URAIAN TEORITIS
sangatlah penting. Hal ini dapat kita mengerti karena tanpa sumber daya manusia
maka semakin sulit pula pengelolaan sumber daya manusianya, untuk itu sangat
dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial. Manajemen sumber daya manusia
dalam organisasi.
6
7
terwujudnya tujuan.
rencana.
perusahaan.
mereka nyaman bekerja sama dalam jangka waktu yang lama dalam
perusahaan.
legal. Guna mencapai tujuan manajemen sumber daya manusia, maka sumber
9
daya manusia harus dikembangkan dan dipelihara agar semua fungsi organisasi
dapat berjalan seimbang. Kegiatan sumber daya manusia merupakan suatu bagian
proses manajemen sumber daya manusia yang paling sentral dan merupakan suatu
A. Pengertian pelatihan
manusia dan juga merupakan salah satu praktek manajemen sumber daya manusia
pengembangan sumber daya manusia yang menuju kepada perbaikan kinerja. Jadi
pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu karyawan
melaksanakan pekerjaannya.
10
pekerjaan.
masing. Secara garis besar pelatihan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan
baik dan terarah serta membantu karyawan memperoleh pengetahuan umum dan
harus diadakan sebagai salah satu upaya untuk peningkatan kinerja sumber daya
manusia, yang merupakan suatu siklus yang harus dilakukan secara terus menerus.
B. Tujuan Pelatihan
Menurut Carrell dan Kuzmits (1982 : 278), tujuan utama pelatihan dapat
teknologi.
kompeten.
maksimal.
C. Manfaat Pelatihan
pelatihan yang diadakan oleh perusahaan seperti yang dinyatakan oleh Flippo
seumur hidup.
pengelolaan SDM yang baik akan lebih menguntungkan bagi kedua belah
mereka.
D. Metode Pelatihan
pekerjaan pegawai, dan berbagai faktor lainnya seperti waktu, biaya, jumlah
peserta, tingkat pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta, dan lain
pegawai yang efektif apabila sesuai dengan tujuan dan sasaran pelatihan.
absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori
a. Rotasi jabatan.
c. Magang (apprenticeships).
d. Coaching.
e. Penugasan sementara.
mengamati karyawan lain yang sedang bekerja. Aspek lain dari on the job
memperhatikannya.
2. Vestibule (Balai)
Suatu vestibule adalah suatu ruangan isolasi atau terpisah yang digunakan
untuk tempat pelatihan bagi karyawan baru yang akan menduduki suatu
job. Metode vestibule sangat cocok untuk banyak peserta (karyawan baru)
yang dilatih dengan macam pekerjaan yang sama dan waktu yang sama.
4. Simulation (Simulasi)
5. Apprenticeship (Magang)
Menurut Dessler (2006:281) ada lima langkah yang harus dilakukan dalam
tersebut adalah:
Untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, maka ada tiga hal yang
untuk kerja merupakan dua hal yang dapat diperlajari dari perilaku
dibutuhkan.
2. Merencanakan Intruksi
3. Validasi
17
4. Implementasikan Program
ditargetkan.
digunakan yaitu :
Reaksi peserta terhadap isi dan proses dapat diukur dengan cara
menyebarkan kuesioner.
b. Pengetahuan
dengan mengadakan pre test yakni tes sebelum pelatihan dan post test
c. Perubahan perilaku
18
setelah pelatihan dilakukan. Ini memang tugas yang sulit, tetapi dapat
F. Indikator Pelatihan
(2013:62), diantaranya:
1. Jenis Pelatihan
2. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan harus konkret dan dapat diukur, oleh karena itu pelatihan
diterapkan.
3. Materi
19
keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktekkan oleh
organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar
pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang diyakini dan dijiwai oleh seluruh
sehingga akan menjadi sebuah nilai atau aturan di dalam organisasi tersebut.
organisasi, pastinya memiliki fungsi dan manfaat yang berguna bagi suatu
sebagai berikut:
yang lain.
organisasi.
Oleh karena itu, pengkajian terhadap budaya organisasi sebagai salah satu aspek
dari perilaku organisasi, secara keilmuan memiliki arti penting karena dapat turut
kepentingan individu.
yang menjadi pedoman tingkah laku dan pembuatan keputusan anggota organisasi
arti penting baik dilihat dari segi kepentingan keilmuan maupun dari segi
pragmatisnya.
