Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK BERFOKUS PADA

SOSIALISASI PADA LANSIA

Oleh :
Andrian Aidi Pratama
Anggy Huriyati Fiqriyah. H
Deva Lestiarma S
Dinda Lestari
Eva Mustika Rani
Natalia Br Tambunan
Sindy Shalsabela Ashali
Syarifah Ramadhani

D III KEPERAWATAN III B


POLTEKKES KEMENKES RIAU
2019
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK BERFOKUS PADA SOSIALISASI

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu klien meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dalam
suatu kelompok
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
b. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
c. Klien dapat berlatih mematuhi peraturan
d. Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
e. Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
f. Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan
g. Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok sosialisasi
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di Ruang M serta berdasarkan hasil angket
klien kelolaan didapatkan 70% klien mempunyai masalah utama menarik diri (5 dari 8 klien
kelolaan). Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok
dengan topik sosialisasi.
C. LANDASAN TEORI
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai
tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan.
Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan
setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan
dengan lingkungan social
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam
proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang
positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron
(Stuart & Sundeen, 1995 hal 518).
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh
kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk mengembangkan
hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan
dilalui dengan sukses.
Pemutusan proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu terhadap
proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon lingkungan yang negatif.
kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindar dari
orang lain
D. KRITERIA KLIEN
1. Klien menarik diri yang cukup kooperatif
2. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
3. Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan orang lain
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit
fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
5. Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
6. Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang
E. KARAKTERISTIK KLIEN
1. Nn. E, klien berpenampilan bersih, inisiatif untuk memulai pembicaraan ada, aktifitas baik,
kadang-kadang klien malas berinteraksi atau berbicara dengan orang lain, hubungan saling
percaya dengan perawat sudah terbina. Masalah : Menarik Diri
2. Nn. H, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, sikap tubuh
agak miring bila berjalan, suka menyendiri, malas melakukan aktifitas, selalu di tempat
tidurnya, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas dilakukannyajika ada
motivasi dari perawat. Masalah : Menarik Diri
3. Nn. N, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, cenderung
mencelakai diri sendiri dan orang lain bila terlambat minum obat. Sudah terbina hubungan
saling percaya dengan perawat, mempunyai tanggung jawab di ruangan yaitu mengambil
dan membagikan makanan. Masalah : Menarik Diri, resti menciderai diri dan orang lain
4. Ny. S, klien berpenampilan tidak rapi, tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan,
masih suka menyendiri, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas sehari-hari
kadang-kadang ia lakukan. Masalah : Menarik Diri
5. Nn. L, penampilan kurang rapi, berdandan tidak semestinya, sulit memulai komunikasi,
tidak memiliki aktifitas, suka menyendiri, pendiam. Masalah : Menarik Diri.
6. Nn. E.S, penampilan rapi, klien berperan aktif di ruangan yaitu mengambil dan
membagikan makanan, dapat memulai pembicaraan dan sudah terbina hubungan saling
percaya dengan perawat. Masalah : harga diri rendah
7. Ny.S, penampilan kurang rapi, halusinasi dengar, sudah mampu mengontrol halusinasi
sudah terbina hubungan saling percaya, ada inisiatif untuk berhubungan, mampu
memenuhi ADL secara mandiri. Masalah : Menarik Diri, Perubahan Persepsi Sensori :
Halusinasi
8. Nn. R, penampilan bersih, pendiam, sulit memulai pembicaraan, bicara tidak kacau,
waham kebesaran, tidak ada aktifitas, tidak ada inisiatif untuk berhubungan, sudah terbina
hubungan saling percaya. Masalah : Waham, Menarik Diri
F. PROSES SELEKSI
1. Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan kemungkinan
dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
3. Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan dilaksanakan serta
menanyakan kesediaannya
4. Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan tempat kegiatan
G. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
1. Hari /Tanggal : Jumat, 20 Januari 2019
2. Tempat : Di Ruang M
3. Waktu : 16.00 s/d 16.50 WIB
4. Lama Kegiatan
 Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
 Role play (5 menit)
 Permainan dan diskusi (25 menit)
 Evaluasi (10 menit)
 Penutup (5 menit)
5. Jumlah peserta : 8 orang
6. Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien
a. Klien dapat melakukan permainan
b. Klien dapat memberikan pendapat/komentar dari permainan
c. Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan
pengalamannya dan memberikan dukungan kepada klien lain
d. Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan berlangsung
e. Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan

H. PENGORGANISASIAN
Leader :
Co-Leader :
Fasilitator :
Observer :

I. METODE DAN MEDIA


Metode : Role Play dan Diskusi
Media : Tape Recorder , Kaset Dangdut, dan kotak kecil

J. URAIAN PEMBAGIAN TUGAS


1. Leader
a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan
dimulai
b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya
c. Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e. Menjelaskan permainan

2. Co-Leader
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Fasilitator
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
c. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)
K. PROSES PELAKSANAAN
1) Perkenalan dan pengarahan
a. Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)
b. Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan dan
berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c. Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien untuk
mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2) Pembukaan
a. Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan tempat tinggal
b. Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
c. Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan berlangsung
d. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien ingin ke
kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan
klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
3) Role play
Permainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai petunjuk leader selama 5
menit. Setelah itu observer menghidupkan tape recorder dan memulai permainan, semua
fasilitator duduk di kursi. Selama musik masih berbunyi para fasilitator mengedarkan kotak dari
fasilitator satu ke fasilitator berikutnya. Bagi fasilitator yang memegang kotak pada saat musik
dihentikan, fasilitator diminta untuk memperkenalkan diri, dan menyampaikan pengalamannya
yang paling menyenangkan. Peserta yang lain diminta untuk menanggapi dan mengajukan
pertanyaan.
4) Permainan
Klien diminta untuk mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia. Selanjtnya bermain
sesuai dengan role play diatas
5) Evaluasi
a. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainan
b. Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebut
c. Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat dari kegiatan permainan

6) Penutup
a. Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah mengikuti
permainan
b. Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti permainan
L. ANTISIPASI MASALAH
1. Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan memberikan
motivasi oleh fasilitator
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan alasan klien
meninggalkan permainan, berikan motivasi agar klien kembali mengikuti permainan
3. Klien lain yang ingin mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien tersebut bahwa
permainan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan pada klien lain tersebut bahwa
akan ada waktu khusus untuk mereka

M. DENAH RUANG
Keterangan :
O = Klien
F = Fasilitator
= Observer
X = Leader
= Co-Leader
N. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Input
a. Tim berjumlah 8 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 4 fasilitator dan 2 observer
b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
c. Peralatan tape recorder dan kaset dangdut berfungsi dengan baik
d. Tersedia kotak kecil
e. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik
klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi
jalannnya permainan
d. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal
sampai selesai.
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang diamati,
hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal
sampai selesai.
b. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi non verbal : bergerak mengikuti intruksi, ekpresi
wajah cerah, berani kontak mata)
c. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien lain/perawat,
mengungkapkan perasaan dengan perawat)
d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai)
e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau berinteraksi
dengan perawat/klien lain)
LAPORAN APLIKASI THERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DENGAN TOPIK SOSIALISASI

Pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dimulai pada pukul 17.00 WIB dan
klien sudah siap mengikuti terapi aktivitas kelompok. Hal ini dimungkinkan karena therapist
telah melakukan kontrak dengan klien sehari sebelumnya secara jelas dan adanya hubungan
saling percaya yang sudah terbina antara perawat dan klien.
Dari rencana terapi aktivitas kelompok sosialisasi yang ditujukan kepada delapan klien
ternyata pada pelaksanaannya satu orang klien tidak dapat megikuti terapi. Namun ada satu klien
baru dengan masalah menarik diri dengan sengaja diikutsertakan oleh perawat di ruangan.
Adapun klien yang diobservasi hanya tujuh orang.

IMPLEMENTASI
1. Persiapan dan Pelaksanaan
a. Menyiapkan lingkungan : menggeser tempat tidur sehingga ruangan tampak luas untuk
terapi bermain, mengatur kursi, menyediakan tape recorder.
b. Memperkenalkan diri
c. Menyebutkan tujuan
d. Menjelaskan peraturan permainan
e. Menghidupkan tape recorder
f. Role play oleh fasilitator
g. Memimpin dan memfasilitasi permainan : permainan dilakukan selama + 20 menit.
h. Melakukan ekpresi perasaan selama 10 menit, posisi duduk berjajar di kursi masing-
masing, perawat berdiri di depan klien dipimpin oleh leader dengan kegiatan sebagai
berikut :
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti therapi aktivitas kelompk sosialisasi
 Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya dan
memberikan tanggapan terhadap apa yang telah diungkapkan klien lain
 Memberi kesempatan klien untuk memberikan usulan atau saran tentang terapi aktivitas
kelompok sosialisasi
2. Penutup
a. Leader mempersilahkan klien untuk beristirahat dan membagikan snack pada klien
b. Leader menjelaskan bahwa terapi aktivitas hari ini telah selesai

3. Evaluasi
a. Evaluasi Input
 Tim berjumlah enam orang yang terdiri dari leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 3
orang, observer 1 orang dan dibantu oleh 1 orang perawat ruangan, operator tape dan kaset
dirangkap oleh co leader
 Lingkungan memenuhi syarat luas, cahaya dan ventilasi cukup, lantai tidak licin dengan
suasana tenang namun ceria.
 Peralatan : tape dengan kaset dangdut berfungsi dengan baik dan kursi
 Klien : tidak ada kesulitan dalam memilih klien yang sesuai dengan kriteria terapi aktivitas
kelompok sosialisasi

b. Evaluasi Proses
 Leader dibantu oleh co leader menjelaskan aturan main dengan jelas
 Fasilitator menempatkan diri di sela-sela klien dan aktif memotivasi klien yang kurang
aktif dan diam
 Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk mengamati jalannya
aktivitas kelompok, menetap pada posisi tertentu sehingga observer dapat mengawasi
secara keseluruhan jalannya permainan yaitu observer berada diantara klien dan para
fasilitator
 Kronologis pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi sebagai berikut :
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi dimulai pukul 17.00 WIB dengan rencana peserta 8
orang namun 1 orang tidak mengikuti dengan alasan ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Satu
orang klien diikutkan tanpa rencana awal sehingga total klien tetap 8 orang namun yang
diobservasi hanya 7 orang klien. Lima menit dilakukan role play dengan diiringi musik dangdut.
Sesuai dengan rencana.permainan dilakukan dalam 25 menit namun permainan berlangsung
hanya 20 menit karena klien mengeluh kelelahan. Selama dalam proses kegiatan ada 1 orang
klien yang keluar dalam permainan tetapi kembali lagi setelah dimotivasi yaitu : Nn E keluar
sementara, meminta izin ke fasilitator setelah ditanya alasannya klien mengatakan ingin mengisi
air dikamar mandi,setelah dimotivasi klien mau ikut lagi kegiatan seperti semula.
Ekspresi perasaan selama 10 menit dipimpin oleh leader yang didampingi oleh co leader.
Kelompok klien duduk dimasing-masing kursi yang telah disediakan sambil menikmati snack
didampingi oleh 3 orang fasilitator. Peserta aktivitas kelompok sosialisasi diminta
mengungkapkan perasaannya menyampaikan kesan dan pendapatnya setelah mengikuti
permainan tadi yaitu :
 Klien M, saat diminta mengungkapkan perasaannya klien mengatakan senang, gembira,
lupa dengan masalah dan mengungkapkan harapan agar kegiatan seperti ini dilakukan
sesering mungkin.
 Nn.L, mengungkapkan perasaannya selain merasa gembira ia dapat berkenalan dengan
teman-teman dalam satu kelompok.
c. Evaluasi Output
Setelah melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada tanggal 30 April 1999
dengan 7 klien yang diamati didapatkan hasil sebagai berikut :
 80% klien dapat mengungkapkan komunikasi non verbalnya, bermain mengikuti peraturan
yang telah ditetapkan, ekpresi wajah ceria, tertawa lepas
 100% klien dapat mengikuti komunikasi secara verbal : menyebutkan nama lengkap dan
panggilan, mengungkapkan perasaan dengan kelompok maupun secara pribadi,
menyebutkan hobynya dan melaksanakan perintah permainan
 80% klien dapat meningkatkan kemampuan dalam kelompok : mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir, ikut berpartisipasi dalam kelompok dan ikut mengungkapkan
perasaannya, memberikan tanggapan dan applaus terhadap klien lain
 80% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya : klien mau
berinteraksi dengan perawat, dengan klien lain, melakukan kegiatan bernyanyi
d. Evaluasi Umum
Keberhasilan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi di ruang Mawar terjadi
karena adanya beberapa faktor pendukung yang meliputi : luas tempat pelaksanaan TAK yang
cukup memadai, ventilasi cukup, peralatan tersedia, gerakan sederhana, irama musik ceria,
mudahnya mencari klien sesuai kriteria dan hubungan saling percaya perawat klien yang sudah
terbina.
Sedangkan hambatan yang ditemui selama pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi meliputi : terpaksa mengikutsertakan 1 orang klien oleh karena klien ingin mengikuti
kegiatan tersebut, sedangkan satu orang yang telah dipilih tidak bisa mengikuti kegiatan karena
menyelesaikan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai