1
Aldehid mudah teroksidasi sedangkan keton sedikit sulit teroksidasi.
Aldehi memiliki sifat yang lebih reaktif dibandingkan senyawa keton
terhadap reaksi adisi nukleofilik (Antony, 1992).
Karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat
pada oksigen maka tidak terjadi ikatan hidrogen seperti alkohol. Sebaliknya
aldehid dan keton adalah senyawa polar yang dapat membentuk gaya tarik-
menarik elektrostatika yang relatif kuat antar molekulnya, bagian positif
sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari molekul yang lain
(Respati, 1986).
Sifat-sifat unik gugus karbonil mempengaruhi sifat fisika aldehida
dan keton. Karena senyawaan ini polar, dan karena itu melakukan tarik-
menarik dipol-dipol antarmolekul, aldehida dan keton mendidih pada
temperatur yang lebih tinggi dari pada senyawaan nonpolar yang bobot
molekulnya bersamaan. Secara terbatas aldehid dan keton dapat mensolvasi
ion (Pudjaatmaka, 1982).
Aldehid dan keton suatu senyawa yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi
alkohol, aldehida dari alkohol primair, sedangkan keton dari alkohol
sekunder. Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsional (gugus
karbonil) yang sama, maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat
fisikanya berlainan (Besari, 1982)
Formaldehida, suatu gas tidak berwarna, mudah larut dalam air.
Larutan 40 % dalam air dinamakan formalin, yang digunakan dalam
pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang disebut
paraformaldehida, digunakan sabagai antiseptik dan insektisisda. Aldehida
adalah bahan baku penting dalam pembuatan asam asetat, anhidrida asetat
dan esternya, yaitu etil asetat (Achmadi, 1989).
Aseton adalah keton yang paling penting. Ia merupakan cairan
volatil (titik didih 56o C) dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang
baik untuk macam-macam senyawa organik, banyak digunakan sebagai
pelarut pernis, lak dan plastik. Tidak seperti kebanyakan pelarut organik
lain, aseton bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Sifat ini
2
digabungkan dengan volatilitasnya, membuat aseton sering digunakan
sebagai pengering alat-alat laboratorium. Alat-alat gelas laboratorium yang
masih basah dibilas dengan aseton, dan lapisan aseton yang menempel
kemudian menguap dengan mudah. Salah satu metode pembuatan aseton
adalah melalui dehidrogenasi isopropil alkohol dengan bantuan katalis
tembaga (Achmadi, 1989).
Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan
struktur yang mempengaruhinya:
3
Dipergunakan untuk membedakan aldehid dan keton. Aldehid mudah
sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldeid
dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah misalnya
larutan Ag-amoniakal (reaksi cermin perak) dan dengan reagen
fehling.
2. Reduksi
a. Reduksi menjadi alkohol
b. Reduksi menjadi hidrokarbon
c. Reduksi pinakol
3. Addisi senyawa Grignard
Aldehid membentuk alkohol sekunder, sedangkan keton
menghasilkan alkohol tersier.
4. Addisi sianida pembentukan sianohidrin
Senyawa ini berguna pembuatan asam alfa hidroksi.
5. Addisi NaHSO3
Aldehid keton yang sederhana, dapat mengaddisi NaHSO3
menghasilkan senyawa yang berbentuk Kristal (Respati, 1986).
Pereaksi benedict dan fehling adalah larutan basa berwarna biru dari
tembaga sulfat yang susunannya agak berbeda. Jika aldehida dioksidasi
dengan pereaksi benedict dan fehling diperoleh endapan tembaga oksida
(Cu2O) yang merah cerah. Aldehida teroksidasi menjadi asam asetat.
(Budhikarjono, 2007).
4
Gugus karboksil (-COOH) mengandung gugus karbonil dan gugus
hidroksil sekaligus. Dapat diduga bahwa asam karboksilat bersifat seperti
golongan senyawa organik yang mengandung gugus tersebut. Seperti
halnya alkohol, asam menjalani pengikatan hidrogen antar molekul.
Interaksi ini menyebabkan titik leleh dan titik didih yang tinggi. Asam yang
berbobot molekul rendah juga sangat larut air karena senyawa ini mampu
berikatan hidrogen dengan air (Rasyid, 2006).
