Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

U DENGAN CHRONIC KIDNET


DISEASE (CKD) DIRUANGAN HEMODIALIS (HD) RSUD SARAS
HUSADA PURWOREJO

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chronic Kidney Disease, (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. Diperkirakan hingga tahun
2015 Data WHO dengan kenaikan dan tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang
2011 sebanyak 36 juta orang warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic Kidney
Disease (CKD). (Data survey, 2011)
Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari
Penetri (Persatuan Nefrologi Indonesia) sampai 2 Januari 2011 di perkirakan ada 70 ribu
penderita gagal ginjal di Indonesia yang membutuhkan cangkok ginjal.
Di Provinnsi Sulawesi Utara sendiri kenaikannya mencapai 32% dari tahun 2009 lalu
akibat banyaknya jumlah wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang dating berwisata,
wisatawan-wasatawan tersebut banyak mengidap penyakit penyakit Cronic Kidney
Disease (CKD) itu yang menjadi salah satu faktor banyaknya penderita gagal ginjal akut di
Kota Pariwisata itu (Manado Kidney Care center, 2011).
Pelayanan asuhan keperawatan di tujukan untuk mempertahankan, meningkatkan
kesehatan dan menolong individu untuk mengatasi secara tepat masalah kesehatan sehari-
hari, penyakit, kecelakaan, atau ketidak mampuan bahkan kematian (Depkes 2004).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Cronic
Kidney Disease (CKD).
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah yang berhubungan
dengan Cronic Kidney Disease (CKD).
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan Cronic Kidney Disease
(CKD).
c. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan Cronic Kidney
Disease (CKD).
d. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan Cronic Kidney Disease
(CKD).
e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Cronic Kidney
Disease (CKD).
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada klien dengan Cronic
Kidney Disease (CKD).
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur
yang ada, baik di buku, jurnal maupun di internet.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari empat bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis terdiri dari : pengertian, anatomi fisiologis, klasifikasi, etiologi,
patofisiologi dan pathway, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan
pemeriksaan penunjang.
BAB III : Laporan kasus terdiri dari : pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Cronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan ginjal yang progresif dan
irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan uremia (retensi urin dan sampah nitrogen
lain dalam darah)
Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Gagal ginjal
kronis terjadi dengan lambat selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dengan
penurunan bertahap dengan fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-gejala,
menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Gagal ginjal kronis biasanya akibat
akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Gangguan fungsi ginjal adalah
penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang dan berat.

B. Etiologi

Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak nefron ginjal.
Sebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan bilateral.
1. Infeksi : pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan : glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif : nefrosklerosis benigna
nefrosklerosis maligna
stenosis arteri renalis
4. Gangguan jaringan penyambung : SLE
Poli arteritis nodosa
Sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan congenital dan herediter : Penyakit ginjal polikistik
Asidosis tubuler ginjal
6. Penyakit metabolic : DM,Gout
7. Nefropati obstruktif : Penyalahgunaan analgetik
8. Nefropati toksik : penyalahgunaan analgetik
Nefropati timbal

C. Patofisiologi

Ginjal mempunyai kemampuan nyata untuk mengkompensasi kehilangan nefron


yang persisten yang terjadi pada gagal ginjal kronik. Jika angka filtrasi glomerolus
menurun menjadi 5-20 ml/menit/1,73 m2, kapasitas ini mulai gagal. Hal ini menimbulkan
berbagai masalah biokimia berhubungan dengan bahan utama yang ditangani ginjal.
Ketidakseimbangan natrium dan cairan terjadi karena ketidakmampuan ginjal
untuk memekatkan urin. Hiperkalemia terjadi akibat penurunan sekresi kalium. Asidosis
metabolik terjadi karena kerusakan reabsorbsi bikarbonat dan produksi ammonia.
Demineralisasi tulang dan gangguan pertumbuhan terjadi akibat sekresi hormon paratiroid,
peningkatan fosfat plasma (penurunan kalsium serum, asidosis) menyebabkan pelepasan
kalsium dan fosfor ke dalam aliran darah dan gangguan penyerapan kalsium usus. Anemia
terjadi karena gangguan produksi sel darah merah, penurunan rentang hidup sel darah
merah, peningkatan kecenderungan perdarahan (akibat kerusakan fungsi trombosit).
Perubahan pertumbuhan berhubungan dengan perubahan nutrisi dan berbagai proses
biokimia

