1, Agustus 2016
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS GARAWANGI
KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT
ABSTRACT
Health services are increasingly required in line with the development of diseases
resulting from the lack of public awareness of health care, such as the number of malnutrition
cases, slum sand unhealthy environment, and society unhealthful life style habits. Therefore,
Kuningan District Government,through the Health Department, has been trying to implement
the Regulation of the Minister of Health number 741 of 2008 concerning the SPM field of
Health in the District/city and Decree number 828 of 2008 as the implementation technical
guide line. Thus, the standard of health services that implemented by Puskesmas Garawangi
of Kuningan District is the manifestation of central government policy in order to protect
and improve society health level.
Keywords: policy; standard of services; society health
ABSTRAK
Pelayanan kesehatan semakin dibutuhkan sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran
dan munculnya berbagai penyakit sebagai dampak kurangnya kesadaran masyarakat menjaga
kesehatan, baik yang ditimbulkan dari lingkungan sekitar maupun kebiasaan masyarakat pada
pola makan dan pola hidup yang kurang sehat. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Kuningan,
melalui dinas kesehatan, berusaha menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 741
Tahun 2008 tentang SPM bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota dan Keputusan Nomor: 828
Tahun 2008 sebagai petunjuk teknis pelaksanaannya. dengan demikian, standar pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Garawangi Kabupaten Kuningan merupakan
perwujudan dari kebijakan Pemerintah Pusat guna melindungi dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Kata kunci: kebijakan; standar pelayanan; kesehatan masyarakat
teladan Tingkat Jawa Barat pada Tahun Kabupaten Kuningan dari kajian teoritis
2009 (www.kuningankab.go.id/prestasi terlebih dahulu.
dan penghargaan), diharapkan dapat
memberikan pelayanan sesuai Standar Berbicara tentang implementasi,
Pelayanan Minimal kepada masyarakat tidak terlepas dari suatu kebijakan yang
Kecamatan Garawangi yang jumlah telah dibuat, baik oleh individu maupun
penduduknya mencapai 43.975 jiwa sekelompok orang dalam suatu organisasi.
(Tahun 2015), dengan cakupan luas Implementasi menurut arti sederhana
wilayah 39.356 Km2. yaitu penerapan atau pelaksanaan.
Widodo (2001: 193) menyatakan bahwa
Meskipun demikian, terdapat beberapa
implementasi adalah proses yang
kekurangan dalam pelayanan kesehatan
melibatkan sejumlah sumber-sumber
sebagaimana terjadi di banyak Puskesmas,
yang di dalamnya termasuk manusia, dana
termasuk Puskesmas Garawangi.
dan kemampuan operasional, baik oleh
Seperti kurangnya SDM, baik dari sisi
Pemerintah maupun swasta (individu atau
kuantitas maupun kualitasnya, kurangnya
sarana dan prasarana di Puskesmas, kelompok) untuk mencapai tujuan yang
kurangnya kesadaran masyarakat untuk telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuat
memeriksakan kesehatannya secara gratis kebijakan.
di Puskesmas, dan perlunya sosialisasi
Dengan demikian, implementasi
kepada masyarakat akan pentingnya
kebijakan merupakan rangkaian kegiatan
kesehatan, baik dari dinas kesehatan
setelah suatu kebijakan dirumuskan.
maupun Puskesmas setempat.
Tanpa suatu pelaksanaan, maka suatu
Dari latar belakang permasalahan yang kebijakan yang telah dirumuskan akan sia-
terkait pelaksanaan SPM bidang kesehatan sia belaka. Oleh karena itu, pelaksanaan
di Puskesmas Garawangi adalah: 1)
kebijakan mempunyai kedudukan penting
Bagaimana penerapan Standar Pelayanan
dalam pembahasan kebijakan publik
Minimal bidang kesehatan di Puskesmas
(public policy).
