Anda di halaman 1dari 4

10 Makanan Pokok Pengganti Nasi

Admin KRP Rabu, 18 Juni 2014 Artikel 7,809 Views

1. Sagu di Maluku dan Papua

Masyarakat di kedua wilayah ini mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok karena kedua wilayah ini memang
kaya dengan tanaman sagu.

Cara mengolah: untuk memanen sagu, batang sagu harus sudah cukup usia antara 3-5 tahun. Sagu yang siap
dipanen akan ditebang dan bonggolnya diperas untuk mendapatkan sari pati yang menghasilkan tepung sagu.
Hasil olahan sagu adalah papeda yang bentuknya seperti lem. Papeda inilah yang menjadi “nasi”-nya
masyarakat Maluku dan Papua. Teman menyantap papeda biasanya adalah ikan kuah kuning dan sayur
ganemo yaitu tumisan daun melinjo muda dengan buah papaya muda dan cabai merah. Konon, menyantap
sayur ganemo dapat mencegah malaria.
2. “Beras” Singkong di Desa Cireundeu, Cimahi, Jawa Barat

Singkong tumbuh subur di Desa Cireundeu. Sehingga masyarakat di daerah ini menjadikan singkong sebagai
makanan pokok mereka. Mereka mengolah singkong menjadi tepung beras atau beras singkong.

Cara mengolah: Singkong yang telah diparut, diperas untuk diambil patinya. Kemudian ampasnya dijemur
hingga kering lalu digiling menjadi tepung. Untuk menyantapnya, tepung singkong diberi air dan dikukus. Nasi
singkong pun siap disantap bersama lauk-pauknya.
3. Sakelan di Desa Sigedong, Temanggung, Jawa Timur
Masyarakat Sigedong menjadikan nasi jagung atau sakelan sebagai makanan pokok mereka, seperti halnya nasi
beras pada masyarakat lain. Jika ada istilah belum makan jika belum makan nasi, begitu halnya warga Sigedong,
mereka belum merasa makan jika belum menyantap nasi jagung. Bahkan menurut mereka, nasi jagung lebih
memberi tenaga dibanding nasi beras, selain itu lebih tahan lama.
Cara mengolah: Jagung dijemur lebih dulu dibawah sinar matahari. Karena daerah yang terletak di pegunungan
ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi, warga Sigedong memiliki cara tersendiri dalam mengeringkan jagung.
Mereka yang masih memakai tungku berbahan kayu dalam memasak, menyimpan hasil panen jagung di atas
tungku dalam sebuah tempat khusus yang mereka buat sendiri. Sehingga setiap kali mereka memasak, asap
dari kayu bakar di tungku itulah akan mengasapi dan mengeringkan jagung-jagung tersebut. Jagung yang sudah
kering, diambil bijinya lalu ditumbuk. Biji jagung lalu direndam selama tiga hari, kemudian ditumbuk lagi hingga
halus dan lembut menjadi tepung jagung yang oleh warga Sigedong disebut sakelan. Untuk mengonsumsinya,
seduh sakelan dengan air hangat lalu dikukus.
4. Gembili di suku Kanum, Merauke

Suku Kanum di Merauke yang mendiami Taman Nasional Wasur mengonsumsi gembili sebagai makanan pokok
secara turun temurun. Sistem budi daya gembili sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat suku Kanum
karena mempunyai nilai budaya yang tinggi, yaitu sebagai mas kawin serta pelengkap pada upacara adat.
Bahkan tanpa gembili, konon suku Kanum tidak dapat melaksanakan pernikahan. Sehingga, budi daya gembili
bagi suku Kanum menjadi suatu keharusan.