5
Identifikasi Gugus Aldehid, Keton, dan Asam Karboksilat Page 12
struktural yang menyertai ionisasi salah satu jenis alkohol (etanol) dan salah
satu jenis asam karboksilat (asam asetat) (Carey, 2000).
6
o. CH3COONa secukupnya
p. Larutan Iodium secukupnya
q. Larutan FeCl3 secukupnya
r. Larutan K4FeCN6 1 M secukupnya
G. Alur
1. Tollens
a. Pembuatan Reagen Tollens
2 mL AgNO3 1 %
Endapan
1 mL Reagen tollens
Cermin perak
7
TABUNG 2
1 mL Reagen tollens
Cermin perak
TABUNG 3
1 mL Reagen tollens
TABUNG 4
1 mL Reagen tollens
10 mL Fehling A + 10 mL Fehling B
Reagen Fehling
5 mL Reagen Fehling
TABUNG 2
5 mL Reagen Fehling
TABUNG 3
9
5 mL Reagen Fehling
3. Adisi Bisulfit
1. Di masukkan ke Erlenmeyer
2. Didinginkan dengan air es
3. + 2.5 mL aseton setetes demi setetes
4. Dikocok 5 menit
5. + 10 mL Etanol
Hablur
6. Disaring
Hablur Filtrat
Hasil Pengamatan
10
4. Fenilhidrazin
a. Tabung 1
2.5 mL Fenilhidrasin
residu filtrat
5. Dicuci
6. Dihablur dengan methanol
7. Dibiarkan kering
8. Diamati dan ditentukan titik leleh
Hasil pengamatan
b. Tabung 2
2.5 mL diFenilhidrasin
residu filtrat
5. Dicuci
6. Dihablur dengan methanol
7. Dibiarkan kering
8. Diamati dan ditentukan titik leleh
Hasil pengamatan
11
5. Reaksi Haloform
TABUNG 1
3 mL larutan NaOH 5 %
TABUNG 2
3 mL larutan NaOH 5 %
6. Kondensasi Aldol
4 mL larutan NaOH 1 %
Hasil Pengamatan
12
7. Identifikasi Asam Karboksilat
5 mL asam Cuka
5 mL asam Cuka
filtrat residu
Dibandingkan
13
H. Hasil Pengamatan
no Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi kesimpulan
sebelum sesudah
1 AgNO3 : AgNO3(aq 2AgNO3(aq)+ Reagen tollens
larutan )+NaOH( 2NaOH(aq) dapat digunakan
tidak aq)= untuk
larutan Ag2O(s) +
berwarna membedakan
NaOH berwarna NaNO3(aq) + senyawa aldehid
5%: abu-abu dan keton
H2O(l)
larutan keruh dan
tidak terdapat Ag2O(s) +
berwarna endapan
NH4OH(aq)
NH4OH : abu-abu
AgNO3 2[Ag(NH3)2OH]
larutan
tidak 5% +
berwarna NaOH
5%+
NH4OH
2%=
endapan
larut,
larutan
tidak
berwarna
14
Reagen
Tollens=
larutan jernih
tidak
berwarna
pada saat
jumlah
tetesan
NH4OH 2%
sebanyak 60
tetes.
Benzaldehid: Benzaldehid + H5C6COH(aq) + Aldehid dapat
larutan jernih, Reagen 2Ag(NH3)2OH(aq) bereaksi dengan
tidak Tollens: larutan 2Ag(s) + Tollens sedangkan
berwarna jernih tidak Keton tidak dapat
C6H5COH(aq) +
berwarna bereaksi dengan
Didiamkan: 2NH3(aq) + 2H2O(l)
Formalin: Tollens.