D. Manifestasi Klinis
Meskipun gejala yang dialami anak bervariasi berdasarkan proses penyakit yang
berbeda – beda, penyakit paling umum yang berhubungan dengan GGK adalah sebagai
berikut :
1. Ketidakseimbangan cairan
a. Kelebihan cairan : edema, oliguri, hipertensi, gagal jantung kongestif
b. Penipisan volume vaskuler : poliuria, penurunan asupan cairan, dehidrasi
2. Ketidakseimbangan elektrolit
a. Hiperkalemia : gangguan irama jantung, disfungsi miokardial
b. Hipernatremia : haus, stupor, takikardia, membran kering, peningkatan refleks tendon
profunda, penurunan tingkat kesadaran
c. Hipokalemia dan hiperfosfatemia : iritabilitas, depresi, kram otot, parastesia, psikosis,
tetani
d. Hipokalemia : penurunan reflek tendon profunda, hipotonia, perubahan EKG
3. Ensefalopati dan neuropati uremik
a. Gatal gatal
b. Kram dan kelemahan otot
c. Bicara tidak jelas
d. Parastesia telapak tangan dan telapak kaki
e. Konsentrasi buruk
f. Mengantuk
g. Tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial
h. Koma
i. Kejang
4. Asidosis : takipnea
5. Anemia dan disfungsi sel darah
a. Pucat
b. Kelemahan
c. Perdarahan ( stomatitis, feses berdarah )
6. Disfungsi pertumbuhan
a. Pertumbuhan tulang yang abnormal
b. Perkembangan seksual yang terhambat
c. Malnutrisi dan pelisutan otot
d. Selera makan buruk
e. Nyeri tulang
f. Ketidakteraturan menstruasi.

E. Pathway
F. Komplikasi

1. Hiperkalemia akibat penurunana ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan


diet berlebih.
2. Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialysis yang tidak adekuat
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-angiotensin-
aldosteron
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastrointestinal akibat iritasi toksin dna kehilangan drah selama hemodialisa
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang
rendah dan metabolisme vitamin D abnormal.
Penatalaksanaan
1. Dialisis
2. Obat-obatan : anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium,
furosemide
3. Diit rendah uremi.
(Smeltzer. C, Suzanne, 2002)
Pemeriksaan penunjang
1.Laboratorium
a. Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal
-ureum kreatinin
-asam urat serum
b. Identifikasi etiologi gagal ginjal
-analisis urin rutin
-mikrobiologi urin
-kimia darah
-elektrolit
-imunodiagnosis
c. Identifikasi perjalanan penyakit
-progresifitas penurunan fungsi ginjal
- ureum kreatinin, klearens kreatinin test
H. Diagnosa yang sering muncul
a. Kelebihan volume cairan
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan
c. Perubahan pola eliminasi urin
d. Penurunan curah jantung
e. Pola nafas tidak efektif
f. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
g. Resiko tinggi infeksi
h. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
i. Resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
j. Resiko tinggi perubahan proses keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn S
DENGAN CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )
DI RUANG MELATI RSUD KALISARI BATANG

A. Identitas diri klien

Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Pandansari RT 5 / II Warungasem Batang
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Sumber informasi : Klien dan keluarga
Tgl pengkajian : 03 Desember 2015
Pnanggung jawab
Nama : Tn N
Umur : 35 tahun
Alamat : Pandansari RT 5 / II Warungasem Batang
Hubungan : Anak