Kecamatan Garawangi Kabupaten
Kuningan, 2) Apakah pelayanan di Dalam hal ini, penulis hendak
Puskesmas Kecamatan Garawangi sudah menampilkan pendapat yang dikemukakan
sesuai Standar Pelayanan Minimal yang oleh Matland (dalam Hamdi, 2014: 105),
ditetapkan Pemerintah, dan 3) Apakah bahwa implementasi kebijakan terdiri
dampak penerapan Standar Pelayanan atas serangkaian gambaran (perihal
Minimal bagi Puskesmas dan masyarakat atau keadaan) mengenai dinamika
di Kecamatan Garawangi. produktivitas, linearitas, dan efisiensi.
Setelah mengetahui permasalahan
yang tidak terlepas dari judul penelitian, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
maka perlu dijelaskan tentang implementasi Bidang Kesehatan
kebijakan dan penerapan standar pelayanan Standar pelayanan merupakan ukuran
minimal dalam pelayanan kesehatan yang dibakukan dalam penyelenggaraan
di Puskesmas Kecamatan Garawangi pelayanan publik sebagai pedoman
28 M. Rafa’i, Udaya Madjid, dan Ismunarta DHARMA PRAJA
yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
penyelenggara pelayanan, dan menjadi Penyusunan dan Penerapan Standar
pedoman bagi penerima pelayanan dalam Pelayanan Minimal yang diberlakukan
proses pengajuan permohonan, serta sebagai di seluruh Pemerintah Propinsi dan
alat kontrol masyarakat dan/atau penerima Pemerintah Kabupaten/Kota yang
layanan atas kinerja penyelenggara pelayanan berkaitan dengan pelayanan dasar, yang
(Hardiyansyah, 2011: 28). Sementara itu, di dalamnya memuat prinsip-prinsip SPM,
Surjadi (2012:69) menjelaskan standar seperti sifatnya yang sederhana, konkrit,
pelayanan minimal merupakan ukuran terukur, terbuka, terjangkau dan dapat
yang dibakukan dalam penyelenggaraan dipertanggungjawabkan serta mempunyai
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh batas waktu pencapaian.
pemberi atau penerima pelayanan. Salah satu jenis jasa/layanan publik
Meskipun demikian, masih banyak adalah pelayanan kesehatan. Pelayanan ini
keluhan dan ketidakpuasan masyarakat berhubungan langsung dengan ketahanan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh hidup seseorang atau masyarakat secara
Pemerintah, baik Pemerintah Pusat luas, dan berpengaruh pula terhadap
maupun Pemerintah Daerah. Padahal, kualitas sumber daya manusia secara
sejak tahun 2005 telah diterbitkan keseluruhan. Dalam hal ini, Lumenta
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun (1989: 45), menyatakan;” mendapat
2005 yang memuat ketentuan tentang pelayanan kesehatan bukanlah suatu
Pedoman Penyusunan dan Penerapan keistimewaan bagi masyarakat, tetapi
Standar Pelayanan Minimal (SPM), sudah merupakan hak mereka sehingga
bahkan diperkuat adanya Permendagri harus dapat tersedia bagi semua yang
Nomor 6 Tahun 2007. tentang Petunjuk membutuhkan.”
Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Menurut Undang-Undang Republik
Pelayanan Minimal. Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Menurut Permendagri Nomor 6 Tahun Kesehatan pasal 1 (ayat 11) pengertian
2007 (pasal 1 ayat 8) disebutkan bahwa upaya atau pelayanan kesehatan adalah
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
dasar yang merupakan urusan wajib terintegrasi dan berkesinambungan untuk
Daerah yang berhak diperoleh setiap warga memelihara dan meningkatkan derajat
secara minimal. Kemudian pada ayat (10) kesehatan masyarakat dalam bentuk
disebutkan bahwa indikator SPM adalah pencegahan penyakit, peningkatan
tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif kesehatan, pengobatan penyakit, dan
yang digunakan untuk menggambarkan pemulihan kesehatan oleh pemerintah.
besaran sasaran dalam pencapaian SPM,
yang berupa masukan, proses, keluaran, Penerapan SPM Kesehatan di Daerah
hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar.