larutan jernih
larutan tidak tak berwarna
berwarna Dipanaskan:
larutan jernh
Sikloheksano tidak berwarna,
n: larutan terbentuk
berwarna cermin perak
kuning muda
15
Reagen HCOH(aq) +
Aseton: Tollens+ 2Ag(NH3)2OH(aq)
larutan tidak formalin: 2Ag(s) +
berwarna, larutan H2CO2(aq) + NH4-
berbau berwarna (aq) + H2O(l)
menyengat abuabu
Didiamkan:
Reagen Larutan tidak
tollens tidak berwarna,
berwarna terdapat
endapan abu-
abu
Dipanaskan:
terbentuk
cermin
perak,
terdapat
endapan abu-
abu
16
Reagen CH3COCH3(aq) +
Tollens s+ 2Ag(NH3)2OH(aq)
aseton: tidak ↛
berwarna
Didiamkan :
tidak
berwarna
Dipanaskan=
tidakberwarn
a
17
Reagen Tollens
s+
sikloheksanon=
larutan
berwarna (aq) +
abuabu 2Ag(NH3)2OH(aq)
Didiamkan : ↛
larutan
berwarna abu-
abu
Dipanaskan :lar
utan berwarna
abu-abu pudar
18
2 Uji Fehling Fehling A: Fehling A: Fehling dapat
larutan larutan digunakan untuk
berwarna biru berwarna biru menguji aldehid.
Fehling B: Fehling B:
larutan tidak larutan
berwarna berwarna biru
19
Formaldehid: Reagen HCOH(aq) + Aldehid dapat
larutan tidak Fehling + 2Cu2+(aq) + bereaksi dengan
berwarna Formaldehid NaOH(aq) + fehling
: larutan
H2O(l) Cu2O(s) menghasilkan
berwarna
biru + HCOONa(aq) + endapan merah
Reagen 4H+(aq) bata sedangkan
Fehling + keton tidak dapat
Formaldehi bereaksi dengan
d+ fehling
dipanaskan:
membentuk
endapan
merah bata,
20
Sikloheksano Reagen
n: larutan Fehling +
tidak sikloheksano
berwarna n: larutan
berwarna
(aq) + 2Cu2+(aq) +
biru
Reagen NaOH(aq)
Fehling + +H2O(l) ↛
sikloheksano
n+
dipanaskan:
larutan
berwarna
biru
21
3 Natrium Natrium CH3COCH3(aq) + Keton dapat diadisi
bisulfit jenuh dengan
bisulfit jenuh:
+ aseton: NaHSO3(aq) menggunakan
larutan tidak larutan tidak larutan Natrium
berwarna Bisulfit
berwarna
Natrium
Aseton: larutan bisulfit jenuh
+ aseton +
tidak berwarna
etanol: larutan
Akuades: tidak keruh
berwarna
berwarna
putih (aq)
Etanol: larutan Natrium
bisulfit jenuh
tidak berwarna
+ aseton +
HCl pekat: etanol + HCl:
larutan tidak larutan tidak
berwarna berwarna
(endapan
larut)
Jumlah tetesan (aq) + HCl(aq)
HCl pekat: NaO(s) +
300 tetes H3CCOCH3(aq)
(penetesan + SO2(g)
HCl hingga
endapan larut)
22
4 Fenilhidrazin: Fenilhidrazin Benzaldehid
larutan + dapat bereaksi
Benzaldehid: dengan
berwarna terbentuk 2 fenilhidrazin
kuning lapisan larutan, yang ditandai
lapisan bagian dengan adanya
Benzaldehid: (aq) +
atas keruh perubahan warna
larutan tidak vanila, lapisan
dan endapan
bagian bawah
berwarna berwarna pada larutan.
23
Sikloheksanon: Sikloheksanon
Fenilhidrazin
larutan tidak
+ dapat bereaksi
berwarna Sikloheksanon
: terbentuk 2
dengan
lapisan, larutan (aq) + fenilhidrazinya
(filtrat)
ng ditandai
berwarna putih
keruh, endapan dengan adanya
berwarna
perubahan
kuning di (aq) ⇆
bagian atas warna dan
larutan.
endapan pada
Kristal +
etanol: larutan larutan.
berwarna
merah
kecoklatan −H2 O
Titik leleh (aq) →
Sikloheksanon
= 78C
(aq)
24
5 Aseton: larutan aseton + CH3COHCH3 Aseton dapat
tidak berwarna NaOH: larutan (aq) + 3I2 (aq) membentuk
Larutan NaOH + 3NaOH (aq) iodoform
tidak berwarna tidak berwarna I3CCOCH3 dengan
Larutan aseton + NaOH (s) + 3HI (aq) terbentuknya
isopropyl + I2: larutan + 2H2O (l) endapan warna
alkohohol : kuning
berwarna
larutan tidak
kuning dan
berwarna
terbentuk
Larutan I2 :
larutan endapan
berwarna kuning.
kuning
25
Isopropil Isopropil CH3CHOHCH3(a Isopropil
q) + I2(aq) + alkohol dapat
alkohol: alkohol +
NaOH(aq) bereaksi dan
larutan tidak NaOH: larutan CH3COCH3(aq) + NaOH dan I2
berwarna tidak berwarna 2HI(aq) + dengan
2H2O(l) membentuk
Isopropil CH3COCH3(aq) + iodoform
alkohol + 3I2(aq) + dengan
NaOH + I2: 3NaOH(aq) terbentuk
larutan I3CCOCH3(s) +
endapan warna
berwarna 3HI(aq) +
kuning lebih
kuning dan 2H2O(l)
sedikit
terbentuk I3CCOCH3(s) +
endapan NaOH(aq)
kuning. CHI3(aq) +
CH3COONa(aq)
26
6 NaOH 1%: NaOH + 2CH3COH(aq) Asetaldehid
Asetaldehid: + OH-(aq) direaksikan
larutan tidak
larutan tidak CH3CHOHCH2
berwarna berwarna kalor dengan basa
NaOH + COH(aq) →
larutan tidak CH3CHCHCO membentuk
Asetaldehid +
berwarna dikocok + H(aq) + H2O(l) aldol
dipanaskan:
Asetaldehid:
larutan
larutan tidak
berwarna
berwarna kuning dan
lama-kelamaan
berubah warna
menjadi
orange (++)
serta terbentuk
endapan merah
bata
Bau: berbau
tengik
27
7 Asam cuka: Asam cuka + CHOOH(aq) + Asam
larutan tidak
kalium 2MnO4-(aq) karboksilat
permanganat: 2MnO2(s) + dapat
berwarna larutan 2OH-(aq) + dioksidasi
Kalium berwarna ungu 2H2O(l) +
permanganat: pekat. 3CO2(g)
larutan
berwarna ungu
28
Natrium asetat: Natrium asetat CH3COONa(a Warna yang
dihasilkan
larutan tidak + besi (II) q) + FeCl3(aq)
berbeda.
berwarna klorida: larutan 3CH3COO-
Besi (II) berwarna (aq) +
klorida: larutan merah
Fe3+(aq) +
berwarna
kuning Natrium asetat 3NaCl(aq)
+ besi (II) FeCl3(aq) +
klorida + K4[Fe(CN)6](a
q)
dipanaskan: Fe4[Fe(CN)6]3(
larutan aq) + KCl(aq)
berwarna
merah
kecoklatan
Filtrat +
K4[Fe(CN)6]:
larutan
berwarna biru
kehijauan
29
I. Analisis dan Pembahasan
Pada percobaan ini memiliki empat tujuan yaitu :
1. Mengidentifikasi senyawa organik yang mengandung gugus aldehid
2. Mengidentifikasi senyawa organik yang mengandung gugus keton
3. Mengidentifikasi senyawa organik yang mengandung gugus
karboksilat
4. Membedakan antara aldehid, keton dan karboksilat yang terdapat di
dalam senyawa organic
Untuk membedakan antara aldehid, keton dan karboksilat terdapat
beberapa cara, yaitu :
1. Uji tollens
Langkah pertama adalah menyiapkan beberapa buah tabung
reaksi dan pipet yang sudah dicuci bersih dan setelah itu dikeringkan
dengan menggunakan oven. Hal ini bertujuan agar reagen tollens yang
terbentuk tidak terkontaminasi dengan zat lain (zat pengotor). Langkah
selanjutnya adalah memasukan 1 mL AgNO3 1 % ke dalam tabung
reaksi, setelah itu ditambahkan 1 mL NaOH 5%. Setelah itu akan
terbentuk endapan berwarna abu-abu. Endapan tersebut adalah endapan
Ag2O. dibawah ini adalah reaksinya :
2 AgNO3 (aq) + 2 NaOH (aq) → Ag2O (s) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l)
a. Tabung 1 (Asetaldehid)
30
Langkah pertama adalah memasukkan 2 tetes asetaldehid pada
tabung reaksi yang sudah terisi oleh 1 mL reagen tollens. Saat
didiamkan selama 10 menit, tidak ada perubahan yang terjadi.