B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Klien mengeluhkan lemas, sesak, dan batuk.
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien masuk rumah sakit melalui IGD pada tanggal 23 November 2015 dengan keluhan
sesak, mual, badan terasa lemah, terdapat edema pada ekstremitas bawah. Tanda-tanda
vital ketika masuk rumah sakit yaitu tekanan darah : 170/100, Nadi : 88x/i, RR : 28 x/i, S :
36,7 °C.
3. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga klien mengatakan klien pernah masuk rumah sakit sebelumnya dengan keluhan
sakit hipertensi. Keluarga klien mengatakan klien memiliki riwayat penyakit Diabetes
militus, hipertensi dan asma.
4. Diagnosa medis
Gagal ginjal stadium V

C. Pengkajian

1. Persepsi dan pemeliharan kesehatan


Menurut penuturan keluarga, Pasien memandang kesehatan sanggat penting untuk dijaga.
Jika klien merasakan sakit, demam, atau sekedar flu biasanya klien memeriksakan diri ke
Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Pola nutrisi
Program di RS: Tinggi protein
Intake makanan: klien makan 3x sehari.
Intake Cairan: Klien minum 4 gelas/hari, air putih dan teh.
Balance cairan :
- Input cairan :
Makan+minum :150
Air metabolisme : 275 cc (5cc/kg bb/hari) + 1775 cc
- output cairan :
Urine : 300 cc/ hari/24jam
Fases : 100 cc +
: 400 cc
- IWL = 15xBB = 15x63kg = 39,37 cc/jam
Balance cairan :
Input – output-IWL : 1775 cc – 400 cc  39,37
:+1335,63 cc
4. Pola eliminasi:
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa BAB 1x/hari pagi hari. Dan
Saat sakit klien belum pernah BAB, terpasang cateter dengan urin keluar 300 cc per 12
jam
5. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3


Makan / minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah / berjalan √
Ambulasi / ROM √
Keterangan:
0 : mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain 3: tergantung total
6. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien mulai tidur malam sekitar jam
22.00 kemudian subuh jam 04.30 bangun untuk melaksanakan solat subuh. Saat ini klien
hanya terbaring ditempat tidur, klien mengatakan badannya lemah.

7. Pola perceptual

Klien mengatakan nafasnya sesak, batuk tetapi tidak berdahak, badan terasa lemah, klien
mengatakan sesak nafas jika O2 dilepas, klien hanya mampu berbaring ditempat tidur,
semua kegiatan dilakukan di tempat tidur, termasuk toileting. Mata sedikit kurang jelas,
lapang pandang normal, pupil reaktif terhadap cahaya, Pendengaran tidak ada masalah,
Klien masih bisa merasakan rasa asin, manis, pahit, asem. Pengecapan klien masih
normal, nyeri dirasakan ketika ditusuk jarum pemasangan ases. Nyeri dirasakan selama 5
menit setelah dilakukan pemasangan asses, nyeri terasa pada tangan kanan dan pangkal
paha.

8. Pola persepsi diri


Klien mengatakan dirinya sangat ingin cepat sembuh, kembali kerumah dengan keadaan
sehat, dan ingin kembali melakukan aktifitas seperti biasa seperti sebelum masuk rumah
sakit. Klien berorientasi dan berhubungan baik dengan keluarga, petugas kesehatan dan
pengunjung. Klien tidak menunjukkan adanya menarik diri atau minder.

9. Pola seksulitas dan reproduksi


Klien sudah menikah dan mempunyai 3 anak dan saat ini istri klien sudah menopouse.

10. Pola peran dan hubungan


Saat ini klien tinggal bersama istri, klien mengatakan selama ini tidak ada masalah dalam
keluarga baik kepada istri maupun mertuanya. Klien juga mengatakan selama ini
berhubungan baik dengan semua anggota keluarga dan tetangga. Saat klien dirawatpun
keluarga terutama istri dan anaknya senantiasa mendampingi beliau.

