Anda di halaman 1dari 4

PROFIL PENULIS

Nama Lengkap : Riskawati, S.Pd

Tempat, Tanggal Lahir : Unaaha, 27 Mei 1986

Pekerjaan : Guru

Jabatan : Guru Kelas

Alamat : Jln. Patimura No.30 A, Kecamatan Puuwatu

Provinsi : Sulawesi Tenggara


ICE BREAKING DALAM PEMBELAJARAN

Oleh:

Riskawati, S.Pd

Dalam pembelajaran, tentunya kita mengharapkan hasil yang maksimal dari peserta
didik kita. Berbagai upaya pasti telah kita lakukan untuk pencapaian keberhasilan tersebut.
Mulai dari merancang pendekatan, strategi pembelajaran yang tepat, model-model
pembelajaran yang sesuai bahkan media pembelajaran yang canggih. Namun terkadang apa
yang kita harapkan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Penyebab kesulitan belajar secara
maksimal pada siswa meliputi dua faktor, yaitu faktor intern (faktor yang berasal dari diri siswa) dan faktor
ekstern (factor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor Intern meliputi keadaan fisik, keadaan emosi, gangguan
psikis, intelegensi bakat khusus dan perhatian. Faktor ekstern meliputi keadaan keluarga, sekolah dan
masyarakat.

Kurangnya konsentrasi dan minat siswa terhadap materi pembelajaran adalah salah satu faktor intern
yang menyebabkan hasil belajar siswa kurang maksimal. Mengapa hal tersebut sering terjadi? Ada beberapa
penyebabnya, antara lain:

1. Adanya kejenuhan, kebosanan maupun kebekuan suasana dalam proses belajar mengajar. Bisa
dibayang jika proses belajar mengajar dimulai jam 7 pagi hingga jam 12 atau jam 1 siang bahkan
hingga sore hari.
2. Ada keterbatasan konsentrasi seseorang dalam menyerap informasi, kemampuan rata-ratanya 20 - 30
menit.
3. .Beragamnya kondisi para peserta didik sebelum memulai proses belajar mengajar.
Solusi untuk permasalahan diatas adalah guru harus menyiapkan Ice breaking dalam pembelajaran
dikelas. Apakah Ice breaking itu? Menurut Syam Mahfud (2010) ice breaking adalah suatu
aktivitas kecil dalam suatu acara yang bertujuan agar peserta mengenal peserta lain dan
merasa nyaman dengan lingkungan barunya. Kegiatan ini biasanya berupa suatu humor,
kadang, kegiatan berupa informasi, pencerahan, atau dapat juga dalam bentuk permainan
sederhana. Selanjutnya ice breaking bisa diartikan sebagai usaha untuk memecahan atau
mencairkan suasana yang kaku seperti es agar menjadi lebih nyaman mengalir dan santai. Hal
ini bertujuan agar materi-materi yang disampaikan dapat diterima (Nida, 2011)

. Dari beberapa pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa ice breaking merupakan
suatu aktivitas kecil dalam suatu kegiatan sebagai usaha untuk memecah suasana beku/ kaku
agar peserta merasa nyaman dengan lingkungannya dan meningkatkan motivasi peserta untuk
mengikuti kegiatan yang sedang dijalani

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata setiap orang untuk dapat berkonsentrasi pada
satu fokus tertentu hanyalah sekitar 15 menit. Setelah itu konsentrasi seseorang sudah tidak
lagi dapat fokus. Dalam suatu pelatihan atau pembelajaran, hal tersebut perlu mendapatkan
perhatian yang serius. Seorang Guru harus peka ketika melihat gejala yang menunjukkan
bahwa peserta sudah tidak dapat konsentrasi lagi. Oleh karena itu, Ice Breaking bertujuan untuk :

1. Mengarahkan otak agar berada pada kondisi gelombang alfa (8 s/d 13 Hz)
2. Membangun kembali suasana belajar agar serius, santai dan menyenangkan
3. Menjaga stabilitas kondisi psikis maupun pisik para audien (peserta belajar agar senantiasa segar dan
nyaman dalam menyerap informasi

Manfaat Ice Breaking dalam pembelajaran adalah terjadinya proses penyampaian dan penyerapan
informasi secara optimal bahkan maksimal. Selain itu, dapat menumbuhkan motivasi para guru dan peserta
belajar dalam proses belajar mengajar . Dengan demikian dapat menguatkan hubungan antara guru
dan peserta belajar.

Ada banyak macam ice breaking yang dapat digunakan dalam pelatihan, beberapa
diantaranya sebagai berikut:

1. Tepuk Tangan
2. Menyanyi
3. Senam
4. Teka – Teki / Kuis
5. Permainan
6. Bercerita / Story Telling
7. Games / Permainan
8. Kalimat Pembangkit Semangat
9. Kalimat Indah Penuh Makna
10. Brain Gym / Senam Otak

Anda mungkin juga menyukai