Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Meningitis adalah radang dari selaput otak yaitu lapisan aracnoid dan piameter yang disebabkan oleh
bakteri dan virus (Judha & Rahil, 2012).

Meningitis adalah infeksi akut yang mengenai selaput mengineal yang dapat disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme dengan ditandai adanya gejala spesifik dari sistem saraf pusat yaitu gangguan
kesadaran, gejala rangsang meningkat, gejala peningkatan tekanan intrakranial, & gejala defisit neurologi
(Widagdo, 2011)

Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan piamater dan ruang
subarakhnoid maupun arakhnoid, dan termasuk cairan serebrospinal (CSS). Peradangan yang terjadi
pada meningens, yaitu membran atau selaput yang melapisi otak dan medulla spinalis, dapat disebabkan
berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan
berpindah kedalam cairan otak (Wordpress, 2009).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meningens, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari
mikroorganisme yaitu pneumococcus, Meningococcus, Stafilococcus, Streptococcus, Haemophilus
influenzae dan bahan aseptis (virus) (Long Barbara C, 1996). Efek peradangan dapat mengenai jaringan
otak yang disebut dengan meningoensefalitis (Wordpress, 2009).

Prevalensi Meningitis

meningitis belt

epidemic zones

sporadic cases only

Meskipun meningitis adalah suatu penyakit yang harus dilaporkan di banyak negara, insidens
sebenarnya masih belum diketahui.[10] Meningitis bakterial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000 orang
setiap tahunnya di negara-negara Barat. Studi populasi secara luas memperlihatkan bahwa meningitis
virus lebih sering terjadi, sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan lebih sering terjadi pada musim panas. Di
Brasil, angka meningitis bakterial lebih tinggi, yaitu 45,8 per 100,000 orang setiap tahun.[6] Afrika Sub-
Sahara sudah mengalami epidemik meningitis meningokokus yang luas selama lebih dari satu abad,[58]
sehingga disebut “sabuk meningitis”. Epidemik biasanya terjadi dalam musim kering (Desember sampai
Juni), dan gelombang epidemik bisa berlangsung dua atau tiga tahun, mereda selama musim hujan.[59]
Angka serangan dari 100–800 kasus per 100.000 orang terjadi di daerah ini,[60] yang kurang terlayani
oleh pelayanan medis. Kasus-kasus ini sebagian besar disebabkan oleh meningokokus.[6] Epidemik
terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah melanda seluruh wilayah ini pada 1996–1997, yang
menyebabkan lebih dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian.[61]

Epidemik penyakit meningokokus terjadi di daerah-daerah di mana orang tinggal bersama untuk
pertama kalinya, seperti barak tentara selama mobilisasi, kampus perguruan tinggi[1] dan ziarah Haji
tahunan.[40] Walaupun pola siklus epidemik di Afrika tidak dipahami dengan baik, beberapa faktor
sudah dikaitkan dengan perkembangan epidemik di daerah sabuk meningits. Faktor-faktor itu termasuk:
kondisi medis (kerentanan kekebalan tubuh penduduk), kondisi demografis (perjalanan dan perpindahan
penduduk dalam jumlah besar), kondisi sosial ekonomi (penduduk yang terlalu padat dan kondisi
kehidupan yang miskin), kondisi iklim (kekeringan dan badai debu), dan infeksi konkuren (infeksi
pernafasan akut).[60]

Ada perbedaan signifikan dalam distribusi lokal untuk kasus meningitis bakterial. Contohnya, N.
meningitides grup B dan C menyebabkan kebanyakan penyakit di Eropa, sedangkan grup A ditemukan di
Asia dan selalu menonjol di Afrika, di mana bakteri ini menyebabkan kebanyakan epidemik besar di
daerah sabuk meningitis, yaitu sekitar 80% hingga 85% kasus meningitis meningokokus yang
didokumentasikan.[60]

Tipe Meningitis

Meningitis dapat dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:


Meningitis Kriptikokus

Adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptikokus. Jamur ini bisa masuk
ketubuh kita saat kita menghirup debu atau tahi burung yang kering. Kriptikokus ini dapat
menginfeksikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain. Meningitis kriptikokus ini paling
sering terjadi pada orang dengan CD4 dibawah100.
Diaknosis: Darah atau cairan sumsum tulang belakang dalam dites untuk kriptokokus
dengan dua cara. Tes yang disebut ‘CRAG’ mencari antigen (sebuah protein) yang dibuat
oleh kriptokokus. Tes ‘biakan’ mencoba menumbuhkan jamur kriptokokus dari contoh
cairan. Tes CRAG cepat dilakukan dan dapat member hasil pda hari yang sama. Tes
biakan akan membutuhkan waktu satu minggu atau lebih untuk menunjukan hasil positif.
Cairan sumsum tulang belakang juga dapat dites secara cepat bila diwarnai dengan tintah
india. (Yayasan Spiritia., 2006)

Viral Meningitis

Termasuk penyakit ringan. Gejalannya mirif dengan sakit flu biasa, dan umumnya
si penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat
dimusim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus.
Banyak virus yang bisa menyebabkan viral meningitis. Anatara lain virus herpes dan
virus penyebab flu perut. (Anonim., 2007)

Bakterial Meningitis

Disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit serius. Salah satu bakterinya
adalah meningococcal bacteria. Gejalannya seperti timbul bercak kemerahan atau
kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi
suplai ke daerah organ-organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan
kematian. (Anonim., 2007)

Meningitis Tuberkulosis Generalisata


Gejala : demam, ,udah kesal, opstipasi, muntah-muntah, ditemukan tanda-tanda
perangsangan menigen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat labil
/lambat, hipertensi, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf otak.

Penyebab : kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis.

Diagnosis : meningitis tuberkulosis dapat di tegakkan dengan pemeriksaan cairaan otak,


darah, radiologi, testuberkulin. (harsono., 2003)

Meningitis purulenta

Gejala : demam tinggi, menggigil, nyeri kepala yang terus menerus, kaku kuduk,
kesadaran menurun, mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, kelemahan umum, rasa
nyeri pada punggung serta sendi.

Penyebab : diplococcus pneumoniae (pneumokok), neisseria meningitides (meningokok),


strerococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumonia, Pneudomonas aeruginosa.

Diagnosis : dilakukan pemeriksaan cairan otak, antigen bakteri pada cairan otak, darah
tepi, elektrolit darah, biakan dan test kepekaan sumber infeksi, radiologic, pemeriksaan
EEG.

(Harsono,2013)

Anda mungkin juga menyukai