Langkah berikutnya yaitu menempatkan tabung reaksi pada air
hangat selama 5 menit. Saat ditempatkan di air hangat, terbentuk
cermin perak pada larutan. Berikut adalah reaksinya :
c. Tabung 3 (aseton)
Langkah pertama adalah memasukkan 2 tetes aseton pada
tabung reaksi yang sudah terisi oleh 1 mL reagen tollens. Saat
didiamkan selama 10 menit, tidak ada perubahan yang terjadi.
Langkah berikutnya yaitu menempatkan tabung reaksi pada air
31
hangat selama 5 menit. Saat ditempatkan di air hangat, tidak
terjadi perubahan pada larutan. Berikut adalah reaksinya :
CH3COCH3(aq) + 2Ag(NH3)2OH(aq) ↛
d. Tabung 4 (sikloheksanon)
Langkah pertama adalah memasukkan 2 tetes sikloheksanon
pada tabung reaksi yang sudah terisi oleh 1 mL reagen tollens. Saat
didiamkan selama 10 menit, warna larutan berubah menjadi abu-
abu. Langkah berikutnya yaitu menempatkan tabung reaksi pada air
hangat selama 5 menit. Saat ditempatkan di air hangat, larutan
masih berwarna abu-abu. Secara teori, sikloheksanon tidak dapat
bereaksi dengan tollens. Kegagalan pada percobaan ini
dimungkinkan karena adanya zat pengotor yang ada di pipet atau
tabung reaksi Berikut adalah reaksinya :
(aq) + 2Ag(NH3)2OH(aq) ↛
2. Uji Fehling
Pada percobaan ini menggunakan prisnsip reduksi oksidasi.
Aldehid akan dengan mudah dioksidasi menghasilkan asam
karboksilat, sehingga aldehid merupakan oksidator kuat. Sedangkan
keton, sulit untuk dioksidasi karena dalam oksidasi keton terdapat
pemutusan ikatan karbon-karbon.
Langkah pertama adalah menyiapkan 1 buah tabung reaksi yang
sudah dicuci bersih dan setelah itu dikeringkan. Langkah selanjutnya
adalah memasukan 5 mL fehling A dan 5 mL fehling B pada satu tabung
32
sehingga terbentuk reagen fehling. Langkah selanjutnya adalah
menyiapkan 3 tabung reaksi yang masing-masing ditambahkan 3 mL
larutan fehling.
a. Tabung 1 (Formaldehid)
Langkah pertamaadalah dimasukan 2 tetes formaldehid pada
tabung reaksi yang sudah terisi oleh larutan fehling. Setelah itu
tabung reaksi dipanaskan menggunakan penanggas air dan dimatai
perubahannya selama 15 menit. Sebelum dipanaskan larutan
tersebut berwarna biru, akan tetapi setelah dilakukan pemanasan
terbentuk endapan warna merah bata. Ini berarti formaldehid dapat
bereaksi dengan pereaksi fehling. Formaldehid dapat dioksidasi
oleh ion Cu2+ dalam pereaksi fehling, karena formaldehid
mempunyai atom hidrogen yang terikat langsung pada karbon
karbonilnya. Formaldehid dalam pereaksi fehling akan mereduksi
tembaga, sehingga terbentuk endapan Cu2O yang berwarna merah
bata. Reaksi yang terjadi :
b. Tabung 2 (Aseton)
Langkah ppertama dimasukkan 2 tetes aseton pada tabung
reaksi yang sudah terisi oleh larutan fehling. Setelah itu tabung
reaksi dipanaskan menggunakan penanggas air dan diamati
perubahannya selama 15 menit. Sebelum dipanaskan larutan
tersebut berwarna biru dan setelah dilakukan pemanasan larutan
tidak mengalami perubahan. Ini berarti aseton tidak dapat bereaksi
dengan pereaksi fehling. Hal ini karena aseton tidak bisa dioksidasi
dengan oksidator lemah (larutan fehling). . Hal ini juga terjadi juga
karena karena suatu gugus keton (aseton) tidak mengikat atom H
sehingga tidak dapat membentuk garam asam karboksilat. Berikut
adalah reaksinya :
33
H3CCOCH3(aq) + 2Cu2+(aq) + NaOH(aq) + H2O(l) ↛
c. Tabung 2 (Sikloheksanon)
Langkah ppertama dimasukkan 2 tetes sikloheksanon pada
tabung reaksi yang sudah terisi oleh larutan fehling. Setelah itu
tabung reaksi dipanaskan menggunakan penanggas air dan diamati
perubahannya selama 15 menit. Sebelum dipanaskan larutan
tersebut berwarna biru dan setelah dilakukan pemanasan larutan
tidak mengalami perubahan. Ini berarti sikloheksanon tidak dapat
bereaksi dengan pereaksi fehling. Hal ini karena sikloheksanon
tidak bisa dioksidasi dengan oksidator lemah (larutan fehling). .