Pelaksanaan SPM sebagaimana diatur
Permendagri di atas merupakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
penguatan dari Peraturan Pemerintah 65 Tahun 2005, dimaksudkan agar: (1)
DHARMA PRAJA M. Rafa’i, Udaya Madjid, dan Ismunarta 29
Permenkes No.741
Tahun 2008
(SPM Kesehatan)
Kepmenkes No.828
Tahun 2008
(SPM Kesehatan
Kab / Kota)
Gambar 1
Gambar
Kerangka 1
Pemikiran
Kerangka
Implementasi Standar Pemikiran
Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan
Implementasi Standar Pelayanan
Dalam Meningkatkan Minimal (SPM)
Kualitas Kesehatan Kesehatan
di Indonesia
Dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan di Indonesia
DHARMA PRAJA M. Rafa’i, Udaya Madjid, dan Ismunarta 31
penelitian menurut Nazir (2009: 84) yang berkaitan dengan fokus penelitian,
merupakan semua proses yang diperlukan memuat aspek-aspek yang akan diteliti
dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam rangka menjawab permasalahan
penelitian. Dalam pengertian yang lebih penelitian.
sempit, desain penelitian hanya mengenai Dalam penelitian ini yang menjadi
pengumpulan dan anlisis data saja. lingkup dari implementasi kebijakan
Desain penelitian harus sesuai dengan sebagaimana dikemukakan oleh
metode penelitian, dan prosedur serta alat Matland (dalam Hamdi, 2014: 105),
yang digunakan dalam penelitian harus bahwa implementasi kebijakan terdiri
cocok dengan metode penelitian yang atas serangkaian gambaran (perihal
digunakan. Prosedur penelitian merupakan atau keadaan) mengenai dinamika
urutan-urutan pekerjaan yang harus produktivitas, linearitas, dan efisiensi.
dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik Adapun lingkup dari Standar Pelayanan
penelitian merupakan alat-alat pengukur Minimal (SPM) Kesehatan meliputi
yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur pelayanan, waktu pelayanan,
suatu penelitian, sedangkan metode biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana
penelitian memandu tentang urut-urutan dan prasarana serta kompetensi petugas
bagaimana penelitian dilakukan. di Puskesmas Kecamatan Garawangi
Sebagaimana Sugiyono (2011: 2) Kabupaten Kuningan.
menjelaskan bahwa metode penelitian
Sumber Data Penelitian
adalah cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Arikunto (2010:172) mengemukakan
Adapun teknik pengumpulan data bahwa yang dimaksud dengan sumber
dilakukan secara triangulasi (gabungan), data adalah subjek di mana data dapat
analisis data bersifat kualitatif, dan hasil diperoleh. Adapun tiga klasifikasi dari
penelitian kualitatif lebih menekankan sumber data yang disingkat dalam 3p
makna daripada generalisasi. Metode yaitu: 1) person, 2) place, dan 3) paper.
yang digunakan adalah metode deskriptif Person, yaitu sumber data yang bisa
kualitatif dengan pendekatan induktif. memberikan data berupa jawaban lisan
Maksud dari penggunaan pendekatan melalui wawancara atau jawaban tertulis
induktif adalah untuk menggali fakta- melalui angket. Place, yaitu sumber
fakta yang ada di lapangan terkait dengan data yang menyajikan tampilan berupa
penerapan Standar Pelayanan Minimal keadaan diam dan bergerak, baik dalam
bidang Kesehatan di Puskesmas Kecamatan wujud mapun aktivitas manusia. dan lain
Garawangi Kabupaten Kuningan. dan sebagainya. Paper, yaitu sumber data yang
menggambarkannya secara sistematis dan menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
faktual untuk ditarik suatu simpulan. angka, gambar dan simbol-simbol lain.
Untuk memperoleh gambaran terkait Untuk memperoleh data dan informasi
hal ini, perlu diketahui metode penelitian yang diperlukan maka harus ditentukan
serta scope atau lingkup penelitian untuk sumber data yang akan digunakan dalam
memberikan gambaran tentang konteks penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
32 M. Rafa’i, Udaya Madjid, dan Ismunarta DHARMA PRAJA
menggunakan sumber data dari hasil Dalam hal ini, penulis mengambil teknik
wawancara sebagai data primer. Sementara dokumentasi berupa pengumpulan data
itu, sumber data dari pelacakan dokumen dengan cara mempelajari dokumen-
sebagai data sekundernya. dokumen yang berkaitan dengan pokok
permasalahan seperti laporan-laporan,
Teknik Pengumpulan Data dan buku-buku, arsip-arsip, catatan-catatan
Instrumen Penelitian peraturan perundang-undangan dan
Guna mengumpulkan data yang dokumen lain yang ada hubungannya
dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik dengan fokus penelitian.
lapangan. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan sebagai berikut: Teknis Analisis Data
dapat memanfaatkan sumber daya yang ada, Paru, SOP Pelaksanaan Imunisasi, SOP
baik terkait kebutuhan pegawai dan beban Pelayanan Darurat Medis, SOP Pelayanan
kerjanya, ketersediaan dana operasional Rujukan Medis dan lain-lain.
yang menunjang pelayanan, ketersediaan Sebagai bukti atas pelaksanaan SPM
peralatan kesehatan dan fasilitas pendukung, di Puskesmas Kecamatan Garawangi
serta ketersediaan informasi dan ketepatan dapat dillihat dari Peraturan Bupati
penggunaan teknologi. Kuningan Nonor 35 Tahun 2010 tentang
Terkait implementasi kebijakan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM), Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten
penulis lebih melihat dari sisi pelaksanaan Kuningan dengan laporan Tahunan
kebijakan tentang SPM tersebut di Puskesmas Garawangi Tahun 2015 yang
Puskesmas Garawangi, di mana penerapan diperoleh penulis. Dari kedua dokumen
SPM bertujuan untuk memberikan tersebut dapat diketahui rencana dan
pemahaman kepada Pemerintah Daerah target pencapaian dengan realisasi
agar dapat menyelenggarakan pelayanan pencapaiannya setiap indikator pelayanan
kesehatan sesuai ketentuan Pemerintah kesehatan di Puskesmas Garawangi.
dalam rangka meningkatkan kualitas Setelah melihat laporan yang
kesehatan masyarakat. dibandingkan dengan rencana pencapaian
SPM, maka diketahui bahwa masing-masing
Selain itu, adanya dokumen terkait
indikator pada Pelayanan Kesehatan Dasar
Standar Pelayanan Minimal (SPM) di
sudah terlaksana, namun dari sebagian
Puskesmas Garawangi turut menunjang
besar indikator belum mencapai target.
pelaksanaan pelayanan, di mana setiap jenis
Kemudian, apa yang menjadi sebab atau
pelayanan yang ada di Puskesmas sudah
alasan tidak tercapainya target dari setiap
mengikuti standar pelayanan yang telah
indikator yang ada di Standar Pelayanan
ditetapkan, baik oleh Pemerintah Pusat
Minimal yang telah ditetapkan Pemerintah
(Permenkes RI Nomor: 741/MENKES/
melalui Menteri Kesehatan akan diuraikan
PER/VII/2008) dan Peraturan Bupati
sebagai berikut:
Kuningan Nomor 35 Tahun 2010 beserta
laporan tahunan Poskesmas Garawangi. 1. Cakupan kunjungan Ibu hamil
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Puskesmas hanya sekitar 685 orang dari 990
dan Kepala Sub Bagian TU Puskesmas orang (69,2 %), meskipun secara
Garawangi (wawancara, tanggal 4 Juni keseluruhan cakupan pemeriksaan
2016) bahwa dalam menjalankan fungsi ibu hamil mengalami penurunan jika
pelayanan di Puskesmas Garawangi, dibandingkan dengan target estimasi,
petugas telah mengacu pada kedua namun jika dibandingkan dengan
peraturan tersebut dan setiap pelaksanaan sasaran riilnya semua sasaran mendapat
jenis pelayanan yang diberikan kepada pelayanan pemeriksaan ibu hamil.