Budaya perusahaan merupakan suatu hal yang sangat kompleks. Untuk itu,
lain:
1. Kepemimpinan
Perubahan budaya kerja yang slow down diharapkan dapat diubah dengan
2. Inovasi
pendekatan “pakai tradisi yang ada” dan memakai metode – metode yang
3. Inisiatif individu
meningkatkan kinerjanya.
5. Pengarahan
sumber daya manusia atas hasil kerjanya. Harapan dapat dituangkan dalam
6. Integrasi
24
jauh keterkaitan dan kerja sama ditekankan dan seberapa besar rasa saling
7. Dukungan manajemen
8. Pengawasan
9. Identitas
karyawan.
persoalannya hal ini tidak akan berhenti pada apakah budaya organisasi yang ada
disukai atau tidak. Namun diharapkan setelah nilai-nilai dan karakteristik budaya
yang lebih besar adalah kepada terbentuknya budaya yang lebih kuat.
fenomena budaya yang tampak bagi yang mengamatinya dan hal ini dapat
berwujud mulai dari tingkatan yang paling nyata sehingga dapat dilihat dan
dirasakan sampai kepada tingkatan yang tertanam sebagai asumsi yang tidak
sebagainya.
mendukung.
dasar manusia.
prinsip sosial, tujuan dan standar yang dianut dalam suatu budaya, sedangkan
sebagai berikut :
diterima secara benar dengan cara yang tepat dalam sebuah organisasi.
2. Kerjasama
sebesar-besarnya.
3. Penampilan karyawan
penampilannya.
pada bawahannya.
formal.
28
A. Pengertian pelatihan
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang.
Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan hasil kerja,
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
maka pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan
perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan
hasil yang telah dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kinerja merupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
program pendidikan dan pelatihan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
dominan pengaruhnya. Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat dari hasil
rancangan tugas.
kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation), yang
2. Faktor Motivasi
tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, penerimaan atas
penjelasan delegasi tugas, dan peran serta tingkat motivasi pekerja. Apabila
kinerja setiap individu atau karyawan baik, maka diharapkan kinerja perusahaan
faktor internal antara lain: kompetensi, disiplin kerja, kepuasan kerja dan motivasi
C. Kriteria Kinerja
pemegang jabatan, suatu tim, dan suatu unit kerja. Secara bersama-sama dimensi
itu merupakan harapan kinerja yang berusaha dipenuhi individu tim guna
Menurut Schuler dan Jackson 2004 (dalam Harsuko 2011) bahwa ada 3
Menurut Bernandin & Russell (2001 dalam Riani 2011) kriteria yang
D. Indikator Kerja
1. Prestasi kerja
i. Pencapaian target
34
ii. Keterampilan
iii. Kepuasan
iv. Inisiatif
v. Tingkat Kehadiran
karyawan tersebut.
vi. Ketaatan
kerja.
vii. On time
35
Ontime yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam suatu periode
pekerjaan.
(reward).
kerja.
kinerja pegawai.
terdahulu sebagaimana yang diuraikan di atas dapat di lihat pada Tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Metode Analisis
Metode Analisis
Metode Analisis
KutaBali
Metode Analisis
pencapaian suatu organisasi. Hal ini tidak terkecuali pada lingkungan sebuah
oleh staf dalam lingkungan kerjanya. Dengan diterapkannya kedua hal tersebut
Kondisi yang terjadi saat ini adalah penerapan pelatihan dan budaya
organisasi tersebut sudah mulai berkurang. Hal tersebut terjadi karena yayasan
lebih memprioritaskan pencapaian target program kerja sesuai date line dan
dan kualitas kerja dari staf. Selain hal tersebut keterbatasan kapasitas staf lokal
pelatihan dan budaya organisasi dengan kinerja pegawai. Budaya organisasi yang
Melalui komitmen pegawai inilah akan berpengaruh kepada kinerja pegawai yang
kinerja pegawai. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan bagan kerangka pikir.
Pelatihan (X1) H1
H2
Kinerja Staf (Y)
H3
Budaya Organisasi (X2)
2.4 Hipotesis
ini, yaitu: