B. ETIOLOGI
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia internal maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genital ini
dalam keseluruhannya disebut involusi (winknjosastro,2006:237).
Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi
akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara
pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapis otot membentuk
anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian
terhindari dari perdarahan post partum (Manuaba, 1998 : 190).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah : pemeriksaan Hb
HB ibu nifas normal : Hb normal 11 gram %
- Golongan darah
Pemeriksaan golongan darah penting untuk transfusi darah apabila terjadi
komplikasi.
F. PENGKAJIAN
Nama Klien digunakan untuk membedakan antar klien yang satu dengan yang
lain (Sastrawinata, 1983 : 154)
Umur : Untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau tidak, < 16
tahun atau > 35 tahun.
Suku / Bangsa :Untuk menentukan adat istiadat / budayanya
Agama :Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan kepada ibu
selama memberikan asuhan.
Pekerjaan ekerjaan ibu yang berat bisa mengakibatkan ibu kelelahan secara tidak
langsung dapat menyebabkan involusi dan laktasi terganggu sehingga masa nifas
pun jadi terganggu pada ibu nifas normal.
Alamat :Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal.
e. Uterus
Untuk mengetahui berapa TFU, bagaimana kontraksi uterus, konsistensi uterus, posisi
uterus. Pada ibu nifas normal TFU 2 jari di bawah pusat kontraksinya baik.
Konsistensinya keras dan posisi uterus di tengah.
f. Pengeluaran lochea
Untuk mengetahui warna, jumlah, bau konsistensi lochea pada umumnya ada
kelainann atau tidak. Pada ibu nifas yang normal 1 hari post partum loceha warna
merah jumlah + 50 cc, bau : dan konsistensi encer (Mochtar, 1998 : 116).
g. Perineum
Untuk mengetahui apakah ada perineum ada bekas jahitan atau tidak, juga tentang
jahitan perineum klien. Pada nifas normal perineum bisa juga terdapat ada bekas
jahitan bisa juga tidak ada, perineumnya bersih atau tidak.
h. Kandung kemih
Untuk mengetahui apakah kandung kemih teraba atau tidak, para ibu nifas normal
kandung kemih tidak teraba.
i. Extremitas atas dan bawah
- Edema : ada atau tidak
- Kekakuan otot dan sendi : ada atau tidak
- Kemerahan : ada atau tidak
- Varices : ada atau tidak
- Reflek patella : kanan kiri +/-, normalnya +
- Reflek lutut negatif pada hypovitaminase B1 dan penyakit urat syarat
- Tanda hooman : +/-+ bila tidak ditemukan rasa nyeri (Mochtar, 1998 :
102)
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (peregangan perineum; luka episiotomi; involusi
uteri; hemoroid; pembengkakan payudara).
2. Intoleransi aktivitas b/d immobilisasi; kelemahan.
3. Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir
4. Kurang pengetahuan tentang manejemen laktasi dan perawatan bayi b/d
Kurang informasi
H. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Rencana Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Nyeri akut b/d NOC : Pain Management
agen injuri v Pain Level, 1. Lakukan 1. Mengetahui tingkat
fisik v Pain control, pengkajian nyeri pengalaman nyeri klien
(peregangan v Comfort level secara dan tindakan
perineum; luka Setelah komprehensif keperawatan yang akan
episiotomi; dilakukan askep termasuk lokasi, dilakukan untuk
involusi uteri; selama …x 24 karakteristik, mengurangi nyeri
hemoroid; jam, diharapkan durasi, frekuensi, 2. Reaksi terhadap
pembengkakan nyeri berkurang kualitas dan faktor nyeri biasanya
payudara). Kriteria Hasil : presipitasi ditunjukkan dengan
v Mampu (PQRST) reaksi non verbal tanpa
mengontrol nyeri 2. Observasi reaksi disengaja.