masyarakat juga mengacu pada prosedur 2. Cakupan komplikasi kebidanan
(SOP) yang ada, seperti SOP Persalinan mencapai 363 dari 198 orang
Normal, SOP Pelayanan Kesehatan Gigi (estimasi), sehingga komplikasi
dan Mulut, SOP Pelayanan Pasien TB kebidanan yang ditangani mencapai
DHARMA PRAJA M. Rafa’i, Udaya Madjid, dan Ismunarta 39
15. Cakupan pelayanan dasar masyarakat mengacu pada Standar Pelayanan Minimal
miskin mencapai 11.509 orang (34,22 %). yang dikeluarkan Pemerintah melalui
16. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741
pasien masyarakat miskin mencapai Tahun 2008 dengan standar pelayanan
1.737 dari 25.554 0rang (6,80 %), kesehatan yang dilaksanakan oleh setiap
17. Cakupan desa yang mengalami Puskesmas, termasuk Puskesmas Kecamatan
KLB yang dilakukan penyelidikan Garawangi, baik dari sisi standar prosedur,
epidemiologi < 24 pukul tidak terjadi alur dan waktu pelayanan (SOP), biaya
18. Cakupan untuk desa siaga aktif sebanyak pelayanan (Perda Nomor 01 Tahun 2011
2 desa dari 17 desa yang ada (11,8 %). tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
pada Pusat Kesehatan Masyarakat), dan
Terkait transparansi biaya pelayanan
target pencapaian SPM yang ada pada
kesehatan di Puskesmas, Kabupaten
Peraturan Bupati Kuningan Nonor 35 Tahun
Kuningan telah membuat ketentuan terkait
2010 tentang Rencana Pencapaian Standar
biaya pelayanan kesehatan di Puskesmas
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
melaui Perda Nomor 01 Tahun 2011 tentang
Kabupaten Kuningan mengacu kepada target
Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Pusat
pencapaian dari Pemerintah melalui Menteri
Kesehatan Masyarakat. dengan demikian,
Kesehatan. Namun demikian, masih terdapat
antara pihak Puskesmas dan masyarakat
beberapa kekurangan dalam sosialisasi dan
dapat mengetahui biaya pelayanan di
informasi Standar Pelayanan Minimal bagi
Puskesmas karena sudah ada Peraturan
masyarakat, serta belum semua target tercapai
Daerah sebagai pedomannya, di mana di
dalam setiap jenis pelayanan yang ada di
dalamnya memuat besaran biaya terkait
Puskesmas berdasarkan Laporan Tahunan
pelayanan dasar di Puskesmas secara rinci,
Puskesmas Garawangi Tahun 2015. Selain
seperti besaran biaya untuk rawat jalan
itu, jika dilihat dari sarana dan prasarana serta
dengan item-item pelayanan di dalamnya,
rasio antara jumlah tenaga kesehatan dengan
rawat inap untuk persalinan di PONED,
jumlah penduduk, termasuk Bidan Desa
pemeriksaan kesehatan, rawat kunjungan,
yang seharusnya ada di setiap desa belum
dan pemeriksaan untuk penunjang
semuanya terpenuhi. (wawancara dengan
diagnostik laboratorium kesehatan daerah.
Kepala TU, 4 Mei 2016).
Ketentuan Pemerintah dalam
Pelaksanaan SPM Kesehatan di Dampak bagi Puskesmas dan
Puskesmas Kecamatan Garawangi Masyarakat terkait Pelaksanaan SPM
di Puskesmas Kecamatan Garawangi
Berdasarkan informasi dari Puskesmas
Garawangi dan masyarakat yang sedang Dampak bagi Puskesmas terkait
berobat dan menerima layanan kesehatan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
Puskesmas, pelayanan yang diberikan di antaranya dapat memberikan pelayanan
petugas, baik medis maupun non medis sudah yang sesuai ketentuan pemerintah dan
sesuai dengan ketentuan pemerintah terkait kejelasan dalam pelayanan, apalagi di
pelaksanaan SPM di Puskesmas Garawangi. dukung adanya Standar Operasional
Dimana dalam kegiatan pelayanan tetap Prosedur (SOP) pada setiap jenis
DHARMA PRAJA M. Rafa’i, Udaya Madjid, dan Ismunarta 41