11. Pola managemen koping stress


Dari penuturan keluarga pasien dalam memanagement stress keluarga membiasakan
berekreasi bersama atau hanya sekedar menonton TV.

12. Sistem nilai dan keyakinan


Klien dan keluarga beragama islam. Klien melakukan berbagai ikhtiar untuk keadaan nya
sekarang.

D. Pemeriksaan Fisik

1. Keluhan yang dirasakan saat ini:

Kesadarannya compos mentis, GCS 14. Klien merasakan badannya lemes


TD pre HD : 159/ 83mmHg
TD post HD: 150/79mmHg
RR: 26x/menit
HR: 78x/menit
S:36°C
BB pre HD : 63 kg
a. Kepala
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam dan sebagian beruban, lebat, kebersihan
kepala baik, rambut klien panjang lurus, tidak ada benjolan dan kelainan pada kepala,
penyebaran rambut merata
b. Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat serumen
c. Mata
Terdapat ikterik pada sklera, tidak strabismus, pupil Isokor, skrera anikterik mata pucat
dan tidak ada udema palpebra.
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, terpasang kanul oksigen 3 lpm
e. Mulut
Bibir lembab, gigi terdapat karies, mulut dan lidah bersih
f. Leher
Posisi leher baik, terdapat kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Thorax
Pergerakan dinding dada simetris, suara nafas vesikuler, perkusi: sonor.
h. Abdomen
perkusi: suara timpani, peristaltik usus 12x/menit.
i. Ekstremitas
Tidak ada luka dan dapat melakukan pergerakan dengan baik, terdapat udem pada
ekstremitas bawah, capillary refil 4 detik.

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah
Tanggal 24 November 2015
Parameter Nilai normal
HB 8,5 mg/dl 12-16 NORMAL
UREA 197 mg/dl 10-50 HIGH
CREATININ 8,46 mg/dl 0,5-1,2 HIGH
K 4,8 mmol/dl 3,4-5,4 NORMAL
NA 149 mmol/dl 135-155 NORMAL
Cl 97 mmol/dl 95-108 NORMAL
URIC ACID 7,8 mg/dl 3,4-7 HIGH
E. ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DO : Pola nafas tidak Depresi pusat
 klien tampak bernafas mengunakan efektif pernafasan
 Terpasang nasal kanul 3L/mnt
 Kesadarannya compos mentis, GCS 14.
Klien merasakan badannya lemes
TD pre HD : 159/ 83mmHg
TD post HD: 150/79mmHg
RR: 26x/menit
HR: 78x/menit
S:36°C
DS :
 Klien mengatakan nafas terasa sesak.
 klien mengatakan sesak nafas jika O2
dilepas.
 klien mengatakan batuk tetapi tidak ada
dahak
DS : Kelebihan Mekanisme
 Klien mengatakan BB terakhir adalah volume cairan pengaturan melemah
63 kg
DO :
 Ke dua kaki terlihat edema
 BAK kurang lebih 300 cc
 Capillary raffyl kurang lebih 4 detik
 Balance cairan +1335,63 cc
DS : Gangguan pefusi penurunan suplai
 Klien mengatakan lemes jaringan renal oksigen di ginjal
DO :
 Kesadarannya compos mentis, GCS 14.
Klien merasakan badannya lemes
TD pre HD : 159/ 83mmHg
TD post HD: 150/79mmHg
RR: 26x/menit
HR: 78x/menit
S:36°C
 Urea 197 mg/dl
 Creatinin 8,46 mg/dl
 Kedua kaki edema
DO : Intoleransi Kelemahan
menyeluruh
 klien hanya tiduran aktivitas
 klien tampak terbaring lemah
 Terpasang nasal kanul 3L/mnt
 konjungtiva anemis
 aktivitas dibantu keluarga
 Kesadarannya compos mentis, GCS 14.
Klien merasakan badannya lemes
TD pre HD : 159/ 83mmHg
TD post HD: 150/79mmHg
RR: 26x/menit
HR: 78x/menit
S:36°C
DS:
 klien mengatakan mengatakan
badannya lemas.
 klien mengatakan sesak nafas jika O2
dilepas.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasar analisa data dapat di simpulkan dianosa keperawatan sesuai dengan prioritas
masalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah
3. Gangguan pefusi jaringan renal berhubungan dengan penurunan suplai oksigen di ginjal
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dari kebutuhan
oksigen

G. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO HARI/ DX. NOC NIC
TANG KEPERAWATAN
GAL
1 Senin, Pola Nafas tidak Setelah dilakukan  Posisikan pasien
07 Des efektif berhubungan tindakan keperawatan untuk memaksimalkan
2015 dengan depresi pusat selama 3x24 jam ventilasi
pernafasan pasien menunjukkan  Pasang mayo bila
keefektifan pola nafas, perlu
dibuktikan dengan  Lakukan fisioterapi
kriteria hasil: dada jika perlu
Mendemonstrasikan  Keluarkan sekret
batuk efektif dan suara dengan batuk atau
nafas yang bersih, suction
tidak ada sianosis dan
 Auskultasi suara
dyspneu (mampu
nafas, catat adanya
mengeluarkan sputum,
suara tambahan
mampu bernafas dg
 Berikan
mudah, tidakada
bronkodilator
pursed lips)
 Berikan pelembab
Menunjukkan jalan
udara Kassa basah
nafas yang paten
NaCl Lembab
(klien tidak merasa
 Atur intake untuk
tercekik, irama nafas,
cairan
frekuensi pernafasan mengoptimalkan
dalam rentang normal, keseimbangan.
tidak ada suara nafas  Monitor respirasi dan
abnormal) status O2
Tanda Tanda vital  Bersihkan mulut,
dalam rentang normal hidung dan secret
(tekanan darah, nadi, trakea
pernafasan)  Pertahankan jalan nafas
yang paten
 Observasi adanya tanda
tanda hipoventilasi
 Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
 Monitor vital sign
 Informasikan pada
pasien dan keluarga
tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola
nafas.
 Ajarkan bagaimana
batuk efektif
 Monitor pola nafas

2 Senin Kelebihan Volume Setelah dilakukan  Pertahankan catatan


07 Des
Cairan berhubungan tindakan keperawatan intake dan output
2015
dengan Mekanisme selama 3 x 24 jam yang akurat
pengaturan Kelebihan volume  Pasang urin kateter
melemah cairan teratasi dengan jika diperlukan
kriteria:  Monitor hasil lab
 Terbebas dari edema, yang sesuai dengan
efusi, anaskara retensi cairan (BUN ,
 Bunyi nafas bersih, Hmt , osmolalitas
tidak ada urin )
dyspneu/ortopneu  Monitor vital sign
 Terbebas dari distensi  Monitor indikasi
vena jugularis, retensi / kelebihan
 Memelihara tekanan cairan (cracles, CVP ,
vena sentral, tekanan edema, distensi vena
kapiler paru, output leher, asites)
jantung dan vital sign Kaji lokasi dan luas
DBN edema
 Terbebas dari  Monitor masukan
kelelahan, kecemasan
makanan / cairan
atau bingung
 Monitor status nutrisi
 Berikan diuretik
sesuai interuksi
 Kolaborasi pemberian
obat
 Monitor berat badan
 Monitor elektrolit
 Monitor tanda dan
gejala dari odema
Perfusi jaringan Setelah dilakukan  Observasi status
renal tidak efektif asuhan selama 3x24 hidrasi (kelembaban
berhubungan dengan jam ketidakefektifan membran mukosa, TD
gangguan transport perfusi jaringan renal ortostatik, dan
O2 teratasi dengan keadekuatan dinding
kriteria hasil: nadi)
 Tekanan systole dan  Monitor HMT, Ureum,
diastole dalam batas albumin, total protein,
normal serum osmolalitas dan
 Tidak ada gangguan urin
mental, orientasi  Observasi tanda-tanda
kognitif dan kekuatan cairan berlebih/
otot retensi (CVP
 Na, K, Cl, Ca, Mg, menigkat, oedem,
BUN, Creat dan distensi vena leher
Biknat dalam batas dan asites)
normal  Pertahankan intake dan
 Tidak ada distensi vena output secara akurat
leher  Monitor TTV
 Tidak ada bunyi paru Pasien Hemodialisis:
tambahan  Observasi terhadap
 Intake output seimbang dehidrasi, kram otot
 Tidak ada oedem dan aktivitas kejang
perifer dan asites  Observasi reaksi
 Tdak ada rasa haus tranfusi
yang abnormal  Monitor TD
 Membran mukosa  Monitor BUN, Creat,
lembab HMT dan elektrolit
 Hematokrit dbn  Timbang BB sebelum
 Warna dan bau urin dan sesudah prosedur
dalam batas normal.
 Kaji status mental
 Monitor CT
Pasien Peritoneal
Dialisis:
 Kaji temperatur, TD,
denyut perifer, RR
dan BB
 Kaji BUN, Creat pH,
HMT, elektrolit
selama prosedur
 Monitor adanya
respiratory distress
 Monitor banyaknya
dan penampakan
cairan
 Monitor tanda-tanda
infeksi
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan  Observasi adanya
Berhubungan tindakan keperawatan pembatasan klien
dengan
selama 3x24 jam dalam melakukan
ketidakseimbangan
antara suplai dari pasien bertoleransi aktivitas
kebutuhan oksigen
terhadap aktivitas  Kaji adanya faktor
dengan yang menyebabkan
Kriteria Hasil : kelelahan
 Berpartisipasi dalam  Monitor nutrisi dan
aktivitas fisik tanpa sumber energi yang
disertai peningkatan adekuat
tekanan darah, nadi  Monitor pasien akan
dan RR adanya kelelahan fisik
 Mampu melakukan dan emosi secara
aktivitas sehari hari berlebihan
(ADLs) secara  Monitor respon
mandiri kardivaskuler
 Keseimbangan terhadap aktivitas
aktivitas dan istirahat (takikardi, disritmia,
sesak nafas,
diaporesis, pucat,
perubahan
hemodinamik)
 Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
 Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi
Medik dalam
merencanakan
progran terapi yang
tepat.
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
 Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yang sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
 Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
 Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
 Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual.

H. IMPLEMENTASI
NO DX. TANGGAL J IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWA A
TAN M
1 Kelebihan 08 Des 2015  Mempertahankan S:
Volume cintake dan output  Klien
Cairan yang akurat mengatakan BB
berhubungan  Input : 1775cc terakhir adalah 63
dengan  Output : 400cc kg
mekanisme  Memonitor vital sign O:
pengaturan dan keadaan umum  Kedua kaki
melemah  Kesadarannya terlihat edema
compos mentis, GCS  BAK kurang
14. Klien merasakan lebih 300 cc
badannya lemes  Capillary raffyl
 TD pre HD : 159/ kurang lebih 4
83mmHg detik
 TD post HD:  Balance cairan
150/79mmHg +1335,63 cc
 RR: 26x/menit A:
 HR: 78x/menit  Masalah teratasi
 S:36°C sebagian

 BB pre HD : 63 kg P:

