharihari.
Di sisi lain, beberapa ahli perspektif teori konflik modern, misalnya Dahrendorf dan
Lewis Coser, melihat adanya peranan konflik dalam menciptakan integrasi, yang ditandai
oleh adanya kekuatan yang menyumbang terjadinya keteraturan dan stabilitas. Bagaimana
konflik memiliki peran integratif dapat dipahami dengan melihat bahwa semua orang
memiliki kepentingan yang sama akan bekerja sama untuk berusaha mencapainya agar
keuntungan dapat diraih bersama. Konflik antar ras misalnya dapat menjadi pengikat
kebersamaan dalam suatu ras tertentu, serta mengabaikan perbedaan-perbedaan diantara
mereka sendiri.
Namun dari fenomena maraknya gank pelajar, masyarakat menilai bahwa konflik
tersebut dilihat sebagai proses yang destruktif (merusak) yang akan membawa pada kondisi
ketidakteraturan (disorder) dan pecahnya masyarakat.
B. PEMBAHASAN
Sungguh ironis sekali melihat aksi kebrutalan para anggota komunitas gank anak
sekolah yang banyak bermunculan dewasa ini dan banyak diantaranya mengarah ke tindakan
Dalam pembahasan ini akan dikupas lebih lanjut mengenai proses dan penyebab gank
pelajar bisa terbentuk, sumber kekerasan gank pelajar, dampak dari munculnya gank pelajar
tersebut serta solusi terhadap fenomena gank pelajar.
1. Penyebab dan Proses Terbentuknya Gank Pelajar
Penyebab munculnya gank remaja diungkapkan oleh Nasution (1993 : 84) sebagai
berikut:
Pengelompokan atau pembentukan klik (clique) mudah terjadi di sekolah. Suatu klik
terbentuk bila dua orang atau lebih saling merasa persahabatan yang akrab dan
karena itu banyak bermain bersama, sering bercakap-cakap, merencanakan dan
melakukan kegiatan yang sama di dalam maupun di luar sekolah. Mereka saling
merasakan apa yang dialami oleh salah seorang anggota kelompoknya dan saling
mengungkapkan apa yang terkandung dalam hatinya termasuk apa yang dirahasiakan
pada orang lain.
Anggota klik merasa diri bersatu dan kuat serta penuh kepercayaan berkat rasa
persatuan dan kekompakan itu. Mereka mengutamakan kepentingan kelompok di atas
kepentingan individual dan sikap ini dapat menimbulkan konflik dengan orang tua,
sekolah, dan klik-klik lainnya. Bila klik ini mempunyai sikap anti sosial maka klik itu
dapat menjadi geng
komunitas. Dengan kata lain, remaja bergabung menjadi anggota komunitas suatu gank
karena untuk mendapatkan perlindungan dan menunjukkan kesetiaan yang kuat terhadap
organisasi kepada masyarakat luar serta melindungi kelompok mereka.
Namun sayangnya, dalam pengimplementasiannya banyak terjadi penyelewengan
yang sudah off track dari niat awal dibentuknya group atau gank tersebut. Hingga tanpa
sepengetahuan orang dewasa, jadilah aksi brutal dengan alasan solidaritas membela teman
gank.
Seperti yang dinyatakan oleh Ballantine sebelumnya, sebagian besar gank pelajar
terbentuk dari kehidupan remaja yang salah, mempunyai masalah di sekolah, atau bahkan
kadang-kadang berasal dari lingkungan yang tidak berintegrasi dengan lingkungan
masyarakat.
Senada dengan hal itu, Tanje (2008) menjelaskan tentang beberapa hal yang
melatarbelakangi kenakalan remaja, diantaranya adalah kehidupan keluarga yang kering,
terpecah-pecah (broken home), dan tidak harmonis yang akan menyebabkan anak tidak
kerasan tinggal di rumah dan tidak merasa aman serta tidak mengalami perkembangan
emosional yang seimbang.
Faktor kedua adalah kurangnya pembinaan moral yang nyata dan pudarnya
keteladanan nyata dari orang tua, guru di sekolah, dan tokoh-tokoh panutan di masyarakat
yang akan memberikan pengaruh yang besar kepada sikap, perilaku dan moralitas remaja di
sekolah. Pendidikan di sekolahpun terkadang terjerumus pada formalitas pemenuhan
kurikulum pendidikan, mengejar bahan ajaran sehingga melupakan segi pembinaan
kepribadian, penanaman nilai-nilai pendidikan moral dan pembentukan sikap.
Adanya paradigma yang salah dalam mendidik anak baik pada keluarga dan sekolah.
Banyak orang yang beranggapan bahwa dengan melakukan tindakan keras seperti
menjewer, memukul, mencubit bisa menekankan disiplin pada anak. Justru perilaku
kekerasan itu akan terus berkembang di dalam diri anak dan dianggap biasa. Alhasil,
kepada temannyapun dia melakukan kekerasan serupa atau lebih.
b.