(tahu penyebab nonverbal dari 3. Mengetahui
nyeri, mampu ketidaknyamanan pengalaman nyeri
menggunakan 3. Gunakan teknik 4. Penanganan nyeri
tehnik komunikasi tidak selamanya
nonfarmakologi terapeutik untuk diberikan obat.
untuk mengetahui 5. Nafas dalam dapat
mengurangi pengalaman nyeri membantu mengurangi
nyeri, mencari pasien tingkat nyeri
bantuan) 6. Mengetahui
v Melaporkan 4. Ajarkan tentang keefektifan control
bahwa nyeri teknik non nyeri
berkurang farmakologi 7. Mengurangi rasa
dengan nyeri.
menggunakan 5. Evaluasi 8. Menentukan
manajemen nyeri keefektifan intervensi keperawatan
v Mampu mengenali kontrol nyeri sesuai skala nyeri.
nyeri (skala, 6. Motivasi untuk 9. Mengidentifikasi
intensitas, meningkatkan penyimpangan dan
frekuensi dan asupan nutrisi kemajuan berdasarkan
tanda nyeri) yang bergizi. involusi uteri.
v Menyatakan rasa 7. Tingkatkan 10. Mengurangi
nyaman setelah istirahat ketegangan pada luka
nyeri berkurang 8. Latih mobilisasi perineum.
v Tanda vital dalam miring kanan 11. Melatih ibu
rentang normal miring kiri jika mengurangi bendungan
TD : 120-140 /80 kondisi klien ASI dan memperlancar
– 90 mmHg mulai membaik pengeluaran ASI.
RR : 16 – 24 9. Kaji kontraksi 12. Mencegah
x/mnt uterus, proses infeksi dan kontrol
N : 80- 100 x involusi uteri. nyeri pada luka
mnt 10. Anjurkan pasien perineum.
T : 36,5o C – untuk membasahi 13. Mengurangi
37,5 o C perineum dengan intensitas nyeri denagn
air hangat menekan rangsnag
sebelum nyeri pada nosiseptor.
berkemih.
11. Anjurkan dan
latih pasien cara
merawat payudara
secara teratur.
12. Jelaskan pada ibu
tetang teknik
merawat luka
perineum dan
mengganti PAD
secara teratur
setiap 3 kali
sehari atau setiap
kali lochea keluar
banyak.
13. Kolaborasi dokter
tentang pemberian
analgesik
Intoleransi Setelah 1. Kaji toleransi 1. Parameter
aktivitas b/d dilakukan askep pasien terhadap menunjukkan respon
immobilisasi; selama …x 24 aktifitas fisiologis pasien
kelemahan. jam, kebutuhan menggunakan terhadap stres aktifitas
beraktifitas parameter berikut: dan indikator derajat
pasien terpenuhi nadi 20/mnt di atas penagruh kelebihan
secara adekuat. frek nadi istirahat, kerja jantung.·
Kriteria hasil: catat peningaktan 2. Menurunkan kerja
- Menunjukkan TD, dispnea, nyeri miokard/komsumsi
peningkatan dada, kelelahan berat, oksigen , menurunkan
dalam kelemahan, resiko komplikasi.
beraktifitas. berkeringat, pusing 3. Stabilitas fisiologis
- Kelemahan dan atau pingsan. pada istirahat penting
kelelahan 2. Tingkatkan untuk menunjukkan
berkurang. istirahat, batasi tingkat aktifitas
- Kebutuhan ADL aktifitas pada dasar individu.
terpenuhi secara nyeri/respon 4. Komsumsi oksigen
mandiri atau hemodinamik, miokardia selama
dengan bantuan. berikan aktifitas berbagai aktifitas dapat
- frekuensi senggang yang tidak meningkatkan jumlah
jantung/irama berat. oksigen yang ada.
dan Td dalam 3. Kaji kesiapan 5. Kemajuan aktifitas
batas normal. untuk meningkatkan bertahap mencegah
- kulit hangat, aktifitas contoh: peningkatan tiba-tiba
merah muda dan penurunan pada kerja jantung.
kering kelemahan/kelelahan, 6. Teknik
TD stabil/frek nadi, penghematan energi
peningaktan menurunkan
perhatian pada penggunaan energi dan
aktifitas dan membantu
perawatan diri. keseimbangan suplai
4. Dorong dan kebutuhan
memajukan oksigen.
aktifitas/toleransi · Aktifitas yang maju
perawatan diri. memberikan kontrol
5. Anjurkan jantung, meningaktkan
keluarga untuk regangan dan
membantu mencegah aktifitas
pemenuhan berlebihan.
kebutuhan ADL
pasien.
6. Jelaskan pola
peningkatan bertahap
dari aktifitas, contoh:
posisi duduk
ditempat tidur bila
tidak pusing dan
tidak ada nyeri,
bangun dari tempat
tidur, belajar berdiri
dst.
DAFTAR PUSTAKA