 Memonitor indikasi  Lanjutkan


retensi / kelebihan intervensi
cairan yang ditandai
dengan adanya edema
pada ekstremitas
 Mengkaji lokasi dan
luas edema
 Monitor masukan
makanan / cairan
 Makan+minum :1500
cc
 Air metabolisme : 275
cc (5cc/kg
bb/hari)
 Memonitor berat
badan : BB pre HD :
63 kg
 Memberikan posisi
kaki agak tinggi
Pola Nafas 08 Des 2015  Memposisikan pasien S:
tidak efektif  Klien mengatakan
untuk memaksimalkan
berhubungan ventilasi yaitu posisi lemes
dengan semifowler dan O :
depresi pusat memberikan O² 3 lpm Kesadarannya
pernafasan  Auskultasi suara compos mentis,
nafas, catat adanya GCS 14.
suara tambahan Klien merasakan
 Mengatur intake badannya lemes
cairan TD pre HD : 159/
mengoptimalkan 83mmHg
keseimbangan. TD post HD:
 Makan+minum :1500 150/79mmHg
cc RR: 26x/menit

 Air metabolisme : 275 HR:


cc (5cc/kg bb/hari) 78x/menit
S:36°C
 Urea 197 mg/dl
 Creatinin 8,46
mg/dl
 Kedua kaki
edema
A
 Masalah teratasi
sebagian
P
 Lanjutkan
intervensi
Perfusi 08 Des 2015  Memonitor HMT, S:
jaringan renal Ureum, albumin, total klien mengatakan
tidak efektif protein, serum mengatakan
berhubungan osmolalitas dan urin. badannya lemas.
dengan Hasil laboraturium  klien mengatakan
gangguan tanggal 22 maret 2015 sesak nafas jika
transport O2 : O2 dilepas.
 Urea 197 mg/dl O:
 Creatinin 8,46 mg/dl klien hanya
 Pertahankan intake dan tiduran
output secara akurat  klien tampak
 Intake = 1775 cc terbaring lemah
 Output= 400 cc  Terpasang nasal
 Memonitor TTV kanul 3L/mnt
 TD pre HD : 159/  konjungtiva
83mmHg anemis
TD post HD:  aktivitas dibantu
150/79mmHg keluarga
 RR: 26x/menit  Kesadarannya
 HR: 78x/menit compos mentis,
 S:36°C GCS 14.
Pasien Hemodialisis: Klien merasakan
 Mengobservasi badannya lemes
terhadap dehidrasi, TD pre HD : 159/
kram otot dan 83mmHg
aktivitas kejang TD post HD:
 Memonitor TD 150/79mmHg
 TD pre HD : 159/ RR: 26x/menit
83mmHg HR:
TD post HD: 78x/menit
150/79mmHg S:36°C
 Timbang BB sebelum A:
dan sesudah prosedur Masalah teratasi
 BB pre HD : 63 kg sebagian
Pasien Peritoneal P:
Dialisis:  Lanjutkan
 Mengkaji temperatur, intervensi
TD, denyut perifer,
RR dan BB
 TD pre HD : 159/
83mmHg
TD post HD:
150/79mmHg
 RR: 26x/menit
 HR: 78x/menit
 S:36°C
Intoleransi 09 Des 2015  Mengobservasi adanya DS :
aktivitas pembatasan klien  Klien mengatakan
Berhubungan dalam melakukan lemes
dengan aktivitas DO :
ketidakseimba  Klien mengatakan  Kesadarannya
ngan antara klien merasa sesak compos mentis,
suplai dari pada saat beristirahat GCS 14.
kebutuhan  Memantau respon Klien merasakan
oksigen oksigen pasien badannya lemes
terhadap aktifitas dan TD pre HD : 159/
perawatan diri 83mmHg
 Pada saat berbaring TD post HD:
RR: 26x/menit 150/79mmHg
HR: 78x/menit RR: 26x/menit
 Membantu klien untuk HR:
mengidentifikasi 78x/menit
aktivitas yang mampu S:36°C
dilakukan  Urea 197 mg/dl
 Klien mengatakan  Creatinin 8,46
klien tidak mampu mg/dl
beraktifitas klien  Kedua kaki
mengatakan jika edema
beraktivitas nafas
klien terasa sesak

Anda mungkin juga menyukai