Hal ini juga terjadi juga karena karena suatu gugus keton (aseton)
tidak mengikat atom H sehingga tidak dapat membentuk garam
asam karboksilat. Berikut adalah reaksinya :
3. Adisi Bisulfit
Percobaan ini didasarkan pada prinsip reaksi adisi. Reaksi ini
ditandai dengan terputusnya ikatan pi dan terbentuknya ikatan sigma
baru dengan atom atau gugus-gugus lain.
34
bisulfat jenuh. Selanjutnya ditunggu 5 menit, untuk mengetahui terjadi
reaksi/tidak.Setelah 5 menit, Erlenmeyer diambil dan ditambahkan 10
mL. Etanol ditambahakan berfungsi sebagai salah satu bahan yang akan
bereaksi membentuk endapan.
35
4. Uji Fenilhidrazin
Pada percobaan ini yaitu pengujian dengan fenilhidrasin yang
bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa aldehid dan keton. Dari
pengujian ini nantinya dapat diketahui apakah aldehid maupun keton
dapat bereaksi dengan turunan amina (fenilhidrazin) sehingga
dihasilkan fenilhidrazon.
(aq) + (aq) ⇆
−H2 O
(aq) → (aq)
36
Selanjutnya setelah endapan sudah terbentuk dengan
sempurna, endapan dipindahkan ke kaca arloji untuk proses
pengeringan. ditambahakn etanol (tidak berwarna) sebanyak 3-5
tetes. Hal ini dilakukan untuk mengendapkan lagi dan
memperbanyak jumlah endapan. sebagai wadah untuk
mengeringkan suatu bahan dalam desikator. Membutuhkan waktu
sekitar 1 hari agar endapan kering. Pengeringan dilakukan dengan
desikator. Desikator adalah alat untuk menyimpan dan
mengeringkan atau menghilangkan kadar air pada bahan yang
mudah bepengaruh pada kelembaman.
(aq) + (aq) ⇆
37
−H2 O
(aq) → (aq)
38
benzaldehid, sikloheksanon lebih rendah titik lelehnya dibanding
benzaldehid, hal ini dikarenakan pada keton tidak terdapat ikatan
hidrogen antar molekul sehingga mengakibatkan ikatannya lemah
sehingga titik lelehnya rendah menyebabkan sikloheksanon lebih
banyak membutuhkan kalor untuk memutuskan ikatan rangkapnya.
5. Reaksi Haloform
Percobaan ini didasarkan pada prinsip reaksi haloform.
Reaksi ini biasanya digunakan untuk mengenali adanya metil-keton.
Atom hydrogen yang terikat pada atom karbon alfa dari aldehid dan
keton mudah diganti oleh halogen di dalam larutan biasa. Oleh
karena itu, reaksi ini dapat digunakan untuk menyediakan iodoform,
bromoform maupun iodoform (senyawa golongan halogen). Dalam
percobaan ini akan dibuat reaksi haloform berupa iodoform.
39
Langkah pertama adalah mengukur 3 mL larutan NaOH
5 % dengan menggunakan gelas ukur, pipet tetes dan gelas
kimia. Selanjutnya, NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi
II. NaOH ini berfungsi sebagai menjaga larutan agar tetap basa.
Ditambahkan 5 tetes 3-pentanon (tidak berwarna) ke dalam
tabung.
6. Kondensasi Aldol
Percobaan ini didasarkan pada prinsip reaksi kondensasi
aldol. Kondensasi aldol adalah suatu reaksi penyatuan atom-atom
dalam suatu molekul atau alam molekul-molekul yang berbeda dan
membentuk senyawa baru yang lebih kompleks.