Akibat pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam waktu yang sangat
singkat, informasi-informasi tentang peristiwa-peristiwa, pesan, pendapat, berita, ilmu
pengetahuan dan lain sebagainya dengan mudah diterima oleh masyarakat sehingga
media massa surat kabar, TV, film, radio, majalah dan lainnya mempunyai peranan
penting dalam proses transformasi nilai-nilai dan norma-norma baru kepada masyarakat.
Media massa, terutama media TV juga mempunyai peranan dalam membentuk kebiasaan
melakukan kekerasan. Tayangan berita berisi adegan kekerasan dan adegan yang
menjurus ke pornografi direkam sangat baik oleh remaja dan anak-anak. Mereka akan
menganggap bahwa itu semua wajar dilakukan dan merasa layak melakukan hal serupa.
Hal inilah yang menyulut perilaku agresif remaja dan mengakibatkan terjadinya
Krisis ekonomi juga menjadi salah satu faktor di mana pemenuhan kebutuhan remaja
dirasa kurang. Namun, ditengarai faktor ini bukanlah dominan karena banyak pula
kenakalan remaja muncul dari kalangan remaja yang berasal dari keluarga mampu.
Dari pernyataan di atas, jelaslah bahwa perilaku yang diperlihatkan oleh para anggota
gank remaja lebih banyak condong pada tindakan kriminal yang mengganggu dan bersifat
serius. Banyak diantara mereka yang terlibat dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang
dan narkoba serta tidak sedikit yang terlibat perampokan bahkan pembunuhan selain tawuran
(perkelahian), minum minuman keras dan mencuri.
Sebenarnya dilihat dari sisi jumlah mereka yang relatif kecil, tidaklah imbang dengan
jumlah siswa secara keseluruhan. Namun, keberadaan mereka bisa meresahkan atau bahkan
mengganggu sehingga menimbulkan keresahan, ketakutan, keributan, kriminalitas, atau
bahkan perekrutan anggota gank baru. Tidak hanya di kalangan sekolah, keresahan dan
ketakutan itu bisa merebak sampai ke masyarakat luas.
Permasalahan maraknya gank remaja decade ini jika tidak segera dicarikan solusinya,
maka kebiasaan melakukan tindak kekerasan itu bisa terbawa hingga dewasa. Bukan tidak
mungkin kelak mereka yang terbiasa dengan tindakan kekerasan sejak kecil dan remaja ini
akan terus melakukan kekerasan sampai mereka menjadi orang tua dan menurunkan kepada
anak-anaknya sehingga bisa dibayangkan generasi macam apa yang akan terbentuk di masa
mendatang.
Di dalam perkembangan remaja yang sedang mencari identitas dan eksistensi diri
dalam kehidupan bermasyarakat, diperlukan peran serta aktif dari berbagai pihak dalam
melancarkan pencapaian kepribadian yang dewasa bagi para remaja. Berikut ini adalah
beberapa langkah yang bisa ditempuh dalam mencegah terbentuknya gank remaja lebih
banyak lagi, yaitu dengan:
a. Mengubah paradigma yang salah dalam keluarga dan sekolah bahwa kekerasan adalah
salah satu bentuk pendidikan disiplin pada anak.
b. Memberikan kesempatan untuk mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan bagi
tindakan bersama baik antara remaja dengan orang tua, pendidik di sekolah dan
masyarakat.
c. Pemerintah harus tegas kepada media, sensor pada adegan kekerasan di TV dan media
lain. Komite Penyiaran Indonesia (KPI) harus lebih tajam.
d. Intensitas sosialisasi berupa kampanye, pidato dan talkshow bahwa tindakan kekerasan
pada anak-anak harus dihentikan perlu lebih ditingkatkan.
e. Perlunya peninjauan kembali untuk memberikan pendidikan budi pekerti atau pendidikan
karakter di sekolah karena disinyalir sekolah lebih mengutamakan aspek kognitif saja
dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Moralitas sangatlah penting ditumbuhkan
dalam diri setiap anak. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat di tengah kebangkrutan
moral bangsa, maraknya tindak kekerasan, inkoherensi politisi atas retorika politik dan
perilaku keseharian maka pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis-religius
menjadi relevan untuk diterapkan.
III. KESIMPULAN
3. Pemerintah harus tegas kepada media, sensor pada adegan kekerasan di TV dan media lain.
Komite Penyiaran Indonesia (KPI) harus lebih tajam.
4. Intensitas sosialisasi berupa kampanye, pidato dan talkshow bahwa tindakan kekerasan pada
anak-anak harus dihentikan perlu lebih ditingkatkan.
5.
Perlunya peninjauan kembali untuk memberikan pendidikan budi pekerti atau pendidikan
karakter di sekolah