Cara mengolah: Suku Kanum mengkonsumsi gembili dengan cara yang sederhana, hanya direbus atau
dibakar. Disana hasil panen gembili disimpan dalam sebuah rumah kecil terbuat dari bambu dan beratap kulit
kayu, yang diberi nama kater meng. Gembili disimpan dalam sebuah rumah khusus agar terhindar dari sinar
matahari langsung.
5. Jamawut di Biak Numfor

Jamawut adalah sejenis tanaman serelia. Di biak numfor tanaman ini sangat subur, dengan nama lokal pokem.
Bagi masyarakat Biak Numfor, jamawut dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok dan komoditas adat sejak
berabad-abad lalu.
Cara mengolah : biasanya pokem diolah oleh penduduk setempat menjadi bubur yang banyak dikonsumsi oleh
ibu hamil dan bayi.
6. Ubi Jalar di suku Dani, Lembah Baliem, Jayawijaya

Penduduk suku Dani mengkonsumsi ubi jalar sebagai makanan pokok. Mereka menyebut ubi jalar dengan
hipere.

Cara mengolah: mereka makan ubi jalar hanya dengan cara dikukus dan dibakar. Ubi jalar asal Baliem berbeda
dengan daerah lain. Dengan ukurannya yang besar, ubi jalar Baliem termasuk jenis raksasa. Panjangnya bisa
mencapai 2 meter dengan diameter 30 cm dan berat bisa mencapai 15 Kg. ubi jalar jenis ini bisa ditanam sampai
ketinggian 2700 meter. Sehingga banyak penduduknya yang menghuni lembah-lembah tinggi.
7 . Pisang di Afrika Selatan

Jika kita mengkonsumsi pisang sebagai buah, lain halnya di Afrika. Di sana pisang justru menjadi makanan
pokok. Bahkan di Afrika pisang diolah menjadi tepung.

Cara mengolah: Pisang yang telah dikupas jemur hingga kering. Kemudian ditumbuk atau digiling menjadi
tepung. Tepung pisang dikonsumsi dengan cara dibuat bubur, roti, kue, dan adonan tipis yang dipanggang.
8. Jagung di Meksiko

Meksiko kaya hasil panen jagung. Bahkan negara ini memiliki sekitar 209 varietas jagung. Sehingga jagung
menjadi makanan pokok negara ini. Sekitar 3,2 juta petani Meksiko menanam jagung dan sebagian besar
menggunakannya untuk konsumsi keluarga. Jenis jagung putih adalah yang paling banyak dikonsumsi manusia.
Cara mengolah : tepung jagung adalah bahan dasar bagi banyak makanan pokok Meksiko. Budidaya jagung di
Meksiko sudah dikembangkan sejak jaman nenek moyang mereka. Bahkan jagung menjadi tanaman simbolis
bagi negara Meksiko.
9. Isy di Mesir

Makanan pokok Negara Mesir adalah Isy, yakni semacam roti yang terbuat dari gandum dengan tekstur lebih
padat dan serat yang sangat terasa.

Cara mengolah: Isy yang bentuknya seperti bakpao dimasak dengan cara dipanggang. Sebagai makanan
pokok, isy biasanya dimakan bersama semacam perkedel, saksuka (seperti acar dari olahan telur, tomat dan
bawang) dan siraman kuah kacang. Selain itu juga disantap bersama ayam panggang, daging kambing, atau
ikan. Cara makan Isy adalah dicelupkan dalam saus lalu dimakan bergantian dengan lauk. Isy biasanya dimakan
menggunakan tangan langsung tanpa sendok dan garpu.
10. Lobak Putih di Jepang

Pada saat Perang Dunia ke-2, sulit bagi masyarakat jepang di beberapa wilayah untuk mendapatkan beras.
Akhirnya mereka mengonsumsi lobak sebagai pendamping lauk-pauk.

Cara mengolah: parut lobak putih, lalu kukus sampai teksturnya lembut. Budaya makan lobak sebagai
pengganti nasi atau mi sudah ada sejak lama dalam masyarakat Jepang. Lobak ternyata disenangi masyarakat
modern juga selain karena jika diolah dengan baik rasanya lezat, mengonsumsi lobak putih juga sangat baik bagi
kesehatan. Selain serat, lobak membantu mengatasi masalah pencernaan dan mengandung Indeks Glikemik
rendah.

Anda mungkin juga menyukai