40
pengikat ikatan H dari asetaldehid untuk membentuk H2O dan
dilepas dan juga menjaga larutan agar tetap basa. Ditambahkan 0,5
mL asetaldehid ke dalam erlenmeyer. Kemudian diguncangkan
dengan baik dan diamati sekaligus dicium baunya. Dari reaksi ini
terbentuk bau tengik (bau asetaldehid).
kalor
2CH3COH(aq) + OH-(aq) CH3CHOHCH2COH(aq) →
CH3CHCHCOH(aq) + H2O(l)
7. Identifikasi Karboksilat
Percobaan ini didasarkan pada prinsip terbentuknya reaksi
kompleks dan redoks.
41
CHOOH(aq) + 2MnO4-(aq) 2MnO2(s) + 2OH-(aq) +
2H2O(l) + 3CO2(g)
b. Tabung reaksi II
Langkah pertama adalah mengukur 5 mL larutan
CH3COONa dengan menggunakan gelas ukur, pipet
tetes dan gelas kimia. Selanjutnya dimasukkan ke dalam
tabung reaksi II. Kemudian ditambahkan 3 mL larutan
FeCl3 5 %. Larutan FeCl3 berfungsi sebagai pembentuk
senyawa kompleks yang berwarna merah. Setelah
ditambahkan FeCl3 larutan menjadi berwarna merah. Hal
ini menunjukkan jika kompleks telah terbentuk.
42
J. Diskusi
Pada uji tollens, pada percobaan bagian sikloheksanon seharusnya
tidak bereaksi. Akan tetapi, pada percobaan yang kami lakukan justru
menghasilkan endapan. Pada bagian percobaan formalin, meskipun
terbentuk cermin perak juga disertai dengan endapan berwarna abu-abu.
Kegagalan ini dimungkinkan karena adanya zat pengotor yang ada pada
tabung reaksi dan pipet yang kurang kering.
K. Kesimpulan
1. Pada uji tollens
a. Reagen tollens dapat digunakan untuk membedakan senyawa
aldehid dan keton.
b. Aldehid dapat bereaksi dengan Tollens sedangkan Keton tidak
dapat bereaksi dengan Tollens.
2. Pada uji fehling
a. Fehling dapat digunakan untuk menguji aldehid
b. Aldehid dapat bereaksi dengan fehling menghasilkan endapan
merah bata sedangkan keton tidak dapat bereaksi dengan fehling.
3. Pada adisi bisulfit
Keton dapat diadisi dengan natrium bisulfit.
4. Fenilhidrazin
a. Aldehid dapat bereaksi dengan fenilhidrazin. Titik leleh : 111C
b. Keton dapat bereaksi dengan fenilhidrazin. Titik leleh : 78C
5. Reaksi haloform
a. Aldehid dapat membentuk iodoform dengan terbentuknya endapan
warna kuning berjumlah sedikit.
b. Keton dapat membentuk iodoform dengan terbentuknya endapan
warna kuning berjumlah banyak.
6. Kondensasi aldol
Aldehid direaksikan dengan basa menghasilkan aldol.
7. Identifikasi asam karboksilat
a. Asam karboksilat dapat dioksidasi.
b. Warna yang dihasilkan sedikit berbeda.
43
Daftar Pustaka
44
Jawaban pertanyaan
45
Dokumentasi
Proses pembuatan
1. reagen Tollens, AgNO3
1% + NaOH 5%
2. Reagen Tollens
Aldehid bereaksi
3. formalin benzaldehid dengan reagen Tollens
46
Keton tidak bereaksi
4.
dengan reagen Tollens
aseton
sikloheksanon
Identifikasi asam
karboksilat
5.
Asam cuka + KMnO4
1N
47
Filtrat dari CH3COONa
+ FeCl3 + K4FeCN6
6.
dibandingkan dengan
larutan FeCl3
Fenilhidrasin +
7.
sikloheksanon
Fenilhidrasin +
8.
sikloheksanon + etanol
48
Hablur hasil
9. Fenilhidrasin +
sikloheksanon + etanol
49
12. Hasil reaksi iodoform
50
Hasl reaksi reagen
fehling dengan
15.
formaldehid, aseton,
siklohekanon
Pendinginan larutan
16. natrium bisulft jenuh,
dan penambahan aseton
Penyaringan hasil
17. endapan putih dari
natrium bisulft + aseton
51
Endapan bisulfit yang
18. telah di tetesi 110 tetes
HCl kembali larut
52